"Awal musim panas yang indah, tak lama lagi aku akan bertemu dengannya."

"Hatiku terasa tak menentu. Sore ini aku akan melihatnya untuk yang pertama kalinya."

“Melody café, pukul 5 kurang 10 menit. Aku datang lebih awal untuk memberi kejutan padanya.”

"Ada seorang gadis yang telah mencuri perhatianku. Dia memakai cardigan berwarna ungu. Apakah itu dia?"

"Hwang aeri....namanya hwang aeri."

"Wajahnya sama indahnya seperti suaranya."

“Hatiku bergetar hebat saat mengingatnya.”

Aku mulai membaca buku harianku secara acak.

"Yifan mengajakku makan diluar lalu aku melihatnya bersama lelaki lain."

Aku mengerucutkan bibirku.

“Tanpa sengaja aku menabraknya. Dia terjatuh, lututnya terluka. Ini sangat menyakitkanku. Bukan..bukan karena lukanya tapi karena dia menangis karenaku.”

“Aku ingin mengantarnya pulang tapi dia menolakku. Aku hanya bisa mengikutinya dari kejauhan. Memastikannya aman sampai dirumah.”

Hatiku kembali berdebar.

"Namsan tower, gembok cinta, pukul 6 sore."

“Aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku akan menyatakan perasaanku hari ini.”

"Aeri-ah, maukah kau menjadi kekasihku?"

Aku terus membaca beberapa kalimat yang pernah kutulis saat bertemu dengannya.

"Lelaki itu selalu bersamanya. Siapa dia?"

"Hyerin mengacaukan segalanya. Aku harus menemui aeri sekarang juga."

"Hatiku terasa perih. Dia bahkan tak mengizinkanku untuk menemuinya."

Aku menarik nafasku sebentar. Ada perasaan perih saat aku mengingatnya.

"Hanya karena lelaki itu sedang bersamanya."

Aku menutup kembali bukuku. Aku memandang kosong menatap langit melalui jendela kamarku.

Aeri….apakah kau masih mengingatku?~

"Kenapa tidak kau temui saja dia lagi?"

Pertanyaan yifan mengagetkanku.

"Aku tahu siapa baekhyun. Kalau dia masalahmu, aku rasa itu bukan masalah besar."

Aku menatap yifan.

"Maksudmu?"

"Temui dia. Saat aku melangsungkan pernikahanku nanti. Aku yakin dia akan datang."

"Dia tidak mungkin datang."

"Kenapa tidak? Akan kupastikan dia akan datang kepestaku nanti."

Aku hanya mengernyitkan dahi.

15 menit lagi acara pernikahan yifan dan hyerin berlangsung. Para tamu sudah ramai berdatangan dengan wajah gembira. Sedangkan aku masih sibuk memikirkan persoalan hatiku.

Haruskah aku menemuinya? Bagaimana jika dia tidak datang?~

Dia disana. Aku melihatnya disana. Dengan dress krim selutut dia tampak sangat cantik. Aku menghirup nafas perlahan. Mencoba menstabilkan perasaan gundah dihatiku. Aku memandanginya dari kejauhan. Aku ingin mendekatinya. Tapi aku seakan ragu apakah dia masih mengingatku.

Perlahan aku memberanikan diri melangkahkan kakiku mendekatinya. Hanya tinggal beberapa langkah lagi. Di sela-sela keramaian aku masih bisa menatapnya. Terpancar rasa kerinduan yang dalam dari hatiku.

Aku hampir sampai lalu lelaki itu muncul entah darimana dan mengalihkan perhatiannya. Spontan aku menghentikan langkah. Diantara banyak orang yang menghalangi pandangannya, dia tidak melihatku sama sekali. Aku melihat lelaki itu, baekhyun memegang dagunya lalu mereka tertawa bersama.

Lengkaplah sudah.

Aku memundurkan langkahku perlahan dan meninggalkannya.

Permainan pianoku telah usai. Mau tidak mau aku harus muncul. Aku tidak peduli lagi apakah dia akan melihatku atau tidak. Aku harus segera pergi dari sini.

Aku terus melangkahkan kakiku keluar gedung. Terus melangkah menyusuri senja yang semakin kelam. Langkahku terseok menuju belakang gedung. Tak ada orang disana. Hanya ada aku dan suara hatiku yang berkecamuk.

Bruukk....

Seketika aku menghentikan langkah mendengar suara dari belakangku.

"Awww...."

Aku mendengar rintihan seseorang. Seorang wanita. Aku membalikkan tubuh untuk melihat siapa yang ada dibelakangku.

Aku terkejut.

Tak jauh dari tempatku berdiri, disanalah dia sedang mengaduh kesakitan sambil memegangi lututnya. Kemudian dia melihatku. Kulihat raut wajahnya yang juga shock saat tersadar bahwa aku sedang menatapnya.