Surprise
Hey...stranger!
Keluargaku sedang pergi liburan musim panas kerumah nenekku di busan. Aku memutuskan untuk tidak ikut. Aku tidak tahu alasannya. Aku hanya ingin sendirian.
"Hey...."
"Hmmm."
"Apa kau tahu kalau namamu sangat indah?"
Dia menelponku siang ini.
"Aeri....."
"Hey aeri...ini aku."
"Ini aku....yixing."
Dia diam sejenak.
"Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka aku memanggil namamu?"
"Aku suka."
"Katakan dimana alamatmu? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
"Kemana?"
"Rahasia. Ini adalah kejutan. Ayo beritahu dimana rumahmu. Aku akan menjemputmu."
"Kita bertemu disana saja."
Dia terdiam.
"Aku akan menjemputmu jam 5 sore."
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 5. Tidak mungkin dia bisa tahu alamat rumahku. Aku mencoba menghubunginya agar langsung bertemu disana saja. Namun dia tidak mengangkat telponnya. Aku mengiriminya pesan agar bertemu di halte dekat apartemen sepupunya. Kemudian aku bergegas turun kebawah dan hendak keluar untuk menuju apartemennya. Aku membuka pintu dan...
"Hey...aeri."
Aku melihatnya lagi. Dia sudah berdiri didepan pintu rumahku dan tersenyum padaku. Dimplenya yang dalam membuatnya terlihat jauh lebih tampan. Aku terpaku.
"Ini aku....yixing."
"Hey...darimana kau tahu alamat rumahku?"
Dia hanya tersenyum.
"Kajja."
"Namsan tower?"
"Aku sangat ingin pergi kesana. Mereka bilang itu adalah tempat yang romantis."
Kami menaiki bus dan langsung menuju ke namsan tower. Sepanjang perjalanan yixing terus tersenyum. Sedangkan aku hanya diam. Mencari-cari sesuatu dihatiku yang tak dapat kudefinisikan.
"Woaah...indah sekali. Tapi sayang udaranya cukup panas."
"Kau tidak suka musim panas?"
Yixing menggeleng.
"Aku lebih suka musim gugur."
"Wae?"
"Karena aku dilahirkan saat musim gugur dan udaranya juga tidak terlalu panas ataupun dingin."
Aku hanya mendengarkan.
"Tapi aku akan segera menyukai musim panas," lanjutnya.
Aku menatapnya tidak mengerti. Yixing mengeluarkan ponselnya dan mulai berselca ria.
"Kau narsis."
"Benarkah? Ayo kita foto berdua."
"Untuk apa? Aku tidak mau."
"Wae?"
"Karena kita belum berteman. Kau hanya orang asing. Stranger."
"Bukankah kita sudah berteman? Kita sudah mengetahui nama masing-masing. Kalau kau masih menganggapku orang asing lalu kenapa kau mau pergi denganku?"
Aku terdiam.
"Mulai sekarang kita berteman."
Yixing menggapai tanganku dan menjabatnya erat.
"Ayo..."
Dia mendekatkan tubuhnya disampingku.
"Hana dul set..."
"Kenapa kau tidak tersenyum? Ayolah.... Kau harus tersenyum."
"Hana dul set..."
Aku mencoba tersenyum. Yixing melihat hasil fotonya. Dia terpana.
"Wae?"
"Ayo sekali lagi."
Dia menarik tubuhku agar lebih dekat dengannya. Tangannya merangkul bahuku dan kini tubuhku bersentuhan dengan tubuhnya. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku.
"Senyum....," dia berbisik.
Yixing mengangkat ponselnya. Aku melihat kearah kamera lalu mulai tersenyum.
"Hana...."
Dia juga menatap kamera.
"Dul....."
Yixing secara cepat mengubah arah wajahnya dan melihat kearahku.
"Set..."
Dia mencium pipiku.
Aku menjauhkan diriku. Spontan. Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Wajahku memerah. Wajahnya juga memerah. Dia menunduk. Namun aku melihatnya tersenyum.
Kami berada di gembok cinta. Aku hanya memegang gembokku tanpa berencana menulis namaku disana. Yixing mengambil pena dan mulai menulis sesuatu.
"Kau tidak menulis?"
Aku menggeleng.
"Orang bilang kau tidak boleh membiarkannya kosong. Atau kau tidak akan bertemu dengan jodohmu selamanya."
"Sepertinya kau tahu banyak hal. Aku bahkan tidak tahu sama sekali."
"Tempat ini lebih populer pada turis asing. Tentu saja aku mengetahuinya."
Yixing menggantungkan gemboknya. Namun dia menutupnya dengan tangannya.
"Ayo gantungkan punyamu."
"Kenapa kau menutupinya? Aku hanya akan menggantungkan gembokku didekat gembokmu. Jadi singkirkan tanganmu."
Aku tahu dia pasti menulis nama hyerin disana. Dan dia pasti tidak akan menyingkirkan tangannya karena dia tidak ingin aku melihatnya. Dengan begitu aku juga tidak perlu menggantungkan gembokku. Namun yixing menyingkirkan tangannya. Dia menatapku dalam.
"Ayo gantungkan."
Aku menatapnya heran. Aku mencoba mengambil nafas dalam sebelum aku melihat sesuatu yang tidak ingin aku lihat. Tanganku mulai bergerak dan mataku hanya terfokus pada gembokku saja.
"Gantungkan dileher gembokku."
Mau tidak mau, suka tidak suka aku harus melihat tulisannya. Sejenak aku terpana. Tidak ada tulisan hyerin disana. Jantungku berdegup kencang tak percaya. Dengan cepat aku menggantungkan gembokku. Lalu aku terpaku. Yixing tersenyum membaca tulisan di gembokku.
"Yixing & Aeri"
"I love you..."
Comments