Confused

Nonamed

Wae Ireoni 16

Bingung

 

"Nonton film hantu!",serunya. "Waah.. Ide bagus!",seruku mencairkan suasana. "Aku ada kaset bagus! Ini,baru kubeli sebulan yang lalu! Tapi belum ku tonton!",serunya. "Kelihatannya seru!",seruku. "Langsung aja! Kalau tunggu-tunggu nanti malah begadang sampai jam 4!",serunya sambil menghidupkan cd player dan memasukan cd-nya.

 

Besok

 

"Hei!",terdengar suara. Siapa itu? Aku tak pernah lihat cewek ini. Kelihatannya sih baik. Aku membuka lebar mataku. "Loh.. Ini di mana?",tanyaku sok-sok amnesia. "Di rumah teman anda!",seru cewek itu. "Te-teman? Naeun? Tapi rumah Naeun gak sebesar dan semewah ini!",seruku. "Suho!",serunya. "Aah.. Aku baru ingat!",seruku. Aku mendapati tv led di sana dan sepertinya di pertengahan film horor kemarin aku ketiduran. Aku pun bangkit dari sofa dan melirik jam dinding yang ada di sana. Jam setengah 7. Sepertinya hari ini aku akan kena ngamukan bu Hyorin karena sudah 2 hari tak datang sekaligus telah menghancurkan mobil anaknya. Ketika berdiri aku sadar kalau Suho tidur di lantai. Sepertinya kemarin ketika tidur aku menendangnya kencang sekali sampai-sampai dia terjatuh di lantai. Soalnya kemarin aku mimpi main bola,ternyata bola yang aku tendang keras-keras itu dia. Aku jadi tak enak karena telah menendang-nendang tuan rumah yang menawariku dan adikku nginap di rumahnya.

 

*-*

 

Aku membuka pintu mobil yang mengantarku sampai ke depan rumahku dan kedai. "Makasih umma, appa! Besok-besok aku akan sering-sering ke kampung!",seruku sambil melambaikan tanganku. Sebelumnya aku sudah bersalaman dengan mereka. Huft.. Sungguh berat hati aku kembali ke kota ini meninggalkan kedua orang tuaku. Aku sebenarnya kangen dengan rumah di kampungku yang besar. Aku kangen untuk duduk di bawah sinar matahari hangat adem kampungku di atas rumput,walaupun sekarang musim dingin.

 

Tapi entah apa alasanku tetap ingin tinggal di kota,padahal orang tuaku sekarang sudah memiliki uang yang berlebih dan bisa menyekolahkanku di universitas bagus atau membuatkanku usaha di kampung. Tapi aku tetap ingin untuk bekerja tiap hari di kedai kopi bodoh ini dengan gaji yang tak terlalu banyak. Aku mengeluarkan kunci rolling door yang duplikatnya dimiliki hampir semua karyawan kedai kopi bu Hyorin. Jinah yang naik mobil lain bersama orang tuanya belum sampai. Sepertinya dia terjebak macet di pintu tol kota.

 

Greek.. Rolling door itu terangkat ke atas. Loh? Aku kan hanya membuka kuncinya? Apa selama aku libur bu Hyorin mengganti rolling doornya jadi otomatis. Tapi aku melihat tangan yang mengangkat rolling door itu dan berbalik. "Loh.. Kamu ya cowok nyebelin!",seruku mendapati Jongin di belakangku. Dia nyengir dan membuatnya semakin tampak menyebalkan. "Tumben kamu datang pagi! Biasanya kan pemalas!",seruku. Dia hanya diam. "Oh.. Ya! Aku dengar dari sepupuku kau menang kontes dance blibla entertaiment! Kenapa kamu masih menampakan wajah nyebelin kamu di sini?",tanyaku. "Bagaimana dengan eonie! Bukannya eonie juga!",seru seorang dari sebelahku. "Luna!",seruku terkejut ketika mendapati cewek peramal itu di sebelahku.

 

"Haha!",tawanya. "Dan apa maksudmu dengan 'bukannya eonie juga'?",tanyaku. "Bukannya eonie juga berkecukupan! Kenapa eonie masih kerja di sini!",serunya. "Aku tak tau!",seruku. "Jangan bohong pada diri sendiri! Jawaban kalian pasti sama! Walau itu tak berhubungan malah berlawanan!",serunya dan seenaknya membuka pintu kaca dan maksud. "Maksudnya?",tanya Jongin tak mengerti. "Mau kuramal?",tanya Luna. Aku pun ikut masuk. "Mau!",seru Jongin.

 

"Mm.. Kamu agak sial! Di benci banyak orang! Jangan bersikap terlalu sok, orang yang kamu sukai mungkin akan membencimu!",seru Luna. "Hei! Ini bukan waktunya ngeramal!",gerutuku. "Lalu seperti apa percintaanku?",tanya Jongin. "Mmm... Orangnya rambutnya antara bahu sampai punggung,mukannya kurus,tinggi sekitar 160an,matanya bulat,hidungnya mancung!",seru Luna. "Mungkin seperti Yoona eonie!",seru Luna. "Seperti Yoona!",seru Jongin. Aku memperhatikan mereka,masak sepertiku sih! Jijik! Aku pun berpura-pura muntah. "Oke, makasih!",seru Jongin.

 

Aku pun sibuk membersihkan meja dengan kemoceng, Jongin membalikan tanda 'buka',sedangkan Luna kelihatannya sedang memperkirakan kalau aku tak memperhatikannya yang sedang mengendap-ngendap hendak mengambil uang kasir. Aku langsung mengemoceng kepalanya. "Dasar! Peramal tukang curi!",seruku kesal. "Iya deh sori!",seru Luna.

 

Klining.. Pintu kaca terbuka. Jongin terkejut ketika mendapati pintu kaca terbuka dan menjepitnya. Aku pun membuat mulutku seperti sedang ngomong 'rasain'. Orang yang menjepit Jongin tadi pun langsung meminta maaf pada Jongin. Aku langsung menyadari siapa cewek itu. Itu adalah cewek yang ngamuk sama Chorong di penginapan tempo hari. "Huh! Sepertinya tak ada tanda-tanda si corong kloset",gumamnya. Dasar si Chorong,seorang yang baru dikenalnya langsung membencinya gara-gara salahnya. Dia memang terlalu bodoh. Si Luna sepertinya sedang mengambil hpnya dari tas,jadi si Jongin yang melayani cewek itu.

 

Klining.. Pintu kaca terbuka. Itu Chorong. Setelah Jongin berlalu membawa kertas pesanan. Chorong langsung menatap sebal ke arah cewek tadi. "Eeh.. Corong kloset!",seru cewek itu. "Jadi takut!",serunya. "Hei! Kristal imitasi! Aku udah nggak mau marah-marah lagi! Soalnya aku tahu, aku marah beralasan dengan hal bodoh,dan aku juga mau minta maaf soal insiden timun itu! Tapi kenapa kamu masih bilang corong kloset di depanku hah!!",seru Chorong. "Ooh.. Mau minta maaf? Kukira kamu tak akan minta maaf! Makanya aku manggil kamu kayak gitu!",seru cewek itu,dan aku baru ingat nama cewek itu Krystal gara-gara Chorong tadi bilang 'kristal imitasi'. Klining.. Pintu terbuka lagi. "Loh! Krystal! Tumben kesini!",seru orang itu,Suho. "Kamu juga!",seru Krystal langsung berusaha agar tak kelihatan baru mau mulai ngamuk-ngamuknya. "Tadi aku ngantar Chorong kesini! Sekalian!",seru Suho. "Ngantar? Emangnya dia gak bisa pergi sendiri?",tanya Krystal.

 

"Dia nginap di rumahku kemarin! Soalnya dia diusir dari kontrakannya,bukannya kamu tahu!",seru Suho. "Loh! Kamu kan sudah pergi!",seru Krystal menatap Chorong. "Trus kalau aku udah pulang aku gak bisa balik ke sana?",tanyaku. "Jadi kamu balik ke sana?",tanya Krystal. "Bukan-bukan! Aku yang nawarin kemarin! Kamu lihatkan,kemarin kita di lotte world! Karena Yoona teman Chorong belum datang! Makanya dia nginap di rumahku!",seru Suho. "Iya! Kenapa sih kamu!",seru Chorong. "Kamu itu yang kenapa!!",seru Krystal. "Ini pesanannya!",seru Jongin yang ngantar sandwich cokelat dan cokelat panas pesanan Krystal.

 

"Minggir,hitam!",seru Krystal sambil mendorong nampan Jongin. Praang.. "Hei! Imitasi! Kamu bikin basah bajuku! Panas tau!",seru Chorong yang bajunya kena cokelat panas. "Salah sendiri! Kenapa berdiri di sana!",seru Krystal. "Kamu harus bayar banyak! Kamu sudah rusakin barang-barang kedai kami!",seruku ikutan ngamuk."Hei!! Hei!! Diam!",seru Suho. "Pokoknya bayar kerugian kami! Ini piring mahal!",seruku ikutan. "Gak mau tau ah! Dasar cewek bodoh!",seru Krystal.

 

"Apa! Cewek bodoh?",aku mendorong Krystal. "Aw.. Sakit tau!",keluh Krystal yang terduduk di sofa. "Salah sendiri,kenapa bilang aku bodoh!",seruku. "Benar kata Yoona eonie! Kamu itu harus jaga kata-katamu!",seru Chorong. "Kamu itu yang harus jaga kata-kata mu kloset!",seru Krystal. "Pokoknya bayar ini dulu!",seruku menunjuk pecahan kaca itu. "Aw.. Sakit!",terdengar suara yang menghentikan kami. "Lihat! Sudah kusuruh kalian diam! Gara-gara kamu jatuhkan piring tadi,cowok pelayan ini jadi luka kan!",seru Suho. "Nggak peduli ah!",seru Krystal. "Lihat! Bajuku juga basah! Aku kaget lo! Panas banget!",seru Chorong. Tiba-tiba Luna mendekat. Kukira tadi dia menggunakan waktu tadi untuk diam-diam mencuri tapi ternyata dari tadi dia mematung di pantry.

 

"Hei! Kristal imitasi murahan!",serunya. "Lihat! Gara-gara julukan yang kamu berikan itu! Teman pendekmu itu mengejekku!",Krystal menunjuk Luna. "Enak aja! Pendek!",seru Luna. "Yaya!",seru Krystal. "Hei! Kamu jangan terlalu emosi! Orang yang penting di hidupmu jadi bisa kena getahnya! Seperti sekarang!",seru Luna. "Maksudnya?",tanya Krystal. "Lihat saja nanti! Pasti kamu akan minta maaf berkali-kali sama orang itu!",seru Luna. "Oh ya! Dasar cewek kuper! Kerjanya diem aja!",seru Krystal. "Aah.. Sok tau ah!",seru Luna. "Sok tau?",tanya Krystal. "Dia itu heboh lo! Walau sering sok dekat!",seru Chorong. "Makanya jangan sok tau! Dasar kristal imitasi!",lanjut Chorong. "Lihat! Kau yang mulai duluan kan!",seru Krystal. "Yaya! Maaf deh!",seru Chorong. "Trus gimana sama anak ini?",tanya Suho. Aku melihat Jongin. Kakinya berdarah gara-gara pecahan kaca itu pecah di kakinya. "Bawa aja ke rumah sakit! Selesai!",seru Krystal.

 

"Aku pergi! Ternyata kedai ini memang menyebalkan!",serunya sambil berlenggang pergi. "Hei! Cewek tak tau diri! Kamu belum bayar uang untuk beli makananmu,juga uang ganti rugi!",seruku mengejarnya keluar kedai. "Ini dia!",serunya melemparkanku uang recehan. "Huh! Dasar menyebalkan! Pantas saja Chorong mengamuk dengan alasan egois!",seruku. Ketika balik ke kedai, Jongin dibawa Suho ke rumah sakit. Aku membereskan pecahan kaca dan makanan di lantai.

 

"Dasar! Dia memang tak tahu diri! Seenaknya saja mengacaukan kedai orang ketika baru buka,dan memberiku satu keping uang recehan ",(di sini pakai rupiah, masih inget kan)gerutuku. "Iya kan eon! Menyebalkan!",seru Chorong ikutan. Klining.. Pintu terbuka. Itu.. Luhan! "Hai! Kelihatannya tadi ada masalah?",tanya Luhan. "Yah!",seruku lemas. Luhan pun masuk ke dalam ruangan loker.

 

Jam 9

Yuri,Hyoyeon eon,dan Tiff sudah datang dan YulTi malah asyik-asyikkan selca di ruangan loker. Sedangkan Hyo eon kerepotan mengeluarkan tas nya dari loker karena di bawahnya ada dua makhluk gemar berselca itu. "Awas dikit dong! Si Chorong mau lihat baju online yang unnie jual nih!",seru Hyo eon. "Iya!",seru Yuri minggir dan mepet ke dinding. "Hei! Kalian keluar semuanya yang ada di ruangan loker!!!",terdengar teriakan yang sangat khas di telinga mereka. "Loh! Bu Hyorin! Tumben datang pagi!",seru Hyo eon. "Mana Chorong?",tanyanya. "Di dapur!",seru Hyo eon.

 

Bu Hyorin pun masuk ke dapur dengan tampang kesal. "Loh! Bu Hyorin!",seruku. "Mana si Chorong?",tanya bu Hyorin. "Tuh!",tunjukku. Muka Chorong langsung kayak bilang : 'asdfghjkl!! Bu Hyorin!!!'. Aku gak tau apa yang terjadi selama aku pergi,dan sepertinya yang lain juga. Setahuku Chorong itu diusir dari kontrakannya dan tak ada sangkut pautnya dengan bu Hyorin. "Kenapa kamu libur tanpa kabar? Kemana saja kamu setelah menghancurkan mobil anak saya?",tanya bu Hyorin. Chorong langsung menciut gara-gara ibu-ibu 50 tahunan yang hitam itu. "Haha! Sa-saya sudah terlambat!",seru Chorong.

 

"Masih ketawa kamu! Mobil anak saya rusak!! Lagian kalau terlambat sebentar apa salahnya kamu datang!",seru bu Hyorin. "Sa-sabar dulu bu! Saya kan cuma libur 2 hari!",seru Chorong. "Tapi kamu sudah menghancurkan mobil anak saya! Belakangnya benar-benar ringsek! Dan saya dengar,kata Namjoo setelah kamu merusak mobil anakku kamu masih menyalahkan anak saya karena tidak memberi tahumu cara memajukan mobil!",seru Bu Hyorin. Perhatian semua orang langsung beralih ke suara gedenya bu Hyorin. "Maaf bu! Saya minta maaf!",seru Chorong. "Maaf ya maaf! Tapi gimana mobil anak saya!!",seru bu Hyorin. Chorong pasti gak tau mau jawab apa. "Oke! Kamu akan bekerja di sini.. Tanpa bayaran!",seru bu Hyorin. Jahatnya,kasihan sekali Chorong.

 

"Ke..kenapa?",tanya Chorong. "Gajimu sebulan dipotong semuanya! Biaya untuk memperbaiki mobil itu 10 juta,karena ada mesinnya yang rusak juga!",seru bu Hyorin. "Kalau kamu keluar dari sini juga gak bisa! Karena kalau keluar dari sini sama saja ibu harus mengaji orang lain sebagai penggantimu!",seru bu Hyorin. Chorong jadi memelas. "Oke! Kalau gitu ibu akan gaji 30 ribu (di sini pake rupiah)!",seru bu Hyorin. "Perbulan?",tanya Chorong. "Yah! Itu sudah lumayan daripada tanpa gaji!",seru bu Hyorin. Chorong pun terpaksa saja. Kasihan sekali dia,ini semua pasti gara-gara dia terlalu sering jajan.

 

Aku pun hendak keluar dari dapur. "Kamu juga Yoona! Kalau saja kemarin kamu tak ada acara dengan keluargamu,mobil anak saya tak akan rusak! Betul juga kata anak saya,rugi saya ajak kamu menginap di rumah saya!",bu Hyorin marah-marah.

 

Pulangnya

 

Aku menemukan Jinah yang memiliki kunci cadangan rumahku sedang tertidur di sofa. "Huh! Menyebalkan ah.. Bu Hyorin!",seruku sambil menghidupkan tv. "Mm.. Nanti sore ada inkigayo!",seruku. "Hoah..", Mungkin lebih baik aku tidur! Perjalanan kemarin menyita waktu tidurku!". Pantas saja si Nana tidur pulas gitu,ngantuk banget! Aku pun membuka pintu kamarku dan tertidur~~~.

 

Ting.. Tong.. "Asdfghjkl!!",seruku kaget dan tersentak dari tidurku. "Loh! Ada orang ya",gumamku sambil keluar dari kamar. Aku pun membuka pintu rumah. "Chorong!",seruku."Eonie,boleh gak aku dan adikku numpang tidur di rumah eonie?",tanyanya. "Boleh sih! Tapi eonie gak ada kamar lagi! Sepupu eonie aja tidur di sofa!",seruku memperlihatkan Chorong Nana yang masih tidur pulas. "Nggak papa eon! Di lantai pun gak papa!",seru Chorong. "Oke lah! Kalian boleh nginap!",seruku. "Makasih eonie!!",seru Chorong. Aku pun membentang kasur palembang di depan tv. "Kayaknya lebih bagus kalian tidur! Kalian kelihatan capek banget!",seruku menunjuk Chorong dan adiknya. "Terutama kamu Rong",lanjutku."Ooh.. Kemarin aku begadang nonton film hantu sama Suho!",seru Chorong. "Berdua?",tanyaku. "Ya!",serunya. "Waw! Kelihatannya dia begitu baik padamu!",seruku.

 

"Yaah!",serunya sambil merebahkan dirinya di kasur palembang. Aku pun berlalu ke dapur hendak mengambil cemilan,tapi ketika aku kembali ke ruang tv,kedua makhluk itu sudah tertidur pulas bersama Jinah. "Waah.. Sudah tidur!",seruku. Aku pun menghabiskan keripik kentang sendirian sambil nonton drama. Ting,tong! "Haah.. Siapa itu?",aku berjalan menuju pintu. "Luhan!",serunya dari luar. Haah.. Dia kenapa doyan banget ke rumahku? Aku pun membukakan pintu untuknya. "Ada apa?",tanyaku. "Jangan bilang kamu mau numpang bikin komik! Di sini sekarang ada 4 cewek!",seruku. "4!! Jangan-jangan kata-katammu tentang pajama party itu benar?",tanya Luhan. "Chorong dan adiknya menginap di rumahku,dan sepupuku! Tapi bisa disebut pajama party juga sih!",seruku. "Haha!",tawanya.

 

"Trus kamu mau ngapain?",tanyaku. "Ini! Tadi Vic noona buat kue! Karena kebanyakan jadi aku kasih ke kamu aja!",serunya. "Oh ya! Kelihatannya enak!",seruku sambil mengintip ke dalam kantung yang Luhan berikan itu. "Lalu! Kamu kesini cuma untuk memberikan kue-kue itu?",tanyaku. "Menurutmu?",tanya Luhan. "Mm.. Ntah!",seruku sambil mengangkat bahu. "Kamu maunya gimana?",tanyanya. "Aku.. Mm.. Mungkin aku mau kalau kamu mengajakku jalan-jalan!",seruku. "Jalan-jalan? Kemana?",tanya Luhan. "Mm.. Cuma pendapatku sih! Tapi aku gak tau mau kemana!",aku malah bingung sendiri. "Aneh!",seru Luhan. "Aneh ya?",tanyaku. "Lumayan!",serunya. "Trus?",tanyaku. "Yah, terserahmu saja! Nanti aku yang akan bayar!",serunya. "Oh ya! Kalau gitu aku mau jalan-jalan ke luar negri!",seruku. "Bukan itu! Di kota ini aja!",protes Luhan. "Mm.. Sekarang masih siang,kemana bagusnya ya?",aku memikir tempat apa yang bagus. "Gimana kalau kita jajan burger?",tanya Luhan. "Boleh sih.. Tapi aku mau pizza!",seruku. "Beres liat saja nanti! Kamu bisa makan burger dan pizza,gratis!",serunya. "Kalau kayak gitu aku kenyang dong!",protesku. "Lihat saja nanti!",seru Luhan menyeretku. Aku pun mengikutinya saja.

 

'_'

Lagi-lagi mimpi yang membuatku bingung. Setelah pangeran telor sekarang Suho malah menjadi pangeran kerajaan apalah itu. Benar-benar mimpi yang mengerikan,di sana aku menjadi hantu dari kerajaan jahat. Lalu Yoona eonie, Luhan, Tiff,dan Kristal imitasi bekerja sama dengan Suho. Aku benar-benar tak mengerti apa maksud mimpi itu. Ceritanya aku mengkhianati kerajaan jahat gara-gara Suho yang ada di kerajaan baik. Dan apalah maksudnya. Aku tak ngerti. Pokoknya itu mimpi yang berbelit-belit.

 

Dari begitu banyak pertanyaanku kenapa di mimpi itu,selalu Suho menjadi bagian penting di mimpi itu,siapa dia,kenapa dia kupikirkan,aku tahu aku suka sama dia tapi aku tak merasa begitu sekali,lalu kenapa aku benci Krystal? Kenapa?Kenapa? Aaah.. Bingung! Tak usah dipikirkan ah! Yang harus kupikirkan kenapa rumah ini kosong? Di mana Yoona eonie? Aku pun celingukan di rumah Yoona eonie. Kosong! Kosong! Kosong! Aku pun terduduk di sofa ruang tamu. Loh.. Apa ini? Rasanya tadi belum ada? Aku pun melihat isi kantung plastik itu. "Waah.. Kue! Kelihatannya enak!",seruku senang. "Tapi mana Yoona eonie?",tanyaku. "Aah.. Tak usah dipikirkan! Makan aja ah!",seruku sambil mengambil satu keping kue itu. "Enak!",seruku senang soalnya aku udah kelaparan.

 

*-*

"Makasih Luhan!",seruku senang. "Yaya!",seru Luhan tak peduli. "Padahal kamu yang ngajak makan kenapa kamu cuek gitu? Pasti ada masalah kan? Apa komikmu jelek atau hancur? Apa Jessica sulit mengeditnya karena tulisannya jelek?",tanyaku. "Masalah? Masalahnya.. Kamu!",serunya. "Aku! Aku masalah!",seruku. "Aku memikirkan uangku!",serunya. "Aah.. Bohong kan?",tanyaku. "Emang bohong!",serunya. "Trus?",tanyaku. "Nggak sepenuhnya bohong sih!",serunya.

 

"Ooh! Sepertinya aku tak boleh tau!",seruku. "Emang! Itu rahasia!",seru Luhan. "Aah.. Gak asik ah!",seruku. "Siapa yang bilang asyik?",tanya Luhan. "Iya sih!",seruku. "Ayo cepet makannya! Aku mau lanjutin komikku!",seruku. "Iya! Iya! Padahal aku masih mau jalan-jalan!",seruku. "Masih mau?",tanya Luhan. "Yah! Kemana kek gitu! Aku suntuk di rumah! Chorong sama si Nana tidur mulu!",seruku. "Okelah!",seru Luhan.

 

"Yee!!",seruku. Tapi walau aku senang,aku bingung tadi dia kan mau pulang,kenapa dia masih mau ngajak jalan-jalan? Huh.. Hari ini memang penuh kebingungan (judul chapternya aja 'bingung'). Setelah enak-enak makan burger kami pun pergi. Kukira kita aku akan dibawa ke restoran pizza,soalnya tadi kan aku minta pizza. Tapi untunglah tidak soalnya aku terlalu kenyang. "Loh! Ini di mana? Rumah siapa nih?",tanyaku ketika melihat Luhan memarkir di dalam sebuah rumah yang tak terlalu besar.

 

"Jangan bilang ini rumahmu! Rumahmu kan apartemen yang ada di sebelah rumah Jongin!",seruku. "Tapi ini rumahku!",serunya. Aku ternganga bingung. "Bukannya pernah aku bilang,apartemen itu disewa cuma untuk bekerja,biar lebih tenang!",serunya. "Ooh!",seruku. Luhan pun turun dari mobilnya,aku juga. "Hei! Siapa di rumahmu?",tanyaku. "Tenang saja! Di rumahku ramai kok! Ada kakakku!",serunya. "Tenang saja? Emang siapa yang gelisah?",tanyaku. "Terserah deh!",seru Luhan. Luhan pun mengetuk-ngetuk pintu rumah. Klek.. "Lo.. Luhan! Udah selesai ngantar kue-nya!",seru seorang cewek,kutebak pasti dia kakak Luhan. "Loh,ini siapa?",tanyanya lagi. "Ini dia orangnya! Katanya di rumahnya suntuk,jadi kubawa jalan-jalan!",seru Luhan.

 

"Ooh!",serunya. Kami pun masuk. Ternyata rumah Luhan tak terlalu besar. Aku pun duduk di ruang tamu,dan lagi-lagi bingung. Kenapa tulisan yang ada di toko kue itu aku balas pula,padahal itu belum tentu Luhan. Tak usah dipikirkan hal itu,pasti itu Luhan,dan itu bagus. Tapi kenapa dia mengajakku ke rumahnya? Aku kan minta jalan-jalan bukan ke rumah dia. "Hei! Kau mau minum apa?",tanya Luhan yang sibuk di kulkas. "Terserah kamu saja!",seruku. "Kalau gitu! Susu ini saja!",serunya sambil membawa dua buah susu kotak yang biasanya diminum anak-anak sd (kayak susu fr*i*an f*ag atau susu m*mi). "Sebenarnya aku pingin minum teh! Tapi karena mbok Minah lagi keluar,aku malah buat teh!",serunya sambil duduk. "Trus?",tanyaku.

 

"Trus apa?",tanya Luhan. "Trus,ngapain kamu ngajak aku ke sini?",tanyaku keras. "Ooh! Kamu pikir apa?",tanya Luhan. "Mungkin kamu menyuruhku membantumu menyelesaikan komik-komikmu itu!",seruku. "Betul! Kamu pintar!",serunya mengeluarkan berlembar-lembar komik dari amplop kertas kacang yang ada di rak ruang tamu. "Ooh! Ini pasti bikin capek!",seruku. Kami pun mulai menyelesaikan komik-komik itu. "Sekarang masih jam 4!",seruku melihat jam dinding di rumah Luhan. "Waktu masih panjang kok!",serunya. "Panjang apanya? Jam 6 aku sudah mau pulang tau!!",protesku. "Oh,jam 6 ya!",serunya.

 

"Kamu kira aku nginap! Dasar!",seruku. "Haha!",tawanya. Kami pun membuat komik sambil sesekali menyeruput susu kotak kecil itu. "Apa ada camilan?",si Luhan malah sibuk celingukan sana sini nyari cemilan. "Oh ya! Mana kue yang noona buat tadi?",tanya Luhan. "Aah.. Itu mau kukasih ke seseorang! Salah sendiri kenapa sisanya kamu kasih ke orang lain,padahal kan lebih bagus kalau sisanya ditaruh di rumah!",protes kakak Luhan. "Dasar Vic noona,menyusahkan saja!",keluh Luhan. "Hei,tak usah pake cemilan segala!",seruku. Tapi Luhan tetap mencari cemilan.

 

"Ini dia! Butter cookies yang dijual di warung sebelah rumah!",serunya. "Untung aku beli 6,aku lapar sekali!",serunya kembali ke meja. Benar saja satu kemasan isinya cuma 3 pantas saja Luhan beli 6 bungkus. "Kalian mirip sekali dengan anak sd yang lagi kerja kelompok!",seru Vic eonie kakaknya Luhan. Luhan hanya tertawa. "Hei! Susunya habis!",seruku. "Nanti kuambilkan jangan enak-enakan minum-minum terus!",seru Luhan. "Yaya! Padahal habis makan kue aku haus!",seruku. "Hei! Ngapain sih?",aku merasa aneh melihat Luhan yang ngeliat bungkus susu itu sambil menggambat. "Ngapain melototin susu kotak! Nanti gambarnya jelek!",seruku. "Justru,kalau gak dilihat gambarnya malah jelek! Aku kan lagi menggambar singa yang ada di cover kotak susu ini! Soalnya susah banget gambar singa!",serunya."Ooh!",seruku.

 

"Mama datang!",terdengar suara dari luar pintu. Luhan langsung membuka pintu. "Loh! Siapa tuh?",tanya mama Luhan menunjukku. "Oh itu temanku!",seru Luhan. "Oh ya!",seru mama Luhan. "Wak! Ini sudah jam 5!! Aku harus pulang! Duuh.. Makan malamnya gimana ya?",aku malah ribut sendiri."Okay! Kalau gitu kita pulang!",seru Luhan menyeretku ke mobilnya. "Hei! Kau suka topping pizza apa?",tanya Luhan. "Semuanya aku suka!",seruku

 

Pulangnya

 

Ting.. Tong.. Ting.. Tong.. "Siapa tuh? Banyak banget tamu!",seruku membuka pintu. "Pizza!",serunya. Aku membuka pintu. "Pizza kan?",tanya seorang pengantar pizza. "Ng..",aku ragu. "Pak Luhan kan?",tanya pengantar pizza itu. "Iya!",seruku tanpa ragu. "Uangnya tadi sudah dibayar di tokonya!",serunya sambil memberiku sekotak pizza. "Makasih!",seruku. Ia pun pergi dan aku menutup pintu. "Hari ini kita makan enak!",seruku sambil membawa pizza ke dalam. "Waah! Kamu pesan pizza Yoona! Apa uangmu banyak?",tanya Nana. "Tenang! Ini dibayarin orang lain kok!",seruku mengedipkan mata. Sekarang aku bingung,kenapa dia terlalu baik.

 

*apa kelanjutannya! Apakah LuYoon dan SuRong akan semakin dekat! Chapter selanjutnya akan ada sebuah perubahan,tentunya di hidup Yoona!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;