Chapter 14

Otsondor

Satu hal yang ada di pikiran Kyungsoo saat ia terjaga adalah kenapa punggungnya terasa begitu sakit. Ini bukan sakit seperti biasa namun sakit yang menusuk hingga ke jantung. Kyungsoo masih cukup sehat untuk berpikir apa yang terjadi kepadanya entah beberapa waktu yg lalu. Ia tidak begitu yakin telah berapa lama tidak sadarkan diri. Sesuatu menyerangnya dari belakang dan kemudian seolah olah kekuatannya lenyap seketika begitu serangan itu tepat mengenai punggungnya.

Kyungsoo meringis pelan saat ia hendak bangkit dari tidurnya.

"Anda belum cukup kuat untuk bangun pangeran." Kyungsoo menoleh cepat saat Zee memasuki ruangan yang ditempatinya kini.

Gadis itu membawa baki penuh makanan dan buah, lalu meletakkannya di meja di samping ranjang. Kemudian dengan langkah diam ia berbalik dan pergi meninggalkan makanan itu begitu saja. Kyungsoo terperangah, sejatinya ia hanya terkesan dengan sikap gadis itu. Begitu dingin dan kasar.

"Aku kira kau akan menyuapiku makan." Kyungsoo berujar begitu Zee nyaris sampai pada pintu dan langkah gadis itu terhenti.

Zee berbalik dan menatap Kyungsoo berani. Lantas kyungsoo juga menatap balik dengan tajam.

"Maaf pange..."

"Permintaan maaf di terima, lain kali bersikap baiklah kepadaku." Kyungsoo memotong tiba-tiba. Masih memasang wajah serius.

"Maaf pangeran tapi aku bukan minta maaf untuk itu." Kyungsoo mengangkat sebelah alis heran. "Ada banyak hal yang akan saya lakukan hari ini. Jadi saya harap anda memahami dan bisa makan sendiri. Permisi pangeran Dyo."

"A..Apa?!" Kembali Kyungsoo terperangah untuk yang kedua kalinya. "KAU KIRA KAU SIAPA? aaarrghh..." Anak laki laki itu meringis di akhir makiannya. Punggungnya kembali terasa nyeri Sungguh sikap pelayan yang jauh dari dugaannya.

"Kau kira kau bisa mempermainkanku sepeti tadi? Tidak akan kubiarkan lagi." Kyungsoo mengumpat kesal dalam hati.

~~~

Sepertinya Chanyeol sudah terlalu bosan menunggu di tangga gedung pusat. Lantas kemudian ia bangkit dan berkacak pinggang menatap pintu raksasa gedung.

"Apa yang akan kau lakukan?"

Luhan bertanya. Anak laki laki itu ternyata telah berada di sana saat Chanyeol sampai dan berniat menunggu. Ternyata dirinyalah yg telah di tunggu dari tadi.

"Aku hanya ingat perbincangan kita di kereta yg hendak mengunjungi Tuan Do di penjara pusat. Maka dari itu aku menunggu kalian disini. Berharap kalian punya pikiran yang sama." Begitulah jawaban Luhan saat Chanyeol bertanya kenapa ia bisa berada di sana.

"Ayo kita temui Tuan Do dan menceritakan semuanya." Chanyeol menjawab.

"Tapi Jongin belum kembali." Balas Luhan.

Chanyeol menghela napas. Bahunya turun seketika. "Jongin akan segera kembali. Dia anak yang pintar. Sekarang ayo kita temui Tuan Do dan menceritakan semuanya. Kuharap Tuan Do punya jalan keluar untuk ini."

Luhan hanya menghela napas dan ikut bangkit.

Gedung pusat begitu besar dan jauh dari bayangan mereka sebelumnya. Begitu mereka masuk, terbentang ruangan luas dengan lantai marmer mengkilat dan ditengah tengah ruangan terdapat air mancur yang berkilauan dengan lambang negeri Otsondor yang berbentuk angka tujuh berukir di puncak patung air mancur itu. Melambangkan 7 negeri yang bersatu. Kemudian di sisi kanan ada meja panjang tempat menyakan informasi dan sebagainya.

"Kurasa kita harus kesana untuk bertanya." Chanyeol menyikut Luhan sambil menunjuk meja panjang itu.

"Selamat sore, selamat datang di gedung pusat. Ada yang bisa saya bantu?" Petugas wanita itu tersenyum di akhir ucapanya.

"Kami ingin ke penjara pusat.  Bolehkah kami mengetahui dimana itu?" Kali ini Luhan menjawab dengan sopan.

"Bolehkah saya melihat kartu identias anda tuan?"

"Kartu identitas?" Chanyeol mengulangi.

"Ya, kartu identitas, kami membutuhkannya untuk mengetahui data anda."

Luhan dan Chanyeol saling berpandangan.

"Apa kau punya?" Chanyeol berbisik pelan kepada Luhan sambil membelakangi petugas wanita itu.

"Bagaimana aku akan mempunyainya Park Chanyeol. Bahkan umur kita belum cukup 18 tahun untuk membuatnya."

"Jadi bagaimana?" Chanyeol menatap Luhan penuh harap berharap kawannya itu punya ide.

"Maaf sebelumnya, tapi apa kau menerima kartu pelajar? Kami belum cukup umur untuk memiliki kartu identitas." Luhan memberikan kartu pelajar Zeusnya kepada petugas itu.

Awalnya wanita itu agak bingung namun saat mengembalikan kartu itu kembali, ia tersenyum. "Tidak masalah."

Dan mereka benapas lega.

"Penjara pusat ada di lantai terbawah di gedung ini. Kau bisa naik lift dan berhenti di lantai A1 dan selanjutnya bertanyalah kepada petugas yang ada di sana. Ada pertanyaan lagi?"

"Apa penjara pusat memperbolehkan anak di bawah umur berkunjung?" Chanyeol bertanya mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Petugas itu tersenyum. "Di gedung pusat semua orang mempunyai hak yang sama."

Mereka kembali menghela napas lega, lantas berlari menuju lift.

~~~

"Maaf Pangeran Dyo, jika anda terus menatap saya seperti itu saya tidak bisa membersihkan luka anda dengan benar."

Sungguh, Zee benar-benar sudah tidak tahan. Semenjak awal ia masuk ke kamar Kyungsoo hendak membersihkan luka anak laki-laki itu, ia sudah mendapatkan pandangan tajam dari penghuninya. Setiap gerakan dan kegiatannya selalu dipandangi Kyungsoo dengan pandangan yang menusuk. Dan Zee juga punya batas kesabaran yang menuntutnya untuk membuka suara. Bagaimanapun kau tidak akan bisa berkonsentrasi dengan baik saat bekerja jika orang lain terus memperhatikan gerak gerikmu.

"Kau membenciku?" Kyungsoo membalas singkat.

Bahu Zee turun seketika. Lalu anak perempuan berambut panjang itu menarik napas dalam. " Jika saya membenci anda, sudah pasti anda masih tidak sadarkan diri sejak kejadian itu terjadi sampai sekarang. Karena saya akan memasukkan racun kedalam obat anda."

Kyungsoo tertawa singkat, namun masih menatap tajam gadis dihadapannya. Masih enggan merubah pandangannya.

"Apa kau melihat apa yang terjadi?" Pergerakan Zee berhenti. Gadis itu tampak salah tingkah. "Kau melihatnya?" Kyungsoo kembali bertanya.

"Ti-tidak." Zee kembali menyibukkan diri menempelkan plaster ke luka Kyungsoo di lengannya.

"Kau berbohong." Balas Kyungsoo singkat.

Hening. Tidak ada yang keluar dari mulut Zee saat Kyungsoo menuduhnya.

"Kenapa kau diam? Apa benar? Kau melihatnya? Kau tahu sesuatu? Apa yang terjadi kepadaku sebenarnya?" Anak laki-laki itu menghujam Zee dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pelayan istana itu menunduk dalam.

"Sa-saya tidak mengetahuinya. Sudah selesai. Silakan beristirahat pangeran. " Zee bergegas keluar dari kamar Kyungsoo. Sebisa mungkin menghindari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Kyungsoo kepadanya. Tidak. Sesungguhnya ia hanya tidak mau apa yang diketahuinya terucap sekarang. Karena ia belum yakin benar apa yang telah dilihatnya saat Kyungsoo di serang oleh serigala raksasa beberapa hari yang lalu.

"Kau mengetahui sesuatu tetapi kau tidak mau memberitahuku.”

“Anda bisa menanyakannya kepada Tuan Venos. Saya tidak tahu apa-apa, Pangeran.”

“Justru karena ayahku tidak mau memberitahuku, maka aku bertanya kepadamu. Karena aku tahu kau pasti mengetahui sesuatu. Aku bisa melihatnya. Jadi katakan padaku.” Kyungsoo kembali berujar.

“Maaf, Pangeran.”

“Baiklah. Asalkan kau tahu, aku juga punya sesuatu yang aku sembunyikan. Ini tentang dirimu. Jangan sampai aku mengatakannya kepada ayahku. Karena jika ia tahu, sudah pasti kau akan dipenggal olehnya. Karena ia benci seorang penyusup. Kau paham? Jadi apa tawaranmu? Masih ingin menyimpannya sendiri? Karena aku tahu siapa dirimu sebenarnya."

Perkataan Kyungsoo membuat Zee berhenti tepat di depan pintu kamar. Tangannya membeku di gagang pintu sesaat.

"Maaf pangeran, saya harus kembali bekerja. Silakan beristirahat." Ujar gadis itu tanpa menatap Kyungsoo. Lalu ia melangkah keluar dari kamar Kyungsoo dengan napas berat.

~~~       

"Paman Sadron! Paman Sadron!"

Zee berteriak namun tidak cukup keras. Ia cukup tahu untuk tidak membuat penjaga penjara istana curiga dengan keributan yang di buatnya. Gadis itu kini berada di depan sebuah sel yang tidak terlalu jauh dari kumpulan penjaga yang tengah asik bermain monopoli.

"Zee, bagaimana kau berhasil kemari?" Seseorang menjawab di balik sel itu.

"Aku disuruh mengantarkan makanan untuk mereka dan mereka menyuruhku menaruhnya di meja sana."

"Ada apa? Kenapa kau tampak cemas?" Ternyata Sadron menyadari kegelisahan gadis di hadapannya.

"Sesuatu terjadi, ini tentang Kyungsoo. Kyungsoo terluka saat latihan beberapa hari yang lalu. Dan berita buruknya adalah ia terluka di punggungnya. Dekat simbol kelemahan yang pernah paman sebutkan kepadaku. Lalu kemarin ia mengancamku jika aku tidak memberitahu apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, maka dia akan membuka identitasku. Bagaimana dia bisa tahu siapa aku sebenarnya, paman? Apa yang harus aku lakukan?" Zee dengan cepat menjelaskan apa yang terjadi. Napasnya terengah-engah.

" Apa Kyungsoo sekarang sudah membaik?" Sandron kembali bertanya.

" Kurasa sudah, tapi belum cukup baik untuk kembali berlatih. Dokter istana menyuruhnya untuk beristirahat sampai lusa. Paman, apa yang harus aku katakan jika Kyungsoo kembali bertanya apa yang terjadi kepadanya? Karena menurutku ia tahu bahwa aku mengetahui sesuatu."

Sadron tampak memicingkan mata. Berusaha berpikir dan mencari solusi.

"Paman Sadron!" Zee kembali berseru, namun tidak cukup keras. Ia hanya tidak punya banyak waktu untuk berlama-lama di sini. Penjaga penjara istana pasti akan mencurigainya jika terlalu lama.

"Katakan saja kepadanya." Sandron akhirnya menjawab.

"Apa? Paman yakin? Bagaimana aku bisa mengatakannya?"

" Katakan saja apa yang kau ketahui. Dan jika ia masih bersikeras untuk tahu banyak, bawa dia kesini. Aku tahu ini tidak akan mungkin. Tapi jika keadaannya benar-benar sudah tidak memungkinkan, kau harus membawanya kesini. Bagaimanapun caranya. Karena aku tidak mungkin bisa keluar dari penjara ini. Mereka cukup pintar untuk menjaganya dengan ketat."

"Tapi, paman..."

" Katakan saja apa yang sudah kau ketahui dahulu."

~~~

Chanyeol dan Luhan sama-sama tidak bersuara semenjak tadi. Mereka hanya menghela napas berat, duduk berdampingan di kereta menuju Eryd. Jongin tidak ada disana. Mereka pulang tanpa Jongin pun buku yang mereka cari sebelumnya. Seolah-olah perjalanan ini sia-sia. Dan sebenarnya memang sia-sia.

Beberapa jam yang lalu, sebelum memutuskan untuk kembali ke Eryd, Chanyeol dan Luhan bertemu dengan Tuan Do di penjara pusat. Tidak banyak yang mereka bicarakan. Namun yang jelas keadaan ini menjadi semakin rumit disaat orang-orang gedung pusat sudah siap untuk berperang dengan para Elves. Yang artinya Kyungsoo sudah berada dalam bahaya. Karena dari cerita Tuan Do, orang-orang gedung pusat, mengincar Kyungsoo karena mereka telah tahu bahwa Kyungsoo lah kekuatan yang dimiliki oleh kaum Bogles.

"Yeol, menurutku Tuan Do adalah orang yang baik. Ia tidak marah saat kita mengaku bahwa diam-diam masuk ke rumahnya dan mencari buku itu." Luhan mencoba membuka keheningan yang tertutup begitu lama antara dirinya dan Chanyeol.

Chanyeol hanya menoleh dan tersenyum paksa. Kemudian suasana kembali hening.

“Lu, menurutmu, apakah Jongin berhasil membawa buku itu pulang?” Akhirnya Chanyeol bersuara. Luhan memandangnya terdiam, tampak berusaha mencari jawaban terbaik yang bisa dilontarkannya. Karena sejatinya, Luhan benar-benar tidak tahu apa jawaban dari pertanyaan itu. Sederhana memang, namun mengingat apa yang terjadi beberapa waktu lalu, semua seakan menjadi rumit. Tidak ada kabar dari Jongin atau apapun yang bisa mengindikasi Jongin berhasil membawa buku itu.

“Ku-kurasa Jongin berhasil. Ia hanya perlu waktu yang tepat untuk membawa buku itu pulang. Kau tahu bahwa orang-orang pusat pasti masih berkeliaran mencarinya dan juga buku itu. Ia hanya perlu waktu yang tepat untuk pulang. Ya. Begitu.”

Chanyeol menghembuskan napas kuat. “Ku harap juga begitu.”

“Yeol,  tiba-tiba aku teringat saat kita hendak pergi ke Enidh kemarin. Kita melihat Sohyun di pinggiran rel dengan sesuatu di tangannya. Ia tampak ingin mengatakan suatu hal, namun tidak jadi karena kereta kita terlanjur berangkat. Menurutmu apa yang ingin dikatakannya? Apa itu ada hubungannya dengan ini semua?” Luhan memandang Chanyeol unntuk kesekian kalinya. Tiba-tiba saja ia hanya teringat kejadian waktu itu. Mungkinkah benar Sohyun telah mengetahui ini akan terjadi sebelumnya. Lalu jika memang benar, kenapa gadis itu tidak mencoba menghubungi mereka?

“Kau pikir begitu? Entahlah, aku tidak tahu. Namun aku memang merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi. Tapi aku tidak begitu yakin.”

“Apa ini ada hubungannya dengan Jongin menurutmu?” Luhan kembali berkomentar.

Chanyeol menoleh cepat, memandang Luhan dengan ekspresi bingung. “Apa peran Jongin disini menurutmu?” Setelah akhirnya ia memutuskan megeluarkan kata-kata ambigu yang tidak Luhan pahami.

~~~

 

Professor Dorado berjalan dengan langkah cepat menyusuri lorong lantai tiga gedung pusat. Jubah abunya menyapu lantai sepanjang jalan. Begitu pria itu mencapai sebuah pintu kembar raksasa, ia mendorong dan menghilang dibaliknya.

"Dewan Kim, sesuatu terjadi di perbatasan hutan Eve." Professor Dorado berkata cepat begitu berhadapan dengan Ketua Dewan Pertahanan Gedung Pusat itu.

"Aku sudah mengetahuinya." Dewan Kim berbalik setelah sebelumnya memandang keluar jendela. " Apa ada warga yang terluka?" Ia kemudian melanjutkan.

" Tidak Dewan Kim, hanya saja beberapa diantara mereka dibawa oleh prajurit Bogles. Dan beberapa rumah warga terbakar. Apa tindakan yang harus kita ambil Dewan Kim? Tanpa disangka-sangka, ternyata mereka sudah memulai peperangan ini. Apa kita akan membalasnya?" Professor Dorado kembali berujar dengan cepat.

"Jangan terlalu terburu-buru Tuan Dorado. Biarkan saja dulu mereka memperlihatkan kekuatan mereka. Ini hanyalah sebuah pancingan. Mereka membuat ini agar kita terpancing dan membalas dengan serangan. Jika kita melakukan itu, mereka bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan kita dimana. Untuk sementara kita lihat saja dulu." Jelas Dewan Kim.

"Tapi jika kita tidak mengambil tindakan, apakah tidak akan membahayakan warga?" Tuan Dorado kembali berkomentar.

" Kalu begitu, ungsikan semua warga yang berada di perbatasan hutan untuk beberapa waktu. Kita perlu memikirkan cara yang lebih baik untuk membalas mereka."

Dewan Kim menyatukan kesepuluh jemarinya. Ia duduk di sambil menatap lekat Professor Dorado yang berdiri dihadapannya. Yang tampak masih belum sepaham dengan atasannya itu. Lalu entah kenapa suasana menjadi hening sesaat.

" Ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada anda, Dewan Kim." Professor Dorado melangkah mendekat, menunpukan telapak tangannya pada meja kaca porselen milik Dewan Kim.

" Ada satu cara paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengalahkan para Bogles itu." Dewan Kim mengangkat sebelah alis. Keningnya berkerut.

"Bunuh anak yang bernama Kyungsoo. Karena dialah ujung tombak dari kaum Bogles."

Hening. Kekosongan kembali mengisi ruangan luas itu. Hanya deru berat napas Dewan Kim yang terdengar.

"Apakah itu jalan satu-satunya?"

Professor Dorado hanya mengangkat bahunya yang lebar. " Kumasukkan itu sebagai pilihan paling terakhir. Saat semuanya benar-benar sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Dan hanya aku yang bisa memerintahkan rencana itu." Dewan Kim akhirnya bersuara.

"Tidak masalah Dewan Kim." Professor Dorado tersenyum dibalik wajahnya. " Terimakasih atas pengertian anda. Selamat siang." Lalu Professor Dorado menghilang dibalik pintu kembar itu.

"Maafkan aku Do Young Jin" ujar Dewan Kim pelan setelah akhirnya bangkit dari duduknya dan melangkah keluar.

~~~

Sohyun berlari kencang begitu mendengar bahwa Baekhyun dan Luhan telah kembali dari Enidh. Ia tidak mau membuang-buang kesempatan kali ini. Gadis itu menuruni tangga stasiun lalu berdiri tepat di pinggir rel kerata. Menunggu dua kawannya keluar.

Lalu, begitu gadis itu melihat tubuh Chanyeol yang jangkung, ia langsung berteriak dan melambaikan tangan.

“DI SINI! CHANYEOL KEMARILAH!”

Chanyeol menoleh dan balas melambai. Lalu ia menepuk bahu Luhan disebelahnya dan melangkah bersama menuju tempat Sohyun.

“Kau tidak perlu repot-repot menjemput kami Sohyun.” Chanyeol berkata begitu ia berhadapan dengan gadis itu. Namun Sohyun tampak masih mencari seseorang di antara kerumunan penumpang yang keluar kereta. Ia tidak membalas perkataan Chanyeol.

“Sohyun!” Luhan mencoba memanggilnya.

“Oh, syukurlah kalian selamat.” Gadis itu tersadar dan memeluk Luhan dan Chanyeol bergantian. “Aku benar-benar khawatir.”

“Kami baik-baik saja.” Sohyun tersenyum singkat.

“Jongin, apa Jongin bersama kalian?”

Raut wajah Chanyeol dan Luhan serentak berubah.

“Jongin? Itulah masalahnya. Maafkan kami Sohyun. Jongin masih di Enidh. Maksudku, aku tidak tahu dia masih di Enidh atau bukan. Kami tidak tahu dimana Jongin. Maafkan kami.”

Sohyun terdiam. Tidak berkata-kata dan ekspresinya sulit diartikan.

“Ada yang ingin aku sampaikan kepada kalian. Ini sangat penting.” Tiba-tiba Sohyun berkata. Tidak menyinggung masalah Jongin sebelumnya.

“Tapi Jongin…”

“Ini tentang Baekhyun.” Gadis itu memeotong dengan cepat perkataan Chanyeol.

“Tapi apa lebih baik jika kita…”

“Kita tidak membutuhkan Jongin untuk masalah yang satu ini.”

Chanyeol dan Luhan terdiam. Mereka terkejut dengan ucapan Sohyun yang baru saja mereka dengar.

“Lu, ayo kita ke rumahmu dan kalian akan tahu apa sebenarnya yang terjadi.” Sohyun kemudian melangkah cepat dan hanya di ikuti oleh dua anak laki-laki di belakangnya dalam diam.

Begitu mereka sampai di rumah Luhan. Tanpa menunda-nunda kesempatan, Sohyun langsung mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tas kecilnya dan memberikan kepada Chanyeol.

“Ini dari Baekhyun. Bacalah.”

Chanyeol dengan ragu membuka surat itu dengan Luhan yang duduk disampingnya dan ikut membaca.

"Hai, kurasa ini agak sedikit canggung. Tapi... baiklah, maafkan aku. Mungkin beberapa hari ini kalian marah kepadaku karena tidak mau memberitahu apa yang terjadi. Maafkan aku soal itu. Tapi itu semua aku lakukan karena beberapa alasan dan aku akan mengatakannya di surat ini. Namun sebelumnya aku ingin memberitahu sesuatu. Apapun yang kutulis disini adalah sebuah kenyataan. Jangan memikirkan apa yang telah dilakukannya selama ini. Kumohon fokus saja membacanya. Dan percayalah dengan apa yang ku tulis. Karena itu adalah benar.

Mungkin kalian bertanya kemana aku pergi, dan aku yakin kalian pasti mendatangi rumahku beberapa hari yang lalu. Dan mungkin lagi kalian berpikiran bahwa aku kabur untuk menghindari ini semua. Itu semua tidak benar. Aku tidak kabur atau lari. Sebenarnya aku pergi menemui seseorang di Rhun. Malam sebelum aku pergi aku menemukan sesuatu di internet yang kurasa bisa membantu. Ini tentang Kyungsoo dan kekuatannya. Singkatnya di artikel itu dikatakan bahwa seseorang yang merupakan keturunan dari bangsa Bogles dan Elf mempunyai sebuah tanda di baris pertama tulang punggung mereka atau menurutku sedikit di bawah tengkuk mereka dan itu berbentuk sebuah simbol. Simbol itu adalah kunci dari semua kendali mereka. Boleh kusebut jantung yang menompang kehidupan. Lalu apa yg terjadi jika jantung kalian terganggu? Kalian akan mengalami gagal fungsi organ yang membuat tubuh kalian lemah. Itulah yang kumaksudkan, jika kita berhasil membuat Kyungsoo lemah mungkin saja ia bisa kembali menjadi Kyungsoo yang dulu. Dan satu satunya cara adalah menyerangnya dibagian itu sehingga pusat kendalinya atas tindakan jahat  akan hilang. Singkatnya lagi simbol itu menandakan dimana titik kelemahan Kyungsoo. Namun bukan berarti semua akan baik-baik saja setelah kau melumpuhkannya.  Masalah yang akan timbul adalah apa efek setelahnya. Seperti yang kubilang, titik itu di ibaratakan sebagai jantung. Dan letaknya pun sejajar dengan jantung jadi bisa kalian bayangkan apa yang terjadi? Jantungnya akan melemah dan bukan tidak mungkin perlahan ia akan mati. Dan aku benar-benar tidak menginginkan hal itu terjadi. Setelah membaca artikel itu akhirnya aku memutuskan untuk mencoba menghubungi si penulis dan menanyakan dimana ia mengetahui semua itu. Lalu ia mengatakan bahwa ada seorang dokter di negeri Rhun yang memberitahunya mengenai hal tersebut saat ia menjadi relawan di sebuah rumah sakit disana yang kebetulan menemukan seorang anak yang juga merupakan keturunan dari Bogles dan Elves. Jadi kupikir aku perlu kesana dan bertanya kepada dokter itu bagaimana detailnya dan tentang anak yang menjadi pasiennya itu. Dan kurasa itu sudah lebih dari cukup untuk memberi tahu kalian alasan aku pergi ke Rhun.

Lalu hal lain yang ingin kusampaikan adalah sesuatu tentang kita. Mungkin ini akan merusak pertemanan kita selama ini tapi aku harus mengatakannya kepada kalian. Aku sudah lelah berpura-pura. Begini, mungkin selama ini kalian berpikir kita adalah sahabat baik. Semua baik dan baik-baik saja ya... setidaknya sampai ulang tahun Kyungsoo yang ke enam belas. Saat semua kejanggalan itu mulai muncul. Dan berakhir dengan situasi seperti ini. Boleh kubilang semuanya hanya terkesan baik-baik saja. Aku, semenjak saat itu merasakan sesuatu yang berbeda dari salah satu di antara kita. Semua terkesan terlalu peduli dan terlalu menyelidiki kurasa. Aku tidak tahu harus menceritakannya bagaimana tapi seseorang yang selama ini kalian percaya adalah seorang musuh kalian. Maaf jika aku mengatakannya kepada kalian. Maaf jika kalian tidak percaya. Dan maaf karena selama ini tidak memberitahu kalian. Ini mungkin akan singkat tapi yang ingin kukatakan tentangnya hanyalah, jangan pernah lagi berhubungan dengan Jongin karena dia adalah bawahan bangsa Bogles.

Hanya itu yang akan kusampaikan tentang dia. Aku yakin kalian tidak akan percaya ini. Tapi aku berjanji akan menjelaskannya secara lengkap saat kembali nanti. Dan aku berharap bisa membawa dokter itu ke Eryd jika benar benar sesuatu yang buruk akan terjadi. Karena aku yakin itu memang akan terjadi.

Semoga hari kalian menyenangkan.

Salam

 

Byun Baekhyun.

Chanyeol terperangah begitu pun Luhan. Tangan Chanyeol bahkan gemetar memegang surat itu karena begitu terkejutnya atas sesuatu yang baru saja di bacanya.

"Sebenarnya ketika aku mengejar kalian ke stasiun waktu itu adalah untuk mengatakan hal ini. Untuk mengatakan jangan pergi bersama jongin karena ia menjebak kalian. Jongin selama ini telah menjebak kita semua. Aku tidak tahu siapa dia sebenarnya, apakah benar seorang keturunan manusia dan Elf atau itu semua hanya karanganya saja. Yang jelas kita sudah di tipu dan selama ini kita tidak menyadarinya." Sohyun menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga Luhan.

"Ini tidak mungkin." Tiba-tiba Chanyeol membuka suara. "Ini pasti kebohongan. Jangan mudah percaya begitu saja kepada orang yang telah berkhianat. Dia pikir dia bisa mengelabui kita untuk yang kedua kalinya?"

"Kau tidak percaya ini? Apa kau masih kesal kepada Baek? Dan kau memilih untuk percaya kepada Jongin yang sampai saat ini belum kembali dan tidak tau entah dimana?" Sohyun membalas dengan kesal. Ya, ia hanya kesal karena menurutnya Chanyeol tidak berpikir tentang menghilangnya Jongin semenjak mereka kembali dari Enidh kemarin.

"Bagaimana jika orang yang kau percayai itu ternyata malah mengkhianatimu Yeol? Tanpa kau ketahui karena ia bekerja terlampau rapi. Dan kau malah menyangkal orang yang telah berkorban."

"Lalu kau mempercayai Baekhyun?" Chanyeol memotong Sohyun dengan cepat.

"Ya. Aku mempercayai Baekhyun. Karena aku juga merasakan hal yang sama seperti Baekhyun."

"Merasakan apa?" Luhan membuka suara.

"Jongin terlampau menyelidiki tentang apa yang selama ini di alami Kyungsoo. Waktu itu, Jongin pernah mengajakku ke stadion sepak bola dan menanyakan tentang Kyungsoo. Aku pikir awalnya ia ingin membantu memecahkan masalah itu, namun semakin lama ia semakin sering menemuiku dan menanyakan apa saja yang dialami Kyungsoo dan semua keanehan-keanehan yang terjadi. Dan itu membuatku sedikit curiga. Aku tahu ia peduli, sama seperti kalian, tapi dia sedikit berlebihan kupikir. Namun aku hanya membiarkan perasaanku itu, menurutku itu hanya sekedar kepedulian yang biasa sebagai teman. Lalu sampai aku mendapat surat dari Baek dan ternyata dia juga merasakan hal yang sama. Dan aku percaya Baekhyun." Sohyun menuntaskanya dengan cepat.

"Tapi tidak mungkin Jong..."

"Tidak mungkin Jongin menghilang begitu saja, tidak memberi kabar dan tidak kembali sampai sekarang. Apa kau tidak berpikir bahwa dia membawa buku itu bersamanya dan pergi ke istana Bogles menemui tuanya." Sohyun memotong dengan cepat. Membuat Chanyeol terdiam dan tertegun mendengarnya.

"Lalu bagaimana dengan Krystal?" Tiba-tiba Luhan bertanya dan membuat dua orang di hadapannya memandang balik dengan tajam.

"Apa? Kenapa menatapku seperti itu. Aku hanya bertanya. Jika Jongin benar dengan ceritanya yang mengatakan bahwa Krystal adalah saudaranya, bagaimana dengannya? Apa Krystal mengetahui ini semua? Apa gadis itu juga bawahan Bogles? Atau Jongin juga memanfaatkan gadis itu?"

"Kita harus menemui Krystal." Ujar Chanyeol.

" Maksudmu ke hutan Eve? Kita kembali ke hutan Eve?" Sohyun kembali membuka suara.

" Tentu saja, kau pikir dimana kita bisa menemukan Krystal selain disana?" Balas Chanyeol.

"Mustahil." Sohyun melipat tangannya di dada dan menggeleng putus asa. " Semenjak serangan naga di perbatasan hutan, kini jalur ke hutan Eve di tutup. Kita tidak akan bisa kesana."

"Apa jalan rahasia yang ditemukan Jongin di sayap selatan Zeus dulu juga di tutup? Kupikir tidak hanya ada satu jalan ke sana." Semua kembali memandang Luhan dalam diam.

~~~

Jjeng jjeng! hayo ada apa ini? kenapa malah jongin yang berkhianat?

sebenarnya aku juga bingung sendiri mikirin apa plot yang bagus buat bikin cerita ini lebih sesuatu. Dan akhirnya inilah hasilnya, maaf kalau ceritanya berbelit-belit. Habis aku benar-benar udah kehilangan ide buat alurnya. Tapi semoga saja kalian mengerti dan tetap setia baca cerita ini huhuhu T.T

Oh ya, pada nonton dramanya D.O ga sih? Aku sedih kenapa cepet banget tamatnya T.T Pokoknya malam ini harus nonton. Tinggal 2 episode lagi huhuhu T.T

Terus, bersabar aja buat kalian yang setia baca ff aku ya. Soalnya aku updatenya lama. Maafkan.

akhir kata....

thanks for reading :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS