Hot Chocolate

Nonamed

Wae Ireoni 06 : Tengah dan Awal

 

*-*

 

"Kita.. Lagi jalan-jalan sekarang!",seruku. "Oh ya!",seru Luhan baru inget. "Trus?",tanya Luhan. "Kalau terus ke rumah aku!",seru Yoona. "Yea yea.. Aku tahu!",seru Luhan. "Ayo kau pulang sana!",seru Luhan mendorongku. "Oke! Dah!!",seruku lalu berlari.

 

Dua Hari Sebelumnya

 

"Oke.. Mana vouchernya?",tanya Luhan. "Nih!",seru pelanggan kami yang sundaenya kujatuhkan beberapa saat lalu, ternyata dia langganan sejak hari itu dan rutin kesini bareng temannya. Lalu aku kembali masuk ke dapur. "Hei.. Eonie!! Paket wolf!",seru Luna. "Oh ya Lun!",seruku. Aku pun mulai membuat paket wolf yang terdiri dari nasi goreng dan sirup stroberi. Gara-gara sirup stroberi aku jadi ingat sirup melon yang ada di paket growl dan gara-gara itu aku langsung ingat jus melon dan gara-gara itu aku jadi ingat Jessica.

 

Jessica si pacar Luhan itu (Yoona kan ngiranya gitu). Oh ya Luhan punya Jessica ya! Aku jadi ingat dengan ramalan Luna beberapa waktu yang lalu. 'Kau akan sering terlibat di kertas'. Mana mungkin Luhan, Luhan kan sama Jessica. Lagian Jessica cantik dan kelihatannya baik. Aku pun melanjutkan membuat mie goreng dan mengantarnya ke Luna. Tapi apa bener Jessica pacar Luhan? Pasti iya!! Soalnya mana ada hal lain menyangkut dengan 'menelepon setiap hari'. Tapi kalau tanya ke Luhan kan bisa. Aku pun keluar dari dapur dan menemukan si Luhan di kasir, aku segera berlari ke sana.

 

"Hei.. Luhan!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Hei.. Apa..",aku terhenti sejenak dan berpikir untuk apa aku terlalu pengen tahu? "Hei.. Yoona gimana kalau besok kita jalan-jalan!",seru Luhan. "Eh!",seruku kaget. "Yah.. Aku kira ini bodoh! Kau mau?",tanyanya. "Yah.. Tapi.. Bukannya Sica-",seruku terpotong. "Sica si editor kenapa?",tanya Luhan. "Kau kenal si cerewet itu?",tanya luhan. Editor! Benar juga pekerjaan menelpon tiap hari! Itu dia.. Dia menelpon Luhan apakah komiknya sudah selesai atau belum selesai! Jadi bukan pacar ya! Tapi bisa saja. "Bukannya Sica itu...",seruku. "Apa?",tanya Luhan. "Oh kukira aku salah paham!",seruku tak jadi melanjutkan. "Oh yea!",seru Luhan.

 

Jam 10

Oh yah.. Hari ini penuh dengan surprise! Menyenangkan.. Ah, tidak separuhnya menyebalkan. Tadi Luna terkunci sama Jongdae yang ngomong-ngomong pintunya udah ada (tapi pintu itu agak soak pengunciannya! Soalnya itu bekas yang ada di gudang rumah bu Hyorin) , dan yang menyebalkan saat Jongin sengaja memberi merica ketika aku minta buatkan kopi. Tapi lucunya aku memuntahkan kopi itu kemukannya. Kya..Kya..Kya.. Kopi panas bermerica! Kkk.. Sekarang aku sudah membalaskan dendam Chorong dan Hyo eonie. Dia jadi coffee boy dengan satu sendok merica bubuk. Dan yang paling surprise tau aja kan! Kan udah baca di atas tadi. "Oh yah.. Satu spaghetti saus daging dan ice coffee!",seru Luna. Kkk.. Dia benar-benar cocok dengan Jongdae! Apalagi beberapa hari lalu dia membelanya ketika dibilang pemulung.

 

Jam 10

Saat sepi-sepinya, jadi aku bisa agak lebih bebas. "Hei.. Rong, kok diem mulu?",tanyaku ketika mendapati Chorong lagi termenung di pantry. "Aku.. Aku pengen deh!",serunya. "Pengen apa?",tanyaku. "Ehmm....",

 

'_'

Aku termenung di pantry. Siapa ya yang ngaku-ngaku pacar aku beberapa waktu lalu. Coba kalau cowok baik hati itu adalah si Suho-Suho yang keren itu. Aah.. Tapi ini kan gak semudah menyisipkan gambar pada film laga. "Hei.. Rong kok diem mulu?",tanya Yoona eonie. "Aku..aku pengen deh!",seruku. "Pengen apa?",tanya Yoona eonie. "Ehmm.... Pengen menyisipkan gambar di film laga!!",seruku langsung nyembur tentang apa yang kupikirkan "Hah! Maksudnya?",tanyaku. (Maksudnya menyatakan perasaan, soalnya kan Chorong bilang kayak gitu waktu nonton film laga). "Agh.. Aku juga pengen balas dendam sama Jongin!",seruku bohong. "Oh ya!",seru Yoona eonie. Aku hanya tersenyum, untuk menutupi kebohonganku.

 

Pulangnya

 

*-*

Aku langsung pulang ke rumah. Hari ini memang penuh surprise apalagi artis kesukaanku akhirnya buat mini album kedua . Yeyeye.. Akhirnya, soalnya single kemarinnya yang Yuri beli isinya cuma satu. Penuh dengan surprise, kkkk... Kemana ya Luhan ajak aku besok? Jadi penasaran!

 

Besoknya

Aku bangun dari tempat tidur dan mendapati Chorong dan Luna di sana. "Ah.. Eonie!!",seru Luna. "Kenapa kalian ada di sini? Ini belum jam setengah delapan kenapa kau kesini Rong?",tanyaku. "Luna eonie mau meramal mu lagi!!",seru Chorong. "Emang kenapa?",tanyaku. "Katanya akan ada ledakan besar di hidupmu!",seru Chorong senang. "Le.. Ledakan?",tanyaku. "Perubahan!",seru Luna. "Oh ya! Apa perubahannya?",tanyaku. "Makanya aku harus tatap eonie baik-baik! Kalau tidur gitu gak akan fokus!",seru Luna. "Oh ya!",aku pun mulai duduk di kasur. Luna menatapku lekat-lekat. "Oh ya! Ini pasti akan menyenangkan!",seru Luna sambil tepuk tangan. "Emang ada apa?",tanya Chorong. "Dia akan mengalami suatu kejadian dengan seseorang!",seru Luna. "Kejadian?",tanyaku dan Chorong serempak. "Yah!!",seru Luna.

 

"Kejadian apaan? Lagian sama siapa! Sekarang juga ada kejadian dan juga sama orang kan!",seru Chorong. "Kejadian yang mendebarkan jantung! Mungkin bersama orang yang disukai!",seru Luna. "Cowok atau cewek?",tanya Chorong. "Kalau Yoona eonie normal ya cowok!",seru Luna. "Yoona eonie normal kan?",tanya Chorong polos. "Yaiyalah emang aku udah gila!!",seruku tak paham maksud dari kedua makhluk aneh yang masuk ke kamarku secara tiba-tiba (emangnya hantu).

 

"Yah.. Menurut Yoona eon cowok atau cewek?",tanya Luna. "Hmm..". Aku mulai ngerti maksud mereka, jadi aku akan bertemu orang yang kusukai! Ya cowok lah! "Cowok!",seruku. "Wohoo!! Siapa ya?",tanya Chorong. Ngomong-ngomong hari ini kaan.. Hah.. Masa sama dia! Waktu kerja Gara-gara ramalan Luna tadi aku jadi agak enggan pergi ke kasir apalagi kalau pergi sama Luhan nanti. Emang apa sih kejadian mendebarkan jantung itu? Jadi penasaran? Mungkiiiiin....Mana mungkin ya! "Hei.. Nanti kau tunggu di.. Eh.. Liat aja deh nanti!",seru Luhan tiba-tiba. "Maksudnya?",tanyaku. Tapi dia sudah pergi.

 

Malam pun tiba . Pergi atau nggak ya! Lagian mau tunggu di mana? Tadi dia bilang liat aja nanti, apa maksudnya? Oh.. Ya! Aku lupa ambil koran tadi pagi. Aku berlari ke pintu untuk mengambil koran. Tapi korannya tersangkut di lubang itu, terpaksa kubuka pintu untuk mengambilnya dari luar tapi.. "Luhan!!",seruku. "Oh.. Baru aja aku mau hidupin bel!",seru Luhan. "Oh ya!",seruku. "Yuk!",serunya. "Oh ya! Ngapain?",tanyaku. "Jalan-jalan!",serunya. "Oh ya!",seruku. "Jangan pura-pura lupa! Aku tahu kau ingat, kamu aja pake baju bagus!",seru Luhan. "Yeah.. Aku ingat!",seruku. "Oke! Kau sudah siap kan! Yok pergi!",serunya. Aku menurut aja dan pergi keluar dan mengunci pintu. "Trus kita mau kemana? Kedai?",tanyaku. "Nggaklah!",seru Luhan. "T.. Trus?",tanyaku. "Lihat aja nanti!",seru Luhan sambil mengedipkan sebelah mata. Aku jadi merasa gak enak.

 

'_'

Don't lose your temper so so so quickly don't lose your temper so so so quicky tetetetetetetetetet bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep anghhh.. 2X. Seru nih, lagu! Aku membeli kaset bajakan yang direkomendasikan sama Yul eon. Aku beli yang bisa karaoke. "Kaak!! Berisik!!",keluh adikku. "Ikutan tuh nyanyi! Lagunya seru!",seruku sambil menyodorkan microphone (yang ngomong-ngomong cuma satu dan itu aku dapat di tong sampah, waktu aku coba eh masih bisa). "Follow me! Follow me!!",adikku nyanyi dikit. "Asyik kan!",seruku. "Yah.. Lumayan juga!",seru adikku.

 

"Oh ya! Ngomong-ngomong pacar kakak yang itu kok gak pernah ke rumah kita lagi?",tanya adikku. "Oh yeah.. Ntahlah!",seruku. "Mungkin dia jalan sama cewek lain! Kakak harus sering ngawasin dia!",seru adikku. "Oh ya!",aku jadi kepikiran. Itu aja nggak pacar aku! Duuh.. Ini anak masih kecil tapi terlalu berpikiran dewasa!! "Kakak kok jawabnya ragu gitu?",tanya adikku. Aku hanya diam dan melanjutkan berkaroke ria.

 

*-*

"Restoran pizza!",seruku. "Yah! Aku udah lama gak makan pizza, sibuk komik terus sih!",seru Luhan. Jadi restoran pizza, kukira tadi apaan! Aku jadi memikirkan hal yang aneh-aneh pasti ini gara-gara ramalan si Luna tadi pagi. Aku dan Luhan pun masuk ke restoran itu. "Mau pesan apa?",tanya seorang pelayan yang ngomong-ngomong mirip Luna sambil menyodorkan buku menu. "Mmm... Kau mau apa?",tanya Luhan. "Aku mau apa aja!",seruku. "Oh ya! Kalau gitu pizza meat lover ukuran besar, pinggiran keju!",seru Luhan. "Minumnya?",tanya pelayan. "Aku air mineral aja!",seruku. "Kalau gitu aku yang ini!",seru Luhan sambil menunjuk buku menu. Aku melirik papan nama si pelayan. Lo.. Namanya mirip Luna! Ngomong-ngomong marganya juga sama! Mukanya juga mirip!

 

"Kau kembaran Luna si Sunyoung itu ya?",tiba-tiba Luhan melayangkan pertanyaan yang baru aja pengen aku keluarkan. "Kok tau?",tanyanya kaget. "Nama kalian mirip mukanya sama!",seru Luhan. "Oh ya! Hebat seperti detektif Miinan yang ada di komik!",seru kembaran Luna itu. "Oh itu komikku!",seru Luhan. "Kau yang buat!!",seru kembaran Luna. "Yah!",seru Luhan. "Kalau gitu nanti gambarkan karakter Miinan ya! Kasih nanti ke aku!",serunya sambil mau pergi. "Eits.. Tunggu dulu!",seruku menghentikannya. "Apa?",tanya kembaran Luna. "Apa Luna pernah cerita ia menyukai seseorang di tempat iya bekerja?",bisikku. "Ya! Dia pernah cerita! Katanya orang itu pernah diejek temennya! Oh ya ngomong-ngomong dari mana kalian kenal Luna!",seruku.

 

"Aku teman kerjanya!",seruku tak mengatas namakan 'kami' karena kalau dia tahu Luhan sekarang kerja jadi kasir dia pasti kecewa sebagai fans komiknya. "Ooh!",serunya. Diejek ya! Pasti Jongdae!! Eh.. Tapi aku sering ejek Jongin juga kan! Nanti deh.. Aku tanya! Setelah itu pizza kami datang. "Hei!",serunya. "Apa?",tanyaku. "Ehm... Coba sekali-sekali kau baca komik karyaku itu!",seru Luhan sambil melahap pizza. "Oh yeah! Aku agak malas baca!",serunya. "Baca aja! Aku pengen tahu penilaian mu sama komikku!",seru Luhan. "Yeah!",seruku. Pizza yang tadi masih berbentuk bulatan penuh kini hanya berupa potongan berbentuk kerucut, alias tinggal satu. Pizza lenyap hanya dalam waktu 10 menit. Aku mengambil potongan terakhir dan dalam 2 gigitan pizza itu sudah habis. "Oh ya! Aku mau tanya kenapa kau ngajak aku jalan?",tanyaku. "Ng.. Kau tak mau?",tanya Luhan.

 

"Bukan itu maksudku! Tapi.. Erh ya, terserah deh!",seruku mulai malas mengungkapkan yang kumaksud. "Ng.. Kau tahu?",tanya Luhan. "Apa?",tanyaku. "Mmm.. Tak jadi deh!",serunya. "Apa?!",aku memaksa. "Nggak ada!",serunya. "Yah.. Padahal kau tadi mau ngomong sesuatu!",seruku kesal. "Besok deh aku bilang! Sekarang gak enak!",serunya. "Enak! Emang makanan!!",seruku. "Yah.. Entahlah!",serunya. "Oke.. Cepat deh! Kita pergi lagi!",serunya. "Yah..",aku menghabiskan air putihku. "Oh ya! Apa kau tak jadi menggambar untuk kembaran Luna itu?",tanyaku. "Males ah!",seru Luhan. "Kalau gak digambar penggemarmu makin dikit lo!",seruku. "Iyadeh!",serunya sambil mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya. Tak sampai 5 menit gambar itu sudah jadi. "Waw! Keren!",pujiku. "Nih! Kasih ke dia!",seru Luhan menyodorkanku kertas itu. "Oke!",seruku sambil berlari.

 

Sebenarnya ada yang mau aku tanya sama si kembaran Luna itu. "Hei.. Kembaran Luna!",seruku. "Nih!",aku memberinya kertas itu. "Oh makasih!",serunya. "Ada yang mau aku tanyakan!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Emangnya orang yang disukai Luna itu diejek apa sih?",tanyaku. Kembaran Luna terdiam sementara."Oh ya! Orang yang disukai Luna itu dibilang kayak pemulung!",serunya. Aku tersenyum karena tau kalau orang itu pastilah si Jongdae. "Hei.. Aku juga mau tanya!",seru kembaran Luna. "Apa?",tanyaku. "Apa sih hubungan kamu sama si komikus itu?",tanyanya. "Ooh..",aku terdiam. "Apa?",tanya kembaran Luna. "Teman!",seruku. "Akrab banget ya! Teman sejak kecil ya!",serunya. Teman sejak kecil!! Aku aja baru kenal dia beberapa hari, tapi emang aneh juga ya! Kami kan baru kenal kok udah makan-makan berdua gini? Sama Hyo eon aja aku gak pernah makan berdua! Padahal kami udah kenal lama banget! "Ya!",bohongku. "Kau bohong!",serunya. "Kok tau!",aku ceplas ceplos.

 

"Aku peramal! Sama kayak Luna!",serunya. Aku langsung menganga, ternyata kembaran ini dua-duanya bisa ngeramal. "Pasti kalian baru kenal kan!",serunya. "Yah!!",seruku. "Hebat! Tadi Luna cerita sama aku sebelum aku kerja katanya dia meramal teman sesama karyawan. Katanya orang itu akan merasakan kejadian yang mendebarkan jantung! Dan ketika aku menatapmu aku juga merasa gitu! Hati-hatilah!",serunya. "Yeah!",aku memaksakan seulas senyum. Hati-hati, emang ada apa? Jadi takut deh!

 

+_+

"Itu pasti Yoona eonie!! Dia ternyata jalan-jalan sama Luhan!",seruku pada kembaranku di telepon. "Iya! Tadi aku meramalnya juga! Ternyata hasilnya sama seperti yang kamu ramalkan!",seru kembaranku. "Kk.. Apa yang akan terjadi ya?",tanyaku. "Ntahlah!",serunya.

 

*-*

"Kok lama banget sih!",protes Luhan. "Tadi aku cerita-cerita sama kembaran Luna!",seruku. "Oh ya! Yuk pergi!",serunya. Aku pun mengambil tasku dan pergi, tentu saja sebelum itu kami bayar dulu. "Hei!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Kemana lagi?",tanyaku. "Kau masih lapar?",tanyanya. Sebetulnya aku masih pengen sih makan snack-snack gitu, soalnya porsiku banyak. "Yah",aku menjawab. "Kalau gitu ke toko kue yuk!",serunya. Aku mengangguk.

 

'_'

"Hari ini dingin banget!",seruku. "Mau susu panas?",tanya adikku. "Nggak ah!",seruku. "Kakak kok gak mau minum susu sih?",tanya adikku. "Aku kan lagi diet! Soalnya aku gendut banget kan! Di mimpi aku muka aku kurus!",seruku bodoh. "Kakak ngarep banget bisa kurus!",seruku. "Emang kenapa?",tanyaku. "Kakak kan rakus! Gak mungkin bisa diet!!",seru adikku. "Seenaknya saja menjelek-jelekkan ku!",seruku sambil mencubit adikku. "Iya deh!",serunya kesal. "Kalau gitu dalam beberapa hari ini aku hanya makan sayur sama buah aku akan jadi vegetarian!",seruku. "Vegetarian apanya! Vegechorian!",seru adikku. "Grr..",aku mulai berapi-api. Tok.. Tok.. "Siapa?",tanyaku. "Suho!",seru orang yang di luar. Aku memandang pintu dengan tatapan tak percaya.

 

*-*

"Yah.. Gara-gara pai apel ini tenggorokanku jadi kering!",keluhku. "Hei.. Dingin sekali hari ini ya!",seruku. "Eh.. Kau pakai sweater yang kubelikan itu ya!",Luhan baru sadar. "Ya!",seruku. "Dingin banget! Padahal ini kan baru awal musim dingin!",seruku. "Kau suka cokelat atau kopi?",tanya Luhan. "Kenapa?",tanyaku. "Jawab aja!",serunya. "Cokelat deh!",seruku. Beberapa menit kemudian gelas kertas yang berisi cokelat muncul di depan mataku. "Eh!",seruku kaget. "Kau suka cokelat kan!",seru Luhan. "Yah!",seruku. "Tadi aku baru beli dari mesin di belakangmu!",serunya. Baru kusadari bahwa di belakangku ada mesin minuman. "Yeah! Lumayanlah! Hari dingin banget sih!",seruku. Luhan meneguk minumannya yang entah cokelat atau kopi. "Hei.. Setelah ini kita kemana?",tanyaku. "Terserah! Hari masih jam 9!",serunya.

 

"Err.. Yeah, tapi hari ini dingin banget ya!",seruku. "Emang!",serunya. Lo! Kok perasaan jadi gak enak ya? Jadi pengen pulang! Ini pasti efek dari ramalan Luna dan kembarannya jadinya aku agak gimanaa gitu. Hei.. Tapi apa ramalan itu bener? Duuh.. Beneran kan sekarang aku jadi dagdigdug. Pengen pulang rasanya.

 

'_'

"Loh! Suho!",seruku kaget ketika membuka pintu. "Dari mana kau tahu namaku?",tanyanya. "Tadi kau bilang sebelum buka pintu kan! Lagiaan.. Temanku juga kasih tau!",seruku. "Apaaa!!! Kakak gak tau namanya!! Dia kan pacar kakak!!!!",adikku berteriak. Pacar? Jadi dia yang ngaku-ngaku pacarku. "Ooh yeah! Waktu itu aku mau temenin adikmu! Tapi.. Yah.. Kalau kau ngerti sifat adikmu pasti kau ngerti!",serunya. "Maksudnya?",tanyaku. "Yah.. Aku tahu adikku emang sok tahu! Tapi.. Yah, aku masih gak ngerti!",seruku. "Yah.. Ketika aku ngaku-ngaku jadi temen, dia gak percaya terpaksa deh aku bilang gitu! Eh.. Dianya percaya!",seru Suho. "Oh yah!",seruku. "Trus ngapain kamu kesini?",tanyaku. "Aku mau kasih ini!",serunya. Aku melongo.

 

Flashback in flashback

Siang yang membosankan. Klining.. Seorang cowok masuk ke kedai kami. Itu kan si Suho-Suho itu! Aku mengamatinya, lalu teringat dengan pena gel dengan cassing merah dan krem dan ada gambar apel-apelnya ,pena yang manis dan lucu. Jongdae berjalan ke Suho dan menanyakan menu yang di pesan. "Noona! Pai apel dan teh apel!",seru Jongdae sambil memberi Yoona eonie kertas pesanan,braak.. Aku merebut kertas dari Yoona eonie sampai-sampai Yoona eonie kaget. "Sori eon! Aku bosan gak ada kerjaan! Biar aku aja yang buat ya!",seruku. "Oke Rong!",seru Yoona eonie. Pai apel sama teh apel ya! Waah.. Kebetulan sekali penaku kan juga apel. Aku mulai mengambil pai dan membuatkan teh apel hangat. Oh yah! Sekalian aja deh aku yang ngantar! Ketika aku sudah menaruhnya di nampan aku segera keluar dan membuat dua pelayan itu ternganga. "Ini pesanannya!",seruku riang. "Oh makasih!",serunya. Aku langsung berlari ke dapur. "Chorong!! Kemana kamu??",terdengar teriakan cempreng Tiff eon."Ahaha.. Tadi aku lupa kalau bukan pelayan! Jadi aku antar makanannya juga! Kebiasaan sih!",seruku bohong. "Oh ya!",seru Tiff eonie. Setelah itu aku hanya memperhatikannya dari pantry. Oh dia lagi dengar lagu ya? Aku memperhatikan kalau dia pakai earphone, yang agak tersembunyi di balik rambutnya. Dia pake penanya, kayaknya dia senang aku kasih pena deh.

 

Flashback in flashback end

"Jadi kamu gak ambil penaku itu!",seruku. "Aku kan gak kira ini hadiah!",serunya. "Cuma untuk ngembaliin ini! Padahal ini kan hadiah! Trus kamu kesini cuma untuk ngantar itu!",seruku kaget. "Haha!! Aku terlalu baik ya!",serunya bodoh. Aku langsung lemas. "Kalau gitu aku pergi ya!",serunya. "Penanya aku ambil!",lanjutnya. Aku hanya terdiam. Setelah itu si Suho-Suho itu pergi. "Jadiii.. Dia bukan pacar kakak?",tanya adikku polos. "Bukan!!!",seruku. "Ooh! Jadi gitu ya!",seru adikku. "Yeah!",seruku.

 

*-*

"Ah.. Sepertinya aku harus pulang!",seruku langsung. "Yeah!",seru Luhan. "Oh ya! Apa kau nanti akan buat komik!",seruku mengganti topik. "Yah!",serunya. "Oh yeah!",seruku. "Kalau gitu kau mau buat komik lagi?",tanyaku. "Yea.. Rasaku! Aku dapat referensi! Katanya Indonesia negara yang bagus! Aku akan cari ide kesana!",seru Luhan. "Emang punya uang?",tanyaku. "Kalau soal uang! Itu Suho yang traktir! Dia juga ikut, kalau gak ada si gudang uang itu mana bisa!",seru Luhan. "Oh gitu toh!",seruku. Ternyata sweater yang Luhan belikan beberapa hari yang lalu gak mempan melawan udara dingin.

 

"Yah.. Musim salju pasti akan menyenangkan!",seruku. "Apalagi kalau jalan-jalan!",lanjutku. "Indonesia negara tropis!",seru Luhan. "Bukan itu!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Kita!",seruku. "Kita ngapain?",tanya Luhan. "Kita.... "Kita.. Lagi jalan-jalan sekarang!",seruku. "Oh ya!",seru Luhan baru inget. "Trus?",tanya Luhan. "Kalau terus ke rumah aku!",seru Yoona. "Yea yea.. Aku tahu!",seru Luhan. "Ayo kau pulang sana!",seru Luhan mendorongku. "Oke! Dah!!",seruku lalu berlari.

 

Besoknya

Sejak kejadian kemarin aku jadi malas dekat-dekat dengan Luhan. "Hei.. Yoona eonie kemarin kau kabur kan!",seru Luna. "Kabur?",tanyaku. "Coba kalau eonie gak nyeloteh gitu! Pasti..!",seru Luna. "Kamu tahu!",seruku kaget. "Yaya! Kemarin aku dan kembaranku meramalnya bersama! Mengasyikan!",serunya. Hah!!! Kalau begitu dia tau dong aku jalan sama Luhan! "Eonie jalan sama Luhan kan!",seru Luna. "Ahh... Jangan kau kasih tau yang lain!!!",seruku sambil menutup-nutup mulut Luna. "Yaya! Semua ramalannya Luna pasti akan safety!",serunya. "Awas ya! Nanti orang malah mikir yang aneh-aneh lagi!",seruku. "Iya eonie!!",seru Luna.

 

*kalau begitu apa masalah setelah itu? Apa Luna akan membeberkan rahasia itu?

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;