YooHoo (2)

Nonamed

Wae Ireoni 13 YooHoo, Chorong Menginap di Istana Suho!

 

*-*

Braak.. "Eonie!! Lama banget!! Ini udah.. Haaah.. Kenapa ada Luhan??",Chorong tiba-tiba masuk ke rumahku, dan tentu aja si Luhan gak jadi melanjutkan kata-katanya. "Iih.. Kalau masuk ketok pintu dikit dong! Kaget nih!",seruku. "Ngapain eonie sama Luhan!! Kenapa dia ada di sini??",Chorong gak denger kata-kataku. "Jangan-jangan dia... Iiih.. Eonie!! Kau harus cepat pergi! Usir cowok jahat itu!",serunya. "Kenapa sih! Dia cuma buat komik di rumahku tau! Dasar bodoh!",seruku. "Apa buat komik! Di rumah eonie! Hahahahaha!!",tawa Chorong,tapi setelah itu dia langsung memandangku dengan tatapan serius (atau lebih tepatnya sok serius). "Mana mungkin dia buat komik di rumah eonie! Dia punya rumah!!",seru Chorong lebay. "Beneran! Grr.. Anak ini!! Kau terlalu sering berpikir yang aneh-aneh!",seruku.

 

"Yayaya!! Sori eon! Kalau gitu ayo kita turun!",serunya. "Kamu duluan aja deh,eonni masih...ehm harus siap-siap",kataku sesantai mungkin. Chorong menurut saja dan langsung berlari kebawah setelah melambaikan tangannya padaku (dan menganggap Luhan tak ada). Aku pun menutup pintu. "Apa? Apa yang kau mau bilang tadi?",aku penasaran banget. "Gak .. Gak itu gak akan kubilang!",serunya. "Haah.. Menyebalkan! Kalau gitu ayo kita turun!",seruku menyeret Luhan keluar dari rumahku. "Yaah.. Aku ngerti! Gak usah pakek seret-seretan!",seru Luhan melepaskan tanganku. "Yaya! Baguslah kalau kamu bisa jalan sendiri!",seruku. Kami pun turun dan masuk ke kedai. "Apaaa!!!",terdengar suara teriakan cempreng yang lebay,itu Tiff. "Yoonaaa!! Luhan menginap di rumahmu??",tanyanya tak percaya. "Iya.. Dia buat komik!",seruku agak kesal karena Tiff bertiak-teriak. "Hah! Buat Komik?",tanyanya.

 

"Pasti kau menceritakan hal-hal sesat kepadanya kan!",aku melirik Chorong sebal. "Sori eon! Aku sedang kesal, makanyaa..",Chorong ngomong tapi langsung kupotong. "Mau melampiaskan kekesalannya dengan membuat cerita-cerita bohong!",seruku sebal. "Ahaha! Sori ya eon! Beberapa hari ini aku emang kayak gitu!",serunya. "Yaah.. Sebaiknya kamu jangan gitu!",seruku sambil masuk ke ruangan loker. "Mmm... Gimana kalau kita kemping di suatu tempat gitu!",seru Hyo eon yang tiba-tiba nongol. "Kemping? Apa asyiknya?",tanya Tiff. "Sekedar jalan-jalan merelaksasi diri! Bulan April nanti kita ada libur kan! Mungkin kita bisa jalan-jalan! Kan bulan April udah musim semi!",seru Hyo eon. "Boleh juga sih!",seruku. "Yang ikut yang cewek-cewek aja,pasti asyik!",timpal Tiff. "Yaya!",seruku. Luhan hanya mengacuhkan kami dan masuk ke kasir.

 

-Pulangnya

"Aaah! Apa ini?",aku terkejut ketika mendapati benda berwarna hitam ada di lantai rumahku. "Dompet?",aku membukanya dan mendapati polaroid dengan foto Luhan sedang memegang bebek karet. "Haha! Lucu sekali! Jadi ini punya Luhan ya!",seruku sambil memasukannya ke laci. "Eeh.. Ini laci baju bekas!",seruku ketika salah buka laci. "Eeh.. Dia pinjam baju aku kan!",seruku baru ingat. "Semoga saja besok dia bawa",gumamku sambil memasukkan dompet ke dalam laci.

 

-Besok

Aku menemukan diriku tertidur di atas kasur sambil memeluk boneka rilakkuma."Hoaaah!!",aku menguap. Aku menggosok-gosok mata hendak mengingat apa yang harus kulakukan. "Sial! Hari ini harus kerja!",aku kesal,badanku sudah terlalu capek untuk bekerja. Apalagi tengah malam sepertinya ada yang menggedor-gedor pintuku. Siapa? Si Nana. Mana mungkin,tadi sore dia sudah nyampe dan bahkan sudah nonton bareng sama aku? Lalu siapa? Siapa yang mengganggu itu? Sialan dia ah..

 

'Tapi siapa sangka! Kalau seseorang yang ia kenal malah tergaing-gaing nasibnya'

 

Flashback

'_'

Aku keluar dari kedai. Malam ini dingin sekali. Aku merapatkan jaketku. "Aah.. Aku lapar sekali!",keluhku. Aku memperhatikan jalanan, tidak terlalu ramai. Cuaca seperti ini orang-orang pasti lebih suka di rumah,apalagi ini jam 8 malam,yah.. Aku ketiduran di ruangan loker. Kemarin aku begadang nonton jadi aku menghabiskan 8 jam hari ini dengan ketiduran di ruang loker. Pasti adikku sekarang sedang di rumah bi Soyou dan merengek-rengek. Aku mengucek-ngucek mataku. Eeh.. Aku lupa bi Soyou kan pulang kampung! Berarti sejak 8 jam tadi dia sendirian di rumah! Dia kan pulang sekolah jam 12! Aduuh.. Kenapa aku lupa semuanya,apa yang aku pikirkan?

 

Aku berlari-lari. Tapi aku sadar kalau aku sangat pusing. Benar juga,apa yang kupikirkan,tadi baru saja aku mengeluh kelaparan dan sekarang aku lupa mau pergi ke minimarket untuk beli makanan. Aku melirik ke depan dan mendapati plang minimarket. Mungkin aku harus beli makanan dulu,rasanya aku pusing sekali. Aku pun masuk ke dalam minimarket. Aku membeli sandwich dan yogurt cair. Setelah itu aku pergi ke kasir dan melesat pergi sambil sesekali mengunyah sandwich atau meneguk minuman. Bruuk.. "Ohok..",aku keselek ketika seseorang menabrakku. Aku memperhatikan sandwichku jatuh ke got dan yogurtku tumpah ke trotoar dan yang membuatku semakin kesal adalah ternyata biang kerok masalah ini adalah si kristal imitasi. "Sialan! Kenapa kamu lagi! Sudah cukup tadi pagi aku ketemu kamu!",seruku. "Huh.. Kamu itu yang sialan! Lihat bajuku jadi kena yogurt mu,corong kloset!",serunya.

 

"Diam!! Sudah cukup aku bercarut tadi pagi!!! Jangan buat aku berkata kotor lagi!!",aku berteriak,semua orang terlonjak kaget dan melirikku. "Gak papa! Aku pengen denger sekali lagi! Lagian apa sih alasanmu kesal sama aku?",dia menatapku dengan tatapan 'gak bisa jawabkan!!'. "Dasar.. Tiiiiiiiit (sensor)",aku berteriak. "Hahaha!! Aku suka melihatmu seperti itu! Lihat semua orang melirikmu bodoh!",serunya. "Bukannya lebih tepat melirik kita berdua!",seruku. "Ya.. Terserah!",serunya.

 

Aku pun melirik jam.. Sial.. Ini sudah jam setengah 9,harusnya aku nggak usah adu mulut. Aku pun berbalik hendak pergi,tapi cairan dingin berwarna pink membasahi rambutku dan jaketku. "Naah.. Sekarang impas!",serunya. "Apa ini?",tanyaku kesal. "Sisa yogurt mu yang jatuh!",serunya. "Lalu impas apanya! Ini gak adil!",seruku. "Bajuku basah gara-gara yogurt sialan ini!",serunya. "Mana?",tanyaku. "Lihat! Bukannya ini basah!",serunya. "Haah.. Hanya ujung lengan jaketmu! Dan aku harus basah-basah dari rambut! Dasar jahat!",seruku. "Kamu itu yang tak adil! Aku marah ke kamu karena punya alasan! Kamu?",tanyanya.

 

Rasa takut karena adikku kutinggal lama di rumah,rasa nggak enak karena yogurt itu bikin lengket rambutku,rasa bersalah karena ketiduran di loker,rasa marah karena kristal imitasi,dan rasa gak bisa jawab pertanyaan itu bercampur... Dan.. "Aku punya jawaban! Tapi.. Bukannya kamu sudah tau aku tak mau kasih tau!!!!",seruku ngamuk. "Makannya! Kenapa kamu gak bisa jawab??",tanya Krystal juga ikutan ngamuk. "Itu urusanku kenapa gak bisa kasih tau ke kamu!!",seruku. "Lah.. Kenapa aku yang jadi bahan pelampiasan kena timun??",tanya Krystal. "Makanya jangan takut timun!!",seruku. "Apa hubungannya!!",Krystal ngamuk.

 

"Terserah!",seruku lalu pergi. Menyebalkan.. Menyebalkan.. Dia jahat sekali rambutku jadi lengket.. Aduuh.. Bagaimana dengan adikku? Jadi pengen nangis. Aku berjalan dengan lesu sampai ke rumah. Sampai di rumah aku mendapati adikku sedang nangis di teras rumah. "Kamu kenapa?",tanyaku lemas. "Huwaaa.. Ibu yang punya kontrakan kak! Dia nagih uang kontrakan! Katanya udah 6 bulan gak bayar!",seru adikku. Glek.. Bertambah satu masalah lagi. Lututku rasanya lemas dan aku jatuh di teras. "Huwaaaaa!! Kenapa hari ini sial sekali!!!!",aku merengek.

 

"Kakak! Jangan nangis dong! Aku jadi bingung nih!",seru adikku. Sialan.. Kenapa aku sendiri gak boleh nangis. "Kakak sendiri kenapa! Kok bau susu stroberi?",tanya adikku. "Ini yogurt!",seruku. "Kakak mandi susu? Eh.. Mandi yogurt?",tanya adikku. "Yang benar saja! Tadi aku di siram yogurt!!",malah aku yang merengek. "Di siram yogurt?",tanya adikku. "Tak usah kau pikirkan! Mana dia ibu yang punya kontrakan itu?",tanyaku sambil bangkit. "Di.. Di dalam rumah!",seru adikku.

 

Aku pun mengetuk pintu dan masuk. "Ibu..",kataku. "Ini dia datang juga!",seru ibu itu. "Kamu sudah nunggak 6 bulan tau!",serunya. "Maaf bu! Bayar cicilan laptop!",seruku. "Cicilan laptop? Kalau gak bisa bayar kontrakan ngapain beli laptop! Pakai otak dong!",serunya. "Maaf! Ya..",kataku. "Mana dia uangnya?",tanya ibu itu. "Berapa bu?",tanyaku. "100.000/bulan kan! Jadi 600.000 ribu (ingat ya! Di sini pake rupiah ceritanya). "Enam ratus ribu ya!",seruku. Kerja di tempat bu Hyorin sebulan cuma dapat 900.00,dan sekarang sudah pertengahan bulan desember berarti.. Benar saja cuma ada beberapa duit receh dan dua lembar uang dua ribuan. Aku menyesal kenapa tadi aku harus ke minimarket,dan aku menyesal terlalu sering beli chesee cake,juga menyesal kenapa beli crepes ice cream. "Kenapa kak?",tanya adikku melihatku memelototi uang dua ribuan jelek.

 

"Eehm.. Apa kamu punya uang?",tanyaku. "Coba aku lihat dulu!",seru adikku. Dia mengambil celengan babinya dan memecahkannya. "Banyak kak!",serunya. Aku memang melihat banyak uang di sana tapi tepatnya itu adalah tumpukan uang receh 100 dan 200. "Dasar bodoh! Uang receh itu mana mungkin cukup!",seru ibu itu. "Ibu kasih waktu sehari! Kalau nggak kalian pergi!",serunya. "Gak usah buk! Kami pergi aja!",seruku. Lagian sehari mau dapat uang dari mana, emang aku Suho. Sekarang masih pertengahan bulan,gajian masih lama. Lagian kalau udah gajian bayar 600.000,tinggal 300.000 mana mungkin sebulan cukup. "Yaudah pergi sono!",serunya.

 

Kami pun membereskan barang kami. "Kenapa kakak mau pergi?",tanya adikku. "Males tinggal di sini! 100.000 cuma dapet rumah reyot jelek bau kayak gini! Udah yang punya cerewet! Sakit otak kakak setiap bulan!",seruku. "Aah.. Kakak! Aku mau main sama bi Soyou! Gak mau pindah!",rengeknya. "Lagian letak rumah kita terlalu jauh dengan tempat kerja kakak!",seruku. "Pokoknya gak mau pindah!",rengek adikku. "Yaudah tinggal sendirian sono! Aku gak mau tinggal di sini!",seruku. Adikku terpaksa ngikut. "Udah selesai kan! Nah.. Silahkan cari kontrakan baru!",seru ibu itu. Kami pun keluar dari kamar. "Hati-hati di jalan ya!",serunya sambil menutup pintu rumah. Kami memandang pintu kontrakan itu melayang. "Kak.. Nanti bi Soyou bingung kita gak ada lagi di rumah",kata adikku.

 

"Tulis aja surat! Nanti dia gak akan bingung lagi!",seruku. Adikku pun menulis surat dan menyelipkannya di bawah pintu rumah bi Soyou yang lagi pulang kampung. "Besok waktu sudah nyampe sini pasti dia lihat kertas itu!",seruku. Kami pun keluar ke jalan raya. "Mau kemana kak?",tanya adikku. "Jalan-jalan!",seruku. "Kemana?",tanya adikku. "Kemana aja!",seruku. Kami pun sampai di kedai kopi yang sudah mau tutup.

 

Aku pun naik ke tangga rumah Yoona eonie dan mengetuk pintunya. Tak ada yang membuka pintu. Benar juga ini jam 11 malam. Sebenarnya aku tidak sopan karena telah menggedor-gedor pintu rumah seseorang pada malam hari. Kami pun turun,dan duduk di pot bunga panjang yang ada di depan kedai. "Semuanya jahat!",seru adikku. "Kalau bi Soyou gak pulang kampung pasti sehari dua hari kita bisa numpang tidur di sofa rumahnya!",seru adikku. Aku menggaruk-garuk rambutku yang lengket karena yogurt. "Lalu setelah itu kita tinggal di mana?",tanyaku. "Ntah! Kalau aku mau nya terus di rumah itu aja!",serunya. Aku hanya berekspresi datar.

 

"Coba telepon sesorang!",seru adikku. Aku pun mulai menggali kontak hp-ku. Aku menelpon Yoona eonie karena aku sedang ada di depan rumahnya,tapi ternyata nomornya mati. Siapa lagi,Yuri eon,Tiff eon,Hyo eon,Luna si Sunyoung yang menyebalkan,Jongdae,Jongin,Luhan. Tapi semuanya gak mengangkat telepon ,handphonenya mati,atau cuma ngangkat sambil ngigo. Benar juga sudah jam 1. Kami pun mulai lanjut jalan. Aku mencari-cari kontak hp yang mungkin masih nyambung,dan bingung kapan aku menyimpan sebuah nomor. Itu nomor Suho. Sepertinya aku dapat nomornya ketika nonton bioskop tempo hari. Aku pun menekan tombol telepon sambil menekan tombol untuk menyebrang. Tuut..tuut.. "Kak.. Lampunya udah ijo!",seru adikku. Kami pun menyebrang. Gak di angkat, aku mencoba lagi,tapi tetap saja gak diangkat. Ternyata nomor Suho gak diangkat aku mengumpat-ngumpat sambil memandang hp-ku. Sialan! Bruuk..

 

Flashback end

 

Aku membuka mataku. "Akhirnya bangun juga!",terdengar seruan seseorang. Aku mengucek-ngucek mataku. Suho? Ini mimpi ya? Apakah ini mimpi semacam mimpi 'pangeran telor' itu? "Mimpi ya?",tanyaku. "Bukan.. Bukan.. Ini nyata!",serunya. Benar juga,aku ditabrak mobil atau apalah itu,aku baru inget. "Trus kok ada kamu? Daan.. Ini rumah sakit paling mewah yang pernah kulihat! Pasti mahal kan?",aku malah sewot sendiri. "Haha.. Ini rumahku! Kamarku tepatnya! Kemarin kamu ditabrak! Aku merasa aneh kenapa ada 2 missed call kamu! Aku cari-cari deh ke sekitar rumah kamu dan tempat kamu kerja dan di dekat situ ada orang heboh-heboh waktu kulihat ,eeh.. Ternyata kamu ketabrak.. Lagi..",ceritanya dengan gaya bodoh. "Lagi! Yang pertama kan ulahmu dan kawanmu si kasir itu!",seruku. "Yah.. Aku minta maaf!",serunya. "Lah.. Kenapa aku ada di kamarmu? Dan.. Mana adikku?",seruku panik. "Kamar di rumahku penuh semua! Soalnya ada tamu!",serunya.

 

"Adikku?",tanyaku. "Mm.. 2 jam yang lalu baru bangun dan keluar!",serunya. "Bangun? Apa ini sudah pagi?",tanyaku. "Mmm.. Jam 10 pagi!",serunya. "Aah.. Aku terlambat!",seruku meloncat dari tempat tidur. "Eeh.. Kau tak usah kerja!",serunya. Tapi aku tetap berlari keluar. "Mana adikku?",tanyaku. "Mungkin sedang dimandikan oleh bibi Ayu (IU). Soalnya daritadi merengek terus,gara-gara kamu gak bangun-bangun!",seru Suho. "Trus dia diajak nonton pororo!",seru Suho. "Aah.. Pembantumu itu mana? Adikku harus sekolah! Gawat ini jam 10! Mana mungkin dia sekolah!!",aku malah ngos-ngosan gara-gara celingukan di rumah gedenya Suho.

 

"Udah deh! Kalian istirahat saja! Besok kamar tamu pasti sudah kosong! Kalian boleh nginep di sini!",serunya. "Bukan masalah itu! Aaah.. Sialan!",seruku. "Ngomong-ngomong,kok rambutmu bau stroberi? Dan.. Lengket?",tanya Suho. "Darimana kau tahu kalau rambutku lengket?",tanyaku. "Jelas saja!",serunya. "Kenapa itu?",tanyanya. "Si kristal imitasi bodoh itu! Sepertinya kamu harus mengajarinya tata krama!",seruku. "Emang dia ngapain?",tanya Suho. "Emm... Dia menyiram rambutku dengan yogurt cair! Awalnya aku terjatuh karena menabrak dia dan yogurtku jatuh ke dekat lengan bajunya,dan agak basah! Gara-gara itu dia menyiramku!",ceritaku.

 

"Salahmu sendiri! Pasti dia bertanya tentang alasanmu membencinya kan!",seru Suho. "Dari mana kau tahu?",tanyaku. "Kemarin di kantor dia cerita tentang itu seharian!",seru Suho. "Huh.. Iya! Kemarin pagi aku ketemu dengannya dan malamnya juga! Apa dia dewi penyiksa?",aku kesel. "Makannya,cukup jawab! Tak ada salahnya!",seru Suho. "Tak akan! Kalau aku sudah yakin,baru aku akan memberi tahunya! Tepatnya bukan ke dia!",seruku. "Lalu ke siapa?",tanya Suho."Mm.. Ke kamu!",seruku. "Hah!! Emang..itu apaan?",tanyanya. "Rahasia!",seruku. "Rahasia?",tanyanya. "Cuma seorang yang tahu! Atau mungkin 3 orang!",seruku."Hmm..",dia mulai berpikir.

 

Back to Yoona

*-*

"Apa? Jalan-jalan sama tante Jiyeon??",aku tak percaya pada ucapan mamaku di telepon. "Oh.. Baguslah! Badanku sudah sangat capek untuk bekerja, dan Nana juga belum mendapat pekerjaan!",seruku. "Yaah.. Kalian butuh istirahat kan!",seru mamaku. "Emang kapan jalan-jalannya ma?",tanyaku. "Hari ini! Mama sudah dekat dengan rumah kontrakan mu! Jadi siap-siaplah dan cepat beritahu atasanmu!",seru mamaku. "Siap!",seruku. Hubungan telepon pun terputus. "Apaan tuh?",tanya Hyo eon. "Mamaku! Dia akan menjemputku dan Nana! Kami akan jalan-jalan keluar kota!",seruku. "Kapan?",tanya Tiff. "Sekarang!",seruku. "Jadi tolong sampaikan surat ini pada bu Hyolyn!",seruku memberi Yul surat yang kubuat dengan kilat. "Dadah!!",aku melambaikan tangan dan keluar dari kedai,tepatnya melambai ke arah 'nya' (pasti tau kan siapa).

 

*siapa sangka liburan Yoona jadi sebuah penderitaan (atau kenikmatan) bagi Chorong.

 

'_'

Drama yang di tayangkan SBS sudah selesai. Mm.. Hari ini hari Jumat, berarti nanti sore ada MuBank,hari ini SNSD yang comeback kan,lagu Hoot. "Hei.. Kau enak-enakkan nonton di rumah orang ya!",seru Suho mengejutkanku. "Eeh.. Sori!",seruku mematikan tv. "Aah.. Tak itu maksudku! Maksudnya.. Harusnya kita nonton berdua!",serunya sambil duduk. "O-oh gi-tu",kataku tegang. "Mana adikmu?",tanya Suho sepertinya dia sedang main dengan bibi mu itu (suka main sama bibi-bibi). "Oh.. Baguslah! Biasanya bi Ayu (IU) akan lama ngajak main anak!",seru Suho. "Trus?",tanyaku. "Jadi gak ada yang ganggu!",seru Suho. "Ga-ga-ganggu",kataku kaget. "Emang kamu mau ngapain?",tanyaku. "Maksudnya kalau anak kecil kan suka suruh ganti siaran!",seru Suho. "Benar juga! Dia pasti mau nonton spongebob jam 6 sore,padahal aku mau nonton MuBank!",seruku. "Yaah.. Itu maksudku!",seru Suho. "Oh.. Begitu!",seruku.

' // ' /- --/ '------/ / ' ' ' ' ' ' '------ '--------' apa yang terjadi ketika menonton mubank?

"Waaah.. Keren tariannya!",seruku. "Comebacknya keren!",seruku. Suho hanya melirikku. "Hei.. Sehabis ini rencanannya kau tinggal di mana?",tanya Suho. "Em.. Ntahlah!",seruku. "Mungkin di rumah Yoona eonie!",lanjutku. "Ooh.. Ya!",serunya. "Apa yang kau buat?',tanyaku melirik Suho yang sedang sibuk di dapur yang tak jauh dari ruang tv. "Ini Milkshake! Minumlah! Aku sering buat ini buat orang-orang spesial!",serunya. "Spesial?",tanyaku. "Tak usah dipikirkan!",serunya. Aku menatap milkshake yang dibuatkan Suho itu. Dingin dan sepertinya manis. Aku menyeruput sedikit,waah.. ternyata memang enak,jauh lebih enak dari susu *l*ra atau susu *r*s** fl*g. Pasti susu mahal yang dicampur dengan stroberi mahal,rasanya nggak manis tok aja,agak asam-asam stroberi. Apalagi yang bikin Suho. Hihihi..

 

Ting Tong,Ting Tong! "Ada tamu!",seruku. "Mana si Suho?",aku celingukan nyarinya. "Hei.. Suho ada tamu!!",seruku. Tapi karena si Suho atau mbak yang kerja di rumah Suho nggak nongol-nongol,dan ini udah kelamaan aku yang udah ada di ambang pintu pun membuka pintu rumah Suho yang gede itu. Greek.. Pintu terbuka. Sepasang mata melotot kaget ketika melihatku,tangannya yang memegang beberapa dokumen tiba-tiba lunglai dan menjatuhkan dokumen-dokumen itu. "Ooh.. Ternyata si kristal imitasi! Padahal aku udah bukain pintu ke kamu,tapi kenapa kamu malah melotot bodoh gitu?",aku mengejeknya.

 

"Kenapa kamu ada di sini?",tanya Krystal. "Aku kesini pasti karena ada alasan!",seruku. "Alasan apa?",tanya Krystal. "Rahasia!",seruku. "Kenapa seluruh alasanmu rahasia! Dasar bekicot busuk!",seru Krystal marah. "Stop! Sebelum itu lebih baik kamu ambil dokumenmu yang berserakan ini nona bodoh! Jangan marah-marah!",seruku. "Yaiyalah! Kata-kata mu itu harus diubah! Kau harus diajari tata krama!",seru Krystal. "Kamu itu yang harus diajari tata krama! Dasar penyiram yogurt!",seruku. "Grr... Corong kloset!",Krystal kesal. "Ada apa ini! Loh.. Kamu kan mbak Krystal!",tiba-tiba suara orang menghentikanku,itu adalah mbak yang bantu-bantu di rumah Suho. "Kakak ini kan orang yang ada di darmawisata kedai kakak kemarin!",seru adikku yang ternyata sejak tadi ngekor terus sama mbak Ayu (IU). "Ada apa mbak Krystal! Kok ngamuk-ngamuk?",tanya mbak IU.

 

"Kenapa corong kloset ini ada di sini?",tanya Krystal. "Co-Corong kloset!",mbak IU kaget gara-gara aku dibilang Corong kloset sama Krystal. "Corong kloset apanya hah! Dasar Kristal Imitasi Murahan Jelek!",seruku. "Udah-udah! Kita ngomong aja di dalem!",seru mbak Iu. Mbak Iu pun membawa kami ke ruang tv. "Lah.. Itu bukannya milkshake spesial buatan Suho?",Krystal terkejut dan bertanya-tanya ketika melihat sisa milkshake itu ada di meja ruang tv. "Ooh.. Itu tadi sisa punyaku! Gara-gara kamu aku gak jadi minum sampai habis!",seruku.

 

"Mana mungkin itu punyamu! Suho hanya membuatkannya untuk orang spesial! Bahkan aku aja belum pernah minum!",serunya. "Berarti aku hebat! Kamu kan cuma kristal imitasi murahan jelek yang mudah dibuang ke got!",seruku. "Apaan kamu! Jangan bohong corong eek!",seru Krystal. "Ini ada apa sih?",tiba-tiba Suho nyelip. Aku menatap Krystal dengan tampang sebal. "Ooh... Aku tahu! Krystal pasti haus kan! Dan Chorong pasti lagi ilfeel sama adiknya yang tukar siaran tv!",Suho gak nyambung. "Bukan itu!",seruku. "Trus?",tanya Suho. "Aah.. Tak usah ah! Aku pergi saja!",seruku. "Ayo Choho! Kita pergi!",seruku sambil menarik adikku. Kami pun membawa tas kami. "Kak!! Kenapa kita pergi lagi? Di sini asyik!",rengek adikku. "Di sini bukan tempat kita! Di sini tempat orang jahat!",seruku. "Tapi bibi Iu gak jahat!",seru adikku. "Yaah.. Mungkin dia gak jahat!",seruku. "Ayo kita pergi!",seruku. Kami pun keluar dari kamar. "Makasih tumpangan rumahnya ya!",seruku. Bi Iu pun membuka pintu. "Sering main kesini ya!",serunya. "Oke!",seru adikku. Aku tersenyum. Cuma bi Iu yang membuka pintu sedangkan si Suho sepertinya sedang adu mulut dengan Krystal busuk itu. Kami pun keluar,dan lagi-lagi kami akan tergaing-gaing di jalanan.

 

*-*

"Waah... Keren!!",seruku. Padang salju yang luas dengan beberapa pohon pinus yang sudah tinggal batang,dahan,dan rantingnya saja. Beberapa pohon mapple masih berdaun. "Keren kan!",seru mamaku. "Iya ma!",seruku. "Mamanya Nana baik ya!",seruku. "Sebagai tanda terima kasih karena kamu menumpangi Nana di rumahmu! Tante Jiyeon baikkan!",seru mamaku. "Tanda terima kasih! Jangan bilang Jinah tak akan bayar uang kontrakan!",seruku. "Tidak! Dia akan tetap bayar!",seru mamaku. "Oh.. Baguslah! Kalau begitu semuanya akan lancar!",seruku. "Yah!",seru mamaku.

 

*siapa yang tahu kalau liburan 2 hari Yoona membuat Chorong terpaksa kembali ke jalan? Siapa yang tahu kalau Chorong kembali ke rumah Suho?

 

*Ayo tulis komentarmu! Karena 1 komentar sangat berarti agar tetap melanjutkan fanfic ini!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;