“Oke, love you too, oppa,” Victoria mengakhiri pembicaraannya di telepon sambil tersenyum kecil. Ia lalu menghela napasnya pelan. Setelah ini pasti Soojung akan mengomel karena meninggalkannya bertemu klien sendirian.

“Maaf membuat kalian menunggu lama,” kata Victoria ketika memasuki ruangan.

Victoria memandangi keenam orang di sana dengan tampang kebingungan. Atmosfernya sangat tidak mengenakkan, membuatnya gerah dan tidak nyaman. Victoria lantas menatap Soojung yang juga terlihat tampak terkejut memandangi kelima orang yang ada di hadapan mereka.

“Krys?” panggilan Victoria sontak membuyarkan lamunan panjang Soojung. Tampaknya panggilan itu pula yang menyadarkan lima orang lainnya.

“Ah, senang bertemu dengan anda tuan Kim,” akhirnya Victoria memutuskan untuk menyapa terlebih dahulu mengingat sepertinya Soojung terlihat mulai tidak fokus.

“Ah, senang juga bertemu dengan anda, hmm nona Krystal?” balas Taemin agak ragu.

Victoria menggeleng pelan lantas tersenyum ramah, “Saya Victoria Song, rekan Jessica Lee. Dan gadis cantik di sebelah saya inilah yang bernama Krystal, Krystal Jung,” jelasnya.

“Krystal?” gumam Jongin tidak jelas, namun masih dapat didengar baik oleh Soojung.

“Jadi, designer baju pengantin kami adalah Soojung, ah maksudku nona Krystal ini?” tanya Taemin memastikan.

Victoria mengangguk ragu. Ia sedikit heran dengan reaksi Taemin dan yang lainnya. Dan lagi tadi Taemin baru saja memanggil Krystal dengan sebutan Soojung? Mungkinkah dia dan Soojung saling mengenal?

“Ahh, eonnie, tampaknya mereka sudah menunggu kita terlalu lama, sebaiknya kita mulai saja fittingnya,” kata Soojung berusaha mengalihkan pembicaraan. Jujur saja, Soojung merasa kurang nyaman dengan kondisi saat ini. Dia lebih tidak nyaman begitu menyadari bahwa Jongin tengah memandanginya dengan tatapan dalamnya.

Victoria mengangguk patuh, tanpa bertanya maupun berkomentar. Mungkin sebaiknya dia pendam dulu rasa penasarannya. Dia yakin sekali bahwa Soojung ingin pekerjaannya siang ini segera selesai.

O0O

Soojung dengan telaten membantu Naeun untuk mengenakan gaun pengantinnya. Gaun pengantin putih tulang itu tampak cantik dikenakan oleh Naeun, terlihat anggun dan menawan.

“Gaun yang indah dan cantik,” komentar Naeun sambil memandangi tampilannya di depan cermin.

Soojung yang sedang merapikan beberapa bagian gaun itu hanya tersenyum tipis, “Ini jadi semakin cantik karena kau yang memakainya, eonnie,” katanya pelan.

“Jadi kau memutuskan untuk mengenalku sekarang, Soojungie?” tanya Naeun seraya tersenyum lembut. Sial, baru saja Soojung refleks memanggilnya dengan sebutan ‘eonnie’.

“Humm, kurasa tuan Kim ingin segera melihat penampilan calon pengantinnya, bagimana kalau kita keluar sekarang?” tawar Soojung mencoba menghindari pertanyaan Naeun tadi. Naeun hanya mengangguk pasrah.

Kedua mata Taemin nyaris tidak berkedip melihat sosok calon pengantinnya tampak cantik mengenakan gaun rancangan Soojung.

“Hyung, tutup mulutmu, air liurmu nyaris menetes tuh,” celetuk Jongin yang kemudian diberi tatapan tajam oleh Taemin.

“Kau sangat cantik, Naeunnie,” komentar Taemin yang kembali memandangi Naeun dengan penuh rasa kekaguman, membuat Naeun tersipu malu.

“Kau juga tampak tampan mengenakan setelan jas itu, Taeminnie,” balas Naeun memuji.

“Heol, bisakah kita hentikan drama menggelikan ini, sebentar lagi aku harus meeting dengan beberapa stafku,” kata Jongin menginterupsi suasana romantis yang ingin sekali Taemin ciptakan.

“Baiklah, sekarang giliran para pendamping. Eonnie, kau urusi pendamping prianya, dan aku biar mengurus pendamping wanita,” Victoria mengangguk setuju lantas segera memerintahkan Sehun dan Jongin untuk mengikutinya.

.

.

.

Jinri diam saja dan menurut ketika Soojung menyuruhnya berganti baju dan mencoba gaun yang disodorkan padanya. Gaun ini warnanya senada dengan gaun pengantin Naeun, hanya saja lebih sederhana dan nampak elegan, pas sekali ketika menempel di tubuhnya.

“Kau, apa kabar?” tanya Jinri hati-hati saat Soojung mulai membenahi gaun yang dikenakan Jinri.

Soojung sedikit tersentak, namun dapat mengendalikan ekspresinya dengan tersenyum manis, “Baik, kau sendiri?” 

“Seperti yang kau lihat,” jawab Jinri tenang.

“Bagaimana kabar Park Chanyeol?” tanya Soojung membuat Jinri sedikit tersentak.

“Jangan khawatir, aku tidak berniat merebutnya darimu, Jinri-ah,” kata Soojung sambil tersenyum. Perkataan Soojung tersebut entah mengapa sangat menyayat hati Jinri. Dia jadi semakin menyesal karena pernah berburuk sangka pada sahabat karibnya ini.

“Maaf,” ucap Jinri pelan.

“Maafkan aku, Soojung,” kata Jinri lagi.

“Kau tidak pernah melakukan kesalahan apapun padaku, Jinri-ah. Jangan minta maaf begitu,” kata Soojung sambil tersenyum lembut.

Hati Jinri rasanya mencelos jatuh ke dasar pusat bumi. Lihat bukan sebaik apa sahabatmu ini? Bagaimana bisa kau dulu menyakiti hatinya Jinri?

“Jinri,” gumam Soojung sedikit terkejut karena Jinri tiba-tiba memeluknya erat.

“Aku merindukanmu, Soojung. Sangat merindukanmu,” rasanya dada Soojung sangat sesak mendengar pengakuan Jinri. Soojung juga sangat merindukan Jinri, sangat.

“Oke, sekarang lepaskan pelukanmu, Jinri. kau akan merusak gaun yang sudah susah payah kubuat ini,” kelakar Soojung mencoba mengakhiri suasana haru yang tadi dibuat Jinri. Jinri hanya terkekeh sambil mengusap sudut matanya. Kelihatannya air matanya sedikit meleleh tadi.

“Kau bagaimana bisa jadi designer baju pengantin Naeun eonnie?” tanya Jinri penasaran.

“Ahh, itu sebenarnya aku juga tidak tahu jika aku akan mendesignkan baju pengantin mereka. Aku hanya disuruh ke sini untuk mengurus kerjasama sepupuku dengan departemen store perusahaan ini. Dan entah kenapa pekerjaannya bertambah menjadi membuatkan baju pengantin direktur perusahaan sekaligus para pendamping pengantinnya dalam acara pernikahannya ini,” jawab Soojung panjang lebar.

“Dan aku tebak kalau kau sama sekali tidak tahu bahwa direktur itu adalah Taemin oppa?” tebak Jinri. Soojung mengangguk membenarkan. Jinri lantas berpikir sejenak sepertinya ada yang tertinggal dalam penjelasan Soojung  tadi.

Luhan mengusulkan pendamping satunya adalah designer gaun pengantin kami.

Tiba-tiba perkataan Naeun terlintas dalam memori Jinri. Jadi, mungkinkah ini semua pekerjaan Luhan? Jika iya, maka Jinri perlu berterima kasih pada Luhan. Karena Luhan, Jinri dan semua orang dapat bertemu dengan Soojung seperti sekarang ini.

“Jinri? Kau baik-baik saja?” tanya Soojung sedikit khawatir karena Jinri terlihat tersenyum-senyum sendiri.

“Ah, yeah, aku baik-baik saja,” jawab Jinri sambil mengulum senyumnya.

“Lalu kenapa sampai aku tidak tahu jika kau sudah kembali ke Korea?” tanya Jinri lagi.

“Yah, aku memang tidak kembali ke rumah lamaku, melainkan ke hotel. Nantinya selama di sini aku juga akan menyewa sebuah apartemen untuk kutinggali,” jawab Soojung sambil mengangkat bahunya. Jinri mengangkat sebelah alisnya heran. Tampaknya gadis ini masih butuh penjelasan tambahan.

“Ya-yah, aku masih belum cukup siap untuk bertemu kalian semua saat ini,” tambah Soojung. Jinri menatap sahabatnya ini simpati. Sepertinya Soojung telah berhasil mengatasi hari-hari sulitnya tanpa Jinri, Sehun dan juga Jongin. Dan sekarang baru saja semua itu dikacaukan oleh rencana ‘cerdas’ Oh Luhan.

“Kryssie,” panggilan Victoria menginterupsi obrolan Soojung-Jinri yang mulai menghangat.

“Bisa bantu aku sebentar?” tanya Victoria membuat Soojung mengerutkan dahinya. Apalagi sekar