15 – ANOTHER VISION

I WILL PROTECT YOU

Kris’s POV

 

Dia masih menatapku, sedetik dia tampak diam tak melawan, namun aku salah, dia bergerak memukulku menggunakan backpacknya yang masih dipegangnya. “You are a jerk! Nappeun Saram! Stay away from me.” Dia berteriak padaku berkali-kali sambil terus memukulku, air matanya perlahan turun dan pukulannya bertambah pelan. Aku menangkap kedua tangannya akhirnya. Menatapnya, menunggunya tenang.

“Kenapa kau melakukan ini padaku huh? Harusnya sejak awal kau jangan membantuku. Harusnya kau tidak membuat kesepakatan denganku. Pada akhirnya aku tahu kau hanya mempermainkanku.” Katanya disela-sela tangisnya. Aku bergerak memeluknya, dia menangis. Kuucapkan “gomawo” pelan pada Luhan dan Lay yang akhirnya bergerak menjauhiku. Aku membelai rambut pendek Shaendy. Wangi shampoo jeruk yang menyegarkan. Aku menciumi wangi rambutnya sebanyak yang aku mau. Menunggunya berhenti menangis.

***

Woohyun’s POV

tumblr_m0v34ng8NM1r7zkz0o1_500.gif

Shaendyku Nampak tersedu dan sedikit bingung dalam pelukannya. Rasanya sakit melihat mereka saat ini. Tapi aku bisa apa, aku harus memberikannya kesempatan untuk memilih kebahagiaannya, jika itu bukan aku ya sudah. Kutinggalkan gedung itu dengan langkah lemas. Kakiku sudah hampir menaiki bus, sampai aku tertahan karena tangan seseorang menahan tasku dari arah belakang. Aku menoleh dan mendapati senyumnya.

***

Shaendy’s POV

Aku memegangi tasnya kuat-kuat, menahannya untuk tidak pergi meninggalkanku begitu saja. Aku datang bersamanya, bukankah seharusnya aku pulang dengannya?

(flashback)

Kris membelaiku pelan, sudut mataku menangkap Woohyun yang meninggalkanku bersama Kris. Astaga, bagaimana ini? Woohyun melihatku memeluk Kris. “Sica-ya.. kembalilah padaku.” Ujarnya. Aku hampir saja mengangguk, kalau saja aku tidak segera sadar siapa yang dia panggil. “Sica?” ujarku sambil melepas pelukannya. Aku menatapnya meminta penegasan. “Dia tampak bingung lalu meminta maaf, “mian. Aku salah menyebut namamu. Umm namamu sama dengannya.” Ujarnya akhirnya.

Aku mendorongnya, “Ah tentu saja, kalau kau masih menyebut namanya itu tandanya kau masih menyukainya.” Ujarku dingin. “Hell… no. Aku tidak lagi menyukainya. Aku menyukaimu Shaendy-ah, for God sake. Itu hanya karena tadi Sica muncul didepanku saat aku memelukmu. Mungkin sebagian otakku ingin menyapanya mengingat dia sunbaeku.” Katanya memberi penjelasan.

Aku menggeleng kuat-kuat. “Dengarkan aku Kris, aku sudah mencoba mengikuti apa kata hatiku, untuk memilih kebebasanku. Ternyata apa yang kupilih salah. Aku terus mencoba melupakanmu saat aku jatuh cinta padamu, tapi saat yang sama aku juga menghadapi kenyataan bahwa kau memang berbeda. Berbeda dalam hal termasuk memainkan perasaanku. Coba hitung berapa kali kau melakukan aksi heroic versimu yang ujung-ujungnya mempermalukanku. Menarik tanganku didepan Woohyun dan orang tuanya, membawaku kabur saat semua orang menatapku disebuah gala, sampai kau menciumku diacara pesta pertunanganku!

Katakan padaku itu bukan bagian dari rencanamu untuk melukai perasaanku huh? Aku selalu berpikir ulang tentangmu disaat yang sama Woohyun dengan tulus dan manisnya mengungkapkan betapa dia ingin memberikan kebebasan padaku. Aku selalu berusaha mengabaikan Woohyun dan tetap focus untuk mencintaimu. Tapi ternyata saat yang sama kau masih berdiri ditempat yang sama. Seolah-olah mengejarku padahal kau masih belum melupakan masa lalumu.

Kau pikir aku apa sih Wu Yifan?” ujarku panjang lebar. Kris menatapku bingung. Dia berusaha meraihku dalam pelukannya. Tapi aku mengibaskan tanganku padanya, “Shaendy.. dengarkan aku..” “Tidak ada yang perlu aku dengar, aku sudah cukup mendengar dan berbicara.” Potongku sambil meninggalkannya. Kuhitung dalam hati apakah dia mengejarku? Ternyata tidak kan. Ish, lelaki bodoh!

(flashback end)

Woohyun menatapku, “Shaendy?” ujarnya. “Kau pikir aku hantu.” Ujarku. Dia menghentikan langkah kakinya menuju bus, dia menatapku. “Kenapa kembali? Harusnya kau kan bersama Kris.” Tanyanya. “Please protect me, Woohyun. Jauhkan aku dari laki-laki bernama Wu Yifan itu.” Pintaku. Woohyun menatap mataku dengan pandangan penasaran.

“Apa yang terjadi?” tanyanya. Aku menggeleng kuat, “Katanya kau memberiku kesempatan, maka berikan aku kesempatan.” Ujarku. Woohyun mengambil tanganku lalu mengecup punggung tanganku, “Your wish is my command princess.” Ujarnya.

***

Woohyun’s POV

Aku tidak bisa membaca apa yang kau maksud Shaendy, tapi aku akan mengikuti apa maumu. Aku menatapnya kemudian perlahan kudekatkan bibirku dan kucium bibir berbalut lipbalm apricot ini.

***

Luhan’s POV

“Semuanya makin kacau. Jessica mengacaukan semuanya. Dan Kris terlalu bodoh dan lambat untuk mempertahankan semuanya.” Ujar Lay sambil menyeruput Moccha-Lattenya saat kami menyaksikan Woohyun mencium Shaendy persis didepan kami duduk menikmati minuman kami. Aku mengangguk. Divisionku berputar tayangan pendek, Kris akan menerima Jessica kembali. Aku menoleh pada Lay, “Apa kau melihat vision yang sama denganku?” tanyaku pada Lay. Lay mengangguk, “Well… semuanya akan semakin rumit sekarang.” Uajrnya.

Aku mencoba mengabaikan fakta dan vision baru dengan mengirim pesan singkat pada Tiffany.

Luhan_deer : Tiffy, kapan pernikahanmu? Apa kau juga mengundang Woohyunnya Shaendy?

Tak perlu lama menunggu balasan Tiffany.

Tiffy_pink : Tentu saja aku mengundang mereka berdua.

Luhan_deer : Baguslah, maaf kalau nanti pestamu sedikit kacau karenaku ya. Love you tiffy.

Aku mengakhiri percakapan singkatku dengan Tiffany, sekarang saatnya menunggu semua pemain lengkap kalau begitu.

***

Kris’s POV

Jessica berdiri dihadapanku. Dia tersenyum penuh kemenangan. “Jadi kau masih mencintaiku Wu Yifan?” tanyanya. “Cih!! Aku hanya salah menyebut namamu, bukan berati aku masih mencintaimu.” Balasku. Jessica tertawa, “Kau tau, pernikahanku dengan Choonjae akan diadakan sebelum pernikahan Shaendy. Kau harus datang kalau begitu.” Ujarnya sambil mengibaskan undangan beraksen emas.

“Tidak perlu undangan Sica.” Ujarku dingin. Jessica menghentikan aksinya, “Berani bertaruh, pada saat itu kau menyadari betapa kau menyesal meninggalkanku.” Balas Jessica. “Tolong dicatat, kau yang minta kutinggalkan.” Balasku sekenanya sambil meninggalkannya. Lama-lama aku bisa gila kalau mendengarkannya.
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
Chapter 28: bayangin kris pake kemeja putih tangan panjang yg digulung sampe siku trus sambil gendong anak. aackk.. suami idaman. nice story sil. can’t wait to read your another ff " i am your fans" ;D
ilabya2 #2
interesting