Chapter 13

Otsondor

Hutan lebat membentang di hadapan Kyungsoo. Tampak mengerikan dengan pohon-pohon tinggi dan kokoh yang menghalangi berkas sinar matahari sampai ke tanah. Baunya seperti bau hewan liar yang berbahaya. Dan Kyungsoo mundur beberapa langkah saat sekilas melihat sekelebat bayangan hewan yang tampak sangat berbahaya dan ia tidak tahu harus menamai hewan itu apa.

“Kau takut nak?” Venos yang menyadari kecemasan Kyungsoo meremas bahu anaknya.

“Apa lagi kali ini?”

Venos mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu, pelatihmu yang mempersiapkannya. Silahkan kau tanyakan kepadanya.”

“Latihan apa lagi kali ini?” Kyungsoo bertanya kepada Pluto

“Tidak seberat biasanya, kau hanya perlu berjalan masuk ke kutan itu sampai kau menemukan sebuah bendera dan bawa kembali bendera itu ke sini.”

“Apa ada lawan?” Yang Kyungsoo maksud adalah lawan dengan senjata seperti latihan yang telah ia lakukan beberapa hari lalu.

Pluto menggeleng. “Tidak, tapi tetap berhati-hati.”

“Baiklah!” Kyugsoo tanpa curiga sedikitpun mulai melangkahkan kakinya memasuki hutan tersebut.

“Kau yakin ini akan berhasil?” Venos memandang punggung Kyungsoo yang telah memasuki hutan.

“Entahlah Tuan, semoga saja.”

“Kau tau Pluto, aku sudah lelah melihatnya berlatih seperti anak sekolah dasar yang baru memegang pedang. Dia lemah. Tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Jika seperti ini terus kita tidak akan memang melawan para manusia itu.” Venos berkomentar. Sedikit kecewa dengan hasil latihan Kyungsoo beberapa hari yang lalu.

“Maaf Tuan, mungkin ini salahku. Aku akan melatihnya lebih giat lagi.” Pluto sedikit membungkuk menaruh penyesalan.

“Tapi… darimana kau mendapatkan ide untuk membuat latihan seperti ini? Apakah ini tidak berbahaya untuknya. Dia tidak membawa senjata apapun dan dia benar-benar… benar-benar payah dalam menghadapi lawan.” Venos kembali berujar sembari berjalan menuju singgasananya di pinggir hutan itu.

“Aku hanya teringat pesan pelatihku dahulu. Beliau mengatakan bahwa saat kau benar-benar berada didalam tekanan maka saat itulah kekuatanmu yang sebenarnya akan keluar. Mereka akan seperti sebuah keluarbiasaan yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya.”

Venos menghela napas. “Kuharap saja itu bekerja padanya.”

~~~

“Bagaimana kalau kita mengunjungi Tuan Do terlebih dahulu sebelum pergi ke rumahnya?”Chanyeol berkomentar. Mereka masih dalam perjalanan menuju Enidh.

“Bukan ide yang buruk. Setidaknya kita meminta izin untuk menggeledah rumahnya. Bagaimana Jongin?” Luhan menanggapi lantas meminta pendapat kawan yang duduk disebelahnya itu.

Jongin menoleh, tampak sedikit tidak sependapat. “Kalian yakin? Maksudku apa mereka memperbolehkan kita masuk ke penjara pusat? Lagian kita tidak punya banyak waktu.”

“Tapi hanya berkunjung sebentar dan meminta izin menurutku tidak terlalu lama.” Chanyeol kembali berkomentar.

“Entahlah. Tapi ini benar-benar harus cepat.”

“Kenapa kau terkesan terburu-buru begitu?”

Jongin terdiam sejenak. “Begini, bukan hanya kita yang mengincar buku itu. Ya, Krystal yang memberitahuku. Kalian harus percaya kepadaku. Ada pihak lain yang menginginkannya. Maka dari itu, kita harus sampai di rumah Tuan Do sebelum mereka mendahului kita.”

“Siapa yang kau maksud?”

“Orang-orang gedung pusat.”

~~~

Semua tampak biasa saja sampai separuh perjalanan. Kyungsoo bahkan merasa bosan karena tidak ada apa-apa yang ditemuinya dari tadi. Entah kenapa saat ini ia berharap paling tidak satu orang lawan saja muncul dan menyerangnya. Maka ia akan membalasnya dengan satu pukulan telak. Kemudian saat mata Kyungsoo menangkap sebuah benda yang di carinya dari tadi, saat itu juga ia berpikiran untuk berlari dan mengambil bendera tersebut lalu mengakhiri latihan yang membosankan ini. Namun, tindakan yang baru saja disusunya itu, sepertinya tidak akan terlaksana dengan semestinya karena anak laki-laki itu mendengar suara ranting patah seperti terinjak oleh seseorang.

“Oh, ayolah, saat aku berharap ini akan segera berakhir kenapa kau malah datang?” Kyungsoo mengerang kesal.

Mungkin Kyungsoo berpikiran bahwa lawannya kali ini adalah para prajurit Bogles seperti biasa. Namun, siapa yang tahu, Pluto dan Venos merencanakan sesuatu yang lain.

Beberapa saat suasana kembali hening. Tidak ada kajanggalan atau apapun yang membuat Kyungsoo mengepalkan tangan bersiap menghadapi lawan. Lalu saat selangkah lagi Kyungsoo meraih bendera yang tertancap dalam di tanah, sesuatu menerjangnya dari belakang dan membuat anak laki-laki itu tersungkur.

“Arrgghhh” Kyungsoo mengerang sakit. Sesuatu yang tajam terasa mencakar bahunya. Anak laki-laki itu masih terbaring di tanah saat ia mendengar dengkuran kasar seekor hewan.

Kyungsoo perlahan bangkit dan begitu ia kembali menginjak tanah, seekor serigala tengah berdiri menatap tajam ke arahnya. Tinggi serigala itu hampir sama dengannya dan badannya sangat besar.

“Oh, ini pasti diluar sesi latihan.”

Kyungsoo mundur beberapa langkah saat serigala itu maju beberapa langkah. Ia menggeram pelan dan air luirnya menetes tampak sangat kelaparan dan mungkin hewan itu berpikir makanannya kini sudah berada di hadapannya. Dan itu membuat Kyungsoo menelan ludah cemas.

“Apa yang kau inginkan?” Kyungsoo berseru. Mencoba melawan rasa takut yang entah kenapa tiba-tiba saja datang menghampirinya.

Tanpa Kyungsoo prediksi sebelumnya, tiba-tiba saja serigala itu menyerangnya dan membuat Kyungsoo kembali tersungkur karena tidak menduga hal itu akan terjadi.

“Sial!” Kyungsoo mengumpat dan kembali berusaha berdiri.

Dan perasaan itu datang lagi. Sebuah perasaan ingin membunuh. Saat dirinya mulai dipermainkan dan diserang, saat itulah rasa haus untuk membuat mati lawan tiba-tiba saja datang kepada Kyungsoo. Jantungnya terasa terbakar dan kekuatannya terasa meningkat dari sebelumnya. Dan ia merasakan perubahan itu saat  ia melihat sekeliling hanya dengan warna merah dan hitam. Yang artinya apapun yang berwarna merah adalah musuhnya dan harus mati.

Kyungsoo bangkit, ia berlari kencang ke arah serigala dan dengan cepat menghajar serigala itu dengan tendangannya. Boleh dikatakan penyerangan itu sedikit berhasil karena serigala tersebut mengaum kesakitan.

Lalu seperti kecanduan, Kyungsoo kembali melayangkan serangan demi serangan ke arah serigala tersebut. Ia meninju, menendang, bahkan menggigit. Namun tidak berarti ia tidak mendapat serangan balik dari hewan itu. Berkali-kali Kyungsoo jatuh dan mengerang, namun entah kenapa semakin ia tersiksa semakin besar keinginan membunuhnya. Lalu saat sesuatu seperti sebuah kekuatan hebat terasa mengalir dari jantungnya, membuat Kyungsoo menuntaskan pergulatan itu dengan menendang leher serigala dan membuat hewan itu tersungkur. Kyungsoo bisa merasakan bahwa itu adalah sebuah kekuatan yang benar-benar dahsyat.

Kyungsoo terengah dan serigala itu melolong singkat.

Namun saat Kyungsoo merasa ini sudah berakhir, sesungguhnya ini baru saja dimulai. Saat Kyungsoo sudah memegang tiang bendera, sesuatu kembali menyerangnya dari belakang. Dan itu adalah makhluk yang sama. Seekor serigala besar kembali menghadangnya untuk menuntaskan permainan ini. Namun yang membuat Kyungsoo sedikit gentar adalah kali ini bukan hanya ada satu serigala, melainkan lebih dari satu, sepuluh atau  duapuluh. Kyungsoo tidak menghitungnya karena mencari ide untuk mengalahkan hewan sebanyak itu adalah yang lebih penting sekarang.

Kali ini Kyungsoo yang memulai. Ia kembali menyerang serigala yang berada di dekatnya. Serangan pertama dan kedua cukup berhasil. Namun tidak untuk yang ketiga dan seterusnya. Saat segerombalan serigala itu mulai mengepungnya saat itulah Kyungsoo mulai terdesak. Serangan demi serangan didapatkannya dan membuat tubuhnya habis oleh carakan dan gigitan hewan itu. Dan saat ini Kyungsoo berada dalam tekanan.

Pluto pernah berakata kepadanya bahwa jika kau berada dalam tekanan maka saat itulah kekuatanmu yang sesungguhnya akan keluar. Dan jujur Kyungsoo menantikan itu. Dan benar saja, sebuah perasaan yang aneh dirasakan Kyungsoo. Ia tidak merasakan apa-apa meskipun para serigala itu menyerangnya. Lalu seperti sebuah kekuatan muncul dari dalam jiwanya dan saat ia hanya berpikir agar serigala itu mati dan saat itulah perlahan para serigala itu tersungkur. Kyungsoo hanya berdiri di tengah dan menatap dengan penglihatan hitam merahnya siapa yang ingin dibunuhnya. Lalu seketika mereka tersungkur. Perasaan ini persis sama seperti yang pernah dirasakannya sewaktu melawan prajurut Bogles bersama Nyx beberapa waktu silam. Dan ini menyenangkan. Sampai saat hanya beberapa serigala yang tertinggal, dan Kyungsoo yakin akan menyelesaikan ini sebentar lagi, saat itu seekor serigala luput dari penglihatannya dan berhasil menggigit punggung Kyungsoo. Lalu entah kenapa seakan kekuatan dahsyat itu tiba-tiba saja lenyap. Kyungsoo melemah bahkan ia jatuh terduduk. Pandangannya mulai memburam dan matanya terasa sangat berat. Lalu ia tidak merasakan apa-apa lagi.

“Apa yang terjadi?” Venos tampak sangat cemas melihat keadaan yang tidak diduganya.

Pluto menggeleng lalu lekas berlari menghampiri Kyungsoo yang tergeletak tidak bergerak di tanah.

~~~

“Begini, harus kukatakan bahwa kita harus cepat. Apapun yang terjadi kita harus cepat karena kita tidak tahu kapan orang-orang pusat datang kesini. Mungkin saja besok, nanti, atau sekarang. Yang jelas kalian harus menemukannya secepat mungkin. Kita akan berteleportasi masuk ke dalam rumah tuan Do. Dan kali ini percayalah kepadaku, aku tidak akan membawa kalian ke tempat yang salah.”

Jongin menjelaskan rencana mereka. Saat ini mereka tengah berada di halaman depan rumah Tuan Do. Dan demi apa pun di dunia ini, Chanyeol benar-benar gugup.

“Apa yang nanti akan kulakukan jika orang-orang pusat itu datang?” Anak laki-laki itu bertanya cemas.

“Kau tau apa yang akan kau lakukan. Kau bisa bersembunyi atau lari. Namun yang harus kau ingat betul adalah, lakukan semua dengan cepat jika ingin semuanya selamat. Kau mengerti Yeol?”

Chanyeol mengangguk ragu.

“Baiklah, aku tidak sanggup membawa dua orang berteleportasi sekaligus. Kalian tahu, aku tidak cukup kuat untuk itu. Jadi aku akan membawamu dahulu Yeol. Lalu saat kau sampai di dalam, jangan menunggu aku dan Luhan datang, langsung saja mencari dimana pun itu. Mengerti?”

Chanyeol kembali mengangguk.

“Kau siap?” Lagi-lagi anak itu mengangguk.

Dan… Viola! Jongin dan Chnayeol menghilang. Lalu beberapa saat kemudian Jongin kembali muncul dan membawa Luhan.

“Aku tidak menemukannya” Chanyeol berkomentar saat menyadari kedua temannya sudah berada di dalam rumah.

“Terus saja mencari.”

“Arrgghhh ini tidak semudah yang ku bayangkan sebelumnya.” Chanyeol kembali mengeluh.

“Tetap mencari. Di laci, di lemari, di bawah kursi, dibawah tempat tidur dimana pun itu kau bisa menemukannya.” Luhan menanggapi.

Sudah cukup lama mereka mencari namun sia-sia. Buku itu tidak ada dimana pun.

“Aku menyerah!” Chanyeol menghempaskan badannya di sofa.

“Sepertinya aku juga.” Luhan menimpali lalu bergabung di sofa.

“Kurasa orang-orang pusat telah terlebih dahulu kesini mengambilnya.” Chanyeol kembali membuka suara.

“Tidak. Jika mereka duluan datang maka tidak mungkin rumah ini masih rapi saat kita masuk.” Jongin berkacak pinggang sambil menatap dua sahabatnya.

“Bisa saja mereka merapikannya kembali?” Luhan menambahkan.

“Tidak, aku yakin mereka belum kesini.” Jongin kembali mencari

Beberapa saat kemudian mereka mendengar sesuatu yang berisik di luar. Dan beberapa orang tengah mengoceh.

“Sobat, kalian dengar itu?” Chanyeol berdiri, ia melangkah mendekati jendela dan berusaha mengintip. “Oh tidak! Mereka datang.” Chanyeol berseru panik.

“Apa?” Luhan tampak kaget.

“Aku menemukannya” Tidak lama Jongin pun berseru sembil mengangkat sebuah buku ke udara dengan tangannya.

“Oh Tuhan, baguslah. Ayo kita pergi dari sini.” Jongin mengangguk.

“Bagaimana caranya? Kita tidak mungkin keluar lewat depan?” Chanyeol benar-benar sudah tidak fokus sepertinya. Dalam situasi panik seperti ini otaknya benar-benar tidak bekerja sempurna.

“Jongin akan membawa kita berteleportasi Yeol!” Luhan mengerang kesal.

KREK!

Ketiga anak lai-laki tu serempak menahan napas.

“Kurasa mereka sudah membuka pintu rumah.” Luhan berbisik pelan.

“Benar-benar tidak ada waktu. Kita harus pergi sekarang juga.” Jongin memasukkan buku itu kedalam tasnya.

Anak laki-laki itu memegang tangan Chanyeol dan Luhan sekaligus Napasnya terasa berat dan jantungnya berdebar takut.

“Hey, kau yakin bisa membawa kita berdua?” Luhan bertanya dan tampak cemas.

“Kuharap kekuatanku mau bekerja sama kali ini.” Lalu Jongin memejamkan matanya. Mereka terasa seperti terbang lalu kemudian terhempas kuat ke tanah beraspal.

Chanyeol bangkit terlebih dahulu. “Arrghhh dimana kita?” Ujarnya sambil mengerang memegangi bahunya.

“Eeerr… Maafkan aku sobat. Kita tepat berada di depan halaman rumah Tuan Do. Dan ada penjaga di belakangmu Yeol. Dan saranku saat ini adalah… LARI.”               Jongin berlari pertama kemudian diikuti Luhan lalu Chanyeol.

“AAAAAAAA….” Anak anak itu berteriak sambil berlari memencar.

“HEY KALIAN BERHENTIIII”

Para penjaga yang mencurigai mereka pun mengejar dengan cepat. Chanyeol sedikit bernapas lega saat mendapati Jonginlah yang berlari disebelahnya. Syukurlah bukan para penjaga.

“Hey kau melihat Luhan?” Chanyeol bertanya, berharap Luhan ikut bergabung bersama mereka sehingga mereka tidak perlu berpisah.

“Tidak!” Lalu Jongin melihat kebelakang dan saat itu juga ia melihat Luhan jatuh tersungkur. Sementara para penjaga tidak berada jauh dibelakangnya.

“Berbeloklah di perempatan sana dan selamatkan dirimu.”

“Apa yang kau…” Ucapan Chanyeol terputus tiba-tiba saat melihat Jongin berlari ke arah sebaliknya. “AIISSSHHH KIM JONGIN KU HARAP AKU JUGA BISA BERTELEPORTASI” Chanyeol berteriak dan berbelok di perempatan.

“Berdirilah, apa kau masih kuat?” Jongin merangkul Luhan, ia memapahnya sambil berlari kecil.

“Maafkan aku. Seharusnya kau tetap berlari. Selamatkan buku itu.”

“Tidak, aku tidak akan meninggalka…”

Mereka tertangkap. Bukan. Hanya Jongin, dan tas yang berisi buku itu terlepas saat Jongin mencoba memberontak. Luhan mencoba menolong namun ia tidak sanggup. Penjaga itu terlampau kuat. Kemudian saat Jongin berhasil menggapai Luhan ia dengan cepat membawa Luhan berteleportasi. Dan mereka sampai di taman kota.

“Dengar Lu, aku akan kembali ke sana dan mengambil buku itu. Aku… tidak sengaja menjatuhkannya. Carilah Chanyeol bagaimanapun caranya. Dan jika kalian berdua telah bertemu, pulanglah. Jangan menungguku. Aku benar-benar minta maaf karena aku telah membawa kalian kedalam bahaya. Sampai Jumpa.”

“Kim Jong…” Dalam sekejap, Jongin telah menghilang. Luhan meninju batang pohon disampingnya dan mulai menangis.

~~~

“Apa yang terjadi?” Venos kembali bertanya kepada Pluto saat ia menemui Kyungsoo di ruang rawat istana.

Pluto menghela napas. “Kurasa ia terlampau bersemangat mengeluarkan kekuatannya sehingga saat mencapai titik batasnya, kekuatannya melemah dan ia tidak kuasa mengendalikannya dan jatuh pingsan. Namun aku tidak begitu yakin Tuan. Kita perlu mendengar penjelasan dari Dokter.”

“Tuan Venos.” Tidak lama  dokter istana datang.

“Ada apa dengannya?” Venos bertanya. Ia tampak sedikit panik.

“Maaf sebelumnya Tuan, berdasarkan hasil pemeriksaanku Kyungsoo baru saja mengalami serangan jantung.”

“APA!”

“Sejak kapan dia punya penyakit itu?” Venos bergumam sendiri. Karena seingatnya dirinya dan Melui tidak memiliki riwayat tersebut.

“Maaf Tuan, tapi itulah hasil pemeriksaanku. Ia juga mengalami beberapa luka di tubuhnya dan untungnya tidak terlalu parah. Kusarankan untuk satu minggu ini ia harus beristirahat total.”

Venos terdiam, perlahan amarahnya mulai naik. Ia sudah merencanakan semuanya dengan matang lalu karena kejadian ini, semuanya harus berantakan?

“Ini semua salahmu, Pluto.” Ujar Venos tajam. “INI SEMUA SALAHMU. DARI AWAL AKU SUDAH TIDAK SETUJU DENGAN SEMUA INI. LAKUKAN SAJA LATIHAN SEPERTI BIASA. MAKA INI TIDAK AKAN TERJADI.”

“Maaf Tuan” Pluto berlutut ia menunduk dalam-dalam dan benar-beanr merasa meyesal.

“Tuan Venos, maaf, ada yang ingin aku sampaikan lagi.” Dokter istana itu mecoba mengalihkan perhatian. Membuat Tuannya lupa akan amarahnya.

“APALAGI” Venos masih tampak sangat marah.

“Pangeran Dyo, punggungnya mendapat luka yang cukup parah, dan saat aku memeriksanya ada… ada sebuah tanda. Bukan, maksudku sebuah simbol yang menurutku… ini sangat penting. Luka itu sedikit mengenai simbol itu. Maksudku… bisakah kita berbicara hanya berdua. Ini, sangat penting.”

Mendengar penjelasan Dokter itu, rasa amarah Venos berlahan berganti dengan rasa penasaran.

“Aku menunggumu di ruanganku segera.”

“Baiklah Tuan.”

~~~

Langkah Chanyeol melemah saat ia sudah benar-benar lelah berlari menghindari kejaran para penjaga gedung pusat. Anak laki-laki jangkung itu kemudian menghela napas dalam dan duduk di bangku taman kota. Ia mengelap keringat di dahinya dengan punggung tangannya.

“Ini benar-benar melelahkan.” Anak laki-laki itu bergumam sendiri. “Dimana aku harus menemukan Luhan dan Jongin.” Ia kembali berujar sambil melihat sekeliling. “Lebih baik aku istirahat sebentar.” Dan ia pun akhirnya memejamkan mata berharap energinya kembali dan setelah ini ia akan mencari Luhan dan Jongin.

“Sebentar!” Beberapa detik matanya terpejam, tiba-tiba saja Chanyeol bangkit. Ia memandang sekeliling. Lalu saat matanya menangkap sebuah palang penunjuk jalan yang bertuliskan ‘Gedung Pusa 500 meter lagi’, ia langsung berdiri dari duduknya.

“Aku rasa aku tahu dimana harus menemukan Luhan dan Jongin.” Dan ia pun berlari.

~~~

“Apa penjelasanmu?” Venos melipat tangan di dada. Dagunya terangkat tinggi dan kakinya bersilang sambil duduk berjuntai. Tampak gagah di singgasana berlapis emasnya.

“Maaf sebelumnya Tuan, ini agak sedikit di luar dugaanku. Tapi aku harus mengatakannya sebelum semua terlamba…”

“Katakan saja dan tidak usah berbasa basi!” Tiba-tiba Venos menyela. Tampaknya sudah tidak sabar akan berita yang ingin disampaikan oleh dokter istana itu.

“Ba…baiklah Tuan. Begini, hmmm… bagaimana aku harus mengatakannya? Begini, singkatnya Pangeran Dyo tidak boleh sekalipun mendapat serangan di punggungnya jika anda ingin ia memenangkan perangnya.”

Alis Venos berkerut.” Tidak bisakah kau mengatakan dengan jelas? Jangan bertele-tele dan memberiku teka-teki.”

“Maaf Tuan.” Dokter istana itu membungkuk menaruh penyesalan. “Mak…maksudku adalah Pangeran Dyo mempunyai sebuah titik kelemahan dimana jika titik itu di serang maka perlahan ia akan mati. Ini semua terjadi secara alami. Semua keturunan Bogles dan Elf mempunyainya. Mereka adalah suatu keturunan yang berbahaya. Mereka akan hidup dalam dua jiwa yang berbeda yang otomatis akan membuat mereka bingung dalam menentukan siapa diri  mereka sebenarnya. Dan bagi keturunan itu berlaku sebuah peraturan bahwa jika ia memilih jiwa yang baik maka jiwa yang jahat akan mati dan begitu sebaliknya. Namun, pemilihan jiwa yang saya maksud bukan lah sebuah pemilihan seperti memilih susu rasa apa yang kau sukai. Tapi pemilihan ini mempertaruhkan nyawa.”

“Jadi maksudmu itu adalah kutukan?”

“Bukan Tuan, bukan. Dibandingkan menyebutnya kutukan, agak lebih baik jika itu disebut sebuah hukuman. Saya tidak menyalahkan anda tentang keberadaan Pangeran Dyo, namun… maaf sekali jika saya mengatakan ini, seorang keturunan Bogles dan Elf, memang seharusnya tidak hidup di dunia  ini. Mereka… mereka terlalu berbahaya dan… dan juga lemah. Mak…maksudku hidupnya tidak akan bertahan lama. Maaf Tuan.” Dokter istana itu kembali membungkuk.

“Hahaha..” Venos tertawa. Venos tertawa keras layaknya apa yang baru saja disampaikan oleh Dokter istana itu adalah sebuah lelucon pengantar tidur. Lalu kemudian tiba-tiba tawanya berhenti seketika. “Dia adalah seorang ERU. Jadi kau tidak perlu takut jika ia akan mati.” Venos berkata tajam.

“Ma…maaf Tuan. Tapi ini semua tidak ada hubungannya dengan itu. Jika ia kembali mendapat serangan di punggungnya, tepat disimbol itu, maka ia akan mati.”

Wajah Venos berubah seketika. Entahlah, ada ekspresi marah, dan takut disana. Benarkah ini semua?

~~~

Ch13 done!

Maaf ya kalau chapter ini membosankan. Habisnya udah ga ada ide lagi. Untuk next chap, bakal ada sesuatu yang akan terungkap, apa itu? tungguin aja, hehehehe.

Makasih buat yang udah baca dan juga comment, yang pasti itu semua bikin aku semangat buat lanjutin cerita ini.

Thank you :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS