Snow

Nonamed

Wae Ireoni 10

Salju Vanila

 

*-*

"Oh.. Ayolah umma! Masak gak bisa ikut? Nenek Hyo eon aja pergi!",seruku. "Gak bisa nak! Appa mu ada pertemuan! Umma juga harus pergi!",seru mamaku dari telepon. "Yaudah deh!",seruku kesal. "Tapi.. Tunggu dulu ya! Siapa tahu ada yang mau ikut! Nanti umma telepon lagi!",seru mamaku. "Iya! Tapi jangan ajak anak-anak katrok ya!",seruku. "Oke!",seru mamaku lalu mematikan telepon. Cih.. Kenapa umma gak bisa pergi? Duuh.. Menyebalkan! Apalagi ternyata yang dibilang Yul dkk itu bener. Hoeeks.. Apa bu Hyorin terlalu berhemat sampe-sampe begitu. Apalagi yang aku denger-denger tinggal Jongin yang belum punya pasangan! Cih.. Jijik banget kalau harus sekamar sama dia :P!! Wae ireoni.. Wae.. Dering hp ku berbunyi dan aku langsung mengangkatnya. "Halo! Umma, ada gak?",tanyaku. "Oke! Kalau gitu besok suruh dia kesini! Lusa kita sudah berangkat!",seruku.

 

Besoknya

Ting Tong! Ting Tong! "Duuh.. Siapa sih malam-malam gini?",tanyaku. Aku membuka pintu dan nampaklah sosok tinggi di baliknya. "Oh.. Kamu kan Im Jin Ah, yang gagal kawin itu!!",seruku. "Jangan gitu ngomongnya dong! Aku tahu itu malu-maluin!",serunya. "Masuklah!",seruku menawarkannya masuk."Oke!",serunya lalu melangkah masuk ke rumahku. Ia pun duduk dan mulai bercerita. "Aku mau cari pekerjaan di kota!",seru Jinah. "Apa!! Kau akan mencari pekerjaan di kota?",tanyaku. "Iya! Karena kau mengundangku ke kota,sekalian aku cari saja pekerjaan!",seru Jinah alias Nana.

 

"Oh.. Gitu ya! Tapi.. Di mana kamu mau ngontrak?",tanyaku. "Kamu gak ada kamar kosong?",tanyanya. "Ada sih.. Gudang! Tapi kalau dibersihkan dikit bisa jadi kamar!",seruku. "Kalau gitu boleh kan aku numpang!",serunya. "Boleh aja! Tapi.. Kau harus bayar uang sewanya juga! Kita patungan ngebayarnya!",seruku."Oke! Gak masalah!",serunya.

 

Besoknya

Aku terbangun. Hari ini terpaksa aku sekamar sama si Nana,gara-gara gudang itu belum dibersihkan. Lagian nanti siang kami akan pergi ke penginapan.

 

'_'

Akulah yang pertama datang seperti biasa. Aku terpaksa menenteng adekku. Padahal aku lebih kepengen ngajak Naeun. Tapi kemarin Naeun bilang dia juga akan pergi ke penginapan. Untunglah Naeun lebih berduit dariku. Jadi aku masih bisa hepi-hepi dengan si Naeun. Yoona eonie turun dari tangga dan mendapatiku. "Hai eon! Nggak jadi pergi sendiri ya?",tanyaku. "Iya! Sepupuku datang dari kampung!",seru Yoona eonie. "Itu sepupuku yang nikahannya kocak itu!",bisik Yoona eonie. "Ooh.. Dia!",seruku. Satu jam kemudian semua orang sudah berkumpul di depan kedai. Termasuk bu Hyorin dan dua orang pemenang. Ternyata pemenangnya adalah orang yang es krim sundae nya Yoona eonie jatuhkan dan Suho! Tapi yang membuatku sedikit kesal si Suho membawa cewek yang tempo hari makan sama dia. Kata Luhan dia akan change kamar. Suho dengan Luhan dan cewek itu dengan kakaknya Luhan. Aku jadi makin penasaran ,siapa sih tu cewek?

 

*-*

"Ini ada biskuit cokelat!",seruku sambil memberi Yul tupperware warna hijau. "Makasih Yoong! Aku lagi lapar!",seru Yul. Setelah itu aku,Yul dan Tiff sibuk dengan biskuit itu (sibuk makan). "Rong! Mau?",tanyaku sambil menyodorkan biskuit cokelat ke Chorong. "Gak ah un!",seru Chorong. "Ah.. Padahal ini biskuit zaman dulu, aku suka banget waktu kecil! Kalau beli ini pasti cepet habisnya!",seruku. Chorong hanya menatapku dengan tampang :'sebenarnya aku mau! Tapi..'. Aku menguap. Biskuit-biskuit yang tinggal sisanya itu aku kasih ke Tiff,Yul dan Hyo eon. Aku pun tidur.

 

Satu jam kemudian aku terbangun dan menggosok-gosok mataku, dan menguap. Aku membuka mataku lebar-lebar dan merasakan kalau bus ini sudah berhenti. Aku merasa semua kursi di bus udah kosong. Jahat sekali yang lain! Kenapa gak bangunin? Aku melongok keluar jendela dan menemukan kalau bus ini berada di rest area. Aku pun mulai berjalan di koridor bus, dan terlonjak ketika menemukan seseorang di bangku depan. Itu Luhan! "Hei! Banguuun!!",seruku. "Ah.. Yah.. 10 menit lagi ya!",serunya setengah sadar. "Yaudah deh!",seruku sambil berlenggang pergi. Semua orang sudah turun. Aku berlari dan menemukan Yul dkk.

 

"Mau ramyun cup?",tanyanya. "Mau!",seruku sambil mengambil porsiku. "Ngomong-ngomong mana si Rong-Rong?",tanyaku. "Di wc!",seru Hyo eonie. "Ooh!",seruku sambil mulai makan. "Makin dingin ya!",seru Tiff. "Iya dong!",seru Hyo eon. Kami pun sibuk makan ramyun cup, sampai Chorong dateng. "Kata bu Hyorin, 10 menit lagi naik ke bus!",serunya. "Oke Rong!",seru kami.

 

10 menit kemudian

Aku yang pertama kali naik ke bus, dan yang lainnya masih jajan di minimarket. Mie cup tadi benar-benar enak! Sampai-sampai aku buat lagi. Aku berjalan di koridor bus sambil menenteng mie cup rasa ayam bawang. Sebenarnya aku pengen yang kari ayam sih, tapi karena tadi aku sudah makan yang kari ayam dan di warung juga sudah habis stoknya jadi aku beli yang ayam bawang. "Grooook!". Aku terlonjak kaget (lagi) ketika denger suara orang ngorok sampai-sampai mie cup itu hampir tumpah. Ooh.. Itu Luhan. Kasian juga dia gak makan! Aku pun melirik mie cup ku. Kasih atau nggak ya? Kasih aja deh,aku kan udah makan. Tapi aku pengen lagi.. Gak usah ah, makan mie banyak-banyak gak baik.

 

Aku pun menaruh mie cup itu di tatakan gelas yang ada di samping kursi. Setelah itu aku berlari ke bangkuku,dan yang lain naik ke bus. Sopir yang ngerokok di luar sama tukang ojek sekitar sini pun naik dan mulai menjalankan bus. Greeek.. "Asdfghjkl!!",Luhan bangun. "Ngapain?",tanya kakaknya. "Nggak!",serunya. "Waah.. Ada mie cup!!",serunya. Dia langsung ngambil tanpa tanya-tanya. "Tapi sayang ini yang ayam bawang, yang rasa ayam lebih enak!",serunya. Gak berterima kasih! Padahal kan aku udah kasih itu ke dia!! Tapi.. Aku juga lebih suka rasa yang lain kan! Lagian dia kan gak tau aku yang ngasih! Dan aku juga masih bertanya-tanya kenapa aku rela ngasih mie yang nyatanya itu punyaku? Haah.. Aku nggak tau. Selama perjalanan yang agak membosankan aku makan biskuit abc punya Chorong.

 

Ternyata dia gak mau nyemil gara-gara adiknya yang selalu godain dia kalau ngemil,padahal dia gak gendut-gendut amat sih, tapi dia nya aja yang kepengen kurus banget kayak aku. "Nih Rong! Makan aja!!",seruku. Chorong mulai mengambil dan nyatanya adeknya nggak goda-goda. Aku yakin sebenarnya Chorong bohong,dan menurutku yang buat dia ilfeel adalah cewek yang duduk di sebelah Suho. Sebenarnya gak ada alasan untuk Chorong kesel,karena dia bukan siapa-siapanya Suho, tapi aku tahu kalau dia suka sama si Suho dan aku malah mau manas-manasin dia. "Ada m&m!",seru Yuri yang sedang menggali cemilan yang ada di tas Chorong. "Aku mau!",seru Tiff dan mengambil cokelat itu dari tangan Yul. Kami pun mulai sibuk dengan cokelat kecil itu. Aku mengambil satu persatu cokelat dari tanganku yang sudah penuh dengan cokelat yang Yul salin ketanganku. "Hei.. Menurutmu kelanjutan novel itu gimana?",tanya Yul pada Tiff. "Ntahlah! Sekuelnya udah dijual?",tanya Tiff. "Kayaknya udah!",seru Yul. "Emang itu novel apaan?",tanyaku. "Baca aja sendiri!",seru Tiff. "Males!",seruku.

 

"Oh ya! Orang-orang yang kita bawa ,terlupakan!",seru Yul yang baru aja ngintip kebelakang. "Aduuh.. Pasti sepupuku itu terpaksa ngomong sama nenek-nenek dan para ibu-ibu!",seruku. "Kasian juga! Apalagi kakakmu Tiff! Dia diramal oleh dua orang bermuka sama!",seru Yul. Tiff melirik kakaknya yang diapit Luna dan kembarannya,kelihatan sangat miris.

 

^o^ Satu jam kemudian

"Sampaai!!",seru kami senang sambil mengemasi barang-barang kami. Aku turun dari bus dan menjatuhkan kakiku ke salju. "Wow!! Bener-bener mirip wisata waktu sd!",seruku. "Iya!",seru Yul ikut-ikutan. Kami pun berlari ke penginapan. Eh.. Aku menghentikan lariku dan berusaha menengok ke belakang. Aku lupa banget sama si Nana,sampe-sampe aku hampir tinggalin. Tapi syukurlah aku mendapatinya sedang ngobrol bareng Chorong dan kelihatannya dia gemas melihat adik Chorong. "Hei!!",seruku. "Oh.. Yoona!",serunya. "Yok.. Ke penginapan!",seruku. Kami pun berlari ke sebuah rumah berukuran lumayan gede itu. Kamarku adalah kamar nomor 20, si resepsionis memberikanku kuncinya.

 

"Jadi kangen masa-masa waktu bocah ya!",seruku. "Tapi kalau di sd tidurnya pada bareng!",seru Yul. "Iya!",seru Tiff. Kami pun masuk ke kamar, kamar yang cukup luas untukku dan Jinah. Kasurnya kasur lipat dan lebih bagus dan empuk daripada kasur palembang murahan yang tempo hari kupakai waktu Chorong nginep di rumahku. Setelah menaruh barang-barang kami keluar. "Main ski yok!",seruku mendapati Yul keluar dari kamarnya. "Oke! Kata mamaku dia mau ikut!",seru Yul. "Si Rong-Rong mana ya?",aku menyari Chorong dan mendapatkannya di teras. "Jadi salah penginapaan??!!",teriak Chorong. Aku dan Jinah terlonjak kaget. "Oh yeah! Penginapan itu jauhnya 1 kilo dari penginapanku!",seru Chorong.

 

Aku masih bingung si Chorong ngomong apa. Aku pun bertanya pada bocah di sebelahnya tepatnya adek Chorong. "Kenapa kakakmu? Teriak-teriak gajelas gitu?",tanyaku. "Temannya! Katanya mau pergi ke penginapan ini! Tapi dia salah telepon dan ketelpon ke penginapan lain yang ada di sekitar sini!",jelas adek Chorong. "Oh..gitu!",seruku. "Apa un?",tanya Chorong setelah menoel-noel pundakku. "Ah.. Udah selesai nelponnya kan! Kita main ski yuk!",seruku. "Hmm.. Tapi aku gak bisa!",serunya. "Yaah.. Nggak apalah cuma liat-liat aja! Sekalian belajar! Mama Yuri aja ikut!",seruku. "Oke deh!",serunya yang gak mau kalah sama mama Yuri. Kami pun masuk ke penginapan untuk manggil Yuri. "Hei.. Menurut eonie cewek itu siapanya Suho?",tanya Chorong.

 

"Terlalu pengen tahu itu gak baik! Lagian kamu kan bukan siapa-siapanya jadi ngapain kamu urus!",seruku enteng. "Aku kan belom bilang protes atau apaan!!",seru Chorong kesal. "Jelas aja kamu gak suka! Kamu udah masukin timun serut ke kopinya itu tanda kamu benci!",seruku. "Bener juga! Aku kan cuma sampah, ngapain aku kacaukan mereka!",seru Chorong. "Iya! Mereka itu kayaknya pacaran!! Makanya kamu ngeganggu aja!",seruku. "Coba eonie tanya sama si Luhan! Aku masih penasaran!",serunya. "Aku udah tanya!",seruku. "Kapaaaan!!",protes Chorong. "Aku gak pernah liat eonie tanya sesuatu ke dia di kedai!",seru Chorong. "Beberapa hari lalu! Kami jalan-jalan!",seruku. "Oh yeah! Waktu aku menemukan kalian di caffe itu ya!",seru Chorong.

 

"Yah!",seruku. "Memangnya kalian kemana aja?",tanyanya. "Mau tahu? Kau pasti gak akan nyangka!",seruku. "Kemana?",tanya Chorong. "Tebak aja!",seruku. "Yee.. Mana bisa!! Kalau aku gak bisa nyangka , ya aku gak bisa tebak!",protes Chorong. "Dia bawa aku ke... Taman tk!",seruku. "Hmp.. Bwahahahahahhahhaha!!! Kukira kemana!!! Taman tk! Culun banget!",seruku. "Aku ketemu adekmu malah!",seruku. "Oh iya! Waktu itu ya! Kata adekku kamu ngasih uang untuk main ke time zone kan!",seru Chorong.

 

"Yah.. Bahkan adekmu sempat mengganggu kami dengan teleponya itu!",seruku. "Ganggu gimana? Hp unnie jadi rusak?",tanya Chorong. "Eh.. Gak jadi deh!",seruku. "Ayolah un? Kalo rusak biar Chorong ganti!",serunya. "Bukan itu maksudku tapi.. Yah.. Itu gak akan aku kasih tau!",seruku. "Yah.. Unnie pelit!",Chorong pura-pura ngambek. "Oh ya! Mana adekmu?",tanyaku mengalihkan perhatian. "Sepupumu juga, mana?",tanya Chorong. "Ah.. Ternyata kalian di sini!",terdengar suara Yul. "Yok kita pergi!",serunya. "Yah..",kami pun berbalik dan mendapati dua makhluk (nana dan adek Chorong) di belakang. "Nah.. Yuk kita keluar!",seru mama Yul bersemangat. Kami pun keluar. "Tempat nyewa sepatu ski nya di mana?",tanya Chorong. "Sepertinya kita harus naik lift itu ke atas!",tunjuk mama Yul (yang kelewat bersemangat). "Ke sono?",tanyaku sambil menunjuk bangunan yang ada di atasa bukit.

 

"Yaah.. Sepertinya kita harus ke sana! Jaraknya 1 km mana mungkin kita jalan ke sana, di salju-salju ginian!",seru Yul. "Bener juga! Tapi kereta gantung itu kelihatannya serem! Kalau nanti tiba-tiba diem gimana?!",Chorong malah takut duluan. "Kakak gimana sih! Pergi aja yok!",seru adiknya. "Yuk! Yuk!",seru mama Yul, kami pun pergi ke tempat naik kereta gantung itu. "Waah.. Antri!",seru Yul. "Musim liburan sih!",seruku. Kami pun terpaksa menunggu lama. "Krr.. Unnie! Ini membosankan sekali!!",seru adik Chorong. "Yaya!!",seru Chorong. "Sebentar lagi giliran kita kok!",seru mama Yul menenangkan. Kami mulai duduk-duduk di pagar pembatas antrian,sampai suatu pemandangan membuat muka Chorong senang. "Eh.. Itu si Naeun!",serunya menunjuk seorang gadis yang baru turun dari kereta gantung.

 

Si Naeun yang di panggil Chorong langsung ngeliat ke arah Chorong. "Eh.. Chorong, akhirnya ketemu juga!",serunya seneng. "Kami mau nyewa sepatu ski nya! Di atas ada kan?",tanya Chorong. "Ada!",seru Naeun. "Kalau gitu aku juga ke atas aja!",seru Naeun nekat masuk di sela-sela pagar antrian. Chorong yang udah excited ketemu temen seperjuangannya itu melupakan adiknya dan malah naik kereta gantung barengan dengan Naeun, si Nana barengan sama adek Chorong dan Yul barengan sama mamanya, loh.. trus aku gimana? Setelah Yul dan mamanya naik, aku celingak celinguk gak jelas sendirian. Mau naik sama orang yang gak dikenal males, mau naik sendirian takut. Waktu keputusan udah bulat naik sama orang gak dikenal,malah orang gak dikenal bawa pasangan semua. Terpaksa deh aku diem sambil celingukan gak jelas. Kejam banget deh, aku kan juga takut naik sendiri! "Hei.. Ngapain jongkok di sana?",terdengar suara seseorang, aku berbalik dan menemukan orang itu. Luhan!

 

"Loh.. Luhan!",seruku. "Iyah.. Si Suho pergi sama temennya! Itu lo adek si Jessica!",serunya. "Trus!",seruku. "Tuh.. Mereka udah pergi! Aku tinggal sendiri!",lanjutnya. "Kamu juga takut naik sendiri ya?",tanyaku. "Yaya!! Aku takut!",serunya. "Hahaha!! Culun!",ejekku. "Kamu sendiri ngapain! Pasti juga sama kan!",seru Luhan. "Haha! Iya!",seruku. "Cuma bisa ngatain orang, padahal dia juga kayak gitu!",sindir Luhan. "Enak aja! Aku mau naik!",seruku. "Yok! Naik kalau gitu!",serunya. "Oke!",seruku. Kami pun naik kereta gantung itu. "Waah.. Ternyata asyik! Kalau dilihat dari jauh serem! Nyatanya asyik!!",seruku. "Yeah..",Luhan sepertinya sama sekali gak peduli,atau sebenarnya sedang melawan takutnya karena kereta ini gak pake sabuk pengaman atau alat pengaman yang biasanya ada pada roller coaster. "Itu penginapan kita kan! Itu Tiff! Dia mau naik kereta ini juga kayaknya!!",seruku riang.

 

Tuk.. Tuk.. Tuk.. Si Luhan sibuk mengetuk-ngetukan jarinya ke bangku. "Yeah.. Setidaknya kamu gak perlu buat kebisingan hanya untuk menenangkan diri!",protesku. "Menenangkan diri untuk apa?",tanyanya. "Jangan bohong! Dari matamu aku tahu kalau kau merinding!",seruku. "Hm.. Yah.. Aku emang merinding! Tapi kan normal! Ini di ketinggian, dan kita ada di atas benda bergerak yang hanya bergantung pada sebuah tali bodoh!",serunya. "Terserah deh!",seruku.

 

'_'

"Apa lebih bagus kalau langsung main ski!",seru adikku. "Ayolah! Biasanya kamu mau aku ajak main!",seru Naeun. "Tak apalah! Ayo cepat.. Naeun bawa dunkin donut!",seruku. "Makanan-makanan-makanan!",protes adikku. "Aduuh.. Mana si Yoona sih? Kasian juga tadi ditinggal sendirian! Kayaknya dia takut naik sendiri deh!",seru Yul. "Makanya! Kalau gitu lebih bagus kita nunggu di luar! Bukan di penginapannya Naeun eonie!",protes adekku. "Ayolah! Penginapan yang kusewa unik sekali! Katanya penginapan misteri! Masuknya saja seperti masuk ke wahana permainan di disney land!",Naeun mulai lebay. "Oke lah! Nanti Yoona aku telfon!",seru Yul.

 

*-*

"Asyik sekali liburan ke tempat ski!",seruku. "Yah.. Setidaknya lebih asyik kalau kita sudah sampai di bukit itu!",Luhan menunjuk tempat yang kami tuju. "Kamu semakin deg degan ya? Padahal kita baru aja 5 menit ada di atas!",seruku. "Yaya! Setidaknya 5 menit ini kurang menyenangkan!",seru Luhan. "Bagaimana kalau alatnya rusak dan kita tergantung di sini? Kau pasti mati kan!",seruku. "Pasti!",serunya. Grek.. Sesuatu terjadi ketika aku merasakan benda yang sejak 5 menit tadi kududuki ini tiba-tiba berhenti bergerak. "Yeah! Sepertinya doa mu terkabul!",seru Luhan. "Yeah.. Haha!!",aku memaksa tawa walaupun merinding. Tapi ini memang lucu. "Untuk sementara kereta gantung kami hentikan aktifitasnya,karena ada kerusakan! Bagi penumpang yang masih berada di atas kereta, harap menunggu sebentar! Mohon maaf!",terdengar suara speaker keras dari tempat kami naik kereta tadi.

 

"Ooh.. Sial!",keluh Luhan. "Tenang! Paling cuma 10 menit sampai semua antrian di tutup dan alatnya dihidupkan kembali! Tapi kalau alatnya macet, mungkin kita di suruh lompat!",seruku. "Lompat!",Luhan kaget dan menengok ke bawah. "Gilak! Jauh banget! Masak lompat!",seru Luhan. "Yaah.. Daripada kita di suruh tunggu di sini sampe teknisinya ngebetulin alatnya?",tanyaku. "Tapi kan aku takut jatuh!",serunya. "Yaya! Aku juga cemas!",seruku. "Aduuh.. Kalau 1 jam lagi aku pasti mati!",keluh Luhan. "Aku doain semoga iya!",aku bercanda. "Aku juga doain kamu mati!",serunya. "Yaya!",seruku. "Jadi kita mati berdua!",serunya. Greek.. "Mati kan!",serunya. "Hebat! Kau masih bisa tersenyum padahal kita ada di atas sini dengan keadaan tak bergerak!",seruku. "Tapi.. Kereta gantungnya udah jalan!",serunya. "Oh yah!",aku baru nyadar.

 

._.

Berhenti! Apa.. Keretanya berhenti!! Aku tak percaya. Masak? "Sepertinya doamu terkabul!",seruku kesal. "Yeah ,Haha!!",tawanya. Aku semakin kesal gara-gara dia masih enak-enakan ketawa-ketiwi, sedangkan aku diambang ketakutan. Terdengar suara wanita (yang sok lembut) bilang kalau kereta di hentikan. Aku mengumpat-ngumpat dalam hati, enak saja dia bilang minta maaf sedangkan kami dibiarkan tergantung bodoh di sini! "Ooh sial!",keluhku. "Paling cuma 10 menit sampe semua antrian ditutup dan alat dihidupkan! Tapi kalau macet mungkin kita harus lompat!",seru Yoona. Aku memandang kebawah, dan terkejut bukan main kalau kami jauh di atas es krim vanilla, lebih tepatnya salju. "Gilak aja! Mana mungkin aku turun!",seruku. "Daripada kita disini terus!",serunya. Bego.. Aku kan takut ketinggian karena takut jatuh! "Tapi kan aku takut jatuh!",seruku kesal. "Yah.. Aku juga cemas!",serunya. "Huft.. Kalau aku di suruh di sini satu jam lagi, mati aku!",seruku. "Aku doain deh!",serunya. "Aku juga doain Yoona mati!",seruku sambil tersenyum gila. "Yaya!",serunya kesal. Greek... "Mati kan!",seruku. "Hebat, kamu masih bisa cengar cengir! Padahal tadi takut banget!",seru Yoona. "Keretanya udah jalan!",seruku. "Oh ya!",serunya. "Yah!",seruku. Tapi sebenarnya lebih tepat aku tersenyum bukan karena itu,tapi karena ada dia.

 

*-*

"Sialan! Yang lain kemana sih?",aku celingukan gak jelas. "Coba telepon!",usul Luhan. "Oke!",seruku sambil mengambil hp ku. "Halo.. Yul! Kemana! Apa.. Makan donat! Di penginapan temannya Chorong ya! Yaya, kamar nomor 10!!",seruku kesal, pada orang yang ditelpon. "Huft.. Menyebalkan.. Mereka asyik-asyikan makan donat!",seruku. "Yah.. Yang penting kita udah nyampe! Kapok aku naik itu!",serunya. "Trus gimana kamu turun?",tanyaku. Dia menatapku sebentar, "Ya aku harus naik itu!",serunya. "Yaya! Udah aku kira!",seruku. Kami pun menuju penginapan itu. Daripada rumah, penginapan itu lebih mirip wahana rumah hantu! Warna rumahnya hitam dengan bercak-bercak warna hitam dengan tanaman sulur yang hampir memenuhi dinding bangunan itu. Sampai di pintu masuknya kami benar-benar terkejut, di sana ada lukisan pocong dan kuntilanak! Di bagian dalamnya rupanya berdisain seperti rumah tahanan dan ada yang agak mirip gua. "Kayak masuk universal studio!",seru Luhan.

 

"Iya! Pakai musik-musik juga! Bikin merinding aja!",seruku. Kami pun mencari kamar nomor 10. "Mereka di kamar nomor 10!",seruku sambil mencari-cari kamar itu."Ini!",Luhan menunjuk kamar yang mirip kamar tahanan itu. Kami membunyi-bunyikan belnya. Seseorang langsung membukakan pintu, yang ternyata si Rong-Rong. "Oh.. Unnie! Penginapannya unik ya! Katanya mirip disneyland!",seru Chorong. "Aku belum pernah ke disneyland!",seruku. "Sama!",serunya. Kami pun masuk. Ternyata kamar di penginapan ini sama anehnya dengan bagian luarnya, tapi lebih normal lah. Kamarnya bagus dan nyaman tapi banyak hiasan bercak darahnya. "Hei!",sapa Yul. "Kok lama?",tanyanya. "Keretannya tiba-tiba dihentikan sebentar!",seruku. "Oh ya! Serem dong!",seru Naeun.

 

"Nih! Ada dunkin donat mau?",tanyanya sambil menyodorkan sekotak donat ke kami. Aku mengambil donat jelly dan Luhan donat kacang. "Kok kalian malah makan donat?",tanyaku. "Kamu terlamabat sih! Kalau kita main duluan nanti kamu celingukan nyari kami!",seru Yul. "Iya juga sih!",seruku. "Tadi dia takut waktu kereta gantung kami macet lo!",seruku sambil menunjuk Luhan. "Culun!",seruku. "Haha!",tawa mereka. "Kamu sendiri tadi juga merinding kan!",todong Luhan. "Yah.. Tapi kamu yang lebih merinding!",seruku. "Terserah!",seruku. "Hei Lihat sini!",seruku. "Apa?",tanya Luhan sambil berbalik kehadapanku. Cproot.. "Asdfghjkl!!",Luhan kaget gara-gara aku semprotin jelly ke mukanya. "Eeh.. Sori! Tadi rencananya cuma kagetin dikit! Tapi.. Haha!!",tawaku melihat Luhan yang sudah berlumuran jelly rasa stroberi. "Grr.. Usil banget sih!",serunya kesal.

 

"Iya!! Aku usil!",seruku. "Huh! Kalau gini mana bisa aku main ski!",seru Luhan kesal. "Yaah.. Kau bisa melapnya dulu!",seruku sambil memberinya sapu tanganku. Luhan menyambarnya. "Dikasih baik-baik malah main nyambar aja!",protesku. "Siapa yang salah?",tanyanya. "Kalian lucu deh!",seru mama Yul. Aku hanya meliriknya dengan tatapan 'lucu ya?'. Setelah itu "Waah.. Asyik!",seruku sambil meluncur riang. "Kalau sudah bisa asyik!",seru Yul. "Sama kayak ice skating!",seruku. "Emang kapan kamu main ice skating?",tanya Yul. "Ooh.. Itu udah agak lama! Pertamanya aku gak bisa tapi... Yah.. Seseorang bodoh mengajariku!",seruku. "Siapa tuh?",tanya Yul. Tapi aku malas menjawab dan langsung kabur.

 

"Hai.. Yoongie!!!",tiba-tiba suara yang lebay dan cempreng mengagetkan ku. Aku berbalik dan mendapatkan Tiff sedang berdiri dengan sepatu dan tongkat ski. "Oh.. Tiff!",seruku. "Yuk.. Kita kesana! Kayaknya ada yang jual benda lucu!",serunya sambil menunjuk salah satu kios yang ada di dekat penginapan misteri tadi. Kami meluncur ke bawah. "Waah.. Toko yang lucu!",seru Tiff. Aku hanya ternganga. Apa orang-orang di bukit atas ini memang menyukai gedung-gedung berbentuk aneh-aneh. Setelah penginapan misteri dengan bentuk goa dan tempat pengasingan,sekarang toko oleh-oleh yang mirip candy land. Toko itu juga pake bunyi-bunyian nyanyi anak kecil dan aku berasa masuk ke pasar malam. "Lucu ya desainnya!",seru Tiff.

 

Ternyata toko itu besar juga, ada teras besarnya yang gelap dan di beri lampu-lampu kelap kelip berwarna ungu. Gilak.. Cuma untuk toko oleh-oleh harus di sediain tempat gede gini. "Waah.. Ini lucu!",seru Tiff menunjuk sarung hp warna pink. "Emang bisa muat di hp-mu?",tanyaku. "Aku kan gak pake hape butut itu lagi! Kemarin aku beli sa*s*ng S3 warna pink lagi! Aku gak mau ganti hp lagi! Soalnya udah klop banget warna pink! Jarang-jarangnya ada hp pink kan!",serunya memamerkan hpnya. "Yaah.. Gak samaan lagi hp kita dong!",seruku. "Makanya Yoong! Jangan beli album terus dong! Sama aja sama Yul!",seru Tiff. "Ya sih!",seruku. Memang hp bagus lebih berguna daripada album ****yang ngedangdut itu. Sebenarnya namanya saja yang toko oleh-oleh, toko ini lebih mirip toko aksesori, tapi ngejual baju juga. "Gantungan hp lumba-lumba ini lucu! Apalagi ini warna pink, beli ah..",Tiff enak-enakkan aja mencomot semua barang warna pink di sana,sedangkan aku pilih yang murah dan bagus, yah.. setidaknya ini lebih baik daripada aku hanya main ski sambil ditanyain ini itu sama Yul

 

. Ngomong-ngomong si Jinah mana ya? Aku tinggalin sendiri aja apa dia gak kesasar,harusnya tadi aku nitipin dia ke Chorong atau ke mamanya Yul. Tapi ngapain harus dititipin, dia kan bukan bayi, kemarin juga udah mau nikah walau gak jadi. Aku pun gak mikirin si Nana lagi. "Yok.. Tiff udahan belanjanya! Aku pengen main ski lagi!",seruku. "Oke!",serunya sambil pergi ke kasir. Setelah ke kasir kami nitipin barang kami ke penitipan barang yang ada di dekat kios-kios yang dekat dengan toko tadi. "Buruan yok! Tadi aku baru main bentar!",seruku. "Oke! Aku mau ketempat si Yuri di sana!",seru Tiff. "Oke! Kalau gitu nanti suruh ngumpul di depan penginapan misteri itu ya!",aku menunjuk penginapan tempat si Naeun nginep. "Okay.. Bye!",serunya sambil melambai-lambai. Aku berpaling dari Tiff untuk mencari si Jinah. Apa dia kesasar? Bisa gawat tuh! Lah.. Itu si Chorong kan! Dia cuma sama si Naeun. Mana si Jinah sama adeknya si Chorong. Aduuh.. Jinah nyusahin banget sih. Padahal dia kan udah gede malah ngilang. "Hei.. Rong-Rong! Mana Jinah?",tanyaku. "Ng.. Tadi dia main sama adekku! Lah.. Mana adekku? Liat nggak?",Chorong celingukan nyari adeknya. "Nggak!",seru Naeun. "Aku baru aja dari toko suvenir!",seruku. "Duuh! Dia ngilang! Yoona eonie cari eon!",seru Chorong panik.

 

#Dan di suatu tempat#

"Kakak pintar! Biasanya kalau kakak masak mie pasti rasa eek! Dia cuma bisa masak ramyun!",seru adik Chorong senang. "Enak ya! Di restoran ini kita bisa buat mie nya sendiri!",seru Jinah kesenangan karena mie buatannya dipuji. "Hebat! Sekali-sekali kakak harus belajar sama kak Jinah! Dia cuma bisa makan!",adeknya Chorong malah ngejelek-jelekin Chorong. Jinah tersenyum.

 

Balik ke Yoona

"Aku kesana! Unnie kesana ya! Kamu kesana Naeun!",Chorong nunjuk-nunjuk. "Mungkin sama ummanya Yuri kali!",seru Naeun. "Tadi aku liat Yuri sama mamanya dari jauh, mereka gak ada!",seruku panik. "Yaudah cepetan nyarinya!",seru Chorong aku pun mulai berbalik. Duuh.. Nyusahin banget tuh orang kampung! Aku meluncur ke bagian kiri. "Loh.. Luhan!",seruku kaget ketika nemuin bocah itu di dekat penginapan misteri. "Kamu ngapain celingukan gitu?",tanyaku. "Kamu sendiri juga kayak gitu!",seru Luhan kesal. "Aku nyari sepupuku sama adeknya Chorong!",seruku. "Aku nyari ide komik! Ini kan penginapan misteri! Banyak ide!",serunya. "Oh ya, bagus dong!",seruku. "Yah..",kata Luhan. Dia senyum,setidaknya kalau dia gak bawel atau protes-protes dia lucu juga. "Mau liat satu tipuan ngagetin di penginapan ini! Mungkin aja sepupumu dan adek Chorong main kesana!",seru Luhan. "Boleh!",seruku.

 

Kami pun masuk ke penginapan itu. "Ini!",serunya. "Apaan nih! Lorong remang-remang dengan pintu kamar? Biasa saja!",protesku. "Lihat saja! Aku jamin kamu pasti kaget setengah mati!",seru Luhan sambil menepuk dinding."Kyaa.. Jangan!!!",terdengar suara pekikan. Clak clak.. Cairan warna merah jatuh ke atas kepalaku, aku merabanya. "Apa ini? Cat air dengan warna merah! Aku gak akan bisa di bodohi dengan ini! Lagian kalau cuma ini sama sekali gak serem!",seruku. Bum.. Tiba-tiba sebuah benda jatuh di depanku. Aku memperhatikannya. Itu adalah kepala dengan kulitnya yang sudah dikuliti, berlumuran darah. Kepalanya kepala cewek dengan rambutnya yang acak-acakan menatap kami dengan tatapan serem.

 

"Waaaaaaaaa!!!!!!!",teriakku. Tiba-tiba di dinding yang ada tepat di dekat kepala itu terbuka sedikit, Luhan menendang kepala itu kesana. "Ini tipuan yang bagus dan lucu kan!",serunya. "Yah.. Benar-benar lucu!",seruku. "Ini pembalasan donat jelly tadi!",serunya. "Yaya! Tak apalah! Tapi kenapa kau menendang bola berbentuk kepala itu ke dinding berlobang tadi?",tanyaku. "Memang gitu caranya! Biar sehabis jatuh kepalanya bisa di naikin ke loteng lagi! Di dinding ini ada peralatan mekanis yang bisa buat bola tadi keatas lagi!",seru Luhan. "Oh ya! Ternyata penginapan ini canggih!",seruku. "Yaya!",serunya. "Tapi mereka gak ada!",lanjutku. "Mereka?",tanya Luhan. "Orang yang aku cari!",seruku. "Sepupumu dan adek Chorong ya!",serunya. "Yah..",aku berjalan menjauh dari jebakan tadi. Dia menatapku, deg.. Kok perasaan jadi gak enak ya?

 

'_'

"Heeei... Kemana sih kamu!!",aku teriak-teriak nyariin adekku. "Hei.. Choho*!! Kemana sih??",aku celingukan sambil nyari adekku. "Eh.. Awas-awas!! Apa kalian buta!!",seruku mengelak dari dua orang yang gak ngeliat aku. Duuh.. Sepatuku malah kesangkut pula. Bruk... Awh.. "Hei... Kalau main ski liat-liat dong!!!",protesku. Aku memperhatikan dua orang yang menabrakku itu. Aku jadi semakin kesal. Dua orang yang menabrakku itu adalah Suho dan ceweknya yang menyebalkan.

 

"Loh.. Kamu kan pegawai yang nyerutin timun serut ke kopi ku!",seru cewek itu. "Ooh.. Kamu Chorong kan!",seru Suho. Huh! Aduh.. Rong kenapa kamu kesal? "Kenapa kalian nabrak aku sih?",tanyaku kesal. "Haha!! Sori gak nampak sih!",seru Suho. "Kamu sendiri ngapain enggak menghindar dasar cewek bodoh!",seru cewek itu, kelihatannya dia dendam sama aku gara-gara aku sudah merusak imagenya di depan Suho, waktu itu sampai-sampai si Suho basah kuyup gar-gara kopi yang bertimun itu. "Enak aja ngatain aku cewek bodoh! Berasa pintar gitu neng!",aku menyindirnya. "Iya dong!",serunya. "Huh!",seruku. "Aku pergi!",aku meluncur ke bawah. "Pergi sono! Cewek belagu!",seru si cewek yang sudah kucaruti du dalam hatiku. "Ya aku pergi! Lagian aku sedang sibuk!",seruku. "Udah-udah kalian ini!",seru si Suho.

 

"Iih.. Apan sih udah-udah aku kan dendam kesumat sama pegawai belagu itu! Dia udah ngerusak image ku! Untuk apa dia ngasih timun ke kopiku! Apa salahku! Dasar cewek gak berotak!",seru si cewek itu. "Aku dengar lo!",seruku. "Biarin! Emang kamu siapa!",serunya. "Aku.. Orang spesial!",seruku gak mau kalah. "Udah-udah kamu juga kenapa ngasih timun ke kopi dia!",seru Suho. Aku berpikir sejenak sambil menatap Suho. "Hmm.. Mau tahu?",tanyaku. "Yah.. Aku gak habis pikir kenapa kamu ngasih timun ke dia!",seru Suho. "Suka-suka aku dong!",seruku. "Iih.. Cewek itu emang gila kali!",tunjuk cewek rambut panjang itu. "Kamu juga lebay!",seruku. "Iya sih.. Sebenarnya kalian emang gila dan lebay!",seru si Suho nggak nyambung. "Enak aja!",seru si cewek itu. "Maaf Krys!",seru Suho. "Jadi nama kamu Krys ya, jelek banget namanya kayak eek!",ejekku. "Krystal!",serunya. "Krystal! Ooh.. Tapi orangnya gak kayak Kristal!",seruku. "Yaiyalah! Manusia mana ada yang kayak kristal ,bodoh!",serunya. "Yadeh.. Kamu kan pinter banget bisa.. Hmm..",aku berpikir. "Apa?",tanya cewek itu. "Bisa nabrak orang!",ralatku. "Hm.. Kamu sendiri siapa?",tanya cewek itu. "Aku Chorong! Ngapain sih, tanya-tanya!",seruku. "Chorong ya! Jelek bagusan juga Krystal!",serunya. "Iya dong! Kalau menurut kamu namamu lebih bagus!",seruku. "Corong apaan?",tanya Suho gak nyambung lagi. "Corong minyak kali!",seru Krystal. "Kalau gitu aku pergi aja!",seruku lalu meluncur lagi.

 

*-*

Hmm... "Yuk.. Kita keluar! Gak enak di lorong sepi gini!",serunya membuatku kaget. "Iya! Nanti malah muncul itu lagi!",seruku. "Itu apaan?",tanyanya. "Hantu!",seruku. "Oo!",serunya. Kami pun keluar dari penginapan. "Gimana kalau kita cari mereka ke tempat main ski anak-anak!",serunya. "Boleh!",seruku. "Tapi tempatnya agak jauh!",serunya. "O-ohya!",seruku tegang. "Hmm!",dia terdiam. Deg.. Perasaanku kembali gak enak karena kami pada diem.. Duuh..

Apa yang terjadi selanjutnya? *ChoHo=Chorong suHo, gak ada referensi nama bermutu sih!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;