His girlfriend?
Hey...stranger!
Jantungku terus berdebar tak karuan. Dia bilang dia jatuh cinta padaku? Itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin dia jatuh cinta padaku sementara ada hyerin dihatinya? Hatiku terus menyangkalnya.
Aku tidak percaya padamu hey stranger~
Aku menarik selimut menutupi seluruh tubuhku. Aku masih mengingat semua kejadian hari ini. Aku menutup mataku.
Drrrttt.....
Tanganku menggapai-gapai mencari letak ponsel sementara aku enggan membuka mata.
Dddrrrtt....drrttttt.....drrtttt.....
"Yeoboseyo."
"Apa kau tidak ingin mengangkat telponku lagi?"
Aku terdiam mendengar suaranya. Terdengar nada cemberut dari suaranya.
"Apakah aeriku sudah tidur?"
Aku mengernyitkan dahi mendengar perkataaannya.
"Besok aku akan mengajakmu ke apartemen sepupuku, yifan."
Aku sudah pernah kesana.
"Aku akan menjemputmu."
Aku masih terdiam. Tak berniat mengeluarkan suara.
"Jaljayo aeri-ah..."
Klik.
Dia mematikan telponnya. Aku bahkan belum menjawab ucapannya sama sekali.
"Kau bilang kau akan membawaku ke apartemen sepupumu tapi kenapa kau malah mengajakku kesini?"
Aku melihat ke sekeliling. Yixing membawaku ke sebuah taman.
"Ini masih terlalu pagi. Tidak ada orang disini."
Aku masih melihat kesekeliling.
"Aku tidak suka keramaian," ucapnya.
"Aku suka saat hanya ada kau dan aku."
Dia tersenyum.
Aku menatapnya heran. Yixing menengadahkan wajahnya menatap langit kemudian menutup matanya sambil menghirup udara perlahan. Aku terus memperhatikannya. Sisi samping dari wajahnya begitu sempurna. Ditambah lagi dimple khas yang menghiasi pipinya. Hatiku serasa berdebar tak karuan. Berada begitu dekat disisinya saat ini. Aku mulai menikmatinya.
"Apa kau tidak lapar?"
Yixing menoleh kearahku dengan wajah innocentnya. Aku yang tengah memperhatikannya terkejut begitu melihatnya mendapatiku tengah mempelajari sudut wajahnya. Dia kembali tersenyum.
Benarkah semua ini? Hey yixing? Stranger? Kau berada disampingku saat ini? Dan kau jatuh cinta padaku?~
Yixing menggenggam tanganku erat. Akhirnya dia membawaku ke apartemen sepupunya.
"Sudah lama aku ingin mengenalkanmu pada yifan."
Aku menatapnya heran.
"Tapi aku sudah pernah bertemu dengannya."
"Aku ingin mengenalkanmu secara khusus,” jawabnya sambil tersenyum.
Yixing menekan kode lalu membuka pintu perlahan.
"Ayo masuk."
"Yixing!"
Kami melihat kearah seseorang yang memanggil nama yixing.
Deg.
Hyerin.
"Yixing kau darimana saja?"
Hyerin mendekati kami lalu menoleh kearahku.
"Siapa dia?"
Dia lalu melihat kearah tanganku yang masih digenggam yixing erat.
"Nugu?" tanyanya lagi.
Hyerin mengamatiku sesaat. Lalu dia membuka mulutnya.
"Ohh...bukankah kau aeri?"
Dia terperanjat. Dia masih mengenaliku. Entah kenapa aku merasa bersalah dan berusaha melepaskan tanganku tapi yixing menggenggamnya makin erat.
"Jelaskan padaku," ucapnya. "Apa maksudnya ini?"
"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Kau sudah melihat yang sebenarnya."
"Maksudmu?"
"Dia adalah pacarku."
Secepat kilat aku menoleh kearah yixing. Dia memang bilang jatuh cinta padaku tapi aku belum merasa dia memintaku menjadi pacarnya.
"Pacar?? Sejak kapan kau pacaran dengannya?? Apa kau tidak datang ke pestaku karena dia??"
Yixing mengangguk. Hyerin seolah tak percaya.
"Yixing, kau bilang kau hanya menyukaiku."
Dia mulai terisak.
"Mianhae hyerin."
"Tapi aku sudah mulai menyukaimu."
Yixing terdiam. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku merasa ingin pergi dari sini. Tapi yixing tidak melepas tanganku.
"Maafkan aku hyerin."
Hyerin melihatku dan yixing bergantian. Nanar. Kemudian dia berlari dan pergi meninggalkan kami dengan berlinang air mata.
"Ada apa ini?"
Yifan tiba-tiba muncul dari balik pintu depan. Dia melihat kami dengan tatapan aneh lalu kembali melihat kepintu, kearah hyerin pergi.
"Apa yang terjadi pada hyerin?"
Kami hanya terpaku.
"Hey zhang yixing…. Kau! Kalian!"
Yifan menunjuk kearah tangan kami yang masih berpegangan erat tak percaya.
"Bukankah kau pacarnya maksudku temannya baekhyun?"
"Dia adalah pacarku," tukas yixing.
"Pacar?"
"Kita belum berpacaran," sanggahku.
"Akan," ucap yixing lagi.
"Aku tidak mengerti." Yifan tampak frustasi.
"Yifan, bisakah kau membantuku? Kejarlah hyerin. Kurasa dia membutuhkanmu sekarang."
Yifan melebarkan matanya sesaat.
"Baiklah, aku mengerti," ucapnya kemudian.
Lalu dia berbalik dan mengejar hyerin. Aku menatap mereka dengan heran.
Comments