Chapter 1

Otsondor

Pagi yang tidak begitu cerah di pinggiran kota Eryd. Awan hitam masih menggulung tebal. Tampaknya hujan akan turun pertengahan hari nanti. Air menggenang sisa hujan semalam masih belum kering di jalan aspal yang sudah banyak berlubang. Menurut pembawa berita tadi pagi suhu di kota mencapai tiga derajat celcius. Dan hal itu memaksa penduduk negeri Eryd membongkar lemari mereka mencari coat atau sekedar jaket tebal untuk menghangatkan badan.

“Huueekkkk”

“Ibuuu!! Kyungsoo memuntahkan makanannya di depanku”

Lengkingan suara Sohyun memenuhi ruang makan keluarga Do pagi itu. Anak perempuan berambut panjang itu mengernyit jijik sambil mengangkat mangkuk sarapannya dan melangkah mundur mendekati bak cuci piring.

“Aku tidak memuntahkannya!” Si anak laki-laki bernama Kyungsoo menyahut beberapa saat kemudian.

“Tidak memuntahkannya? Lalu apa yang barusan kau lakukan?”

“Aku hanya mengeluarkannya dari mulutku. Aku tidak suka paprika dan aku menemukannya di dalam omeletku.” Matanya yang bulat dan besar tampak akan melompat keluar.

Kyungsoo merajuk. Tidak suka dengan jenis sayuran berwarna merah kuning hijau itu. Ia membencinya karena trauma dengan sayuran itu. Sewaktu kecil ia pernah tersedak dan menyebabkan ia sulit bernapas karena sayuran itu tersangkut di tenggorokannya.

“Ayolah Kyungsoo, berhenti bertindak kekanak-kanakan. Umurmu bahkan lebih tua dariku satu tahun. Tetapi tingkahmu seperti bayi.” Omel Sohyun. “Ibu aku tidak mempunyai nafsu makan lagi gara-gara dia.”

Anak perempuan itu kembali duduk di kursi meja makan. Melipat kedua tangannya di dada, menaikkan dagunya dan merengut kesal.

“Sudahlah Sohyun, jangan terlalu banyak protes. Habiskan saja makananmu.”

“Tapi bu....” Sohyun kembali merajuk. Mengeluarkan suara bergetar hampir menangis.

“Dan kau Kyungsoo, berhentilah bertindak kekanak-kanakan. Makan saja apa yang Ibu buat untukmu. Jangan membuang-buang makanan. Karena ayahmu belum mengirimkan uang bulan ini kepadaku. Dan jangan menjahili adikmu lagi.”

Nyonya Do berkata sambil mencuci wajan penggorengan di bak cuci piring. Rambutnya yang disanggul kebelakang mencuat satu-satu keluar.

“Aku tidak menjahilinya, aku...”

“Jangan mencari alasan lain lagi Kyungsoo,” celetuk Sohyun memotong ucapan kakak laki-lakinya.

“Aku tidak berbicara kepadamu bocah sok dewasa!”

“Hey! Kau mengataiku? Dasar anak bayi!”

“Bukankah kau yang memulainya?” Sohyun menunjuk-nunjuk Kyungsoo dengan sendok buburnya.

“Bukankah kau yang mencari gara-gara dari awal?”

TENG! TENG! TENG!

Nyonya Do memukul wajan penggorengan dengan sendok. Kesal dengan tingkah kedua anaknya pagi ini.

“Ayolah anak-anak, cepat selesaikan sarapan kalian kalau tidak mau terlambat pergi ke sekolah.”

Satu tangan nyonya Do mengambil sebuah piring sisa omelet Kyungsoo di meja makan, dan yang lainnya meraih gelas berisi susu yang masih tertinggal setengahnya.

“Lihatlah kebiasaan burukmu Kyungsoo. Kau kira ayahmu mendapatkan uang hanya dengan megucapkan mantra?” Nyonya Do kembali mengomel tentang kebiasaan Kyungsoo yang selalu menyisakan makanannya.

“Maafkan aku bu. Besok aku akan mengubahnya.”

“Sudah berapa kali besok kau berjanji pada Ibu.” Celetuk Sohyun.

“Berhenti mengomentariku bocah.” Kyungsoo melayangkan tatapan tidak suka kepada adiknya.

TING TONG

Suara bel pagi itu sedikit mengalihkan pertarungan kata diantara kakak beradik yang tak pernah akur itu.

“Oh! Itu pasti Baekhyun, aku mengambil tasku dulu.” Kyungsoo segera berlari ke kamarnya di lantai dua. Sementara nyonya Do membukakan pintu untuk tamunya pagi ini.

“Selamat pagi bibi Do.” Baekhyun menyapa dengan seulas senyum dibibirnya. Senyum Baekhyun sangat unik. Bibirnya akan berbentuk persegi saat ia melakukannya.

“Selamat Pagi Baekhyun. Masuklah, Kyungsoo sedang mengambil tasnya.” Nyonya Do mengelus pundak Baekhyun dan membawa tetangganya itu masuk.

Baekhyun duduk di sebuah kursi dekat perapian. Baekhyun suka perapian di rumah Kyungsoo. Karena letaknya sangat keren yang berada di tengah-tengah ruang keluarga. Berbeda sekali dengan rumahnya. Ayahnya membuatnya di dapur. Dengan alasan agar ibunya tidak susah-susah membuat tungku perapian kalau-kalau gas di rumahnya tiba-tiba habis.

“Oh, Sohyun selamat pagi.” Baekhyun kembali menyapa seorang anggota keluarga Do lagi. Seulas senyum kembali mengembang di wajahnya.

Sohyun menghentikan langkahnya.”Pagi Baek!” Anak perempuan itu membalas dengan wajah masam. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju pintu kayu dengan ukiran aneh yang dibeli ayahnya di negeri Rhun. Sohyun berjalan keluar masih dengan suasana hati yang buruk.

Baekhyun menaikkan alis heran. Kenapa pula dengan adik Kyungsoo itu?

“Pagi Baek!”

Seruan Kyungsoo mengalihkan pandangan anak laki-laki yang mempunyai tinggi sama dengannya itu.

“Pagi Kyungsoo. Kenapa lagi dengan adikmu?”

“Sudahlah, jangan urusi dia. Ada hal yang lebih penting yang inginku katakan kepadamu”

Kyungsoo merangkul Baekhyun dan berjalan keluar rumah. Baekhyun menghentikan langkahnya sejenak, menatap Kyungsoo dengan sudut matanya. Bersiap-siap menyambut berita penting yang entah apa itu. Syukur-syukur adalah kunci jawaban untuk ujian tengah semester yang akan diberikan madam Loren nanti. Demi apa pun, pelajaran membaca mantra adalah bagian terburuk dalam kehidupan sekolahnya. Lidah Baekhyun akan timbul tenggelam dalam air liurnya sendiri karena mantra yang harus mereka hafal terlalu mempunyai bahasa yang aneh.

“Aku menemukan jalan rahasia untuk kesana.” Kyungsoo berbisik sangat pelan kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

Hati Baekhyun mencelos. Habis sudah dirinya di kelas madam Loren nanti. Tapi, apa ia tidak salah dengar? Kyungsoo mengatakan ia menemukan jalan rahasia? Dengan cepat Baekhyun memalingkan wajahnya ke arah Kyungsoo.

“Kau bilang apa?”

Kyungsoo memutar bola matanya. “Aku menemukan jalan rahasia ke hutan itu. Percayalah, ini adalah jalan yang benar. Kemarin aku menemukan sebuah buku aneh di perpustakaan sekolah. Dan dihalaman terakhir aku menemukan sebuah peta sekolah kita dan disana tergambar semua jalur yang ada di sekolah. Termasuk jalur rahasia untuk keluar sekolah dan... menuju hutan Eve.”

Baekhyun terdiam sejenak.

Hutan Eve adalah sebuah hutan tua yang berada disebelah selatan Akademi Zeus –sekolah Kyungsoo dan Baekhyun- dan terkenal sangat menyeramkan. Pohon-pohon besar yang saling berbicara. Kabut pekat yang akan membuatmu kehilangan kesadaran. Akar-akar gantung yang akan melilit lehermu jika kau ketahuan membicarakan sesuatu yang buruk tentang hutan tersebut. Lumpur hisap yang akan menenggelamkanmu hanya dalam kejapan mata. Dan masih banyak hal-hal aneh lainnya yang terdapat di hutan terlarang itu. Akademi Zeus sejak ratusan tahun yang lalu telah melarang murid-muridnya untuk memasuki hutan itu. Lalu dengan apa yang direncanakan Kyungsoo saat ini, membuat Baekhyun sedikit waspada. Kyungsoo sangat penasaran tentang hutan itu. Entah apa yang ingin dicarinya disana. Kyungsoo tidak pernah dengan gamblang mengutarakannya. Yang jelas Baekhyun harus menghentikan Kyungsoo sebelum anak itu membuat masalah besar.

Baekhyun kemudian menghela napas panjang. “Ayolah Kyungsoo, kau tahu kita dilarang memasuki hutan itu. Dan apa kau yakin jalan rahasia itu tidak dijaga oleh para Ferron?”

“Aaaa~~ si makhluk aneh berbaju besi. Kita bisa meminta bantuan Chanyeol atau Luhan atau Jongin. Tenang saja Baek.”

Kyungsoo kembali melangkah, menuju halte di dekat perempatan jalan. Dan Baekhyun mengikutinya di belakang.

“Soo, kenapa kau sangat ingin pergi ke hutan itu?” Baekhyun kembali bertanya.

Kyungsoo tidak menjawab. Ia hanya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket dan terus melangkah. Namun...

“Dia menyuruhku Baek...”

Baekhyun tidak begitu yakin. Tetapi ia sempat mendengar Kyungsoo menjawab sebelum sebuah sepeda motor dengan suara yang berisik melewati mereka sehingga membuat jawaban itu menjadi tidak jelas.

~~~

Akademi Zeus adalah sebuah sekolah yang terletak di sebelah barat negeri Eryd. Zeus adalah sekolah khusus bagi anak-anak yang mempunyai kekuatan istimewa di dalam diri mereka atau orang-orang Eryd menyebutnya dengan Tȗr. Sekolah ini akan membantu para pahlawan-pahlawan muda untuk mengendalikan Tȗr mereka serta mendidik mereka untuk bertarung.

“Bagaimana? Kau mau membantuku?” Kyungsoo langsung meminta persetujuan Jongin.

Saat itu baru saja mereka keluar kelas setelah melaksanakan ujian tengah semester membaca mantra. Dan benar saja, Baekhyun langsung mendapatkan nilai D yang artinya ia akan mendapat setumpuk tugas dari madam Loren.

“Hmmmm baiklah”

“ASA! Kau memang sahabatku Jongin”

Kyungsoo mencoba merangkul Jongin. Namun tangannya hanya mampu mencapai punggung kokoh Jongin yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya.

“Lalu kapan kau akan menjalankan rencana ini?” Jongin bertanya sambil mensejajarkan langkah dengan Kyungsoo disampingnya.

“Setelah aku mengajak Chanyeol dan Luhan saat istirahat makan siang nanti.”

“Soo..” Jongin memanggil dengan nada sedikit khawatir.

“Ya?”

“Apa kau yakin? Maksudku... kau tahu, kalau sampai kepala sekolah mengetahui ini pastilah kita dalam masalah besar”

Kyungsoo menghentikan langkahnya. Menatap Jongin dengan pandangan serius. “Aku hanya mengikutinya”

Jongin mengerutkan dahinya. Tidak begitu mengerti dengan jawaban Kyungsoo.

~~~

Baekhyun bertemu Jongin di depan perpustakaan. Saat itu Baekhyun tengah membawa setumpuk buku tebal yang nyaris menyentuh puncak kepalanya. Inilah karma karena pernah membicarakan madam Loren di sudut kelas. Baekhyun mengatai bahwa wanita tua berbadan tambun itu mempunyai hidung yang besar. Ia harus merangkum semua mantra yang pernah dipelajari dari kelas satu tingkat menengah sampai sekarang. Hukuman ujian tengah semesternya. Sungguh Baekhyun trauma mengata-ngatai orang.

“Oh, Byunbaek, apa yang kau lakukan?” Jongin berseru begitu Baekhyun berjalan melewatinya.

“Jangan bertanya kepadaku saat ini Jongin. Aku sibuk.”

Jongin berjalan mengikuti Baekhyun. “Inikah tugas yang diberikan madam Loren kepadamu. Memindahkan buku-buku tebal ini.”

“Berhenti berciloteh Kamjong. Aku bukan memindahkan buku-buku ini. Tapi aku akan merangkum isi buku-buku ini. Kau kira madam Loren akan segampang itu memberikan hukuman kepadaku setelah ia tahu aku membicarakannya di sudut kelas?”

Baekhyun menjatuhkan semua buku yang dipeluknya ke atas meja di sebuah ruang  baca di samping perpustakaan. “Apa tujuanmu mendatangiku? Jika itu tidak terlalu penting maka kau lebih baik menolongku merangkum ini.”

Baekhyun meletakkan sebuah buku tebal di depan Jongin sementara dirinya menggulung lengan kemejanya dan bersiap menulis.

“Hey, bukankah itu tugasmu Byunbaek, kenapa harus aku yang membuatnya?”

“Jika kau tidak mau, maka enyahlah dari hadapanku sekarang juga. Aku benar-benar butuh konsentrasi penuh untuk ini. Tugas ini sangat deadline. Kau tahu, madam Loren hanya memberiku waktu dua hari untuk setumpuk buku dengan ribuan halaman ini. Dan kau tahu aku tidak akan tidur dua hari ini.”
Baekhyun berciloteh panjang sambil terus menulis.

Jongin menghela napas panjang. Kemudian bergeser mendekati Baekhyun. “Apa Kyungsoo sudah memberitahumu mengenai jalan rahasia yang ditemukannya itu?”

Seketika Baekhyun menghentikan kegiatannya. Ia menatap Jongin serius.

“Dia sudah memberi tahumu ternyata.” Baekhyun berujar. “Ya, Kyungsoo memberitahuku kemarin pagi saat kami berangkat sekolah bersama. Kau tahu, ini gila. Aku tidak setuju. Kita dilarang memasuki hutan itu dan kau juga tahu hutan itu sangat berbahaya. Tidak ada seorang pun yang berani kesana. Lalu Kyungsoo tiba-tiba mengeluarkan ide gilanya dan aku sungguh tidak akan memasukinya.”

“Apa kau tidak penasaran? Jujur Baek, aku sebenarnya penasaran dengan hutan itu. Kenapa kita dilarang memasukinya?” Jongin berujar. Berusaha merayu Baekhyun.

“Karena hutan itu adalah hutan terlarang. Dan hutan itu berbahaya.”

“Aku tahu. Aku tahu. Tapi apa kau tidak merasa janggal. Maksudku, kenapa semua guru disini bersikap aneh saat kita bertanya mengenai hutan itu. Apa kau tidak ingat saat Chanyeol bertanya kepada profesor Dorado mengenai hutan itu, ekspresi kepala sekolah itu langsung berubah. Ia hanya beralasan kalau hutan itu berbahaya. Hanya itu Baek. Lalu saat Kyungsoo bertanya kepada Mr. Brown di kelas sejarah, Mr. Brown langsung mengalihkan pembicaraan. Apa itu tidak janggal menurutmu?”

“Terserah padamu Kim Jongin. Yang jelas aku tidak akan pernah memasuki hutan itu. Dan tugasku ini harus selesai lusa.”

Baekhyun kembali menundukkan kepalanya. Fokus menulis mantra dan Jongin berlalu dalam diam.

~~~

“Wuaaahhh dimana kau mendapatkannya?”

Suara kagum Luhan memecah keheningan di kamar Kyungsoo. Malam itu Kyungsoo mengundang teman-temannya, Luhan, Jongin, dan Chanyeol minus Baekhyun – yang masih berkutat dengan rangkuman mantranya- untuk memperlihatkan sesuatu kepada mereka.

Kyungsoo mengulum senyum khasnya. “Perpustakaan sekolah.”

Sebuah buku tua kini terpampang di tengah-tengah mereka berempat. Cover buku itu terbuat dari kulit domba yang dicat hitam. Ditengah-tengahnya terpatri sebuah lambang dari emas putih berbentuk bulat dengan ukiran aneh di dalamnya. Kertasnya sudah menguning dimakan usia. Dan beberapa helai sudah sumbing dimakan rayap. Di halaman depan buku tertulis sebuah tulisan yang tidak dimengerti oleh mereka berempat.

“Seperti bahasa peri” Begitulah komentar Luhan saat Kyungsoo membuka lembaran itu. “Aku pernah melihat pamanku menerjemahkannya sewaktu aku berkunjung kerumahnya di China.”

“Benarkah? Kau bisa membacanya?” Kyungsoo tampak semakin bersemangat.

“Entahlah, aku tidak begitu yakin. Sudah banyak yang aku lupakan.” Jawab Luhan sambil mengamati tulisan itu. Anak laki-laki bermata sayu itu tampak serius membaca sebaris tulisan dengan gaya huruf yang dibuat miring itu.

“Kau yakin mendapatkannya dari perpustakaan sekolah. Aku sedikit ragu. Bagaimana mungkin Marry si penjaga perpustakaan itu mau meminjamkan buku antik ini.” Chanyeol pun ikut berkomentar.

Kyungsoo hanya tersenyum penuh arti.”Kau tidak tahu kalau Marry selalu bertekuk lutut jika berhadapan denganku.” Ujar Kyungsoo. “Tapi sudahlah, jangan membahas hal itu. Aku ingin memperlihatkan sesuatu yang sangat menarik kepada kalian.” Dalam diam Kyungsoo membuka lembar demi lembar buku itu. sehingga sampailah ia pada lembaran terakhir.

Sebuah lembaran dengan simbol-simbol dan garis putus-putus kini terpampang di hadapan mereka. Sebuah peta sekolah mereka dan memang benar bahwa ada sebuah jalan rahasia menuju hutan Eve yang ditandai dengan garis putus-putus berwarna merah. Yang anehnya hanya garis itulah yang berwarna merah.

~~~

Kyungsoo tercekat. Seperti ada sesuatu yang dingin mencekik lehernya. Kyungsoo mendengarnya, seperti ada sebuah suara yang memanggilnya. Jauh entah dimana. Tetapi terdengar jelas. Kyungsoo bangkit, menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia mendengar suara itu semakin mendekat. Itu bukan sekedar suara biasa, namun seperti nyanyian atau... mantra. Entahlah.

Kyungsoo yang penasaran, membuka jendela kamarnya. Anak laki-laki itu memperhatikan keadaan di luar. Tidak ada apa-apa. Pohon Oak tua yang ada di halamannya masih tetap disana. Daunya tetap bergoyang-goyang tertiup angin. Namun entah kenapa Kyungsoo seperti terpaku pada pohon itu. Tatapannya tidak teralih sedikitpun dari pohon yang sudah berusia ratusan tahun itu. Sejenak, ia menyadari kalau suara berirama itu menghilang. Kemudian berganti dengan sebuah teriakan yang terdengar jauh, jauh sekali dan lama lama semakin mendekat. Kyungsoo menutup telinganya. Teriakan itu seperti memecahkan gendang telinganya. Kepala Kyungsoo terasa akan meledak. Teriakan itu semakin kuat. Dan entah kenapa Kyungsoo merasa sesuatu yang berat menghantam dirinya dan membuat anak laki-laki itu jatuh pingsan.

Kyungsoo kembali terjaga karena sesuatu yang basah menyentuh punggungnya. Ia lekas berdiri. Melihat sekelilingnya. Rumput. Sejak kapan kamarnya ditumbuhi rumput? Tidak. Ini jelas bukan di kamarnya.

“Dimana aku?” Kyungsoo bergumam sendiri.

“Di halaman rumahku anak muda.”

Kyungsoo terperanjat. Ia lekas menoleh ke arah sumber suara yang menjawab pertanyaannya. Kyungsoo memicingkan matanya. Tidak begitu yakin dengan penglihatannya sendiri. Sesosok makhluk dengan jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya berdiri beberapa meter darinya. Mirip dementor dalam film Harry Potter.

“S-siapa kau?” Kyungsoo melangakah mundur. Rumput yang basah membuat telapak kakinya yang tak beralas terasa dingin.

“Sesuatu yang ada di dalam dirimu”

“S-sesuatu apa?” Kyungsoo menggeleng bingung. “Apa maksudmu?”

“Mari ikut denganku Kyungsoo”

“Jangan mendekat” Demi kaus kaki Baekhyun, sosok itu tidak menyentuh tanah. “S-siapa...”

Kyungsoo seperti terpaku pada pijakannya. Ia tidak dapat bergerak. Sementara sosok berjubah itu semakin mendekatinya. Bau tanah menusuk hidung Kyungsoo saat sosok berjubah itu berada tepat didepannya.

“A-apa maumu?” Suara Kyungsoo bergetar.

“Dirimu”

~~~

 

Akhirnya bisa update yeeee :)

Maaf kalau ada typo atau semacamnya, aku ga sempat edit

Dan makasih udah baca

Chapter selanjutnya di tunggu ya

Makasih :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyungsoosaid #1
Chapter 16: halo, ini komentar pertama aku sejak membuat akun - kemarin.

tidak bisa berkata apapun, ini luar biasa. kyungsoo disini, sosok yg aku idamkan. apalagi ada krystal - aku kyungstal ship. walaupun kisah kyungsoo dgn dunia nya, teman temannya, elf, bogles jauuuuuh lebih menarik. ya, aku sudah menunggu ff ini lama , dan akhirnya chapter 16 muncul! aku harap ff ini brakhir dgn luar biasa bahagia, <3
lulubaekkie
#2
Chapter 16: Iya Thor, aku sample lumutan nungguinnya:'( haha~ oke ditunggu endingnya~ penasaran gimana perangnya >.< hwaiting thornim!~
DOut29 #3
Chapter 15: Ah chapter semalam baru saya bilang konspirasi penghianatannya kurang, eh~ Udah nongol aja yg bikin greget, Kim Jongin!!! Who the hell are you?! DX
Seriusan deh bc ini ff makin lama makin penasaran, dibuat ga bisa sembarangan nebak, salah mulu sih tebakan saya soalnya wkwkwk XD
Tptptptp kenapa Jongin berkhianat?! Aduhhh~ Please buruan di update lg yaaa
DOut29 #4
Chapter 14: Saya baru nemu FF ini dan... Wow~ Semangat ngebut bacanya sampe part 14 >o<
Bagus bgd mbak~ ♥♥♥
Saya bisa ngerasa feel harry potter digabungi je Frodo, terus sedikit2 sentuhan twilight di FF ini XD
Menurut saya yg agak kurang ni ya mbak -menurut saya loh - Konflik batin si D.O sama Konspirasi penghianatannya kurang jleb! maksudnya kurang kuat mbak, tp overall udah bagus bgd kok :D
Jarang2 bisa konsumsi fantasy model beginian~ XD
Ayo semangat di update ya mbak, meh waiting for the next chapter~! ♥♥♥
lulubaekkie
#5
Chapter 14: authorniiim! astagaaa pinter bgt sih bikin ending disetiap chapter! bikin reader pengen langsung mencet 'next' karena sangking penasarannya. maap juga baru komen di last chap gara gara aku keasikam baca-_-v ffnya super daebak thor! bisa difilmin gak?:( hehe. lanjut ya thor, duh gabiaa ngomong sangking terkesima sama ff ini:') hwaiting ne~
dyofanz #6
Chapter 14: huaa jadi jongin yg berkhianat. siapa yg Benet? ;_;
nextt
immafans #7
Chapter 14: Haii. Aku bisa ngerasain feel film2 besar disini. No prob sih, malah jadi tau mau bayangi apa. Aku suka perpotongan dari scene satu ke scene lainnya itu pas bangeeet. Aaaaa kamu makan apa sih bisa bilin ff macem gini ;-; semangat unt chapter selanjutnya ya :D muahmuah
indahdo
#8
Chapter 13: yeay akhirnya update :)

gregetan bacanya, itu suratnya baek isinya apaan coba, trus kenapa dia ngilang gitu aja??
jongin bisa ngak tuh ambil bukunya, ternyata kyungsoo punya kelemahan juga. Kayaknya bakalan tambah seru buat chapter depan, ditunggu ya author-nim updatenya,
semangat...!!!

hwaiting^^
dyofanz #9
Chapter 13: huaa dyo punya kelemahan. duh makin greget. next chapter soon yaa
dyofanz #10
Chapter 12: gaksabar untuk kelanjutannya. beneran. Surat dari baek isinya apa, nyx kemana. NEXT CHAPTER PLS