Chapter 16

Otsondor

Dan sepertinya hari ini pun akan menjadi hari yang sia-sia. Tolong katakan kepadanya bahwa mencari satu orang diantara jutaan orang di negeri yang luas ini adalah suatu ketidak masuk akalan. Lalu Baekhyun memungkiri hal itu. Kekalutan dan kemarahan yang memuncak membuat Baekhyun bekerja di luar kendali. Ia sudah tidak memikirkan resiko yang akan diterimanya dari bangasa peri iblis, pun dari petinggi-petinggi haus kekuasaan itu. Karena posisinya selama ini adalah sebagai jaminan dari kedua belah pihak. Yang artinya, berada di pihak manapun, ia akan tetap terkena dampaknya.

Terkadang Baekhyun berpikir. Kenapa dia? Kenapa harus dia. Apakah karena dia teman dekat Kyungsoo. Apakah karena ia tahu apapun tentang Kyungsoo? Lalu kenapa bukan keluarga Kyungsoo saja? Bukankah mereka lebih lama bersama Kyungsoo? Lebih mengetahui bagaimana Kyungsoo? Lalu seakan berteriak di dalam hati, Baekhyun berujar bahawa ini sia-sia saja.

Di satu sisi, di kekuasan para peri, jika Bakehyun sampai mebocorkan rahasia Kyungsoo kepada para manusia, ia dan keluarganya-yang artinya adalah ibunya- akan dimusnahkan oleh raja peri iblis yang tidak kenal rasa belas kasihan itu. Dan Baekhyun tidak menginginkan itu. Lalu di lain sisi, di tanah para penguasa negeri, jika Baekhyun tidak meberitahu mereka tentang rahasia Kyungsoo maka mereka akan membinasakan orang itu. Kyungsoo. Dan juga kawan-kawannya. Mereka juga akan mendapat bagian. Dan juga ibunya. Pun Baekhyun tidak menginginkan hal itu terjadi.

Maka dari itu, sekarang, dengan satu-satunya jalan yang ia punya, anak laki-laki itu diam-diam membuat sebuah rencana. Mencari jalan tengah yang tidak merusak sisi kanan dan kirinya. Dan ia berharap besar akan hal ini. Selama petinggi-petinggi pusat itu belum mengusiknya, ia akan mengurus ini terlebih dahulu. Ia harus menemukan dokter yang bisa menyelamatkan Kyungsoo saat ia sekarat nanti. Namun, pencarian hari ini tampaknya akan berakhir sama seperti hari-hari sebelumnya. Apakah ia akan pulang dengan punggung yang bungkuk kembali?

Baekhyun menyeka keringat di dahinya lalu bersandar pada bangku taman di bawah pohon oak tua yang rindang. Bermaksud untuk sejenak beristirahat. Namun suara berisik yang terdengar dari arah belakang membuatnya membuka mata dan menoleh kesana.

Bakhyun mengernyit. Apa-apaan orang asing itu. Apakah tidak ada pekerjaan yang lebih baik selain mengusik ketenagan seorang kakek yang melintas di taman itu. Tidak tahan melihat wajah memelas sang kakek, Baekhyun pun bangkit lalu melangkah kesana.

“Permisi, anda tidak seharusnya melakukan itu.” Baekhyun mencoba berkata sopan. Ia tidak menginginkan ada keributan.

Orang asing bertubuh lebih tinggi darinya itu menoleh. Menatap Baekhyun tidak suka. “Siapa kau?”

“Tidak penting siapa aku, tapi anda tidak seharusnya memaksa kakek itu untuk memberikan uangnya kepada anda , tuan.” Baekhyun kembali berkata.

“Oh, beraninya kau menceramahiku bocah.”

BUGH! Pria itu dengan cepat memukul wajah Baekhyun, yang membuat anak laki-laki itu jatuh tersungkur.

“Sial!” Baekhyun mengumpat. Kemudian ia dengan lekas berdiri dan membalas pukulan dari si pria itu. Baekhyun tahu pukulannya tidak cukup kuat bagi pria tinggi itu, ia hanya sekedar membela diri. Meskipun Baekhyun tahu pada akhirnya ia akan kalah.

Beberapa pukulan kembali didapatkannya. Baekhyun meringis, lalu menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Dadanya sakit karena mendapat tendangan yang cukup kuat. Tapi syukurlah, keributan yang dibuatnya menarik perhatian orang sehingga pria asing itu pun kabur entah kemana.

“Kau tidak apa-apa anak muda? Maafkan aku karena membuatmu memar dan luka seperti ini.” Kakek itu membantu Baekhyun berdiri setelah kerumunan orang sedikit mereda.

“Saya tidak  apa-apa, tuan. Apakah anda baik-baik saja?” Baekhyun balik bertanya.

“Oh, sungguh anak muda yang baik hati. Aku tidak apa-apa. Anak itu memang selalu seperti itu. Ia akan meminta uang kepadaku. Ia akan selalu menungguku sepulang aku mengambil uang pensiun. Dia tadi adalah anakku. Aku mohon maaf atas kelakuannya.”

“Tidak apa-apa, tuan.”

“Lukamu harus diobati, anak muda. Mari ikut denganku ke rumah. Disana ada yang akan mengobatimu. Aku tidak ingin menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.

“Tidak usah, aku-“

“Rumahku dekat dari sini. Kau bisa melihatnya disebelah kedai kopi seberang jalan. Ayo, anak muda.”

Kakek itu memaksa. Dan Baekhyun tidak dapat menolaknya.

Dengan gerakan yang sangat lambat pria tua itu membuka pintu rumahnya, lalu mempersilahkan Baekhyun masuk. Tidak seperti yang Baekhyun kira, ternyata ada pria tua lainnya di rumah itu.

“Ini panti jumpo. Anakku menyuruhku tinggal disini karena tidak punya waktu untuk mengurusku.” Seolah membaca pikiran Baekhyun, pria tua itu sedikit bercerita sambil terus membawa Baekhyun melewati lorong. “Siapa namamu anak muda?”

Baekhyun sedikit kaget. Ia melamun barusan. “Baekhyun. Byun Baekhyun.”

“Baekhyun, tunggulah disini, aku akan memanggilkan Tyron.” Pria tua itu menyuruh Baekhyun duduk di sebuah ruangan yang luas, tampaknya tempat para lansia ini berkumpul untuk berbincang-bincang karena ada banyak kursi disana.

Tapi, apa dirinya tadi tidak salah dengar? Apa pria tua tadi menyebut nama Tyron? Tyron. Dokter Ron kah?

“Ron, Baekhyun terluka bisakah kau membantu?”

Baekhyun masih bisa mendengar pria tua itu berbicara di halaman belakang. Tak lama kemudian, ia kembali bersama seseorang yang dipanggilnya Tyron.

“Baek, Ron akan mengobati lukamu, dia dulunya seorang dokter tak usah khawatir.”

Begitu Baekhyun bertemu dengan seseorang yang bernama Tyron tersebut, saat itulah Baekhyun merasa semuanya akan berakhir baik.

***

Bukanlah hal yang sulit bagi Kyungsoo untuk membuat pejaga penjara bawah tanah tidak sadarkan diri dengan kekuatan Eru yang dimilikinya. Ia mengambil seikat kunci yang akan membawanya ke sel seseorang yang bernama Sadron.

Kyungsoo hanya berdiri diam di depan sel itu. Menatap tajam sosok pria tua yang tidur meringkuk menghadap tembok. Sejatinya Kyungsoo hanya tidak tahu harus memulai percakapannya bagaimana. Karena, entahlah, ini terasa canggung.

Pergerakan dari Sadron membuat Kyungsoo berkedip singkat. Pria tua itu bangkit dari tidurnya. Lalu saat melihat seseorang berdiri terpaku di depan selnya, Sadron sedikit curiga. Cahaya yang redup membuat Sadron harus menyipitkan matanya melihat siapa sosok yang berdiri dalam gelap itu. Dan saat matanya menangkap gurat wajah yang ia kenali, matanya melebar.

“Dyo!” Sadron berujar sambil berjalan mendekat.

Kyungsoo tersentak, ia mundur satu langkah dan memegang erat sebuah pedang yang terikat di pinggangnya.

“Benarkah itu kau? Kyungsoo?” Sadron kembali berujar.

“Apa kau Sadron?” Kyungsoo berujar singkat.

“Ya, ya aku Sadron, mendekatlah. Banyak hal yang ingin kusampaikan.” Sadron terdengar terisak, mungkin saja dia terharu. Atau bisa jadi rindu atau mungkin ia juga menyesal karena tidak berbuat banyak selama ini.

Kyungsoo melangkah maju, namun tidak begitu dekat karena ia menyisakan jarak antara dirinya, dan jeruji besi dengan Sadron yang perpegangan tangan disana.

“Kyungsoo, maafkan aku. Tak seharusnya ini terjadi kepadamu jika aku bisa menjagamu lebih baik. Maafkan aku.”

Kyungsoo hanya diam. Ia terlampau fokus menyalin wajah pria tua yang berdiri di hadapannya ke dalam memori terdalam di otaknya. Mencoba mengingat apakah ada suatu kenangan yang ia punya tentang pria itu. Namun rasanya tidak ada satu bagian kecil pun yang tersamarkan dibayangannya. Ia benar-benar baru mengenal orang ini.

"Sewaktu itu kau masih berusia satu bulan. Saat semua kekacauan itu terjadi."

Tiba-tiba saja Sadron bercerita. Membuat Kyungsoo menegakkan telinga lebih tajam.

"Pada awalnya tidak ada yang mengetahui mengenai kelahiranmu. Karena ayah dan ibumu pikir merahasiakan kelahiran seorang keturunan yang seharusnya tidak boleh dilahirkan adalah jalan yang paling benar. Dan kurasa orangtuamu benar. Venos adalah seorang pemimpin kaum Bogles. Para peri Iblis. Musuh kami para Elf. Dan ia membenci para Edan, para manusia-manusia di luar sana. Dahulunya sebelum menikah dengan ibumu, ia adalah orang yang paling ditakuti oleh kaum peri. Namun semenjak bersama ibumu dan melahirkanmu, kurasa ia sedikit lunak." Sadron menghela napas singkat.

"Dan kami pikir, kaum Bogles dan Elf bisa bersatu dengan perubahan sikap ayahmu. Namun sepertinya takdir memang lebih dahulu menghukum kita semua. Seseorang memberitahukan mengenai kelahiranmu ke gedung pusat. Lalu semua mulai kacau. Venos sangat marah terlebih saat mengetahui bahwa orang yang memberitahu mengenai kelahiranmu adalah seorang manusia. Dan orang itu pernah menjadi salah salah satu orang kepercayaan para elf."

"Siapa orang itu?" Akhirnya Kyungsoo berujar. Namun sikap waspadanya masih tetap kokoh dengan berdiri sambil menjaga jarak.

"Kau yakin ingin mengetahuinya? Karena kupikir kau tidak akan percaya." Sadron membalas.

"Katakan saja!"

"Professor Dorado." Jawab Sadron singkat. Dan Kyungsoo terdiam seketika. "Aku sudah menduga kau tidak akan mempercayai ini Kyungsoo. Aku akui banyak rahasia menyangkut dirimu yang belum kau ketahui. Maafkan aku, karena kupikir dengan merahasiakan semuanya akan menyamarkan dirimu dari kejaran orang-orang pusat. Tapi ternyata aku salah. Bagaimanpun aku menyembunyikanmu pada akhirnya semua akan kembali tercium. Bahwa keberadaanmu sebagai seorang keturunan yg terlarang tidak bisa disembunyikan oleh siapapun dan dimanapun. Ditambah lagi dengan takdir yang datang kepadamu yang menjadikanmu sebagai seorang Eru. Mau tidak mau kau harus diketahui oleh semua orang. Karena bagaimana mungkin semua kaum bisa mempercayaimu jika mereka tidak melihat siapa pemimpin mereka. Karena lagi pula mereka telah menunggu lebih dari 100 tahun untuk mendapatkan kembali seorang pemimpin. Yang bisa menolong siapa pun yang membutuhkan. Lalu dengan lahirnya kau sebagai seorang Eru seolah ini menjadi guyuran hujan di musim kemarau panjang. Namun ada lagi masalah lain yang mengganggu saat kau seharusnya diperkenalkan kepada semua kaum." Sadron berhenti berujar. Ia diam-diam menatap Kyungsoo. Anak laki-laki itu tampak diam tak bergerak. Tangannya terkepal seperti menahan amarah. Sepertinya. Dan matanya tak berkedip beberapa saat.

"Kenapa berhenti bercerita?" Kyungsoo tiba-tiba berujar. "Kau tidak sanggup melanjutkan Sadron? Apakah yang ingin kau katakan adalah karena aku seorang keturunan terkutuk maka mereka pasti tidak akan mempercayaiku? Aku seharusnya tidak lahir di sini. Aku seharusnya tidak menerima takdir sebagai seorang Eru? Lalu kenapa kau masih menyembunyikanku sementara kau tahu semua penderitaan yang akan aku alami nanti? Kenapa tidak kau beritahu kepada semua orang  bahwa aku adalah seorang keturunan terkutuk yang harus dibunuh? Dan sekarang kau menyalahkan ku?"

" Tidak Kyungsoo, aku tidak me-"

"Dari ceritamu tadi kau menyalahkan keberadaanku Sadron. Jika kau tahu semua ini akan terjadi kenapa tidak kau biarkan saja orang-orang pusat itu membunuhku. Kau tahu bahwa selama ini kau memelihara singa liar tapi kau tetap memberinya makan dan berharap dia akan jinak. Kau salah Sadron. Karena bagaimanapun kau berusaha, seekor singa tetaplah akan liar meski kau menjinakkannya dengan berbagai cara. Karena dia akan tetap menerkam pawangnya jika kau membiarkannya kelaparan." Suara Kyungsoo mulai meninggi.

"Tidak Kyung-"

"Selama ini kau membiarkanku buta akan siapa diriku sebenarnya dan sekarang kau memberitahuku segalanya disaat aku benar-benar lapar. Kuharap aku tidak menerkam kepalamu sekarang. Kare-"

"Ibumu." Sadron memotong tiba-tiba. Kyungsoo terdiam.

"Ibumu yang menyuruhku untuk menyembunyikanmu. Memberikanmu kepada seorang pria di negeri Edan. Seorang pria yang dahulu dicintainya dan dipercayainya. Karena larangan untuk tidak boleh menikah dengan seorang manusia, pria itu meninggalkan ibumu dengan terpaksa. Dan semuanya menjadi seperti ini."

Kyungsoo maju selangkah, menyisakan jarak yang dekat dengan Sadron. Ia tersenyum miring sambil menatap Sadron tajam. "Sekarang kau menyalahkan ibuku? Kukira kau orang yang bisa kupercaya. Karena Nyx bilang kau adalah waliku. Ternyata kau sama saja. Tidak ada yang mengerti denganku, kecuali hanya satu orang. Dan orang itu adalah ayahku. Dia menolongku saat aku terluka, dia memberitahuku segalanya dan yang paling penting adalah selama ini ia berusaha mencariku. Bukan sepertimu yang membiarkanku hidup dalam keluarga orang lain dengan janji busukmu untuk menjemputku. Kau pembohong Sadron. Aku tidak akan mempercayaimu. Lagi."

"Dyo" Kyungsoo menoleh. Seseorang memanggilnya. Ada Venos di ujung lorong.

"Ayo bersiap." Pemimpin Bogles itu berkata dalam.

"Dengar Sadron, aku akan membalas semua perbuatanmu."

Kyungsoo melangkah dalam diam dengan amarah di hatinya.

***

Berpikir semuanya akan baik-baik saja bukanlah moment yang tepat untuk saat ini. Fakta bahwa semua ini tidak akan lama lagi seolah mengejek mengambang di atas udara. Saat kebingungan dan kekalutan mengisi ruang-ruang kosong di sekitar seolah semakin membuat semuanya menjadi semakin berat. Relativitas waktu adalah masalah utamanya. Jika waktu dapat dipercepat dan dapat diperlambat, kenapa waktu tidak bisa kembali? Kembali pada saat sumber kesalahan itu seharusnya bisa dihindari? Sebab hukum relativitas waktu itu memang sudah seharusnya begitu.

Membayangkan saat Jongin menyerangnya dengan tiba-tiba membuat Krystal berpikir ulang. Kenapa ia melakukan itu? Kenapa Jongin bisa menjadi bawahan bangsa Bogles? Dan kenapa buku rahasia itu ada didalam tasnya? Mungkinkah Venos menginginkan buku itu untuk melawan para manusia? Atau untuk menutup kelemahan anaknya? Entahlah. Mungkin ada suatu alasan yang memang tidak bisa dipungkuri keberadaannya.

"Kau yakin kau telah membaik?" Luhan bertanya begitu melihat Krystal keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang kacau.

Krystal tersenyum singkat. "Ya, aku baik-baik saja." Jawabnya.

"Kau tampak kacau." Chanyeol menyahut kemudian.

"Tidak, hanya saja aku tidak bisa tidur dengan baik tadi malam. Tapi , aku baik-baik saja. Sungguh."

"Apa yang kau pikirkan? Berceritalah. Kau tahu bahwa kami akan membantumu." Sohyun melangkah dari dapur menuju ruang tengah rumah itu. Ia membawa baki penuh makanan. " Dan aku telah membuatkan sarapan untuk kalian. Pikiran kalian akan menjadi jernih jika perut kalian terisi." Anak perempuan itu meletakkan berbagai macam makanan itu di meja.

Dan beberapa saat anak-anak itu tenggelam dalam perbincangan ringan mengenai apa makanan kesukaan masing masing selama sarapan.

"Krystal, apakah kita jadi menemui temanmu yang bekerja di istana Bogles itu?" Luhan bertanya begitu mereka selesai sarapan.

Krystal mengangguk. “Hanya dia satu-satunya sumber informasi yang bisa kita percaya. Kuharap hari ini ia kembali keluar istana dan kita bisa menemuinya. Dan juga bertanya mengenai Jongin.”

***

Baekhyun menghela napas dalam lalu menghembuskannya kuat.

"Dokter Ron kumohon. Hanya anda satu-satunya orang yang bisa membantu Kyungsoo."

"Tidak nak, kau salah. Kau tidak paham akan masalah ini. Aku tidak bisa melakukannya."

"Tapi di artikel itu disebutkan bahwa anda berhasil menyelamatkan nyawa anak itu. Anda pasti bisa Dokter. Kumohon selamatkan Kyungsoo."

"Tidak Baek. Kau tidak tahu keseluruhan cerita itu. Begitupun orang yang menulis artikel itu. Ada bagian yang luput dari pengamatannya selama ini. Dan kuperjelas sekali lagi, aku tidak bisa menyelamatkan kawanmu itu. Biarkanlah keturunan mereka mengikuti takdir yang seharusnya memang mereka terima."

Baekhyun hanya diam sambil mandang seorang dokter tua yang duduk di seberangnya dengan janggut putih yg pendek.

"Kupikir anda berjiwa besar Dokter. Kupikir anda adalah orang yang peduli kepada orang lain.” Baekhyun menggeleng pahit. “Ternyata tidak. Dan sia-sia lah pencarianku selama ini disini. Hanya karena keegoisan dan alasan tidak masuk akal yang anda berikan, anda telah mematahkan semangatku yang hanya ingin memperbaiki segalanya. Yang hanya ingin membuat arti persahabatan itu menjadi nyata. Hanya karena itu semuanya menjadi sia-sia. Aku benar-benar kecewa. Terimakasih atas bantuan anda. Kuharap anda menjalani hari yang menyenangkan. Selamat sore."

Sesungguhnya berat sekali langkah kaki Baekhyun untuk beranjak dari sana. Bagaimanapun ini adalah satu-satunya harapan yang bisa diambil dan lalu pada akhirnya akan berujung sia-sia. Benar sekali ini keputusan yang berat. Namun Baekhyun pikir, meminta bantuan kepada orang yang memang tidak berniat membantu adalah membuang waktu.

Maka dari itu, dengan bahu yang bungkuk Baekhyun akhirnya melangkahkan kaki.

“Baek! Baekhyun!”

Dan Baekhyun masih mendengar teriakan smar dari Dokter tua itu memanggilnya. Entahlah untuk sebuah permintaan maaf, atau perubahan keputusan, yang jelas Baekhyun sudah terlampau kecewa.

“Baekhyun! Hey nak! Kau tahu, aku mungkin akan memikirkannya. Jangan terburu-buru mengambil keputusan.”

Maka dengan itu, langkah Baekhyun pun terhenti tepat di depan pintu keluar. Ia menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya. Lalu beberapa saat kemudian ia berbalik dengan raut muka gembira. “ Terimakasih-“ Baekhyun terisak, tak sanggup menahan air matanya. “Terimakasih banyak Dokter Ron. Anda tahu, aku sudah benar-benar putus asa akan masalah ini. Dan berpikir untuk melepaskannya saja. Ta-tapi sekarang, kurasa ada jalan yang lebih baik. Meskipun akhirnya masih tidak begitu jelas. Tapi sugguh, sungguh aku senang sekali.” Baekhyun mengusap air matanya dengan punggung tangan.

Dokter Ron tersenyum singkat. “Tapi Baek, ada hal yang harus kuberitahu kepadamu sebelum ini dimulai.”

Baekhyun mengangguk. “Apa pun itu akan ku dengarkan. Atau nanti kita cari jalan keluarnya bersama-sama.”

“Baiklah, kalau begitu kemari lah, kita akan membicarakannya di ruang kerjaku. Ayo anak muda. Tegakkan kembali bahumu.”

~~~

Professor Dorado berada di tungku pemanas air. Kepalanya sudah terlampau panas memikirkan cara untuk mengalahkan pasukan Bogles. Buku rahasia yangmerupakan kunci dari segalanya telah lenyap begitu saja. Bahkan buku yang selama ini berada di sekolah yang di ajarnya dahulu juga hilang entah kemana.

Sebuah ketukan di pintu ruangannya membuat lamunan Professor Dorado buyar. Tak berniat berdiri dari singgasanya, pria itu hanya berteriak menyuruh seseorang yang mengetuk itu masuk.

“Permisi Professor, maaf menganggu waktu anda.” Orang itu membungkuk kemudian berjalan mendekat.

“Ada apa?” Professor Dorado langsung berujar tanpa menanggapi ucapan orang itu sebelumnya.

“Ka-kami menemukan seseorang yang mungkin bisa membantu di perperangan nanti.” Orang yang memakai seragam itu berujar dengan sedikit terbata. Dan raut muka Professor Dorado langsung berubah.

“Lanjutkan!” Perintahnya.

“Kami menemukan sebuah artikel tentang keturunan Bogles dan Elf. Seseorang menuliskannya di internet dan kami sudah menemukan orangnya. Jadi, kami pikir anda bisa bertanya kepadanya bagaimana cara melumpuhkan anak Bogles itu Professor.” Lanjut orang itu.

“Bawa orang itu kesini!”

Seseorang yang berseragam itu dengan cepat membungkuk. “Baiklah Professor.” Kemudian ia bergegas pergi dan menutup pintu ruang kerja Professor Dorado.

~~~

“Seseorang dari istana memberikannya kepadaku.” Wanita berbadan tambun itu memberikan sebuah surat kepada Krystal.

Ini sedikit mencurigakan mengingat Zee tidak pernah sekalipun menitipkan ataupun menyuruh seseorang untuk menyampaikan berita yang dibawanya dari istana. Benarlah ini. Telah terjadi sesuatu kepada gadis itu. Pikir Krystal.

“Oh, apa yang terjadi?” Chanyeol berkomentar. “Kau bilang kita akan menemuinya bukan mengambil surat darinya.”

Krystal hanya menggeleng dan lekas membuka surat itu. Tidak banyak kalimat yang tertulis disana. Hanya selembar kertas dengan dua paragraf yang jarang.

Dear Krystal

Kystal, maafkan aku. Sesuatu terjadi di istana dan aku tidak bisa lagi menemuimu. Raja Venos mengurungku karena ketahuan memberitahu Kyungsoo tentang apa yang terjadi sebenarnya sebelum aku sempat memberitahu seluruhnya. Aku hanya menyuruhnya menemui Sadron di penjara bawah istana dan aku tidak tahu kelanjutannya bagaimana.

Krystal, tidak ada yang bisa aku perbuat lagi. Aku tidak bisa kabur dari ruangan ini. Untuk mengirimkan surat ini pun aku harus susah payah menghasut pegawai istana yang datang membawa makanan. Jadi, dengan sangat menyesal harus kukatan bahwa tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Tapi kudengar mereka akan segera memulai perangnya. Dan yang bisa kusarankan adalah amankan Kyungsoo bagaimanapun caranya. Karena para manusia pasti akan mengincar Kyungsoo dan merusak simbol di punggungnya untuk membuatnya kalah. Lalu ada satu hal lagi yang inginku beritahu kepadamu. Aku tidak begitu yakin tapi aku rasa Nyx berada dekat dengan ruangan yang kutempati. Aku mendengar deru napasnya tiap malam. Terdengar sangat kesakitan. Kuharap kau mempunyai ide untuk ini dan kuharap kau baik-baik saja.

Salam

Zee

“Simbol di punggung Kyungsoo?”

“Nyx ada di istana Bogles?”

“Siapa Sadron?”

“Aku akan ke istana.” Krystal melipat suratnya dengan cepat lalu menyimpannya ke dalam saku bajunya.

“APA!”

“Hey! Setidaknya jelaskan dulu kepada kami apa yang terjadi?” Luhan berusaha mengejar Krystal yang sudah berjalan terlebih dahulu.

“Mereka akan segera memulai perangnya. Kyungsoo harus diselamatkan. Dan juga Nyx. Jika kita berhasil membebaskan Nyx maka kita akan bisa menyelamatkan Kyungsoo.”

“Lalu kau pikir dengan kau pergi sendiri kau bisa melakukan rencanamu itu. Kau pikir untuk apa kami disini? Apa menurutmu kami tidak bisa diandalkan?” Chanyeol tampak tersinggung.

Krystal terdiam sesaat. “Tidak, maafkan aku. Bukan itu maksudku. Hanya saja, aku-aku takut kalian terluka dan jika terjadi sesuatu-“

“Setidaknya kita bersama Krystal.” Luhan memotong dengan cepat.

“Aku tidak ingin kau mengkhawatirkan kami seperti anak kecil. Kau dan kita adalah sama. Kita sama-sama ingin menyelamatkan Kyungsoo. Sama-sama tidak menginginkan hal buruk terjadi kepadanya. Sama-sama menginginkan ia kembali seperti dulu. Dan kau pikir dengan tidak menghiraukan kami seperti ini kau bisa melakukannya? Mari kita bekerja sama sebagai satu tim.” Luhan melanjutkan.

Semua terdiam. Cukup lama sampai Sohyun mematahkannya dengan satu kalimat pembangkit semangat.

“Ayo pergi bersama dan kita akan membawa Kyungsoo yang dulu kembali.”

Merekapun akhirnya melangkah bersama membawa sebuah harapan yang mungkin mereka pikir akan terwujud.

“Hey, apa temanmu itu tidak mengetahui tentang Jongin di istana?” Luhan mulai mengoceh saat perjalanan mereka dimulai

~~~

 

Hallooo :)

Sudah 2015 ya?

Aku udah ga update lamaaaaa banget. Semoga masih ada yang nungguin cerita ini. O ya masalah kenapa aku updatenya jadi lama-lama begini adalah murni karena kehabisan ide. Cerita ini udah mau tamat dan aku mulai pusing untuk bikin ending yang bagus. Jadinya updatenya lama. Maaf ya :( Untuk kedepannya aku bakal berusaha lebih baik lagi. Fighting!

 

Makasih udah baca :D

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS