Chapter 11

Otsondor

Pintu kayu itu berdebam keras. Kyungsoo melampiaskan kekesalannya dengan menutup pintu kamar istana Bogles itu dengan kuat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Raja Bogles yang mengaku ayah kandungnya itu membuat posisinya seolah berada di ujung pedang. Jika kau bertahan di atasnya maka kakimu akan tertusuk dan jika kau melompat seluruh tubuhmu akan remuk.  Artinya tidak ada tempat yang bagus untuknya saat ini.

Kyungsoo berjalan menuju tempat tidurnya. Membaringkan tubuhnya berharap sebuah ide yang sedikit berguna muncul di urat-urat saraf otaknya. Namun sepertinya ini sulit. Beberapa Jam yang lalu Raja Bogles membuat sebuah kesepakatan dengannya. Yang sudah pasti merugikannya.

“Ya, dua orang temanmu itu tengah berada di penjaraku saat ini. Kau tahu, ini sebuah taktik. Kau harus mengambil pelajaran dari tindakanku ini, nak.”

“Bagaimana kalau kita membuat sebuah perjanjian. Aku suka membuat perjanjian.”

“Aku lepaskan dua temanmu dan kau bergabung bersamaku?”

“Aku juga bisa membebaskan orang yang bernama Do Young Jin itu dari penjara pusat.”

 “Ini penawaran bagus nak. Kalau kau menerimanya, semua orang yang kau sayangi akan aman. Jika tidak… Ya- aku tidak bisa membantu. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pengorbanan bukan?”

“Oh ada satu lagi, Ku kira penjagamu sudah lebih pulih dari sebelumnya sekarang.”

Kyungsoo  bangkit dari tidurnya. Untuk pengakuan Venos yang terakhir, hatinya sudah tidak dapat bertahan. Nyx. Pria itu membicarakan tentang Nyx. Apakah itu artinya Nyx masih hidup? Apakah artinya Nyx selamat? Entahlah. Kyungsoo berpikir, ia harus menemukan Nyx. Sendiri. Pasti Nyx disembunyikan di suatu ruangan di istana ini. Lalu akhirnya, Kyungsoo bangkit. Mencari satu-satunya makhluk yang bisa menolongnya.

~~~

Jongin menghela napas dalam. “Jadi dari mana aku harus bercerita?”

Jongin tidak bisa mengelak lagi kali ini. Sebuah penawaran mengikatnya untuk berkata jujur. Tentang apa yang selama ini ia lakukan sendiri. Bukan. Maksudnya dengan bantuan seseorang. Jongin benar-benar membutuhkan alamat Tuan Do di Enidh. Ada sesuatu yang harus diambilnya disana jika ingin menyelamatkan Kyungsoo. Ini bisa saja dikatakan perampokan karena Tuan Do sendiri tidak mengetahui mengenai rencana Jongin ini.

“Ini minumlah!” Luhan memberikan sekaleng soda kepada Jongin.

“Thanks” Jongin tersenyum singkat.

“Kenapa kau ingin meminta alamat Tuan Do di Enidh?” Chanyeol langsung membuka pembicaraan.

Jongin cukup lama terdiam. Membiarkan buih soda menyapu kerongkongannya. Lantas anak laki-laki itu menatap lekat kedua temannya. Sambil memperhatikan sekeliling kalau-kalau ada seseorang yang memata-matai.

“Ada sesuatu yang harus aku ambil disana.”

“Apa?”

“Sebuah buku.”

“Hanya sebuah buku?”

Jongin menggeleng. “Hanya sebuah buku kau bilang? Apa kau tidak berpikir Park Chanyeol, untuk apa aku susah susah membujuk Mr. Smith agar memberitahuku alamat Tuan Do jika yang ingin aku temukan disana hanyalah sebuah buku.” Suara Jongin mulai meninggi.

“Kim Jongin, tenangkan dirimu.” Luhan menepuk pundaknya dan menenangkan.

Sesaat suasana kembali diam. Sampai akhirnya Luhan kembali memulai.

“Buku apa yang kau maksud?”

Jongin menatap Luhan tajam. “Buku yang sama seperti yang ditemukan Kyungsoo di perpustakaan waktu itu.” Luhan dan Chanyeol tampak terkejut.

“Apa? Maksudmu, Tuan Do juga mempunyai buku itu? Bukankah buku itu hanya ada satu? Bagaimana bisa?” Luhan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu otaknya.

“Apa kalian lupa bahwa Kyungsoo adalah seorang anak adopsi ? Dia adalah seorang peri. Yang secara alamiah berbeda dari kita. Sedikit banyak pasti ada hal-hal yang tidak sama terjadi padanya saat tumbuh menjadi seperti sekarang. Lalu untuk seorang manusia yang sama sekali tidak mengerti bagaimana cara membesarkan seorang peri pastilah sulit jika tidak ada petunjuk apa pun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dialami Kyungsoo. Lalu seseorang yang bernama Sadron menterjemahkan isi buku yang asli itu kedalam bahasa manusia dan memberikannya kepada Tuan Do sebagai pegangan jika terjadi sesuatu yang tidak seharusnya kepada Kyungsoo.”

Hening. Chanyeol dan Luhan ternganga saat Jongin selesai menceritakannya.

“Darimana kau mengetahui semua itu?” Chanyeol membuka suara.

Jongin menatap Chanyeol tajam. “Krystal. Dengar Yeol, berhentilah melihat Krystal seperti seorang pengkhianat. Karena dia bukanlah seperti yang kepala sekolah katakan kepadamu. Justru orang yang selama ini kau percayalah yang telah berkhianat.”

“Apa maksudmu Jongin?”

Jongin menghela napas dalam menuntaskan tegukan terakhir sodanya. “Apa selama ini kalian tidak menyadari sikap kepala sekolah yang aneh?” Jongin berhenti sejenak. “Apa kalian selama ini juga tidak menyadari bahwa Kris masih bebas melenggang di sekolah tanpa beban. Aku ragu kepala sekolah menghukumnya mengenai masalah ‘perampokan buku’ dan hal-hal lainnya. Apa kau tahu ayah Kris adalah orang penting di gedung pusat? Dan semua orang pasti akan memberikan kesan yang baik kepada anaknya agar mereka terlihat baik. Kalian paham maksudku?”

“Jadi, kesimpulannya kepala sekolah bukanlah orang yang bisa kita percaya? Begitu?” Jongin mengangguk.

“Dan lagi, ada satu hal yang selama ini Kyungsoo sembunyikan dari kita.” Jongin sedikit memelankan suaranya. Chanyeol dan Luhan tampak mencondongkan tubuhnya lebih dekat kepada Jongin. “Kyungsoo sudah mempunyai senjata.”

Hening. Mereka saling pandang. “Tidak mungkin!” Tiba-tiba Chanyeol berseru. “Bagaimana mungkin dia bisa membeli senjata sementara dia masih belum lulus tingkat tiga. Apa kau bercanda? Dari mana kau mendapatkan berita itu?”

“Benar Jongin. Tidak mungkin Kyungsoo bisa membeli senjata jika dia belum lulus tingkat tiga. Meskipun ia bisa berbohong pastilah tanda tangan kepala sekolah tidak bisa dipalsukannya. Karena kudengar untuk membeli sebuah senjata kau harus mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah terlebih dahulu.” Luhan menimpali.

Jongin hanya tersenyum miring. “Justru kepala sekolah sendiri yang memberi izin kepada Kyungsoo untuk membeli senjatanya.”

“Apa? Ini tidak adil. Bagaimana bisa?”

“Sudah kubilang dari awal, mengambil hati orang-orang pusat perlu dilakukan jika kau menginginkan kekuasaan yang lebih. Dan kalian sendiri tahu bahwa Tuan Do adalah pembantu Dewan Keamanan di gedung pusat.” Jongin menjawab dengan intonasi yang kuat. “Selain itu ada maksud lain yang tersimpan dibalik itu semua.”

“Katakan kepadaku apa itu?”

“Untuk mempercepat peperangan.”

Chanyeol dan Luhan kembali ternganga.

“Dengar! Kim Jongin! Aku memang tidak tahu semua ini begitu rumit. Aku juga tidak tahu apa mau orang-orang dewasa itu. Namun satu hal yang sejak lama mengganggu pikiranku, dari mana kau tahu semua ini? Baiklah, salah satunya adalah dari Krystal. Tapi aku merasa sedikit aneh karena tidak mungkin seorang anak laki-laki berumur enam belas tahun mampu menghubungkan semua kejadian-kejadian yang selama ini terjadi menjadi sebuah kesimpulan yang menurutku… meyakinkan. Dan mempunyai jalan pemikiran yang menurutku juga… begitu cerdas. Apa yanng harus kau lakukan dan apa yang tidak harus kau lakukan. Lalu seolah-olah kau begitu terobsesi menyelamatkan Kyungsoo seperti Kyungsoo merupakan seseorang yang sangat berpengaruh kepadamu nanti. Namun bukan berarti aku tidak ingin menyelamatkan Kyungsoo. Tapi… sikapmu berbeda. Siapa kau sebenarnya Kim Jongin?” Chanyeol tiba-tiba saja berujar. Memang ini diluar pembicaraan mereka, namun dari selama ini yang diperhartikan Chanyeol, Jongin memang tiba-tiba berubah aneh semenjak ulang tahun Kyungsoo yang ke-enam belas. Saat semua kejanggalan-kejanggalan mendatangi sahabatnya itu. Seolah-olah Jongin adalah orang yang paling mengerti segalanya. Seolah-olah Jongin berasal dari bangsa yang sama.

“Apa yang kau bicarakan?” Jongin membalas dengan suara sedikit bergetar.

Luhan hanya memandang anak laki-laki itu dalam. Menilik jika ada kebohongan yang tersimpan di mata Jongin.

“Apa kau seorang peri?” Ucapan Luhan sontak membuat Jongin membulatkan matanya kaget.

~~~

PLAK!

Tamparan Sohyun membekas di pipi Baekhyun. “Ulangi lagi apa yang kau ucapkan tadi Byun Baekhyun!” Sohyun tampak sangat emosi.

“Aku membenci Kyungsoo”

Sohyun memutar bola matanya. “Sadarlah! Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba memusuhi Kyungsoo begitu? Apa dia melakukan seuatu yang merugikanmu? Apa dia pernah menyusahkanmu? Apa dia pernah berbuat salah kepadamu?”

Baekhyun hanya diam sambil memandang tajam Sohyun. Beberapa saat kemudian ia tertawa singkat. “Berhentilah menganggap Kyungsoo baik Do Sohyun. Karena suatu saat nanti dia akan menyengsarakanmu. Seperti yang dilakukannya kepadaku.”

“Memangnya apa yang telah dilakukannya kepadamu? Apa itu sesuatu yang sangat buruk sehingga tiba-tiba saja kau membencinya?” Sohyun menatap Baekhyun lekat.

Diam. Anak laki-laki itu hanya diam dan tidak menjawab. Ia hanya menampakkan raut wajah kesal dan benci yang sangat.

“Sudahlah Baek! Aku tidak mengerti dengan pemikiranmu.”

Sohyun kemudian melangkah ke sisi yang berseberangan dengan Baekhyun lalu menenggelamkan wajahnya diantara dua lututnya yang kecil. Anak perempuan itu menghela napas berat dan mencoba memejamkan mata. Namun baru saja ia akan menutup matanya, anak perempuan itu mendengar sesuatu berderak diluar sana. Seperti bunyi pintu yang dipaksa dibuka. Dan Sohyun yakin itu bukanlah penjaga atau raja istana ini, karena jika mereka yang datang suara pintu tidaklah terdengar. Sohyun bangkit dan berjalan mendekati jeruji yang mengurung mereka. Ia mencoba mengintip siapa gerangan orang atau makhluk yang terdengar mengendap-ngendap memasuki penjara ini. Lalu tak lama kemudian, mata anak perempuan itu membulat keget saat mendapati sosok yang telah lama dinantinya kini tengah berada diruang kurungan ini.

“Soo?” Sohyun berujar pelan. Takut kalau-kalau ada penjaga yang mendengar. Namun tampaknya Kyungsoo telah melakukan sesuatu kepada para penjaga sehingga mereka tampak tertidur pulas.

“Kyungsoo?” Sohyun kembali berujar. Kali ini agak keras. Membuat Baekhyun membuka matanya dan duduk sambil memandangi Sohyun. Sang pria tua yang bernama Sadron pun juga tampak waspada kalau-kalau itu adalah Kyungsoo.

“Kyungsoo, apa itu benar kau?”

Anak laki-laki itu akhirnya berbalik dan menatap ke arah lorong sel. Ia menyipitkan matanya. “Sohyun?” Anak laki-laki itu berujar pelan sambil perlahan melangkah menuju arah suara.

“Kyungsoo, ya. Aku disini. Aku Sohyun.”

“Sohyun! Syukurlah kau tidak apa apa” Kyungsoo tampak sangat senang. Meskipun tujuan awalnya mencari Nyx, namun tak apa. Sohyun adalah salah satu orang yang penting baginya.

“Cepat keluarkan aku dari sini.”

Kyungsoo mengangguk. Pada awalnya ia tampak kebingungan dengan apa harus membuka kunci penjara itu. Saat ia melirik ke arah penjaga kunci, ia melihat kunci itu tersangkut di pinggang penjaga  yang tengah tak sadarkan diri tersebut. Kyungsoo lekas menyambar dan mencoba membuka kuncinya. Namun tak satupun dari kunci tersebut yang bisa membuka.

“Kenapa?” Sohyun bertanya  cemas

Kyungsoo menggeleng. Ia kemudian meletakkan tangannya di gembok sel itu lalu menfokuskan diri agar gembok itu terbuka. Lalu seakan semua sudah diperintah, gembok tersebut terbuka dengan sendirinya.

“Soo! Kau-kau kekuatanmu- kau memiliki kekuatan?” Sohyun berujar tidak percaya. Kyungsoo hanya tersenyum simpul. “Aku benar-benar merindukanmu. Ayo kita pulang.” Sohyun melompat kedalam pelukan Kyungsoo.

“Oh! Ternyata kau lebih cepat dari perkiraanku, Dyo.”

Sebuah suara yang saat ini benar-benar tidak Kyungsoo harapkan tiba-tiba merusak semuanya. Seolah harapan yang sedikit lagi akan terjuwud kabur begitu saja. “Jadi kau setuju dengan perjanjian yang kita buat sebelumnya, anakku?” Venos kembali berujar.

Semua menoleh, Sohyun yang berada di pelukan Kyungsoo, Baekhyun yang berdiri di pintu sel dan Sadron yang duduk bersandar di dalam sel.

“Anakku?” Sohyun mengulang. Menatap Kyungsoo dengan penuh tanda tanya. “Jadi benar dia ayahmu?”

“Tentu, bukankah kalian semua sudah mengetahuinya dari penjaga itu?” Venos menanggapi dengan bersemangat. “Dan…” Venos beralih menatap Baekhyun. “Kenapa kau diam saja dari tadi teman baruku?”

Seakan teralihkan, kini semua menatap Baekhyun. “Baiklah, sebelum kau pergi aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku yang begitu dalam atas bantuanmu selama ini Baek. Kau tahu, kau benar-benar sahabat yang bisa dipercaya.”

“Apa yang kau bicarakan?” Kyungsoo menyela.

“Oh, jadi kau belum tahu? Kenapa begitu banyak kenyataan yang tidak kau ketahui Dyo? Apa selama ini kau tidak peka? Apa kau menganggap semua orang itu baik? Tidak nak! Tidak semua orang yang kau percayai itu baik.”

“Apa maksudmu Venos, jangan bertele-tele!”

Venos tertawa. “Kenapa tidak kau tanyakan saja kepada sahabat setiamu? Kurasa dia telah banyak membantuku selama ini.”

“Baek, apa itu benar?” Kyungsoo mendekati Baekhyun.

“Baekhyun, apa kau bekerjasama dengannya?”  Baekhyun bungkam.

“Baekhyun, iya kah?”

Hening.

“BAEKHYUN BICARALAH!”

Sekilas Baekhyun menatap Kyungsoo tajam. Sirat ketakutan kemarahan dan kesedihan tertangkap oleh Kyungsoo di iris Baekhyun. Baekhyun tidak bersuara, ia hanya mendorong tubuh Kyungsoo kuat lalu kabur dari penjara itu dan tidak kembali lagi.

~~~

Kyungsoo menendang dinding kamar di istana Bogles. Kemarahannya memuncak saat Venos memberitahu sebuah kebenaran yang menyakitkan hatinya. Baekhyun. Ini tentang Baekhyun. Selama ini Baekhyunlah yang memberi tahu apa yang dialamainya kepada para Bogles. Baekhyun menjadi pengantar pesan bagi mereka. Peri-peri iblis. Sebuah persahabatan di putus dengan sebuah pengkhianatan. Kyungsoo tahu Baekhyun tidak akan melakukan semua ini tanpa sebuah alasan yang kuat. Tapi menjadi yang terkhianati  tidakkah menyedihkan?

Entah apa yang terjadi pada Kyungsoo, perlahan sebuah perasaan jahat mulai menguasainya. Mendengar cerita demi cerita yang selama ini tidak diberitahukan kepadanya. Pengkhianatan serta kebenaran yang terlu sulit untuk dipercaya, membuat jalan pikiran Kyungsoo berubah. Apa benar para Edan adalah musuhnya? Siapa yang bisa dipercayanya saat ini?

Ada kala dimana kenyataan benar-benar harus diperhitungkan dengan tindakan sebaliknya.           Dan dugaan yang selama ini diperkirakan tidaklah sesuai dengan kehendak. Maka satu-satunya hal yang saat ini ada dibenak Kungsoo adalah mempercayai orang yang telah menyelamatkannya.

Ia berjalan menyusuri lorong panjang dan berbelok di ujungnya. Sebuah pintu kembar yang tinggi menghadang disana. Lalu saat langkah Kyungsoo berayun menyertai pintu yang berdecit, mungkin ini adalah suatu tindakan yang benar-benar salah.

“Kupikir… kapan kau akan memulai latihannya… Dad?”

Venos terdiam di singgasananya. Mungkin ia kaget, atau terlampau gembira. Lalu seulas senyum menggulung di bibirnya.

“Kapan pun kau siap anakku.”

~~~

Chanyeol dan Luhan terperangah dalam diam. Mata mereka sama-sama menatap tidak percaya seseorang yang duduk dihadapan mereka.

“Oh… sungguh, kau tidak bercanda? Kau tahu, ini semakin diluar akal pemikiranku.” Chanyeol berujar kala itu. Ia merubah posisi duduknnya. Mendekatkan wajahnya ke arah Jongin. “Jadi kau manusia setengah peri, begitu?”

Jongin mengangguk singkat.

“Hah, benar-benar. Ini- woah… jangan sampai aku mendengar lagi kalau Luhan sebenarnya adalah seorang malaikat maut yang diam-diam mencatat amal burukku dan akan menendangku ke neraka nantinya.” Chanyeol kembali membual.

“Sudah kukatakan, kalian tidak akan mudah percaya dengan ini.” Jongin menghela napas dalam.

“Lalu kau dengan Krystal adalah saudara kembar? Benar begitu?” Luhan kembali meyakinkan apa yang didengarnya. Jongin mengangguk. “Jadi itu alasan selama ini kenapa kau mempercayai Krystal?” Jongin kembali mengangguk.

“Apa sebutan untuk kaum kalian?” Luhan kembali bertanya. Karena menurutnya ini luar biasa. Pelanggar peraturan nomor satu.

“Tidak ada. Tidak ada sebutan bagi manusia setengah peri. Karena orang-orang pikir mereka tidak ada. Tidak ada yang melanggar peraturan itu selama ini.”

“Lalu siapa diantara kedua orangtuamu seorang peri?” Chanyeol bertanya.

“Ibuku. Dan sekarang ia tinggal di hutan Eve bersama Krystal.”

“Apa tidak ada orang yang tahu?”

“Makanya aku merahasiakannya selama ini. Dan sekarang harus aku bongkar hanya karena sebuah kecurigaan kalian dan sebuah alamat. Tidakkah aku terlalu baik? Dan aku tidak tahu apa hukuman yang akan keluarga kami terima saat semuanya terungkap.” Jongin terdiam. Ia tidak berniat melanjutkan kata-katanya.

Chanyeol dan Luhan saling berpandangan. “Kau tahu Jongin, mungkin melanggar peraturan tidaklah seburuk yang kau pikirkan. Saat kau telah mulai menyanyangi seseorang tidak akan ada yang akan menghalangimu. Menurutku itulah yang dipikirkan ayah dan ibumu. Dan lihatlah, kalian bahagia meskipun hidup terpisah.”

“Tenang saja, kami akan merahasiakan ini.” Chanyeol menepuk pundak Jongin.

“Ya, percayalah kepada kami.” Luhan ikut meyakinkan.

“Thanks”

“Kalau begitu mari kita pergi ke Enidh. Bukankah ada hal yang lebih penting yang harus kita temukan disana?”

Jongin tersenyum singkat. Beruntunglah ia punya sahabat yang bisa dipercaya.

Saat mereka berjalan di lorong Zeus, tidak sengaja Luhan melihat ke arah hutan Eve dan seketika matanya membulat.

“Hey, aku tidak begitu yakin tapi kurasa itu Baekhyun dan Sohyun.” Luhan berujar tidak percaya.

~~~

“Baek, berhentilah!” Sohyun berteriak di akhir hela napasnya. Baekhyun meninggalkannya beberapa meter di belakang dan membuat gadis itu terpaksa berlari agar tidak kehilangan Baekhyun. Agar ia keluar dari hutan dengan selamat.

Baekhyun berhenti. Ia berbalik dan mendapati Sohyun terengah-engah berjalan mendekatinya. “Dengar, mulai sekarang berhentilah mengikutiku. Jangan pernah menyapaku atau pun berurusan lagi denganku. Aku sudah muak dengan semua ini dan nantinya semua akan menyalahkanku. Kau mengerti?” Lalu anak laki-laki itu pergi dalam diam meninggalkan Sohyun yang terpaku di tempatnya.

“Baek sykurlah kau-“

“Ada apa dengannya?” Chanyeol menatap punggung Baaekhyun saat temannya itu hanya melewati mereka sambil menunduk dalam.

“Sohyun! Kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi sehingga kau akhirnya bisa pulang?” Luhan memeluknya. Gadis itu gemetar, tangisnya pecah seketika dan ia tak sanggup bicara setidaknya untuk saat ini.

“Lebih baik kita ke klinik akademi, banyak luka di tangan dan kakimu.”

~~~

“Jadi kesimpulannya kau ingin mengatakann bahwa Baekhyun berkhianat kepada kita semua?”

Sore itu agak mendung dan langit telah kelam. Mereka berjalan keluar dari gerbang Zeus. Ada Sohyun yang di papah oleh Luhan serta Jongin dan Chanyeol yang mengikuti di belakang. Sepanjanng perjalanan pulang Sohyun terus bercerita perihal sikap Baekhyun yang aneh.

“Apa kau yakin?” Luhan berkata di sebelah Sohyun.

Anak perempuan itu menggulum bibirnya. Tidak begitu yakin sebenarnya. “Mungkin saja Venos mengarang-ngarang cerita untuk membuat Kyungsoo berubah pikiran.” Luhan melanjutkan.

“Tapi Baekhyun aneh. Dia selalu menghindar saat kutanyakan perihal hal tersebut.” Sohyun kembali meyakinkan yang lain. Sebenarnya juga untuk dirinya sendiri.

“Hey, hey, apa kalian tidak penasaran kenapa Baekhyun selama ini tidak mau ke hutan Eve? Maksudku selain dilarang oleh ibunya dan peraturan yang membuatnya begitu, apa kalian tidak punya asumsi lain?” Tiba-tiba Chanyeol berujar di belakang.

“Ha! Chanyeol, bisa saja. Maksudku, dia pasti takut bertemu dengan kaum Bogles dan orang-orang tersebut akan mengenalinya. Dan ia akan ketahuan. Bagaimana menurut kalian? Luhan, bagaimana menurutmu?” Kali ini Jongin yang berkomentar.

“Aku tidak tahu. Banyak kemungkinan yang terjadi. Seperti, kenapa Baekhyun mau berkhianat menurut kalian? Pasti ada hal yang sangat penting sehingga membuatnya melakukan semua itu.” Luhan menimpali. “Lebih baik kita ke rumah Baekhyun dan bertanya kepadanya.”

Semua mengangguk.

Sudah lewat pukul tujuh saat Jongin, Chanyeol dan Luhan mengetuk pintu rumah Baekhyun. Sohyun tidak diperbolehkan oleh mereka untuk ikut dengan alasan kesehatannya. Anak perempuan itu masih tampak lemas.

“Kau yakin Baekhyun akan mau bertemu dengan kita?” Chanyeol bertanya was-was di belakang Jongin yang menekan bel.

“Aku tidak tahu.”

Cukup lama mereka menunggu di luar sampai akhirnya pintu terbuka. Bibi Byun ada di baliknya, menampakkan senyum kotaknyanya, persis seperti Baekhyun. Wanita itu memakai sebuah celemek dan sebuah sarung tangan anti panas terpasang di tangan kananya.

“Selamat malam Bibi Byun!” Luhan menyapa duluan dan diikuti yang lain.

“Selamat malam anak-anak. Masuklah, dan maaf membuat kalian menunggu lama, aku sedang memasak kue dan tidak bisa aku tinggalkan.” Bibi Byun berjalan menuju kursi di ruang tamu, menepuk-nepuk kursi itu. “Silahkan duduk. Mau kubuatkan minum apa?”

“Tidak usah Bibi Byun, kami tidak akan lama. Kami hanya ingin bertemu Baekhyun. Apa dia ada di rumah?” Jongin membalas dengan sopan.

Raut muka Bibi Byun sedikit berubah. Senyum yang terpasang dari tadi seketika luntur begitu saja. “Baekhyun…” Ucapan itu lebih terdengar seperti pertanyaan dari pada pernyataan.

“Hmmm… Baekhyun semenjak tadi siang tidak mau keluar kamar. Aku sudah menyuruhnya makan tapi dia tidak mau. Aku khawatir karena ia tampak kacau. Baekhyun juga kelihatan pucat. Apa kalian tahu sesuatu?” Nyonya Byun terlihat cemas. Tampaknya Bakehyun belum bercerita mengenai masalah yang menimpanya. “Aku kira dia akan senang saat akhirnya berhasil keluar dari penjara Bogles. Namun saat ia baru saja masuk ke rumah siang tadi, anak itu langsung masuk ke kamarnya dan tidak keluar lagi sampai sekarang. Aku sudah lelah membujuknya tapi dia tidak mendengarkan satu pun.”

“Bibi Byun, bolehkan kami menemui Baekhyun. Mungkin kami bisa membantu untuk ini.” Luhan memandang Bibi Byun dengan prihatin.

“Tentu saja. Aku sungguh sangat senang. Kuharap Baekhyun lebih mengerti jika kalian yang berbicara kepadanya. Selagi kalian membujuknya aku akan menyiapkan makan malam. Malam ini makanlah disini.”

Bibi Byun bergegas ke dapur dan sibuk mempersiapkan menu makan malam.

~~~

“Ini tidak akan berhasil, dari tadi kita memanggilnya dan tidak ada satu pun suara di dalam. Mungkin saja Baekhyun tidak ada di kamarnya.” Chanyeol berkomentaar. Anak laki-laki jangkung itu bersandar pada dinding.

“Baekhyun, ayolah,  ibumu sudah membuat kan makan malam. Kau harus makan. Ibu mu sangat cemas.” Luhan kembali membujuk. Mengeluarkan semua jenis bujukan yang ada di kepalanya.

“Sudah lah kita pergi sa…”

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Mereka semua kaget. Baekhyun berdiri di ambang pintu dengan sebuah baju kaos putih yang agak kebesaran dan celana jeans. Baekhyun menatap ketiga temannya dengan tajam.

“Baek, ayo turun, ibumu sudah mennyiapkan makanan.” Luhan membuka perbincangannya dengan Baekhyun. Sengaja tidak menjurus langsung kepada masalah sebenarnya.

“Jangan pernah menemuiku lagi. Tidak ada yang perlu ku jelaskan karena semuanya memang benar. Jadi mulai sekarang berhentilah bertanya kepadaku dan mengangguku. Karena semua yang kalian dengar dari Sohyun adalah benar. Aku telah mengkhianati kalian dan sebentar lagi semua orang berada dalam bayaha karenaku. Selamatkan diri kalian sebelum perang benar-benar terjadi.”

Dan Baekhyun menutup pintu kamarnya dan tidak ada harapan jika Baekhyun kembali membukanya.

“Kita akan bertanya kepadanya besok di sekolah.” Luhan menepuk pundak Jongin dan mereka akhirnya turun.

~~~

 

Aku kembali readers... Wuuaahhh lama banget ya ga update. Sebenernya aku sering online aff, cuma kesempatan buat ngepost ga ada. Nah hari ini aku update lagi yeeee hahaha :D Buat yang udah lupa sama cerita ini, sok di baca lagi chap sebelumnya hehehe....

Untuk next chap aku ga bisa janji in kapan update lagi, semoga bisa cepet selesai. Doa in ya ff in bisa selesai. Thanks for reading :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS