Chapter 5

Otsondor

Kyungsoo menutup pintu besar di belakangnya. Baru saja ia mengaku kepada kepala sekolah mengenai buku yang di temukannya di perpustakaan. Dan syukurlah Profesor Dorado tidak memarahinya. Peofesor Dorado menghargai tindakannya yang mau jujur dan tidak melarut-larutkan masalah ini. Selain itu Kyungsoo juga berbincang tentang sesuatu yang menimpanya tadi pagi. Tidak, ia tidak melaporkan Kris. Ia hanya menyinggung Kris perihal ‘penculikan’ buku yang dilakukan Kris darinya dan Profesor Dorado berjanji akan mengurus itu semua. Sesuatu yang dimaksud itu adalah mengenai keberadaanya di Zeus. Tentang kekuatan yang sampai sekarang belum dimilikinya.

“Kau tahu Soo, orang-orang yang memasuki Zeus bukanlah orang-orang sembarangan.” Profesor Dorado berkata setelah menyesap kopi favoritnya.

“Aku tahu professor, dan aku bukan lah termasuk dari orang-orang yang tidak sembarangan itu. Aku tidak mempunyai kekuatan apapun. Aku hanya mengandalkan otakku dan bisa bertahan disini hanya karena nilai akademikku. Sementara untuk nilai praktik ku adalah nol. Aku jauh sekali tertinggal. Bahkan untuk tingkat awal pun aku tidak melakukannya. Bagaimana aku bisa sampai semudah itu di sini. Aku merasa tidak enak dengan teman-temanku yang harus berusaha dalam ujian pratikum sementara aku hanya santai-santai saja. Aku hanya merasa tidak pantas bersekolah disini.”

Profesor Dorado terdiam sejenak sambil memandangi Kyungsoo serius. “Lalu kau ingin aku mengeluarkanmu?”

“Eh?” Kyungsoo tampak terkejut.

“Tidak Kyungsoo, aku bercanda” Profesor Dorado tertawa singkat. “Aku tidak akan mengeluarkanmu karena kau bukan seseorang yang biasa. Kau ingat itu.” Profesor Dorado kembali menyesap kopinya.

“Kau tidak seharusnya mendengarkan seseorang yang merendahkanmu karena hanya akan semakin membuatmu rendah. Kau tahu semua orang tidak sempurna. Tidak ada yang sempurna Kyungsoo begitu pun aku, begitu pun kau, pun orang-orang yang meledekmu. Mereka hanya sedikit beruntung dari orang lain. Sedikit Kyungsoo. Sekarang aku tanya satu hal kepadamu. Apa selama ini kau merasa tertekan bersekolah di sini? Kesampingkan soal orang-orang yang meledekmu itu”

Kyungsoo terdiam dan berfikir. Tidak juga, ia menikmati.

“Tidak bukan.” Ujar Profesor seolah membaca pikiran Kyungsoo. “Kau punya sahabat yang baik kepadamu. Jongin, Luhan, Chanyeol dan Baekhyun walaupun anak itu agak berisik tapi kau menikmati bukan. Lalu apa yang harus kau rusuhkan? Tidak ada. Semuanya akan baik baik saja.”

Kyungsoo tahu ada makna lain yang terdapat dalam kalimat ‘semuanya akan baik-baik saja’ yang disampaikan profesor Dorado.

“Jadi sekarang bergembiralah. Oh dengan siapa kau setelah ini belajar?”

“Madam Loren?” jawab Kyungsoo tak yakin. Entahlah, ia tidak melihat daftar untuk hari ini.

Profesor Dorado tersenyum. “Dengan siapa pun itu yang jelas kau sudah telat lima menit. Bergegaslah. Lain kali kita akan berbincang lagi.”

Kyungsoo mengetuk pintu kelas Mr. Oden, setelah memastikan di ruang kesiswaan ternyata jam ini ia belajar filsafat. Kyungsoo berjalan dengan gontai menuju bangkunya setelah sebelumnya sedikit dimarahi oleh guru berbadan tinggi tegap itu.

“Kau dari mana?” Baekhyun berbisik di sampingnya.

Kyungsoo menghela napas dan mengeluarkan bukunya. “Ruang kepala sekolah.”

Baekhyun tampak terkejut. “Apa yang kau lakukan?”

“Memberikan pengakuan, kau tahu maksudku kan. Buku itu.” Kyungsoo berbisik pelan. Baekhyun mengangguk angguk.

“Pssst... Kyungsoo” Kyungsoo merasakan bangkunya di tendang dari belakang. Ia pun menoleh dan mendapati Jongin duduk tepat dibelakangnya.

“Sepulang sekolah kita bermain bola sepak di lapangan dekat rumahku. Jam empat dan kata telat tidak ada di kamus kehidupanku” Jongin berujar pelan dan Kyungsoo hanya mengangkat bahu pasrah. Jongin tersenyum senang.

~~~

“Kau mau kemana?”

Tuan Do bertanya begitu melihat Kyungsoo berjalan melewatinya sewaktu menonton televisi di ruang tengah.

“Bermain bola sepak bersama Jongin dan lainnya.”

“Jangan pulang terlalu malam” Tuan Do kembali menatap layar televisi.

“Ya dad!” Kyungsoo kemudian berlalu.

Ia bertemu Baekhyun tepat di jalan depan rumahnya. Baekhyun tampak memakai sepatu bola baru yang dibelikan ayahnya sewaktu pergi ke Enidh.

“Soo... bergegaslah. Kita sudah terlambat dan aku tidak tahu Jongin akan melakukan apa kepada kita.”

“Hanya sepuluh menit Baek” Kyungsoo protes sambil memperlihatkan jam tangannya kepada Baekhyun.

“Berapa menitpun itu sangat berharga bagi Jongin. Ayo!”

Baekhyun berlari dan Kyungsoo mengikuti di belakang.

Mereka tiba paling akhir. Disana sudah ada Chanyeol dan Luhan dan pastinya Jongin. Mereka bertiga tampak sudah bermain terlebih dahulu.

“Kalian telat. Bukankah sudah kukatakan tidak boleh telat? Apa alasanmu?” tanya Jongin begitu melihat Baekhyun hendak membuka mulut.

“Ibuku menyuruhku memcuci piring saat aku hendak pergi. Dan aku memecahkan satu lalu aku kena omel selama sepuluh menit.” Baekhyun tampak kesal.

“Kau Soo?” Jongin beralih kepada Kyungsoo.

“Sohyun menyembunyikan sepatu bolaku dan aku butuh waktu tiga puluh menit untuk mencarinya. Setelah aku berhasil mengancam gadis licik itu terlebih dahulu.”

“Baiklah alasan di terima. Sekarang aku akan menjelaskan peraturannya.”

“Peraturan? Apa ada peraturan baru? Kenapa tidak bermain seperti biasa?” Baekhyun protes namun ia segera menutup mulutnya begitu Jongin memelototinya.

“Kali ini kita bermain dua lawan dua. Dan Chanyeol akan menjadi wasitnya.”

“Kita tidak pernah bermain dengan wasit sebelumnya?” Baekhyun kembali menyela.

“Apa kau mau menjadi keeper seumur hidupmu, Baek. Aku juga ingin naik pangkat.” Chanyeol berujar.

Aku juga ingin naik pangkat” Baekhyun mengolok-olok Chanyeol dengan meniru ucapannya namun dengan intonasi yang berlebihan.

“Baekhyun!” Jongin berseru.

Kyungsoo dan Luhan tertawa sementara Baekhyun hanya menunduk dan terdiam.

“Baiklah, aku akan membagi timnya. Berhubung Luhan dan Jongin adalah yang terhebat diantara kita maka aku akan memisahkan mereka. Aku tidak mau melihatmu meraung karena kalah seperti beberapa minggu yang lalu Baek.”

“Aku tidak menangis.”

“Siapa yang bilang kau menangis? Luhan akan bersama Kyungsoo dan Jongin akan bersama Baekhyun. Dan tidak ada penjaga gawang. Mengerti?”

Mereka semua mengangguk.

“Tambahan. Nanti bagi kelompok yang kalah maka kita akan menghukumnya dengan bermain truth or dare.”

“Sejak kapan peraturannya begitu? Aku tidak mau?”

“Sejak kau datang terlambat. Dan apa kau takut tim kita kalah? Rekan timmu Kim Jongin, Baek. Kau meremehkanku?” Jongin hendak menendang Baekhyun karena terlalu berisik.

“Sudahlah, tidak ada protes. Ayo kita mulai saja.”

~~~

Kyungsoo tidak tahu kesialan apa yang menimpanya. Tiba-tiba saja di menit-menit akhir Baekhyun memasukkan bola ke gawang milik timnya dan permainan berakhir dengan kemenangan Baekhyun dan Jongin. Maka sebagai hukuman tim yang kalah akan bermain truth or dare. Permainan truth or dare yang mereka mainkan pun menambah satu peraturan baru lagi dan lagi-lagi dibuat oleh Jongin. Jika satu orang telah memilih truth atau dare maka orang yang lainnya tidak boleh memilih lagi. Dengan kata lain jika Luhan memilih dare maka tidak ada pilihan bagi Kyungsoo untuk memilih dan terpaksa menerima truth.

Luhan menuntaskan ‘dare’ nya dengan mencium Baekhyun yang membuat anak cerewet itu menggelinjang seperti cacing kepanasan. Lalu kini semua fokus teralih kepada Kyungsoo.

“Ceritakan apa yang membuat tangan dan lehermu berbekas seperti itu!”

Sebuah pertanyaan yang di lontarkan Jongin membuat darah Kyungsoo berkumpul di empu jari kakinya. Kenapa kejadiannya menjadi seperti ini?

“Kau tidak bisa memilih karena Luhan sudah memilih dare dan yang tertinggal untukmu hanya truth. Jawab dengan jujur Soo”

Kyungsoo menelan ludahnnya. “Bisa ganti pertanyaan? Apa pun selain itu akan ku jawab.” Kyungsoo memohon.

“Apa kau pernah menonton film o?” Baekhyun bertanya.

“Baekhyun!” Jongin kembali berseru. “Tidak Soo, tidak ada pergantian pertanyaan. Kau harus menjawabnya.”

Kyungsoo tampak gelisah. Ia kehilangan akal. Ia tidak bisa menceritakannya.  Cukup lama ia terdiam.

“Apa kalian merencanakan semua ini? Membuat permainan dengan menjadikanku korban? Membuat peraturan aneh sehingga aku terperangkap dalam satu pertanyaan ini? Jongin-ah apa ini idemu?”

Jongin terkesiap saat Kyungoo menyebut namanya. Tak ada yang membuka mulut. Semuanya menunduk dan memilih diam.

“Kenapa kalian diam? Apa itu benar? Apa kalian benar-benar merencanakan ini sehingga membuatku menceritakannya? Benarkah? Kalian salah. Tidak ada yang bisa memaksaku untuk menceritakannya.” Sekilas anak laki-laki yang baru saja berbicara t bukan seperti Kyungsoo.

“Kenapa kau tidak mau menceritakannya? Apa itu terlalu berharga? Apa kau tidak mempercayai kami lagi? Kami hanya ingin membantu.” Luhan yang dari tadi diam akhirnya membuka suara.

“Kalian tidak bisa”

“Kenapa?”

“K-karena ini ... aku. Ini gila. Ini sudah di luar batas pemikiranku. Ini tidak masuk akal.”

“Tapi setidaknya kau memberitahu kami sedikit. Kami tidak menuntutmu untuk menceritakan semuanya. Kami hanya ingin membantu. Apa kau mau menderita sendiri? Setidaknya jika kau bercerita, penderitaanmu bisa kau bagi dengan kami. Kyungsoo, kau tidak akan bisa melewati ini sendiri. Kau butuh teman.”

“Aku takut. Kalian tidak paham. Setiap malam dia mendatangiku dan mengancamku. Dia marah. Dia marah jika aku menceritakannya.”

“Siapa yang memarahimu?” Jongin bertanya suaranya mulai meninggi.

Kyungsoo menggeleng. “Aku tidak tahu.”

“Ini konyol Soo. Kau takut dengan seseorang yang tak kau ketahui? Tidak, ini lucu. Kau bahkan tidak tahu orangnya lalu untuk apa kau takut kepadanya? Kau bodoh” Jongin menggeleng tidak percaya.

Kyungsoo mengangkat kepalanya. Menatap Jongin serius. Sesuatu yang Jongin ucapkan telah menusuk hatinya. “Benar. Ini konyol. Dan aku bodoh. Kau tidak tahu bagaimana rasanya Kim Jongin dan kau seenaknya mengataiku. Kau pikir aku menginginkan ini. Kau pikir aku meminta untuk menjadi orang yang lemah. Kau pikir aku meminta di lahirkan untuk menjadi seorang Eru?

Seketika semuanya terdiam dan terhenyak kaget.

Kyungsoo berdiri dan tidak menoleh lagi lantas meninggalkan teman-temannya yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya.

~~~

 

update yeeee \^o^/

setelah sibuk mengurus ini itu di kampus, akhirnya bisa update juga

maaf kalau tidak sesuai harapan, tapi buat next chap aku usahain lebih baik lagi

makasih udah mau baca :)

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS