Tell me

Hey...stranger!

Aeri pov

Apa yang harus aku lakukan?~

Aku mencoba bangkit. Aku bahkan tak berani mengangkat kepalaku. Dia terus menatapku. Entah apa yang kurasakan sekarang. Sedih, senang, marah, takut, malu, semuanya bercampur menjadi satu. Sesaat aku telah berdiri. Aku memberanikan diri untuk menatapnya. Begitu besar kerinduan yang kurasakan terhadapnya.

Lama kami terdiam. Saling menatap satu sama lain dari kejauhan. Tanpa tahu harus berkata apa. Satu hal yang bisa kutangkap dari wajah polosnya. Dia juga shock melihatku.

Aku harus melakukan sesuatu. Harus. Tapi apakah dia masih mengingatku? Kenapa dia diam saja? Apa dia sudah tidak mengenaliku lagi? Terasa sesak dadaku memikirkannya. Ada banyak hal yang ingin kuungkapkan, kutanyakan padanya. Tapi lidahku kelu. Sekali lagi aku merasa bahwa dia sedang tidak mengharapkan keberadaanku.

Aku menghela nafas. Aku berencana membalikkan badan dan pergi saja dari hadapannya.

Selamat tinggal yixing... Selamat tinggal hey stranger~

Hatiku rapuh. Serapuh bayangannya yang akan segera menghilang dari penglihatanku. Aku melangkah meninggalkannya. Perlahan aku membalikkan tubuhku. Aku menahan nafasku. Aku memejamkan mata. Semua usahaku mengikutinya sia-sia. Tak kudengar lagi suara angin, suara gemerisik daun yang berjatuhan, suara langkah kaki yang semakin mendekat padaku. Rasa sakit di lututku akibat jatuh seperti menghilang begitu saja. Aku menyerah.

Aku merasakan tubuhku terkunci tiba-tiba. Langkahku terhenti. Terasa hangat saat kurasakan pergelangan tangannya melingkari leherku. Suara nafasnya begitu dekat. Aku membuka mata. Aku terkejut. Tiba-tiba saja kudapati dia tengah memelukku dari belakang.

"Jangan pergi."

Suaranya yang lirih. Yang sangat aku rindukan. Menggema kembali di rongga telingaku. Rasanya aku ingin menangis. Aku menahan air mata yang semakin menggenang.

"Hey...stranger!" ucapku pelan.

Angin berhembus semakin kencang.

"Kenapa kau meninggalkanku?" tanyaku lagi hampir tak bersuara.

Dia melepaskan pelukannya dan berdiri dihadapanku.

"Aku pikir kau sudah tidak mengingatku lagi."

Aku menggigit bibir.

"Kau tidak pernah menghubungiku. Kau tidak memberi kabar padaku. Kau juga tidak menelponku. Aku pikir kau sudah melupakanku."

Aku menyeringai dalam perih.

"Sebenarnya... Seperti apa hubungan kita? Kau datang dan pergi sesuka hatimu. Apa aku hanya orang asing bagimu? Bukankah kau yang bilang kalau kau menyukaiku? Tapi kenapa kau pergi begitu saja? Tak tahukah kau aku mencarimu, memikirkanmu setiap hari?"

Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dipikiranku. Dan aku membiarkannya mengalir keluar begitu saja. Aku sudah tidak tahan lagi.

"Lalu apa ini? Kau melihatku tapi seolah tak mengetahuinya. Kau sudah tahu keberadaanku tapi kau seolah-olah tak mengenaliku."

Suaraku makin terisak. Tapi aku menahannya. Aku tak boleh menangis untuk yang kedua kalinya dihadapannya.

"Kenapa kau diam saja?"

Rasanya aku ingin berteriak.

"Ya aku tahu kita berdua hanya orang asing. Kau adalah orang asing bagiku dan aku adalah orang asing bagimu. Ya itu benar..." Aku mengangguk-anggukkan kepalaku sembari mencari pembenaran atas kata-kataku sendiri.

"Dasar bodoh..." ucapnya. "Apa kau sudah selesai bicara?"

Yixing lalu berjongkok didepanku sambil mengeluarkan sapu tangan dari sakunya. Aku hanya terdiam melihat yang dilakukannya. Dia mengikat luka dilututku yang sepertinya telah aku lupakan.

"Kau harusnya berhati-hati."

"Apa kau selalu seperti ini saat aku tidak ada? Aku tidak bisa selalu berada disisimu, harusnya kau menjaga dirimu baik-baik," ucapnya sambil terus mengikat saputangannya dilututku.

Aku menggigit bibirku kuat. Aku sudah tidak tahan lagi. Setetes air mataku akhirnya jatuh.

"Hey...apa ini?" lanjutnya setelah berdiri dan melihat mataku basah.

"Uljima...."

Yixing menghapus air mata yang membasahi pipiku dengan kedua tangannya. Tangisku semakin menjadi. Isakku semakin kuat. Yixing menatapku lembut. Kemudian dia memelukku. Membenamkan tubuhku dalam pelukannya.

"Bukankah aku sudah berada disini sekarang? Aku sudah ada bersamamu, didekatmu. Jangan khawatir.. Uljima.."

Aku menangis senggugukan. Tangannya yang lembut membelai rambutku.

"Tidakkah kau tahu betapa takutnya aku ketika mendengar hyerin akan menikah?" isakku.

"Aku memberanikan diriku untuk datang dan memastikan apakah takdir masih berpihak padaku atau tidak. Dan kau...kau malah bersembunyi dan berpura-pura tidak melihatku. Kau pikir hatiku ini terbuat dari apa?"

"Maafkan aku...." bisiknya.

"Aku memang bukan laki-laki yang baik."

Aku melepaskan pelukannya. Menatapnya dan menunggu penjelasannya.

"Hey.... Kalau kau pikir aku telah melupakanmu, kau salah besar."

"Setiap saat aku juga selalu memikirkanmu. Aku memang salah karena pergi tanpa memberitahumu terlebih dahulu. Saat itu aku sedang dikuasai emosi sesaatku. Namun saat aku melihatmu sekarang aku sadar kalau itu adalah sebuah kesalahan. Aku hanya tidak punya nyali untuk menanyakannya langsung padamu."

"Aku tidak akan lari lagi dari masalahku. Aku akan hadapi dan memperjuangkan apapun yang aku inginkan."

Aku tidak mengerti maksud ucapan yixing.

"Apa maksudmu?"

"Apa masalahmu?"

"Apa yang harus kau perjuangkan?" tanyaku bertubi-tubi.

Yixing menghela nafasnya.

"Kau... Kau lah masalahku."

Aku mengernyitkan dahi.

"Aku terlalu menginginkanmu tapi aku tidak berani memperjuangkanmu. Itulah masalahku."

"Karena aku selalu berpikir bahwa aku saja yang menyukaimu sedangkan kau tidak. Dan kau selalu bersama dengan lelaki itu."

"Baekhyun?" tanyaku.

"Ku pikir setelah aku mengungkapkan perasaanku semuanya akan menjadi mudah bagi kita. Hyerin, sejak awal aku sudah mengetahui kalau dia hanya menyukai yifan. Tapi aku bersyukur karena terlalu mengejarnya aku jadi bertemu denganmu. Dan kau telah menyadarkanku tentang arti cinta yang sesungguhnya. Kau telah mengajarkanku perbedaan cinta dan obsesi berlebihan karena tidak ingin dikalahkan oleh sepupuku sendiri."

Yixing menyeringai.

"Tapi aku tidak benar-benar tahu perasaanmu yang sesungguhnya. Aku hanya mementingkan perasaanku. Padahal mungkin saja kau sedang menyukai orang lain."

"Itu tidak benar," sanggahku.

"Aku tidak pernah punya perasaan apa-apa pada orang lain apalagi baekhyun. Dia hanya temanku. Dan juga sepupu dari sahabatku minsu. Oleh sebab itu dia sering bersamaku. Apa yang kau pikirkan itu salah."

"Malam itu, malam dimana hyerin menemuiku, baekhyun hanya mengantarkan aku pulang karena bajuku kotor semua. Hyerin menyiram juice kearahku."

"Mwo? Kau tidak menceritakannya padaku."

"Maafkan aku hey stranger kalau itu membuatmu salah paham. Aku tidak tahu kalau kau sudah ada didepan rumahku saat kau menelpon. Aku baru sadar sesaat setelah melihat bayanganmu."

Yixing hanya diam. Dia seperti mengingat kembali kejadian malam itu. Kemudian dia menghela nafasnya.

"Lalu apa yang kau rasakan? Beritahu aku..." pinta yixing.

"Beritahu aku perasaanmu yang sebenarnya."

Aku menatap mata yixing dalam. Dia juga menatapku. Dia menunggu jawabanku.

"Saranghae.. Aku mencintaimu, zhang yixing."

Seuntai senyum mengembang di wajah yixing. Dimplenya yang dalam kelihatan merekah seiring sorot matanya yang tajam kearahku. Dengan sigap yixing merengkuh wajahku dengan kedua tangannya begitu mendengar pernyataanku. Dia menempelkan bibirnya dengan bibirku dan mengecupnya lembut. Terasa kehangatan dalam dirinya. Sesaat aku berharap bahwa ini bukanlah sebuah mimpi dan saat ini takkan pernah berakhir.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
riri131
Fast edit... Jadi seadanya aja T_T

Comments

You must be logged in to comment
n_young #1
Chapter 12: aaaaa seru bgt...trs kemana yixingnya? pergi ke china? aku harap mereka ketemu lgi dan bersama lgi
next ya ;)
Afrianda #2
Chapter 11: Serius aku sukaa sama ceritanyaaa, feelnya dapat>< ditunggu next chapternya thor :)
luhannniiieee #3
Chapter 11: Omagad wee authornim ini kereeeeeeenn
Cmaaa nextnya buruannn hadeuhhh hihi gue lebay bgt wkkw yaudah author cepat yaa updatenyaa
stephani_bap #4
Chapter 11: mwo ya? mana yixing? hueeee 。:゚(ノ.\)゚・。
delevaprilla #5
Chapter 10: Annyeong... _(^u^)/
Bangapta.. ak reader baru muncul.. kkk~
Next chapter d tunggu (y)
baekhyuniie #6
Chapter 10: kok aku gk ngerti ya tapi lanjut deh~
stephani_bap #7
Chapter 10: sejak kapan yixing ada di sana???
Hannah97 #8
Chapter 9: hai authornim,aq reader baru salam kenal :)
ceritanya daebakkkk,,i love it
lanjutin yy,fighting!!
stephani_bap #9
Chapter 9: reader baru~
seru seru seru bgt nih ceritanya, author!! hmm... kayaknya yifan suka hyerin deh. hehehe XD