Chapter 9

Otsondor

“Ada asap di sebelah selatan Zeus.”

“Tampak seperti ada yang terbakar.”

“Aku mendengar ada suara seperti gemuruh, tetapi aku sangat yakin itu bukanlah gemuruh.”

“Ada makhluk besar melintas di langit kemarin malam. Aku melihatnya saat menjaga ladang gandum.”

“Apa yang sebenarnya terjadi di Zeus?”

Chanyeol menajamkan pendengarannya saat melewati keramian pasar pagi di kota Eryd. Ia berjalan beriringan bersama Jongin hendak berangkat ke sekolah. Luhan sudah pulang namun belum diizinkan untuk bersekolah. Sementara itu belum ada kabar dari Kyungsoo. Chanyeol sempat mendengar perbincangan antara Professor Dorado bersama Mr. Brwon saat ia hendak pulang ke rumah kemarin malam. Ia mendengar bahwa Kyungsoo pergi ke hutan Eve. Namun ia tidak tahu lagi apa kelanjutan dari pembicaraan tersebut karena ibunya menarik lengannya dengan kuat.

“Jongin! Menurutmu apa ocehan para pedagang itu benar?”

Jongin memandang Chanyeol sekejap, lantas kembali melangkah. “Benar.”

“Lalu, menurutmu apa yang terbakar?”

“Hutan Eve, sudah pasti. Kau bilang Kyungsoo pergi kehutan Eve dan aku melihat anak itu mengendarai seekor burung api. Jadi sudah jelas itu adalah ulah Kyungsoo.”

“Tidak masuk akal. Bukankah Kyungsoo hendak mencari Baekhyun dan Sohyun kenapa ia malah membakar hutan Eve? Bagaimanapun itu adalah rumahnya.”

“Semua bisa saja dilakukan Kyungsoo karena ia berbeda.”

“Maksudmu?”

“Ingat perkataan Krystal? Kyungsoo adalah seorang Eru sekaligus seorang monster.”

“Kau percaya? Bukankah anak perempuan itu kabur saat kita berusaha mengalahkan para Bogles sialan itu? Dia itu pengkhianat. Dia adalah seorang Bogles. Professor Dorado sendiri yang mengatakannya.”

“Aku percaya pada Krystal.” Tiba-tiba Jongin berujar yang membuat Chanyeol menghentikan langkahnya.

“Apa? Hey Jongin! Perlu kulangi. Perempuan itu pengkhianat.”

Jongin hanya memandang Chanyeol penuh arti. Anak laki-laki itu kembali melanjutkan langkahnya dalam diam. Chanyeol hanya bisa terdiam dan menggaruk bagian belakang kepalanya.

“Ada apa dengan Jongin?” Ia bergumam pelan lantas berlari mengejar Jongin yang sudah mendahuluinya.

~~~

“Aaargh…”

Kyungsoo mengerang. Dadanya terasa sakit dan sesak. Napasnya memburu seolah paru-parunya terlalu sempit untuk menyokong sistem pernapasannya. Gelap. Ia melihat gelap dan mencium bau tanah bercampur rumput. Bukan bau kota Eryd melainkan bau hutan.

Kyungsoo mencoba untuk bangkit. Ia menopang badannya dengan kedua tangannya yang terasa panas. Anak laki-laki itu bersandar pada kepala ranjang yang terasa dingin. Ia melihat pergelangan tangannya. Merah. Seperti bekas luka bakar. Kemudian ia menyibak selimut yang masih menutupi separuh badannya. Anak itu mencoba menggerakkan kakinya. Sakit. Ada luka di sana. Dan sedikit bengkak. Namun semua luka itu tampak sudah diobati. Ada perban yang membalut kakinya. Kyungsoo meraba wajahnya. Perih. Ia tidak tahu bagaimana bentuk wajahnya saat ini. Anak itu mencoba mencari cermin dan ia menemukannya di sisi kiri tempat tidur. Kyungsoo menghela napas lega. Syukurlah wajanya tidak hancur. Hanya ada luka lecet di dekat tuang pipinya dan ada goresan panjang di atas pelipisnya.

Kyungsoo membutuhkan waktu setidaknya untuk kembali mengisi otaknya dengan ingatan-ingatan yang secara tidak sengaja menghilang dari pikirannya. Kenapa ia bisa disini? Kenapa ia bisa terluka? Dan yang paling penting adalah apa yang terjadi?

Kyungsoo bangkit. Anak laki-laki itu turun dari tempat tidur berusaha mencari seberkas cahaya yang dapat membantunya mengingat apa yang terjadi. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Suara decit yang nyaring menusuk telinga Kyungsoo. Begitu ia berada di luar, anak itu menghadapi sebuah lorong panjang dengan jejeran obor di sisi dinding dan lampu bulat dengan cahaya kuning pucat di langit langitnya. Bangunan khas kerajaan. Kyungsoo melangkah ke arah utara dari dari lorong itu. Ia tengah berpikir, dimanakah dirinya sekarang?

“Oh, anda telah bangun pangeran?”

Kyungsoo terkesiap. Anak itu menghentikan langkahnya saat mendengar sebuah suara di belakangnya. Kyungsoo berbalik dan mendapati seorang pria dengan stelan khas pengawal kerajaan memandangnya dengan tajam.

“Dimana aku?” Dengan suara serak Kyungsoo mencoba bertanya. Mencari jawaban dari beberapa pertanyaan yang ada di otaknya.

“Di rumah anda, Istana Bogles, Pangeran Dyo!”

Kyungsoo menaikkan alisnya. Merasa asing dengan panggilan ‘pangeran dan Dyo.’

“Siapa Dyo?” Kyungsoo kembali bertanya.

“Dirimu, anakku.”

Sebuah suara menyahuti pertanyaan Kyungso. Ia kembali berbalik dan mendapati seorang pria paruh baya dengan setelan hitam tengah berjalan mendekat.

“Siapa kau?” Kyungsoo bertanya. Kembali dibuat bingung dengan sapaan ‘anakku’ yang dilontarkan pria asing tersebut.

Pria itu menaikkan bibirnya, menaruh senyum penuh arti. “Tentu saja Ayahmu. Tidak mungkin aku memanggilmu seperti itu kalau aku adalah pegawalmu.” Kini pria itu telah berada tepat di depan Kyungsoo.

“A-apa? A-Aku, bukan. Kau bukan ayahku. Ayahku ada di Enidh.”

“Oh! Benarkah? Berarti pria sok baik hati itu belum menceritakannya kepadamu? Apa dia masih merahasiakannya? Hahaha malang sekali nasibmu nak. Tapi tenang saja, mulai saat ini kau tidak perlu takut dan khawatir. Ada aku yang akan melindungimu.”

“Rahasia apa yang kau maksud?” Rahang Kyungsoo mengeras.

“Kau adalah anak kandungku yang lahir dari seorang perempuan cantik bernama Melui. Apa kau tidak pernah mendengar cerita itu?”

Kyungsoo menyipitkan matanya. Menatap pria dihadapannya penuh selidik.

Tidak pernah. Tidak pernah sekalipun ia mendengar cerita itu. Ayahnya tidak pernah bercerita pun Ibunya tidak pernah mengungkit-ungkit masalah itu. Pria dihadapannya ini pasti berbohong. Pria ini pasti mengelabuinya.

“Kau bohong. Aku tidak percaya dengan perkataanmu. Dan sekarang biarkan aku pergi.”

“Hahahaha..”

Pria bersetelan hitam itu tergelak. Tawa yang sangat keras dan terkesan mengejek. “ Ternyata benar, kau adalah anak kandungku. Sifat keras kepala yang kau punya itu adalah turunan dari ku. Seharusnya kau berterimah kasih Dyo, aku telah menyelamatkanmu dari serangan seekor naga yang kalau saja terlambat sedikit, kau pasti sudah hangus menjadi abu.”

Kyungsoo menelan ludahnya. Pandangannya mengabur. Ia menunduk memandang kedua kakinya yang tak beralas. Sebuah potongan teramat penting dari peristiwa yang dialaminya entah berapa jam atau hari yang lalu membuat lulutnya goyah. Bayangan api yang menyembur mengenai tangannya. Teriakan kesakitan Nyx. Nyx? Kemana Nyx?

“Nyx? Kemana Nyx? Apa kau melihat Nyx?” Air mata anak itu telah berlinang di pelupuk matanya. Nyx tidak boleh mati. Burung itu adalah satu-satunya makhluk hidup yang dapat ia percayai. Bagaimanapun alasannya Nyx tidak boleh mati.

Pria paruh baya itu hanya menggeleng lalu berjalan mendekati pengawal kerajaan yang berada di dekat pintu kamar yang tadi ditempati Kyungsoo.

“Beristirahatlah kembali Dyo. Ayahmu ini tak ingin melihatmu kesakitan.” Lalu pria itu menghilang di ujung lorong.

“Ayo pangeran.”

Kyungsoo butuh tumpuan dan ia hanya mampu mengikuti langkah pengawal yang kembali membawanya ke dalam kamar.

Baru kali ini ia merasakan kehilangan sesuatu yang begitu dijaga dan disayanginya.

~~~

Hutan Eve, beberapa jam yang lalu.

Kyungsoo merasakan dingin menerpa wajahnya. Ia sudah berada di atas hutan Eve semenjak tadi dan belum melihat ada keanehan. Emosinya masih belum mereda dan jantungnya masih berpacu cepat. Banyak hal yang dipikirkannya. Kemana Baekhyun dan Sohyun? Kalaupun benar para Bogles menculik mereka, kemana mereka dibawa? Istana Bogles? Dimana istana Bogles? Kenapa mereka di culik? Sampai pada suatu waktu Kyungsoo menangkap ada yang bercahaya di bawah diantara bangunan batu persegi yang tersusun.

“Nyx, kita turun.” Kyungsoo mengeratkan  pegangannya pada Nyx. Dan menggenggam panahnya dengan erat.

Kyungsoo bersembunyi dibalik sebuah pohon oak tua yang tampak sudah lapuk. Ia kembali mencari sesuatu yang tadi berkilat namun sejauh ini matanya tidak menangkap cahaya itu lagi. Tiba-tiba Kyungsoo terkaget. Seseorang memukul pundaknya dari belakang. Dengan sedikit ragu anak laki-laki itu menoleh.

“Krystal? Apa yang kau lakukan disini?” Kyungsoo mengerutkan dahinya. Penasaran dengan apa yang dilakukan anak perempuan itu di sebuah bangunan yang tampak seperti gerbang. Namun dibaliknya mereka tetap melihat pohon-pohon, tidak tampak ada sebuah bangunan yang biasanya demikian.

“Sssstttt. Jangan berisik. Kita sedang berada di pintu masuk istana Bogles.” Krystal menempelkan telunjuknya ke bibir Kyungsoo. Memperingatkan.

“Maksudmu?” Kyungsoo berbisik pelan.

“Aku diam-diam mengikuti prajurit Bogles yang membawa Baekhyun dan Sohyun. Kita harus menyelamatkan mereka. Dan aku yakin kau punya tujuan yang sama.”

“Aku tidak melihat ada istana.” Kyungsoo memandang ke arah gerbang batu persegi itu.

“Tentu saja kau tidak melihatnya karena istana para Bogles diberi sihir agar tidak terlihat dari luar.”

“Lalu bagaimana kita tahu kalau disanalah istana itu berada?”

Krystal memandang tajam Kyungsoo. “Menunggu sampai ada salah satu pengawal keluar. Itulah kenapa aku menyalakan senter ini. Menarik perhatian mereka agar memeriksa keluar. Saat mereka membuka gerbangnya saat ituah kita menyelundup masuk.”

Kyungsoo hanya terdiam. Tidak begitu yakin dengan rencana Krystal. Seorang kawan yang pertama kali ditemuinya di hutan Eve. “Ku harap rencana itu berhasil.”

Krystal hanya memandang Kyungsoo dengan yakin. Sambil berharap pula bahwa rencana itu akan berhasil. Dan mereka pun beranjak bersembunyi dibalik  tiang besar persegi tersebut. Sementara Nyx berjaga tidak jauh dari mereka.

“Kau membawa panahnya?” Krystal bertanya begitu menyadari Kyungsoo tengah menyandang sebuah panah. Senjatanya.

Kyungsoo berbalik, menatap Krystal. “Kenapa? Bukankah ini nanti akan berguna.”

Krystal mengernyit. “Tidak Kyungsoo, bagaimanapun alasannya dan apapun yang terjadi kau tidak boleh menggunakan panahnya.”

“Kenapa?” Kyungsoo dengan  sangat penasaran bertanya. Kenapa orang-orang melarangnya menggunakan senjatanya? Bukankah ini adalah miliknya. Bukankah panah ini telah diberikan kepadanya?

“Karena sesuatu yang sangat buruk akan terjadi.”

“Aku tahu, tapi apa? Jangan membu-“

Kyungsoo menghentikakan ucapannya. Mereka mendengar ada yang bergerak. Langkah kaki yang menginjak daun-daun kering.

“Bagaimanapun alasannya kau tidak boleh menggunakannya.” Krystal berbisik tajam kepada Kyungsoo sebelum akhirnya beranjak dari tempat persembuanyian mereka dan mengikuti dua orang prajurit Bogles yang tampaknya hendak memasuki gerbang.

Kyungsoo tak sempat membalas, pikirannya sudah teralihkan dengan pergerakan Krystal.

“Nyx, lindungi kami.” Kyungsoo pun mengikuti Krystal.

“Gerbangnya akan terbuka, kita harus melumpuhkan dua pengawal itu dan saat itulah kita masuk. Kau siap?”

Kyungsoo mengangguk tidak yakin.

“Dengarkan aba-abaku dengan baik.”

Kyungsoo kembali mengangguk.

Namun sebelum dua pengawal itu mencapai gerbang, pintu telah terbuka. Dua pengawal lain keluar dari arah dalam istana. Mereka tampak berbincang.

“Aku melihat ada cahaya berkedip di luar. Apa kalian melihat ada sesuatu yang aneh?” salah seorang penjaga bertanya.

“Tidak. Kami tidak melihat apapun.”

“Ada yang bercahaya di sana”

Salah seorang pengawal bogles menunjuk ke arah tiang gerbang sebelah barat. Para pengawal itu itu pun beranjak memeriksa apa yang terjadi disana.

“Sekarang.” Krystal memberi aba-aba saat pintu gerbang terbuka dan kosong tanpa pengawal.

Mereka berlari dan hampir mencapai gerbang saat salah satu pengwal melihat dan menghentikan mereka.

“Apa yang kalian lakukan?”

Pengawal yang lain pun mulai mengepung mereka. Mereka terjebak di tengah-tengah para pengawal. Semua tanpak waspada. Kyungsoo dan Krystal saling memunggungi.

“Apapun yang terjadi jangan gunakan panahmu.” Krystal kembali mengingatkan. Karena entah sejak kapan Kyungsoo telah memegangi panahnya.

Kyungsoo tidak menjawab. Ia hanya diam sambil menatap tajam para pengawal.

“Aku kembali bertanya, apa yang kalian lakukan?”

“Kami tersesat. Temanku hendak memburu rusa. Kami mengejarnya hingga kemari dan kami tersesat.” Krystal menjawab dengan biasa.

“Benarkah? Tapi menurutku kalian punya maksud lain.”

Para pengawal itu makin merapat. Jarak mereka terlalu dekat.

“Su-sungguh. Ka-kami tersesat.” Suara Krystal bergetar. Tampak mulai ketakutan.

“Benarkah? ”

Hening. “KALIAN ADALAH PENYUSUP” Tiba-tiba salah satu pengawal menyerang mereka dan bertepatan saat itu juga Kyungsoo menarik anak panahnya. Anak panah itu melesat satu persatu menembus para pengawal. Kyungsoo tidak tahu bagaimana cara kerjanya, namun keempat pengawal itu mati dengan hanya satu anak panah.

Krystal terperangah. Begitupun Kyungsoo. Tangannya bergetar karena tidak percaya telah membunuh empat orang sekaligus.

“APA YANG KAU LAKUKAN?” Krystal mendorong Kyungsoo. “KAU BODOH. NAGA ITU AKAN DATANG DAN KITA AKAN MATI.”

Kyungsoo tidak paham apa yang terjadi. Tiba-tiba saja ia menarik anak panahnya dan semua terjadi. “A-aku, a-aku ti-“

“HEY! APA YANG KALIAN LAKUKAN.”

Beberapa pengawal datang dari dalam istana dan mengahadang mereka. Jumlah mereka makin banyak dan Krystal bersama Kyungsoo makin terpojok. Dan saat itu kembali terulang. Ketika melihat ada peluang, Kyungsoo menarik anak panahnya dan menatap satu persatu pengawal Bogles itu dan anak panahnya akan melesat menembus semua orang yang ditatap Kyungsoo. Karena begitulah cara kerja panah mata naga. Dan entah kenapa Kyungsoo merasa candu. Ini menyenangkan. Mendengar teriakan orang-orang sekarat.

Krystal yang melihat Kyungsoo sudah berada di luar kendali berusaha menyadarkannya.

“HENTIKAN, KUBILANG HENTIKAN. APA YANG KAU LAKUKAN. NAGA ITU AKAN DATANG DAN MEMBINASAKAN SEMUANYA. KYUNGSOO SADARLAH” Krystal memukul-mukul Kyungsoo berusaha menghentikannya. Namun kyungsoo hanya diam dan menatap satu persatu pengawal dengan matanya yang telah merah.

“KYUNGSOO-HENTI-“

“Nyx?” Krystal memandang Nyx dengan heran.

“Naga itu telah datang. Cepat naik ke punggungku dan kita mencari tempat yang aman.”

Krystal bergegas memanjat Nyx dan Kyungsoo diangkat Nyx dengan sayapnya.

“Biarkan aku membunuh mereka.” Kyungsoo berujar tajam.

“Tidak, kau telah diluar batas. Kau tidak tahu apa yang baru saja kau panggil. Kau menggunakan panahnya maka naga itu akan datang. Dia merasakan keberadaan panah itu dan akan membunuh orang yang menggunakannya. Sekarang cepat buang panah itu.”

“Aku tidak mau.” Kyungsoo berkata dengan tegas.

“Buang panah itu. Kau dalam bahaya jika terus membawanya.”

“Ini senjataku dan aku tidak akan melepaskannya.”

“KYUNGSOO DENGARKANLAH NYX. BUANG PANAH ITU SEBELUM KAU-“

Kyugsoo tiba-tiba melompat dari punggung Nyx dan berlari kearah gerbang istana.

“KYUNGSOO!”

Dan saat itulah Krystal mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Namun itu bukan gemuruh. Melainkan makhluk besar yang melintas di udara. Menyemburkan api dan mebakar hutan Eve. Dan saat itu juga makhluk itu mendarat tepat dihadapan Kyungsoo.

Kyungsoo melangkah mundur. Sesuatu dihadapannya ini bukanlah sebuah makhluk main-main. Kyungsoo tahu makhluk ini berbahaya. Jauh lebih kuat dari Nyx. Jauh lebih licik dari Nyx. Jika satu langkah saja dirinya salah, maka sudah bisa dipastikan ia akan hangus menjadi abu. Namun, ia tidak boleh takut. Ia harus membunuh naga ini. Ia harus melindungi hutan Eve, ia harus melindungi orang-orang yang ada didalamnya. Ia harus melindungi Eryd. Ia harus melindungi Otsondor. Karena ia adaalah seorang Eru.

Jujur saja Kyungsoo saat ini tengah bimbang. Ada suatu hal di dalam dirinya memaksa untuk berbuat baik dan disisi lain memaksa untuk membiarkan ini terjadi. Kyungsoo tidak tahu siapa yang menggerakkan hatinya sampai pada saat ini. Namun ia sangat yakin semua hal yang dilakukannya selama ini bukanlah atas keinginannya sendiri. Melainkan seperti di perintah oleh suatu hal yang tidak dapat ia hentikan. Baik itu yang buruk, maupun yang baik. Ia bukan seperti dirinya.

Semua terasa sangat cepat. Kyungsoo merasakan sesuatu mengangkatnya tepat sebelum semburan api dari naga yang berada di hadapannya membakar hangus rumbut-rumput. Nyx menyelamatkannya. Burung penjaga itu kemudian meletakkan Kyungsoo di pundaknya dan membawa anak laki-laki itu jauh. Namun semua tidak berjalan semulus itu. Saat mereka hampir mencapai balik bukit, Nyx kehilangan keseimbangan. Naga ganas itu menyerang dan mengenai sisi kanan sayapnya. Nyx memekik kesakitan.

Mendengar jeritan Nyx yang sedemikian kesakitannya, Kyungsoo kembali. Ia kembali menjadi jahat. Dengan cepat anak laki-laki itu menarik anak panahnya dan mengarahkannya tepat kepada mata naga itu. Anak panah melesat dengan cepat dan mengenai mata sang naga. Namun tak ada apa-apa yang terjadi. Panah itu seperti menembusnya dan beberapa saat kemudian kembali berada di tangan Kyungsoo.

“A-apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa membunuhnya?”

“Kau tidak akan bisa membunuh naga itu karena itulah perjanjiannya Kyungsoo. Banyak hal yang belum kau ketahui mengenai senjata itu. Sudah kubilang jangan gunakan. Kau terlalu keras kepala.” Nyx kembali mengingatkan Kyungsoo.

“T-tap- NYX!” Kyungsoo tiba-tiba berteriak. Nyx kembali di serang, kali ini cakar tajam sang naga menembus punggung bagian belakang burung api itu. Mereka berputar-putar di udara. Kyungsoo merasa perutnya naik dan ia ingin muntah. Tapi bagaimanapun saat ini bukanlah moment yang tepat untuk muntah. Nyx tersungkur di atas tanah. Sayapnya melemah. Burung itu tampak tak berdaya.

“Nyx, kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja. Sekarang bersembunyilah. Dan tinggalkan panah itu.”

“Tidak! Aku tidak mau. Aku ingin membunuh naga itu. Dia telah menyakitimu Nyx.”

“Dengarkan aku Kyungsoo. Kau sudah melihat bagaimana akibatnya. Naga itu akan marah jika kau terus menggunakan panah itu. Dan kau bisa lihat sendiri kalau panah itu tidak mempan sama sekali untuknya.”

“Tidak! Dengarkan aku Nyx. Aku tahu apa yang akan kulakukan.”

“Jangan keras kepala Kyungsoo.”

Kyungsoo menggeleng. “Tidak! Ini demi semua. Tetaplah disini dan aku akan menyelesaikannya.” Dengan sangat yakin Kyungsoo berlari kearah depan istana. Tempat dimana naga itu berada. Menyemburkan api ke sekitar hutan. Nyx terlalu lemah untuk mencegah Kyungsoo kali ini. Ia perlu memulihkan tenaga sebentar.”

“MAKHLUK BESAR! AKU KAH YANG KAU CARI?”

Kyungsoo berteriak sambil melambaikan tangannya kearah naga yang tingginya hampir mencapai tinggi sebatang pohon.

“BERHENTILAH MERAJUK DAN MARI KITA BERMAIN”

Naga tersebut menggeram. Berjalan dengan sangat hati-hati mendekati Kyungsoo. Memandang anak laki-laki itu dengan matanya yang tajam. Kyungsoo bahkan bisa melihat pantulan dirinya di kornea mata si naga.

“Jangan memancing kemarahanku.” Naga itu bersuara. Kyungsoo terkesiap, ia menelan ludahnya.

“Apa yang kau inginkan?” Kyungsoo bertanya.

“Dirimu”

Kyungsoo kaget. Ini seperti pernah terjadi. Suara itu. Panggilan yang menyuruhnya datang ke hutan Eve. Laki-laki yang ditemuinya di hutan Eve. Semua memiliki suara yang sama. “S-siapa kau?”

“Sesuatu yang ada didalam dirimu.”

Lagi. Kyungsoo sangat yakin ini adalah suara yang sama dengan intonasi yang sama. Apakah yang memanggilnya selama ini adalah naga yang berada di hadapannya ini? Lalu siapa pria berjubah hitam yang memiliki suara yang sama pula itu? Apakah naga ini bisa berubah wujud.

“S-siapa kau?” Kyungsoo lupa jika ia telah bertanya pertanyaan yang sama. Bukan apa-apa. Tetapi ia hanya tidak sedang fokus. Dan saat ini ia tengah bingung.

“Aku adalah penjagamu. Rajaku memerintahkan ku untuk melindungi pangerannya. Dan itu adalah kau bocah kecil. Namun setelah melihat apa yang ada ditanganmu dan apa yang telah kau perbuat aku berubah pikiran. Aku membenci seorang pengkhianat dan kau telah mengkhianati ku. Dengan alasan apa pun aku harus membunuhmu. Kau mempunyai senjata yang dibuat dari kulit dan darah pasanganku. Kau adalah seseorang yang keji. Orang yang memegang senjata itu adalah orang keji dan harus dibinasakan. Kau paham? Pangeranku?” Naga itu bernapas didepan Kyungsoo. Membuat anak laki-laki itu menahan napas.

Jujur, saat ini Kyungsoo benar-benar takut. Apa yang akan dilakukannya? Mundur? Itu memalukan. Maju dan bertarung? Hal itu lebih tidak masuk akal. Apa yang ia punya? Kekuatan? Ia bahkan tidak mempunyai kekuatan sedikitpun. Senjata? Ya. Dia hanya bermodalkan senjata. Lalu? Kyungsoo berpikir. Ia hanya punya satu senjata yang juga tidak berguna. Namun mundur adalah jalan yang berat. Semua telah terlanjur. Sudah sejauh ini dan sudah banyak korban. Ia harus menyelesaikannya.

“AYO KITA BERTARUNG” Kyungsoo berteriak dengan keras. Ia memegang panahnya dan bersiaga.

Naga itu menggeram. Lalu diam. Dia hanya diam dihadapan Kyungsoo. Apa rencananya? Kenapa makhluk itu tidak menyerang?

“Dengan senang hati pangeranku”

Naga tersebut melangkah mundur dan saat itu Kyungsoo melepas kembali anak panahnya. Lagi. Kejadian yang sama, anak panah itu menembus leher sang naga dan kembali ke tangan Kyungsoo.

Kyungsoo terdiam. Ia memandangi anak panah itu. Berpikir dan mencari cara lain yang mampu digunakannya untuk  mengalahkan sang naga.

Akhirnya Kyungsoo menjatuhkan panahnya. Ia memfokuskan dirinya. Dan menatap naga itu dengan tajam. Bersiaga dengan apa pun yang akan terjadi. Saat ini ditangannya tidak ada apa-apa dan ia harus mengalahkan sekor naga. Itu adalah sebuah angan-angan yang sulit diwujudkan. Tapi entahlah untuk Kyungsoo.

Tiba-tiba saja sang naga terbang dan tak terlihat lagi. Kyungsoo sibuk mencari di langit namun ia tidak menemukannya. Lalu Kyungsoo merasakan panas di punggunggnya dan saat ia berbalik sang naga menghempaskan Kyungsoo dengan cakarnya yang tajam. Anak laki-laki itu tersungkur. Tulang pipinya berdarah terjerat ranting pohon. Dadanya terasa sakit.

“Jangan bermain main denganku.”

Sang naga kembali menghilang. Lalu beberapa saat kemudian saat Kyungsoo telah bangkit, dengan sangat mudah naga tersebut kembali menggulingkan Kyungsoo untuk yang kedua kalinya.

Kyungsoo mulai naik darah. Sepertinya ada sesuatu didalam dirinya yang hendak keluar. Sesuatu yang sudah sangat lama terpendam dan terkubur jauh di dalam jiwanya. Akankah sesuatu tersebut mengesahkannya sebagai seorang Eru? Kyungsoo tidak tahu. Namun tiba-tiba saja ia merasa kuat. Seperti ada cahaya yang mengangkatnya dan menopang tubuhnya untuk berdiri. Lalu Kyungsoo merasa benar-benar kuat. Tanpa ia sadari, ia menggepalkan tangannya kemudian menaikkannya sebatas bahu dan mendorong sesuatu yang hendak keluar dari telapak tangannya ke arah sang naga. Dan kekuatan itu akhirnya muncul. Kekuatan Kyungsoo yang sebenarnya muncul saat dirinya benar-benar jatuh terlalu jauh dan tak tau harus berbuat apa. Naga tersebut menggeram. Merasakan sakit di kakinya. Lalu ia berbalik dan bersiap menyerang Kyungsoo.

Anak laki-laki itu mengambil sebuah pedang dari seorang prajurit Bogles yang tergelak di depan gerbang. Ia mengusung pedangnya tepat dihadapan naga tersebut.

“Sekarang aku siap.” Ia bergumam pelan dan berlari menghadang sang naga. Kyungsoo melompat ke kaki sang naga kemudian memanjat dan mencapai punggung naga tersebut.

“Aku tidak pernah menyangka mempunyai dua orang penjaga yang benar-benar kuat. Namun untukmu aku sedikit kecewa dan aku ingin membunuhmu.” Kyungsoo mengangkat pedangnya dan hendak menancapkannya di leher sang naga. Namun tiba-tiba tumpuannya goyah dan Kyungsoo hampir saja jatuh. Saat ini ia berpegangan kepada sayap sang naga.

Naga itu semakin gila, ia mengepahkan sayapnya kuat dan terbang dengan kecepatan tinggi untuk menjatuhkan Kyungsoo. Anak laki-laki itu terombang ambing di udara.

Tiba-tiba goncangan yang menggila itu berhenti dan berganti dengan gerakan menukik tajam kebawah. Membuat Kyungsoo memejamkan matanya kuat. Ia kembali mual.

BRUKKKKK

Sang naga jatuh terhempas. Makhluk itu mengeluarkan geraman kesakitannya. Dengan tenaga yang masih tersisi Kyungsoo menarik dirinya dari himpitan sayap naga tersebut. Ia berusaha berdiri namun lututnya terlampau goyah. Akhirnya Kyungsoo hanya bisa tertunduk bertompang pedang yang dihujamkannya ke tanah. Anak laki-laki itu merasakan ada cairan pekat mengalir di dahinya.

“Nyx?” Kyungsoo bergumam pelan saat melihat Nyx ikut terbaring disamping naga itu. Napasnya tampak melemah dan Kyungsoo bisa mendengar suara jeritan pelan burung itu.

“Nyx! Nyx! Apa kau baik-baik saja? Apa kau masih kuat? Bertahanlah Nyx. Aku akan mencari pertolongan.” Kyungsoo menghampiri Nyx yang sekarat.

“Tidak, sekarang yang harus kau lakukan adalah berlari ke arah timur. Saat kau menemukan perkapungan carilah seseorang yang bernama Sadron. Dan ceritakan semua yang terjadi. Dan sebutkan kepadanya bahwa aku adalah penjagamu. Maka dia kan menolongmu. Sekarang pergilah. Biar aku yang mengurus naga itu.”

Kyungsoo menggeleng. “Tidak Nyx, tidak. Apa pun yang terjadi aku akan menyelamatkanmu. Aku akan mengalahkan naga itu. Meskipun kau harus mati, aku mau mati bersamamu. Karena hanya kau satu-satunya yang dapat ku percayai. Jadi ayo kita hadapi bersama-sama.”

Nyx menghirup udara dalam. Mengisi paru-parunya yang telah kosong akan oksigen. “Apa kau mau melihatku mati disini?”

“Tidak! Apa yang kau bicarakan?”

“Maka dari itu, pergilah. Temui seseorang yang bernama Sadron. Dia akan menolongku.”

“Aku tidak mau meninggalkanmu.” Air mata Kyungsoo mulai jatuh. Ia takut. Ia benar-benar takut sekarang. Ia tidak mau kehilangan orang yang disayanginya.

Nyx tidak menjawab. Burung api itu berusaha bangkit kembali.

“Nyx Nyx Nyx!” Kyungsoo memanggil nama panjaganya khawatir.

Nyx melangkahkan kakinya, namun baru beberapa langkah, burung itu kembali tersungkur. Kyungsoo yang melihat kejadian itu akhirnya terpaksa mengambil tindakan sepihak. Ia menggenggam pedang yang ada ditangannya dengan kuat. Kemudian ia berlari dan mengalihkan perhatian naga yang saat ini tengah mengepahkan sayapnya bersiap kembali terbang. Saat sang naga itu melihat Kyungsoo, anak laki-laki itu mencari kesempatan untuk memanjat dan mencapai punggung sang naga. Dan saat itu tiba begitu sayap sang naga menyentuh tanah dan Kyungsoo melompat dan memanjat sehingga ia sampai di punggung sang naga. Naga tersebut kembali menggerakkan tubuhnya tak tentu arah. Ia terbang dan menghantam pohon-pohon. Kyungsoo terombang ambing di atasnya. Lalu saat Kyungsoo hendak menghujamkan pedang ke leher sang naga, ia tergelincir dan hampir saja jatuh kalau saja tidak ada cakar sang naga yang menangkapnya. Kyungsoo telah berada di gengaman sang naga. Tak ada tempat baginya untuk lari selain mengeluarkan tenaganya dan menyerang di sembarang tempat. Saat sang naga hendak membawa Kyungsoo kedalam mulutnya tiba-tiba saja genggaman naga itu terlepas bersamaan dengan jatuhnya naga itu, lalu saat itu Kyungsoo menarik pedangnya dan menujamkannya tepat di leher sang naga.

Kyungsoo tidak tahu apakah serangannya mengenai naga itu atau tidak. Karena setelah itu ia hanya merasakan dirinya melayang di udara dan semua mejadi kelam. Dan saat anak itu membuka mata ia telah berada di sebuah kamar gelap dan bau rumput.

~~~

Kacau banget, asli lah!

Aku ga bisa mendeskripsikan waktu Kyungsoo berantem sama naganya. Mudah-mudahan imajinasi kalian bisa menangkap apa yang aku bayangin waktu nulisnya. Terus aku mau ngasih penggambaran aja buat naganya. Naga nya itu bukan naga yang panjang dan punya kumis khas negeri China itu ya, tapi naganya itu kaya naga di film Eragon. Tau kan filmnya? Kalau yang belum kamu cari aja di google. Jujur nih ya, susah banget buat aku bikin setting yang kerajaan itu, jadinya feelnya kurang. *bahasanya sok tingkat tinggi, hahahaha

sejauh ini makasih ya buat yang udah baca dan komen. Tanpa kalian aku ga bakal semangat nulis *gaya lu thor hahaha

tungguin chapter selanjutnya ya. Dan aku bakal berusaha lebih baik lagi.

Makasih ya semua :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS