Epilog

Nonamed

Aku memperhatikan tumpukan komik-komik itu sambil menghela napas. Betapa dinginya musim dingin tahun ini.

Salju turun dari langit, aku keluar ke balkon dan menengok ke bawah. Seorang anak dan ibunya nampak senang, sepertinya baru belanja baju, sekelompok anak-anak cowok juga kelihatan sangat senang dan sepertinya mereka baru menang tanding bola. Aku menampung sebutir salju yang jatuh di dekat balkon ku, dingin sekali.          

 Sepi sekali! Apa lagi kalau melihat orang-orang yang nampak senang di bawah, aku jadi merasa paling sedih di hari yang menyenangkan ini. Sambil kembali masuk ke kamar ku aku mengambil komik-komiknya yang dia berikan padaku, sambil membaca ulang cerita komedi misteri itu. Bukannya tambah senang jadi malah tambah sedih. Aku pun mulai merobek satu halaman di komik itu. Satu dua tiga, hanya empat yang aku robek. Empat halaman itu aku tempel di meja belajarku. Dan setumpuk komik lainnya aku taruh di tempat sampah terbakar. Tak kusangka jadi tak menyenangkan begini. Apa ada hal yang membuatku sedikit terhibur?

Acara tv sama sekali gak asyik.             Aku pun mulai berpikir, mungkin aku akan sedikit terhibur kalau membaca komik yang sudah mau dibuang itu, walau sebenarnya aku sama sekali tak terhibur. Aku pun membacanya. Ugh.. Lapar! Mungkin aku harus menggoreng ayam goreng. Sambil mengeluarkan ayam dari kulkas aku tetap membaca komik. Sebelum mencemplungkan ayam ke minyak panas aku menaruh komik di atas kompor minyak tanah yang tak terpakai lagi. "Ugh.. Tanganku kena cipratannya!",keluhku. Aku pun mengambil komiku untuk meneruskan membacanya lagi.             Tapi karena tanganku terciprat minyak dan masih perih komik itu jatuh dan ujungnya masuk ke lubang kompor minyak tanah tempat memasukkan minyaknya. Ujung bagian atas komik itu masuk ke lubang itu.

"Duh.. Merepotkan sekali!",keluhku lagi dan mengambil komik itu. "Aw!! Duuh.. ayamnya hampir gosong!!",seruku lalu mengangkat ayamnya. Tapi aku lupa mematikan apinya. "Yah.. Selesai juga!",seruku dan menaruh ayam itu di sebelah kompor. Duh.. Lupa matiin api! Aku pun sedikit mengayunkan komikku sebelum mematikan kompor. Blaar... "Asdfghjkl!! #@*+-'#!!! Ko.. Komiknya kebakaar!!",seruku kaget dan melempar komik yang terbakar itu.

Aku mematikan kompor dan linglung, bagaimana ini? Apa aku akan terbakar bersama komik-komik menyedihkan ini Panas.. Api terasa membakar kulitku. Dan pada saat itulah pintu ruangan terbuka,memunculkan seorang yang terbakar. Seseorang yang entah kenapa komik-komiknya ada di rumahku. Entah kenapa?

Aku terbangun di atas kasur rumahku,rumah nyaman di kampungku. Fuuh.. Untung hanya mimpi,sungguh aku tak mau lagi pergi ke sana. Ke tempat kenangan yang sudah terbakar dalam kenangan yang panas akan kegilaan. -TAMAT-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;