3 - PROMISE

I WILL PROTECT YOU

Shaendy's POV

Aku menyeruput jus jeruk digelasku. Di depanku sedang duduk pria terganteng diseluruh dunia. Dia menataoku intens. Didepannya masih tersedia Americano yang mengepul, dia meraih cangkirnya dan mengesap. Ah, harus kuakui aku menyukai preferensinya yang mirip pangeran.

"Kau mau membantuku, Kris?" tanyaku. Dia menatapku, kemudian meletakkan cangkirnya. "Bantu apa?" tanyanya. "Well, jadilah pacar pura-puraku didepan kedua Oppaku dan lelaki bernama Nam Woohyun." ujarnya. Kris tersenyum, bahkan dia tidak tampak kaget dengan permintaanku.

"Dan siapa tepatnya mereka itu sehingga aku perlu berpura-pura menjadi pacarmu?" tanyanya dingin. Freeze, aku membeku seketika.

***

Kris's POV

Jemari tangan perempuan didepanku salah tingkah memainkan lemon yang menghiasi pinggiran gelasnya. "Jadi mau bercerita?" tanyaku. Dia mengangguk.

***

Author's POV(flash back)

tumblr_mtcjhaqkTV1s3c7dqo1_500.png

 

"Soojung-ah... bantulah oppa. Kali ini oppa membutuhkanmu." ujar Choonjae. Chanyeol masih memakan scone ditemani koran minggu sorenya. "Dont call me Soojung! dan aku tidak mau! Oppa sadar gak sih, ini mempertaruhkan masa depanku." ujar Shaendy.

Chanyeol membalik korannya. "Chanyeol oppa. Berikan pengertian pada Choonjae oppa, aku tidak mungkin dijodohkan seperti ini." ujar Shaendy. Chanyeol melepas kacamata bacanya, "Shaendyku.. sadtlah, ini demi kepentingan keluarga kita juga. Lagipula, Choonjae tidak mungkin menjdohkanmu dengan sembarang orang. Keluarga Nam sangat terkenal di Austria dan Korea loh. We both have same old money." Uajr Chanyeol.

Shaendy mengeram keras. "Jadi seperti ini akhir hidupku? Aku harus menikah dengan orang bernama Nam woohyun yang tua dan jelek tanpa pernah kupacari sebelumnya? Semua lelaki takut untuk mendekatiku karena aku punya dua oppa yang sangat galak dan keras, yang memberikan 5 bodyguard tiap aku pergi kemana saja. Dan kini aku harus menerima nasib untuk menikahi Nam Woohyun yang entah siapa." ratap Shaendy.

Choonjae menghampirinya, menepuk pundak dan menghapus air mata adik semata wayangnya. "Kita selalu menyayangimu adikku sayang. Kita selalu menginginkanmu bahagia. Pesan mendiang Appa dan Umma adalah menikahkanmu dengan lelaki yang tepat."

"Dan Nam Woohyun adalah pria yang tepat. Keluarga yang sejajar dengan kita. Kau, kita, tak perlu takut lagi bahwa lelaki yang menikah denganmu itu berniat mencuri harta kita." tambah Chanyeol.

Shaendy menatap kedua oppanya, "jadi aku tak punya pilihan?" tanyanya. Kedua pria kembar didepannya tersenyum kemudian memeluknya. Shaendy menangis dalam diamnya.

***

Shaendy's POV

"Jadi, kau berlari-lari tadi adalah karena kau kabur dari 5 bodyguardmu dan dari kakakmu yang akan membawamu ke restoran dimana tempat kau akan bertemu dengan laki-laki itu?" tanya pria didepanku. Aku mengangguk sambil menyeruput jus jerukku.

"Tadi aku minta diantar ke salah satu salon langgananku. Dimana itu salon khusus perempuan. Saat didalam aku sudah berkomplot dengan sipemilik dan meninggalkan sejumlah uang agar mereka mau memnijamkan pintu belakang mereka dan menutup mulut mereka. Kurasa mereka akan berpura-pura aku tidak datang, karena terakhir aku cek lewat ponsel, si pemilik mengatakan telah menghapus gambarku di cctv mereka." ujarku.

Pria didepanku tersenyum dengan super anggun dan meraih Americanonya. "Jadi apa pekerjaanmu di Korea?" tanyaku. Dia terdiam, "Pegawai biasa di salah satu entertaintment disana." ujarnya. Aku menyeruput jusku, "Kupikir kau artis korea bahkan." ujarku becanda. Dia tersenyum, "Aku tahu aku tampan, banyak yang bilang aku cocok jadi Idol. yahhh gak heran kau bisa naksir padaku." jawabnya.

"Cihhh.." aku melengos. Pede sekali pria ini! "Aku gak naksir denganmu sama sekali ya." jawabku cepat. Dia tergelak. Aku mendengus. "Jadi kau mau membantuku?" tanyaku memastikan.

"Boleh. tapi aku tidak bisa menjamin kau tidak jatuh cinta padaku ya." ujarnya sambil meminum Americanonya. Aku menelan ludahku bulat-bulat.

***

Kris's POV

Aku menikmati ekspresinya yang salah tingkah. Ah ya, kalian bisa mengantri untuk memukulku sekarang. Karena harus aku akui, aku menyukai saat aku bersama perempuan ini. Secara penampilan dia benar-benar sangat berbeda dengan Jessica maupun Crystal. Tapi entah kenapa aura hangatnya membuatku nyaman. Aku penasaran dengan kehangatan suaranya, mata teduhnya yang berani dan jemarinya yang salah tingkah.

"Yah... aku juga tidak janji tidak akan jatuh cinta denganmu." ujarnya. Hampir saja cangkir ditanganku terlepas karena jawaban polosnya. Dia masih menunduk dan memainkan gelasnya. Jemarinya masih salah tingkah. Dan satu hal lagi yang kunikmati. Dia begitu spontan tak terduga.

Aku tersenyum. "Jadi kapan aku mulai menjadi pacarmu?" tanyaku. Dia mendongak menatapku. "Sekarang, kupinjamkan kau mobil mewah, dan kau harus menjemputku di restoran keparat itu nanti ditengah-tengah acara perjodohan bodoh itu." ujarnya. Aku tergelak sekali lagi.

"Jangan khawatir soal mobil. Aku bisa menyediakan yang pantas." ujarku sambil melenggang meninggalkannya. "Sudah kucatat nomor ponselmu yang tertera di kartu namamu, ah ya.. aku mengambil kartu namamu. Saat kutelepon nanti, kau tinggal menjawab kau ada dimana dan kau kujemput." tambahku sebelum menutup pintu cafe.

 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
Chapter 28: bayangin kris pake kemeja putih tangan panjang yg digulung sampe siku trus sambil gendong anak. aackk.. suami idaman. nice story sil. can’t wait to read your another ff " i am your fans" ;D
ilabya2 #2
interesting