Weirdo
Hey...stranger!
"Hyerin bilang kalau semalam dia akan mengenalkan seseorang yang spesial pada kami. Tapi dia tidak datang."
Minsu berbicara padaku ditelpon. Dia menanyakan kabarku dan sedikit bercerita tentang kejadian tadi malam.
"Tidak datang?"
"Ya. Kami semua menunggunya tapi dia tidak juga hadir."
Yixing...apa dia tidak jadi datang?
"Hyerin bilang itu pasti karena kesalahannya. Dulu lelaki itu sangat menyukainya tapi hyerin menghilang begitu saja. Dan sekarang ketika hyerin sudah mulai menyukainya lelaki itu malah tidak datang ke pestanya. Padahal di pesta itu hyerin ingin mengungkapkan perasaannya."
Aku tahu minsu hanya ingin bercerita padaku tapi ceritanya kali ini membuat perasaanku sakit.
"Aeri...kau mendengarkanku?"
"Hmmm...."
"Hukum karma itu pasti berlaku. Maka dari itu kau jangan menyia-nyiakan baekhyun, hehehe..."
"Minsu-ah!"
"Ya ya aku tahu. Kau tidak punya perasaan apa-apa pada baekhyun. Aku tidak akan berusaha menjodohkanmu lagi."
"Baguslah kalau kau sudah mengerti. Aku bukan tidak menyukai baekhyun. Hanya saja aku lebih nyaman berteman dengannya. Kau tahu kan?"
"Ne...arasso."
Liburan musim panas. Dan udara diluar sangat panas. Aku tidak berniat keluar dari kamar. Lututku sudah membaik namun hatiku belum.
Ddrrtttt....
Nomor tak dikenal.
Ddrrrtt....ddrrtttt.....ddrrtttt.....
"Yeoboseyo."
"Hey...bagaimana kabarmu?"
Deg.
Aku terdiam sesaat.
"Ini aku. Mian aku menelponmu disiang hari. Aku hanya tidak tahan untuk menunggu sampai malam hari tiba."
Aku mencoba mencerna kata-katanya.
"Hey...kau sudah baik-baik saja kan?"
Sesuatu terasa mendesir didadaku.
"Hey stranger..." ucapku pelan.
Dia tersenyum.
"Syukurlah kau baik-baik saja."
"Kenapa menelponku?"
"Kenapa? Bukankah aku selalu menelponmu? Aku selalu menelponmu setiap malam."
Aku merasa ada yang aneh padanya. Dia tiba-tiba berubah kembali seperti saat kami belum bertemu. Saat kami belum mengetahui nama masing-masing.
"Hey....kenapa diam saja? Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu. Sebuah lagu berbahasa korea, sesuai janjiku."
Dia bahkan masih mengingat janjinya.
"Baby don't cry tonight eodumi geochigo namyeon
Baby don’t cry tonight eobseotdeon iri doel geoya
Mulgeopumi doeneun geoseun nega aniya kkeutnae mollaya haetdeon
So baby don’t cry cry nae sarangi neol jikil teni…"
Aku terpaku. Tidak mengerti apa maksudnya menyanyikan lagu itu.
“Bagaimana?”
Aku masih terdiam.
“Hey…”
"Huh…”
Aku kembali tersadar.
“Hey... ini masih siang, kenapa kau menyanyikan sebuah lagu yang liriknya tonight?"
Aku mengerucutkan bibirku.
Dia tersenyum kembali.
"Ah jinjja? Ah iya benar. Seharusnya aku menelponmu nanti malam. Kalau begitu nanti malam aku akan menelponmu lagi. Bye."
Klik.
Dia mematikan telponnya. Aku terdiam seribu bahasa. Tidak mengerti apa yang tengah dilakukannya padaku.
"Kau mau keluar?"
"Tidak."
"Aku akan membelikanmu tteobboki, otte?"
Aku berpikir sebentar.
"Tapi ini sudah tengah malam. Aku bisa gendut kalau makan di tengah malam begini."
"Hahaha..."
"Baekhyun-ah... aku mau tidur."
"Baiklah...jalja aeri-ah."
"Hmmm..."
Klik.
Aku mematikan telpon dari baekhyun. Sudah 1 jam lebih dia menelponku dan mengobrol kesana kemari. Dia cukup menghiburku dengan sifatnya yang humoris.
Ddrrrttt...
"Apa lagi baekhyun-ah?"
"Baekhyun?"
Suaranya mengagetkanku. Bukan suara baekhyun.
"Apa kau sedang menelpon baekhyun?"
Aku diam saja.
"Pantas saja dari tadi aku tidak bisa menghubungimu."
Dia diam sebentar.
"Kau pasti sudah ngantuk kan? Sudah jam 12 lewat. Jaljayo..."
"Tunggu.."
"Huh..."
"Hey....."
Aku ingin sekali menyebut namanya.
"....stranger!"
"Kau bilang kau akan menyanyi untukku malam ini."
"Kau masih ingin mendengarkan nyanyianku?"
Aku mengangguk. Walaupun aku tahu dia tidak bisa melihatku.
"Tapi aku sedang tidak ingin bernyanyi."
"Begitukah?"
"Hey....tidurlah. Aku juga akan tidur."
Aku menarik nafas.
"Jaljayo."
Klik.
Aku hanya termenung.
Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Setelah hampir 3 minggu dia disini kami hanya bertemu 2 kali. Dia juga tidak pernah lagi menghubungiku hingga kemarin saat aku tak sengaja jatuh dibuatnya. Mungkin dia hanya merasa bersalah padaku. Tapi kenapa dia tidak kembali ke pesta hyerin? Sebegitu besarkah rasa bersalahnya padaku?
Comments