Marshmallow

Nonamed

Wae Ireoni Chapter 11 

Marshmallow

 

*-* 

"Yoona!! Aku di sini!!",terdengar suara orang yang aku cari-cari. "Lah.. Ini dia si Nana!",seruku. "Kemana aja tadi?",tanyaku. "Kami ke restoran mie di sana! Mienya bisa kita bikin sendiri lo!",serunya. "Ooh!",seruku. "Iya! Mie bikinan kak Nana enak banget!",seru adek Chorong. Aku langsung teringat mie khas kampungku. "Tadi kalian nyariin kami kan?",tanya Jinah. "Yaya!",seruku. "Oh ya! Kakakmu pasti khawatir banget!",seru Nana baru nyadar. "Yaya.. Nanti aku telepon aja Chorong!",seruku. "Yuk.. Kita lanjut main!",seru adik Chorong.

 

*di suatu tempat lainnya*

"Yaah.. Mama kok gitu! Aku kan mau undang temen aku, tapi kenapa malah nginap di penginapan murahan ini,aku jadi gak bisa undang temen aku!!",seru Namjoo anak bu Hyorin kesal. "Kamu tidur sama mama aja! Ngapain keluar duit banyak-banyak nginap di penginapan mahal!",protes bu Hyorin. "Yaah.. Mama payah!",serunya. "Kamu main aja sono sama karywan mama!",seru bu Hyorin. "Enak aja ma! Aku kan temannya highclass!",Namjoo mulai sok. "Yaudah sana! Mama mau ke pemandian!",seru bu Hyorin sambil berlenggang pergi ke luar kamar. "Huh! Mama menyebalkan!",seru Namjoo kesal.

 

*kembali ke tempat Yoona*

"Menurutmu mana enakan ke pemandian air panas atau piknik di gunung?",tanya Luhan. "Hem.. Kalau nyamannya mungkin pemandian, tapi kalau yang asyik pinik!",seruku. "Piknik ya!",serunya. "Emang kenapa?",tanyaku. "Kalau gitu gimana kalau mancing di dermaga tengah laut?",Luhan gak peduli sama pertanyaanku. "Gak ah, panas!",seruku. "Bener juga ya! Kalau mau mancing kan harus musim yang panas!",seru Luhan.

 

"Piknik juga! Mana mungkin kita piknik di gunung dalam keadaan bersalju gini!",seruku. "Iya sih!",seru Luhan. "Hei.. Ngomong-ngomong kedai di sini jual marshmallow yang enak lo!",terdengar suara seseorang dari belakang kami. Aku menoleh dan mendapatkan si cewek sundae (yang sundaenya kujatuhkan). "Marshmallow?",tanyaku. "Iya.. Ada di sana! Katanya enak!",tunjuk cewek itu. "Kamu ikut tur kami kan?",tanya Luhan. "Iya, aku Sulli!",serunya. Oh.. Jadi nama si cewek sundae itu Sulli.

 

"Kalau gitu udahan ya! Aku mau ke sana dulu!",serunya. "Sering-sering makan di kedai kami ya!",seruku gak nyambung. "Mau ke sana?",tanya Luhan sambil menunjuk toko yang ditunjuk cewek tadi. "Boleh!",seruku. Kami pun berlari ke toko yang di tunjuk cewek tadi. Toko yang sederhana tapi ternyata lumayan besar. "Ada jual cokelat juga!",seruku. "Tapi cuma kue-kue aja!",seru Luhan. "Yaiyalah! Masak jual daging!",seruku. "Iya sih!",seru Luhan. "Tapi apa gak buang-buang duit! Liat nih macarons kecil-kecil gitu satu biji 5000 (ingat ya di sini pake rupiah). "Iya juga ya! Kalau yang ukuran lebih besarnya 10.000!",seruku.

 

"Tapi kalau iseng beli aja deh! Kan sekali-sekali!",seruku. Luhan menatapku dengan tatapan: 'kalau makanan dia mau beli sendiri, kalau baju minta dibeliin!'. Luhan pun pergi ke sudut toko lainnya. Aku menatapnya dengan ujung mata. Ternyata dia beli marshmallow.

 

Malamnya

"Waah.. Pemandiannya bagus banget !!",seru Nana. "Oh ya! Aku malas pergi!",seruku. "Pokoknya kamu harus pergi!",serunya. "Aah.. Jangan maksa ah!",seruku yang ditarik-tarik. "Yaudah deh! Aku tidur aja!",serunya. "Oke!",seruku. Hoh.. Yeah.. Macarons yang kubeli tadi udah habis, sekarang aku lapar! Mungkin di kamar Chorong ada makanan. Ting Tong.. "Hah.. Siapa? Chorong ya?",aku langsung berlari ke pintu, dan membukanya. Loh.. Gak ada orang? Menyusahkan saja! Aku melihat ke lantai dan menemukan sekantung marshmallow yang dijual di toko tadi.

 

Luhan? Masak! Yang beli kan banyak!! Aku mengambil kantung itu dan tersenyum melihatnya. Aku memperhatikan sekitar dan menemukan sepatu kets yang menyembul keluar dari belokan,pasti seseorang ngintip apakah aku ngambil atau nggak. Biarin aja deh!

 

Besoknya

Aku nongol dari balik pintu kamar. "Yuk, cepetan nanti sarapannya habis!",seruku pada Nana. "Hei! Apa itu?",tanya Jinah menunjuk kantung yang kupegang di tangan kananku. "Oh.. Ini marshmallow!",seruku. "Boleh minta?",tanyanya. Aku melirik marshmallow itu. "Nggak!",seruku. "Lah.. Kenapa?",tanya Nana. "Mm.. Soalnya, ini dikasih seseorang! Yah.. Kamu tahu, kalau kamu makan ini nanti malah kamu yang suka! Yah.. Setidaknya kalau kamu pikir di makanan ini ada sihirnya!",seruku. "Maksudnya?",tanya Nana.

 

"Yah.. Kata-kataku terlalu jelek ya!",seruku lalu berjalan menuju ruang makan, dan Nana hanya merengut karena gak aku kasih marshmallow. "Makan nasi kari ya! Enak tuh!",seruku sambil mengambil satu porsi kari. "Hei!",suara menyebalkan menghentikanku, Jongin. "Apa?",tanyaku dengan nada sok juga. "Kau ambil marshmallow itu ya! Makasih!",serunya. "Kenapa? Kenapa makasih.. Ah.. Ini darimu!",seruku tak jadi melanjutkan kata-kataku. "Puih.. Aku langsung memuntahkan marshmallow yang sedang kukunyah ke tong sampah, bersama dengan sisa marshmallow yang tinggal tiga biji.

 

"Kenapa pake acara ngasih-ngasih segala?",tanyaku. "Masalah? Aku yang mau kasih! Toh uang aku yang keluar! Dasar tak tau diuntung udah di kasih malah dibuang!",seru Jongin kesal. Aku hanya memandangnya kesal. Aku pun mencari tempat duduk kosong. "Ngapain si songong itu?",tanya Hyo eon. "Tauk ah! Pake acara kasih marshmallow segala!",seruku kesal. "Mungkin dia suka sama unnie kali!",seru adek Chorong polos. "Hih.. Mimpi aja! Orang sok gitu!",seruku menyindir Jongin. Sementara Nana yang baru duduk langsung berbisik padaku.

 

"Hei! Kenapa marshmallownya kamu buang! Kalau udah mual makannya, kasih aku aja!",serunya. "Na! Bagusan kamu gak makan itu! Itu sama aja sama sampah!",seruku. "Kenapa! Emang kenapa cowok item itu?",tanya Jinah yang ternyata denger omonganku sama Jongin tadi. "Dia orang sok!",sela Tiff. "Dia beraninya cuma sama cewek!",lanjut Chorong kesal, pasti dia mengingat ketika matanya kena ice coffee tempo hari. "Oh gitu ya!",serunya. Kami mengangguk. "Padahal dia lucu juga! Tapi kalau kelakuannya gitu jadi takut juga, soalnya udah kapok!",seru Jinah. "Iya! Aku tahu kamu kapok gara-gara acara nikahan kamu kacau!",seru Yul.

 

"Da.. Dari mana kamu tahu?",tanya Nana. "Kami liat video nikahan kamu dan ketawa bareng!",seru Tiff. "Hah?",ia gak ngerti. "Yoona yang videoin!",seru Hyo eon. "Aaah... Jadi kalian semua tahu kejadian bodoh itu! Memalukan sekali!",seru Nana. "Yaya! Maaf ya!",seruku. "Gak apa sih! Tapi jangan ketawain aku ya!",serunya. "Yaya!",seru kami. "Ngomong-ngomong si peramal dan pemulung kok gak nongol-nongol dari kemarin?",Tiff mengalihkan pembicaraan. "Ngomongin aku ya!!!!!!",terdengar suara lebay dari belakangku. "Lu.. Luna!",seru kami kaget. "Yaya! Ini kembaranku! Udah liat belom?",tanya Luna. "Udah!",seru kami.

 

"Oke! Yuk.. Lanjut makannya!",serunya sambil mengambil tempat duduk di sebelah Nana. "Hei! Kamu yang acara nikahannya dikacauin polisi itu kan?",tanyanya melirik Luna. "Ahaha iya!",tawa Jinah. "Mau kuramal?",tanya Luna. "Atau mau sama kembaranku?",tanyanya lagi. "Sa.. Sam kalian berdua aja deh!",jawab Nana gugup. "Nah.. Mana tangannya!",seru Luna. "Ooh.. Kau bakal nikah umur 29! Jadi sabar aja!",seru Luna. "Ooh!",seru Jinah. "Ya.. Nanti cowoknya kaya lho!",tambah kembaran Luna. Setelah itu mereka heboh ngeramal. "Tumben Chorong diem aja?",desisku pada Chorong yang ada di sebelahku.

 

"Pasti lagi kesel kan! Aku yang gak peramal aja tau!",seruku. "Gak boleh kesel! Emangnya kamu siapa?",tanyaku. "Yayaya! Eonie! Aku udah ngerti! Tapi.. Yah.. Kemarin aku ketubruk sama dua orang nyebelin itu! Trus aku adu mulut sama si kristal-kristal imitasi murahan itu!",seru Chorong. "Enak aja! Imitasi murahan!",terdengar suara marah dari samping Chorong. Ternyata nasib Chorong lagi sial, di sebelahnya duduk cewek yang Chorong panggil Krystal itu. "Lah.. Tadi di sebelah aku Tiff unnie kan! Kok ganti jadi setan?",tanya Chorong.

 

"Orang yang di sebelah kamu tadi udah siap makan! Makannya jangan keenakan ngegosip aja! Dasar corong kloset!",seru si Krystal itu. Suasana jadi panas gara-gara dua cewek ini adu mulut. Tapi orang malah keasyikan nontonnya dan penasaran kata-kata apa yang akan keluar dari mulut cewek-cewek kece ini."Corong kloset apa katamu! Dasar mulut ber eek!!",seru Chorong kesal. "Mulut kamu tuh yang harus dibersihin! Enak aja bilang mulut orang ber eek! Cuih!",seru cewek itu. "Grr...",Chorong menggeram kesal. "Kamu tuh kenapa sih marah sama aku? Kalau aku kan punya alasan!",serunya. "Apa alasanmu?",tanya Chorong kesal.

 

"Kau udah ngerusak imageku! Gara-gara timun serut yang ada di kopiku itu, Suho jadi kena sembur kan! Pasti aku jadi punya image jelek di matanya!",serunya. "Siapa suruh takut timun dasar bego!",seru Chorong gak mau kalah. "Tiap orang pasti bakal muntahin minuman yang ada benda asing di dalamnya! Kalau mau membela diri pake alasan yang bermutu dong!",seru Krystal. "Yaya! Aku salah! Aku udah ngerusak imagemu di depan Suho! Tapi nyatanya kamu masih dibawanya ke penginapan ini! Artinya dia masih menganggapmu!",seru Chorong. "Aku malah lebih suka kalau aku gak dibawa kesini! Cuma karena Suho suruh aja makanya aku ikut! Kalau nggak males banget ketemu kamu lagi!",seru Krystal.

 

Chorong kehabisan kata-kata. "Kalau kamu kenapa marah sama aku?",tanya Krystal. Chorong terdiam. Matilah kau Rong! Apa alasanmu! Masak kau bilang kalau kamu suka Suho secara terang-terangan. Dan alasan itu benar-benar egois. Aku tahu Chorong benar-benar jahat dan terlalu egois. "Yah.. Kalian berhenti saja! Ngapain kalian adu mulut, bagusan kalian langsung aja berantem beneran!",seruku. Aku nyela sebenarnya untuk nyelamatin si Rong-Rong ini, coba kalau gak ada aku pasti dia terdiam bodoh aja kan! Aku memang terlalu baik (dasar bodoh).

 

"Kamu juga ngapain ikut-ikutan?",tanya Krystal kesal. "Kamu lahir tahun berapa?",tanyaku. "Ng.. 94! Untuk apa kamu tanya? Kamu ngefans?",tanya Krystal. "Harusnya kamu pakai panggilan yang lebih sopan dong!",seruku. "Gak peduli ah! Ngaco aja! Orang lagi nanya malah nyela!",seru Krystal mengacuhkanku. "Dah.. Sana pergi berantemnya diluar aja! Sekalian tampar-tamparan,tonjok-tonkokkan,bunuh-bunuhan aja sekalian!",seruku. "Iih.. Yaudah deh! Gak jadi!",seru si Krystal itu. Mereka pun kembali duduk dan makan dengan kaku. "Berterima kasihlah sama Yoona ini Rong! Coba aku gak nyela kayak tadi kamu pasti diem kayak orang bodoh!",seruku. "Salah eon! Kalau unnie gak nyela kayak tadi aku bilang kenapa aku marah! Aku akan jujur!",serunya.

 

"Ih.. Chorong! Kamu egois banget sih! Apa kata temen-temen nanti! Pasti kamu kayak orang bodoh nanti!",seruku. "Berarti di cerita ini aku antagonisnya! Si Kristal itu protagonisnya, selesai eon!",serunya. "Yaya! Tapi jangan sekali-sekali kamu bilang! Pasti kamu akan berakhir bodoh!",seruku. "Yah.. Terserah eon deh!",serunya. Suasana ruang makan jadi gak enak. Kembaran Luna kembali meramal Jinah, sedangkan Luna sedang ngelamun. "Hei! Rong Un!",serunya. "Apa?",tanya Chorong kesal. "Nanti kita main ski bareng ya!",serunya sambil berkedip. "Yah! Terserah deh!",seru Chorong. Chorong pasti akan diinterogasi.

 

Jam 11

Aku celingukan sambil menuruni tangga. "Hei!",terdengar suara orang, aku sampai kaget ketika mendengarnya. "Luhan!",seruku. "Yah! Kita main ski yuk!",serunya. "Oke!",seruku. "Aku ambil sepatunya dulu ya!",seruku. "Yah!",serunya. Sekarang kami gak perlu pake kereta gantung sialan itu lagi, karena sepatu ski itu bisa disewa beberapa hari. Setelah mengambil sepatu itu aku kembali kebawah. "Hei.. Luhan!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Kok aku gak liat kakakmu ya?",tanyaku. "Pasti teman si Suho tadi curhat ke dia! Tentang si Chorong tadi!",seru Luhan. "Ooh!",seruku. "Emangnya si Chorong kenapa sih?",tanya Luhan. "Hem.. Ini rahasia ya!",seruku. "Yah!",seru Luhan sambil mengangguk kecil. "Si Chorong itu pernah masukin timun serut ke kopinya cewek itu! Makanya dia marah!",seruku.

 

"Lah.. Cuma itu aja kenapa harus rahasia?",tanya Luhan. "Belum selesai ngomong kamu udah nyela! Yaiyalah gak nyambung!",seruku kesal. "Yaya! Trus?",tanya Luhan. "Pasti ada pertanyaan di otakmu kan?",tanyaku. "Yah.. Pertanyaan yang ada di otakku itu, kenapa hal itu harus dirahasiain?",tanya Luhan. "Yah.. Sepertinya otakmu gak bisa mendeteksinya!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Yah.. Kalau si Chorong masukin timun serut ke kopi cewek itu,pasti ada alasannya untuk lakuin itu!",seruku. "Ah.. Benar juga! Kenapa dia masukin timun ke kopi cewek itu?",tanya Luhan.

 

"Yah.. Coba sekali kali kau dengar alaramnya berbunyi!",seruku. "Yah.. Cepat aja masuk ke inti pembicaraanya!",protes Luhan. "Yah.. Sebenarnya Chorong suka sama si Suho itu!",seruku. "Tapi dia terlalu egois sampe-sampe cewek yang deket sama Suho itu kena kerjain!",seruku. "Apa!!!! Chorong suka..",seru Luhan tapi aku langsung menutup mulutnya. "Yah.. Ini benar-benar kebetulan!!",seru Luhan yang masih shock kesenangan entah kenapa. "Emangnya apa yang kebetulan?",tanyaku. "Sebenarnya si Suho itu juga suka sama si Chorong!",seru Luhan dengan tampang bodoh.

 

"Whaaaat!! Terus cewek itu siapa?",tanyaku. "Ntah!",seru Luhan. "Aah.. Gak usah diurusin deh!",seruku. "Ya ngapain juga kita ngurusin mereka!",seru Luhan. "Ya.. Lebih bagus kita ngurusin ki.. Maksudnya lebih bagus kalau kita cepetan main skinya!",seruku sambil mengenakan sepatu ski-ku. "O-oh ya!",seru Luhan ikutan pasang sepatu. "Nah! Yok! Kita main!",seruku, sambil meluncur. "Eeh.. Hati-hati! Nanti jatuh!",seru Luhan. Bruuk.. "Haha!!",aku tertawa karena kebodohanku.

 

"Waaaaaa!!!!",seseorang berteriak. Aku berbalik dan menemukan si Luhan malah meluncur bebas tanpa kendali kebawah. Dia yang peringatin tapi dia juga jatuh. Aku bangkit dan membersihkan salju yang nempel gara-gara aku jatuh tadi. "Hei! Kalau main hati-hati dong!",seruku. "Yaya!",serunya. "Udahan deh!!",terdengar teriakan cempreng, aku dan Luhan langsung menoleh ke asal suara itu. Chorong dan Luna, sepertinya si Luna ingin meramal Chorong tapi si Chorong gak mau.

 

"Pergi sono! Main sama kembaranmu!",seru Chorong membanting tangan Luna. "Jahat deh!",seru Luna kesal. Chorong meluncur ke tempat naik kereta gantung, aku tebak pasti dia mau curhat ke Naeun. "Huh, Chorong unnie itu menyebalkan!",seru Luna. "Haha.. Aku tahu juga,semakin hari si Chorong makin nyebelin!",komenku. "Yuk! Pergi!",seru Luhan. "Trus Lunanya?",tanyaku. "Ngapain sama Luna mending sama aku!",serunya menarikku. "Yah.. Terserahlah!",seruku.

 

Aku jadi kasian sama Chorong, coba hari itu dia gak marut timun ke dalam kopi, gak akan ada masalah. Penginapan ski jadi kurang menyenangkan karenanya. Setidaknya setelah kejadian tadi pagi si Jongin enggak mengganggu lagi. "Emangnya kita mau kemana?",tanyaku. "Main-main aja!",serunya. "Bosen! Kemarin kan udah puas main!",seruku. "Kalau gitu kita ke... Hm... Kemana ya?",Luhan berpikir keras. "Mungkin lebih bagus kalau kita di penginapan aja!",seruku agak ditekankan. Dalam hatiku aku masih agak kesal dengan masalah-masalah ini. "Oh ya! Kalau kamu mau gitu! Pergi aja!",serunya.

 

"Oh ya! Dah!",seruku. Dia hanya melambaikan tangan dengan gerakan semu. Huuuh.. Kukira penginapan ini akan menyenangkan! Sialan kalian semua! Bagusan aku masuk shift siang atau shift sore! Ah.. Aku mau ke tempat Hyo eon aja! Aku membuka sepatu ski-ku, dan berlari menuju kamar Hyo eon. "Eonie!!",seruku. "Yah!",seru Hyo eon sambil membuka pintu. "Loh! Yoona!",serunya. "Capek banget eon!",seruku. "Emang kamu ngapain?",tanya Hyo eon. "Main ski. Sebentar sih.. Tapi..",aku menggantungkan pembicaraan. "Kenapa?",tanyaku. "Tadi si Chorong berantem sama cewek yang ikut tur bareng kita, gara-gara itu aku jadi ikutan kesel! Makanya pengen kesini aja!",seruku. "Bagus deh! Emangnya kapan berantemnya?",tanya Hyo eon. "Waktu sarapan! Adu mulut mereka!",seruku. "Untung aku gak ikut sarapan!",seru Hyo eon. "Gak usah bahas itu lagi eon! Kita main game online aja!",seruku. "Oke!",seru Hyo eon.

 

'_'

Aku naik kereta gantung dengan kesal. Sekarang aku bagaikan punya 3 jiwa, jiwa pertama jiwa setan yang membisikan yang bikin emosi, jiwa baik yang menyabarin dan jiwa asliku yang lagi bingung. Bener juga kata Yoona eonie aku terlalu bodoh! Tapi itu memang harus kan! Nggak.. Aduuuh.. Chorong! Aku mengayunkan kakiku. Kereta gantung ini gak nyaman sama sekali, apalagi kalau cuma sendiri. Aku jadi bingung mau mengutuk atau merayakan hari ketika aku masukin timun serut ke dalam kopi si Krystal. Apa alasanku masukin timun kedalamnya? Apa alasanku? Alasanku terlalu bodoh, bahkan sangat egois! Tapi jadi jahat itu kan menyenangkan.Stop setan... Jangan bisikan yang sesat-sesat! Aku menutup telingaku maksudnya untung menghilangkan semua bisikan yang terngiang-ngiang di kepalaku,tapi hasilnya nihil suara itu kan asalnya dari otakku sendiri!

 

Aduuh.. Gimana dengan adekku ya, apa dia gak main-main keluar. Mudah-mudahan dia main sama Yoona eonie atau sepupunya. Akhirnya aku pun sampai. Aku berlari-lari kecil untung sampai di tempat Naeun nginap. Tapi ketika sampai ke kamarnya, malahan aku gak dapat apa-apa. Angkat teleponnya! Angkat!, terdengar dering hp ku berbunyi. "Halo!",seruku. "Chorong! Maaf ya, aku pulang gak bilang-bilang! Soalnya aku cuma dapat kamar satu malam! Di penginapan lain udah penuh! Jadi aku pulang duluan!",terdengar suara Naeun dari ujung sana. "Eeh.. Naeun kamu udah pulang! Yaah..",aku kecewa. "Yah.. Maaf ya Rong! Aku gak dapat kamar untuk 2 hari! Dadah!",seru Naeun. "Dah!",seruku gak bersemangat. "Yaah.. Dianya udah pergi!",seruku kesal.

 

*-*

"Tembak eon!!",seruku berteriak. Dor! "Ye... Eonie hebat!",seruku senang. "Iya dong ,Hyoyeon!",seru Hyo eon bangga ketika dia baru menyelesaikan gamenya. "Kalau gitu gamenya tamat dong! Gara-gara cheat eonie udah level terakhir!",seruku. "Iya! Gak asyik ternyata pake cheat! Kalau murni kan lebih berjuang!",seru Hyo eon. "Kalau gitu kenapa pakai?",tanyaku. "Iseng!",seru Hyo eon. "Oh ya! Mana nenek eonie?",tanyaku. "Kayaknya lagi cerita-cerita sama pemilik penginapan! Ternyata pemilik penginapan itu teman smp nenenkku!",seru Hyo eon. "Oh ya!",seruku.

 

Braak... "Huwaaaa...". Kami langsung melongo ketika mendapati makhluk (Chorong) di pintu sambil merengek. "Kenapa Rong?",tanyaku kaget. "Nggak ada sih! Tapi aku pengen nangis!",serunya. "Kamu nyari Hyo eon?",tanyaku. "Nggak! Aku cari siapa aja yang mau duduk-duduk sama aku!",serunya. "Aku mau!",seruku. "Aku juga!",seru Hyo eon. "Oke! Bagus!",serunya sambil naik ke tempat tidur. "Tadi Luna menyebalkan!",serunya. "Kenapa dia?",tanyaku. "Dia maksa-maksa mau ngeramal aku! Aku gak mau,tapi ditarik-tarik terus!",serunya.

 

"Ooh!",seru kami. "Trus?",tanyaku. "Aku pergi ke penginapa tempat si Naeun nginep, eh.. Orangnya ternyata udah pulang!",seru Chorong. "Menyebalkan!",tambahnya. "Oh ya! Pasti kamu cuma terlalu bad mood sampai-sampai segitunya!",komentar Hyo eon. "Iya! Pasti gara-gara masalah tadi pagi itu! Aku aja sampe kesel! Aku tinggalin aja Luhan di bawah!",seruku. "Luhan? Emangnya kamu ngapain sama dia?",tanya Hyo eon. "Main ski!",seruku. "Gara-gara masalah itu semuanya jadi bad mood ya?",tanya Hyo eon. "Yah..",kataku dan Chrorong. Kami pun diam sebentar sampai sesuatu mengejutkan kami.

 

Braak... "Mama! Mama!! Gawat ma!! Ada temen-temen ku!! Kalau dia tahu aku nginep di sini habislah aku!! Aku kan pernah bilang gak mau nginep di perumahan murah!!!",terdengar suara memekakan dari daun pintu kamar kami. Kami menatapnya bingung. "Eh.. Maaf! Aku salah kamar!",serunya. "Loh.. Kamu anak bu Hyorin kan!",seruku. "Yah..",jawabnya. "Kalau gitu aku pergi ya! Ada masalah gawat nih!",serunya sambil berlari. "Huh! Anak aneh!",Chorong mengomentari. "Kayaknya dia sok kaya di sekolahnya deh! Makanya sampe kayak kecoak mau digiling waktu ngeliat temennya!",seruku."Yah.. Bener juga!",seru Hyo eon setuju.

 

._.

Sialan! Dia pergi gitu aja! Huh! Tapi tak apalah,sepertinya dia pengen ketemu temennya! Aku bermain ski sendirian! Huft.. Benar-benar membosankan!

 

Besoknya

*-*

"Bis sudah dataang!! Ayo naik semuanya!!!",terdengar teriakan Luhan yang ceria dari luar penginapan. Kami semua langsung naik ke bus. "Hah.. Akhirnya pulang juga!",seruku. "Unnie!",Luna menghentikanku. "Aku tahu, sekarang aku punya masalah! Tapi aku hanya mau mengingatkan unnie satu saja!",serunya. "Apa?",tanyanya. "Besok! Akan mengejutkan!",serunya. Aku terdiam sambil mengunyah sandwich selai kacang dan bluberi yang tinggal secuil. Me-mengejutkan? *lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Akan ada kejutan di chapter selanjutnya

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;