Lies

Nonamed

Wae Ireoni 14

Kebohongan yang Terkuak

'_'

Sial-sial-sial-sial!! Aku terus berjalan dengan kesal. Sekarang jam 6 sore,mubank pasti udah mau selsai,padahal aku mau lihat yang menang minggu ini. Tapi mau nonton di mana? Mana mungkin aku sengaja beli kreker di minimarket dan nonton di sana? Mungkin aku bisa ke kedai dan bantu-bantu anak yang shift sore,siapa tahu aku bisa dapat tip. Oh.. Tunggu dulu bagaimana kalau aku ke...

 

*-*

"Luhan? Menelponku?",aku kaget ketika melihat nomornya Luhan memanggilku,aku langsung mengangkatnya. Jarang-jarang dia nelpon siapa tahu penting. "Halo!",terdengar suaranya. "Halo!",seruku. "Ada apa? Jarang-jarang kamu nelpon?",tanyaku. "Mm... Kau pergi jalan-jalan kan?",tanyanya. "Bukannya kau sudah tau? Ngapain nanya?",tanyaku sebal. "Bukan itu maksudku! Kalau kau pulang jangan lupa bawa oleh-oleh ya!",terdengar suaranya. "Oleh-oleh! Kau yang jarang menelponku menyampaikan hal bodoh! Untuk apa kau buang-buang pulsa!",seruku kesal. "Soalnya waktu darma wisata kemarin kau sama sekali gak kasih aku apa-apa! Padahal aku sudah berbaik hati memberikanmu..",katanya tapi langsung kupotong.

 

"Apa? Apa yang kamu berikan waktu darmawisata kemarin?",tanyaku. "Sekantung marshmallow itu! Itu aku yang kasih! Aku tau saja kau pasti tak tahu karena aku sengaja menaruhnya di sana! Soalnya aku males banget ngasih langsung!",jelasnya. "Ma-marshmallow! Itu kan dari Jongin! Jangan bohong bodoh! Lagian ketika aku tahu itu dari Jongin aku langsung membuangnya,untung tinggal 3 jadi gak mubazir!",seruku. "Dari Jongin! Mimpi kamu! Jelas-jelas itu dariku! Aku kan membelinya bersamamu!",serunya. "Bohong!",seruku. "Aku gak bohong tau!",protesnya. "Bukan kamu! Tapi Jongin!",seruku.

 

"O-oh! Tapi untuk apa dia bohong?",tanya Luhan. "Ntahlah!",seruku. "Lalu?",tanya Luhan. "Tak ada!",seruku. "Aku akan belikan kamu oleh-oleh! Tenang saja!",seruku. "Makasih!",serunya. "Tapi benarkah kamu menelponku hanya untuk menyampaikan itu?",tanyaku. "Nggak! Ada satu hal yang mau kusampaikan! Tapi lebih baik langsung kusampaikan nanti,tak usah lewat telpon!",serunya. "Waah.. Apa itu? Kelihatannya menarik!",seruku. "Lihat saja nanti!",serunya. "Yah!",seruku. "Tapi mungkin aku harus meyakinkan diriku!",serunya. "Maksudnya?",tanyaku. Tapi dia sudah mematikan teleponnya.

 

'_'

Demi udang berselai! Apa ini? Rumah Yoona eonie kosong!! Coba aku telepon Tiff eon dulu,aku buru-buru mengeluarkan hp-ku dan menekan nomor telepon Tiff eon. "Halo!",seruku. "Yah! Chorong!",terdengar suara Tiff eon. "Yoona eonie kok gak ada di rumahnya sih?",tanyaku. "Ooh.. Yoona! Dia jalan-jalan ke luar kota sama ummanya! Sepupunya juga pergi,jadi rumahnya kosong!",seru Tiff eon. "Emang kenapa?",tanya Tiff eon. "Eonie! Boleh aku nginap di rumah eonie?",tanyaku.

 

"Mm.. Papa eonie gak suka kalau eonie bawa temen nginap!",seru Tiff eon. "Oh gitu!",seruku. "Emang ada apa? Tadi kamu juga libur kerja? Ada apa Chorong?",tanya Tiff eon. "Aku diusir dari kontrakanku! Waktu lagi nyari-nyari tempat nginap aku malah ketabrak! Makanya aku libur!",seruku. "Kasian sekali!",seru Tiff eon. "Kalau gitu aku mau telepon yang lain dulu ya eon!",seruku. "Oke!",seru Tiff eon. "Gimana kak?",tanya adikku. "Belum tau!",seruku. "Bukannya kakak punya kunci rumah temen kakak ini?",tanya adikku. "Masak kita tidur tanpa izinnya!",seruku. "Telepon saja dia!",seru adikku. "Boleh juga!",seruku. Aku pun menghubungi Yoona eonie.

 

"Halo! Yoona eonie! Aku ada masalah!",seruku. "Apa?",tanya Yoona eonie. "Aku diusir dari kontrakanku,dan kemarin waktu nyari tempet nginep malah ketabrak! Boleh gak aku pakai rumah Yoona eonie untuk tidur?",tanyaku. "Astagfirullah,kasian banget! Kau punya kuncinya kan! Pakai saja, kasian unnie!",seru Yoona eonie kaget. "Boleh eon! Makasih eon!!",seruku. "Iya Rong!",seru Yoona eonie. Aku pun memutuskan hubungan telepon. "Gimana kak! Bisa kan?",tanya adikku. "Bisa!",seruku. "Untunglah! Kakiku sudah capek jalan terus!",seru adikku. Aku pun mencari kuncinya. "Mana ya?",aku mencari-cari,dan membongkar semua isi tas. "Hilang! Kok gak ada?",aku bingung. "Yaah.. Padahal aku udah capek banget!",seru adikku.

 

"Ooh... Mungkin jatuh waktu aku tubrukan sama si setan kristal kemarin malam,atau waktu ketabrak kemarin waktu nyebrang!",seruku. "Kalau gitu kita cari kak!",seru adikku. Kami pun pergi ke kedua tempat itu,tapi hasilnya nihil. Bahkan kami menyebrangi zebra cross tempat kami tertabrak kemarin sampai 5 kali. "Kok gak ada ya?",adikku bertanya. "Mungkin udah kegiling mobil atau masuk ke got!",seruku. "Yaah.. Ini mah sama aja bikin tambah capek! Mata juga ikut capek gara-gara melototin jalan terus!",seru adikku. "Mungkin aku harus telepon temenku!",seruku sambil mengeluarkan hp. "Yul eon gak bisa ya? Ooh.. Eonie tinggal di kos-kosan,satu kamar 3 orang ya! Ooh.. Kalau Hyo eon? Sama kos-annya? Yaah.. Gimana dong?",aku malah bingung.

 

"Kenapa sih temen kakak pada jahat!",seru adikku. "Mereka kan emang gak bisa! Jadi bukan dia yang jahat!",seruku. Sekarang sudah jam 8. Kalau tadi aku tadi nggak nyari-nyari kunci duplikatnya rumah Yoona eonie mungkin kami masih bisa nyari kontrakan,kalau sekarang sudah terlalu malam untuk berlalu-lalang tanpa tahu arah. Mungkin lebih baik aku bantu-bantu orang di kedai,dan menginap di ruangan loker. Kami pun balik ke kedai. Klining.. Aku masuk ke kedai. Seorang pegawai shift malam melihatku. "Maaf,aku pegawai shift pagi! Kemarin baru aja aku diusir dari kontrakanku! Boleh kan aku bantu-bantu?",tanyaku.

 

"O-ohya! Kalau gitu ngomong langsung aja sama bu Hyorin!",serunya. Aku pun masuk ke ruangan bu Hyorin. Nampak bu Hyorin dan anaknya sedang nikmat makan mie goreng. "Loh.. Chorong!",serunya kaget. "Kenapa kamu datang malam gini! Kamu kan shift pagi,tadi ibu dapat kabar dari Hyoyeon kalau kamu libur!",seru bu Hyorin. "Ibu,kemarin aku diusir dari kontrakanku dan tertabrak mobil! Boleh gak aku.. Bantu-bantu dan... Menginap di sini! Mm.. Semalam dua malam lah!",seruku.

 

"Me-menginap? Kenapa tidak di rumah Yoona saja?",tanya bu Hyorin. "Yoona eonie pergi! Dan kunci duplikat yang dia berikan ke aku hilang! Yang lain tidak bisa kasih tumpangan untuk aku dan adikku,jadi.. yah,cuma ini yang bisa dilakukan!",seruku. "Bagaimana kalau kau tinggal sementara di rumah ibu? Kau mau?",tanya bu Hyorin. "Mm.. Mau! Asalkan ibu ngizinin!",seruku. "Kalau ibu tawarin,tentu aja ibu ngizinin!",seru bu Hyorin. "Makasih bu!",seruku. Aku berterima kasih. Tapi samar-samar kudengar anak bu Hyorin bisik-bisik ke bu Hyorin, "Kenapa mama tawarin cewek bodoh itu ke rumah kita?",aku kesal sekali mendengarnya.

 

*setelah itu*

"Naah.. Selamat tidur!",seru bu Hyorin. Aku meringkuk di kasur kecil,sedangkan adikku diberi kasur lipat kecil. Aku menatap ruangan kecil itu. Ruangan yang sama besarnya dengan kamarku di rumah,tapi kamar ini kecil bukan karena bu Hyorin miskin sebenarnya ini kamar pembantu. Aku menghela napas,sepertinya bisikan setan atau lebih tepatnya anak bu Hyorin,menyuruh hati mulia bu Hyorin untuk membawaku ke kamar ini,padahal mereka punya kamar tamu.

 

Tapi memang semestinya sih aku tidur di sini,kamar tamu tidak cocok bagiku. "Kalau begini kakiku gak akan capek!",seru adikku sambil meregangkan tubuhnya. "Jangan terlalu menikmati kita cuma sebentar di sini!",seruku. "Menikmati? Mana mungkin kak! Aku lebih suka kita tinggal di rumah orang yang ngaku-ngaku pacar kakak itu!",seru adikku. "Tapi aku tak mau di sana!",seruku. Cih.. Menyebalkan sekali. Cuma satu kelebihan kamar ini,kamar ini memiliki ac,sedangkan yang ada di rumahku hanya mempunyai kipas angin tegak.

 

Besoknya

"Apa! Unnie belum pulang? Kapan pulangnya eon?",aku terkejut,kukira Yoona eonie sudah akan pulang sekarang. "Bagaimana lagi,sebenarnya aku juga kasian sama kamu! Tapi.. Masak unnie tiba-tiba pulang! Gak sopan sama keluarga yang lain kan!",seru Yoona eonie dari telepon. "Oke! Untuk sementara untung bu Hyorin mau menampungku dan adikku!",seruku. "Baguslah!",seru Yoona eonie. "Yah.. Tapi sepertinya ini tak akan semulus itu eon!",seruku. "Emang kenapa?",tanya Yoona eonie.

 

"Yaah.. Banyak hal!",seruku. "Oke! Kalau gitu eonie mau main ski dulu ya! Dah!",seru Yoona eonie lalu menutup telepon. "Sialan!",seruku sambil melempar hp-ku ketempat tidur. Tapi hp itu malah memantul dan jatuh ke lantai. "Hp-ku!",seruku. Sekarang baterai dan yang lainnya berserakan,layarnya pun pecah,maklum hp cina sih. "Semakin sial saja!",seruku sambil memungut hp yang sudah menjadi kepingan bodoh itu. Aku pun keluar kamar. Diluar nampak adikku yang sedang duduk di karpet di depan tv yang lagi nonton spongebob,anak bu Hyorin Namjoo yang sedang buru-buru nyetrika seragamnya yang berwarna kuning ngejreng dan bu Hyorin yang sedang lalu lalang membawa sarapan dari dapur ke meja makan,serta suami bu Hyorin yang lagi baca koran.

 

"Waah.. Ada berita menarik di koran hari ini!",seru suami bu Hyorin. Aku tebak pasti tentang masalah politik membosankan atau korupsi yang sekarang sudah terlalu mainsteram. Tapi ternyata suami bu Hyorin berkata lain. "Seorang anak putus sekolah yang kerja di kedai kopi kecil-kecilan menang kompetisi menari!",serunya. "Apa yang menarik? Itu biasa saja!",protes bu Hyorin. "Bukan itu! Lihat,ini bukannya anak saudaramu! Si Jongin!",serunya. Apa?? Si dekil itu?? "Jongin!",seru bu Hyorin semuanya langsung nyempil di dekat suami bu Hyorin,termasuk aku. "Hebat kan!",seru suami bu Hyorin. "Tapi ada yang harus dikritik! Kenapa disini tertulis kedai kopi kecil-kecilan! Memang dia kugaji 1000 sehari! Huh.. Menyebalkan!",seru bu Hyorin.

 

"Gawat!! Kalau teman-temanku lihat aku kesana dong!! Nanti dikiranya kedai kita kedai hampir bangkrut karena nyewa ruko! Padahal kan itu ruko kita!",seru Namjoo malah khawatir kalau imejnya rusak. "Huh.. Seharusnya dia jaga mulut dikit dong! Dia kan keluargaku juga! Seharusnya dia bilang kedai kopi saja,tak usah kecil-kecilan!",protes bu Hyorin. "Iya!",seru suami bu Hyorin. "Hey.. Chorong! Kau tak pergi kerja! Kau kan shift pagi!",seru bu Hyorin yang mendapatiku masih dekil dengan piyama motif teddy bearku. "Oh ya! Sebentar lagi aku akan mandi!",seruku. "Jangan sebentar lagi! Soalnya ibu akan memberimu tugas!",seru bu Hyorin. "Tugas apa?",tanyaku.

 

*-*

"What! Apa ini!!",seruku terkejut ketika melihat halaman kedua koran yang diberikan pegawai penginapan. "Demi eek warna pastel! Masak si dekil itu menang kontes dance!!",seruku kaget melihat foto Jongin yang tersenyum menyebalkan memegang piala di halaman hitam putih itu. Masak dengan wajah menyebalkan itu dia bisa menang! Mungkin tariannya keren? Tapi kalau aku pasti milih yang lebih berwajah lucu,bukannya yang menyebalkan seperti anak idiot ini!! Aku pun membaca artikelnya. Mm.. 'Kompetisi dance yang di sponsori blibla entertaiment salah satu entertaiment ngetop di Korea di menangkan oleh Kim Jongin! Menurut sumber-sumber yang ada Jongin adalah seorang siswa sma,tapi karena tidak mempunyai dana yang cukup untuk sekolah,dan akhirnya putus sekolah dan kerja di salah satu kedai kopi kecil-kecilan'. Pasti bu Hyorin kesal membacanya,apalagi judul artikel ini 'Seorang anak putus sekolah yang kerja di kedai kopi kecil-kecilan menang kompetisi menari yang diadakan blibla entertaiment'.

 

Tapi aku tak terlalu memikirkannya dan terus membaca artikel. 'Ada yang menarik saat dia mengucapkan terima kasih,dia mengatakan berterima kasih pada teman kerja ceweknya yang pernah dia beri hadiah,tapi ketika temannya itu tau kalau itu dariku dia langsung membuang hadiah itu! Semua orang langsung tertawa!'. Asdfghjkl!! Itu aku!! Dan.. Dia bohong pada bagian 'teman ceweknya yang pernah dia beri hadiah'. Seenak mulutnya saja ,itu bukannya dari Luhan. Huh! Menyebalkan!! Apa dia mau memancing amarahku!! Untung saja dia tak mengumbar namaku. Dasar anak setan!!!

 

Aku menatap fotonya di koran dengan tatapan bengis. Aku pun melempar koran itu ke lantai dan hendak menginjak fotonya. Tapi pintu kamar terbuka. "Lo.. Yoona? Ngapain ngangkat kaki kayak gitu?",tanya Jinah. "Ahaha!!",aku mengambil koran itu. "Kemarin aku nonton di meja resepsionis!",serunya. "Nonton apa?",tanyaku,kemarin malam aku gak ikut Nana soalnya aku menghabiskan snack di kamar sambil main laptop yang kubawa. "Acara kompetisi nari yang diadakan blibla entertaiment! Pemenangnya imut dan keren lo!",serunya.

 

"Imut? Keren??",aku terkejut,kompetisi sialan itu kan yang menang si setan Jongin,keren dari mana tuh? Apalagi imut? Najis! "Rasanya aku pernah liat loh orang itu!",seru Jinah. "Yang kamu maksud orang ini kan!",seruku sambil memperlihatkan foto Jongin yang ada di koran. "Ya.. Ya! Itu dia! Lucu dan imut kan!!",seru Jinah. "Ini teman kerjaku yang menyebalkan itu lo! Yang ngaku-ngaku ngasih marshmallow,trus marshmallownya kubuang,waktu darmawisata!",seruku. "Ooh.. Iya-ya! Pantasan aku pernah liat!",seru Jinah sambil mengambil koran itu. "Oia! Dia suka melucu lo!",seru Jinah. "Melucu?",tanyaku,setau aku di kedai Jongin kerjanya diem,kalau nggak sok-sokan. "Iya! Ketika ditanya berterima kasih ke siapa! Dia jawab ke cewek temen kerjanya yang pernah dia kasih hadiah! Tapi ketika cewek itu tau hadiah itu dari dia,cewek itu langsung membuangnya! Cewek bodoh!",seru Jinah.

 

Aku melihatnya dengan tatapan : 'kamu bilang aku bodoh,hah?'. "Aah.. Itu bukannya eonie!! Eonie bilang dia teman kerja eonie kan!! Eonie bilang dikasih marshmallow dan eonie buang!!",seru Jinah kaget. "Huh!! Menyebalkan sekali! Dia benar-benar seperti setan!",seruku. "Sebegitukah! Kukira dia baik lo!",seru Jinah. "Sekali liat aja aku tau kalau dia sok dan menyebalkan!",seruku kesal.

 

'_'

"Kau hanya bisa pakai sepeda?",tanya bu Hyorin. "Yah.. Aku kan gak punya motor apalagi mobil! Mana cukup uangku!",seruku. "Bener juga ya!",seru bu Hyorin. "Makanya ibu kasih gaji banyakin dong!",seruku bercanda. "Hih! Tak punya tata krama! Seenaknya saja minta gaji ditambah sambil berteriak!",sindir Namjoo. Aku hanya menatapnya kesal. "Kalau gitu kamu antar saja Namjoo dengan sepeda!",seru bu Hyorin. "Eh.. Jangan! Nanti teman-teman kira mobil kita disita gara-gara gak bisa melunasi kreditnya!",protes Namjoo. "Yah.. Chorongnya gak bisa pakai mobil!",seru bu Hyorin.

 

"Emangnya ibu mau kemana?",tanyaku. "Ada seorang pemilik kafe besar yang mau bekerja sama dengan kita! Dia mengajak berdiskusi di kafenya! Tapi kafenya itu jauh dan nggak sejalur sama sekolahnya Namjoo! Jadi ibu nggak bisa ngantar! Papanya juga gak bisa,karena kantornya jauh!",seru bu Hyorin. "Emangnya gak bisa naik kereta?",tanyaku. "Mana mau aku berdesak-desakan di kandang sapi itu!",seru Namjoo. Cih.. Sok sekali! Aku taruhan Suho yang lebih kaya darinya itu pasti gak segitunya sama kereta. "Bagaimana kalau naik motor?",tanya bu Hyorin. "Kalau Chorong bisa naik sepeda mungkin bisa pakai motor!",seru bu Hyorin. "Nggak! Aku nggak mau!",seru Namjoo. Setan! Anak ini terlalu sok!! "Naik mobil saja! Aku bisa dikit kok! Nanti aku ajarin Chorong!",seru Namjoo. "Oke! Kalau gitu naik mobil saja!",seru bu Hyorin. Sialan anak ini! Aku sama sekali gak bisa pakai mobil! Kenapa anak ini terlalu sok kelas atas? Memang dia sekolah dimana sih?

 

_setelah Chorong mandi_

"Ayo! Ayo!! Naik!!",seru Namjoo. Aku pun naik ke kursi pengemudi. "Ini kuncinya!",serunya menyodorkan kunci mobil. "Gimana hidupinnya?",tanyaku. "Masukin ke lubangnya trus diputar!",seru Namjoo. "Di-di putar?",tanyaku. "Kayak gini!",serunya sambil memasukan kunci mobil. "Ooh.. Mudah ya!",seruku. "Kan,mudah! Anak lima tahun pasti bisa!",seru Namjoo. "Adikku tujuh tahun dan dia belum bisa!",seruku. "Yaiyalah! Kalau kakaknya gak bisa,adeknya juga gak bisa dong!",seru Namjoo. Sialan,maksudmu kau mau bilang aku dan adikku bodoh? "Nah sekarang mundurkan! Ini mobil matic,jadi lebih mudah daripada yang mama biasa pakai! Aku bisa kok!",serunya. "Kalau kamu bisa kenapa nggak kamu aja yang bawa mobilnya?",tanyaku.

 

"Kalau ada razia gimana? Nanti uangku yang keluar!",seru Namjoo. "Aku dengar cerita temanku,kalau kamu serahkan saja stnknya dan mengambilnya dipengadilan bayarnya murah lo!",seruku. "Apa! Mana mungkin aku mau! Temanku ada papanya yang kerja dipengadilan,kalau dia lihat aku di sana karena mau bayar murah pengambilan stnk bisa-bisa imej-ku rusak! Biarin aja kusogok polisi yang ngambil stnku! Beres!",seru Namjoo. "Namjoo!! Chorong!! Lama sekali,kenapa kalian belum pergi haah!!",terdengar teriakan bu Hyorin dari dalam rumah. "Oh.. Gawat! Ayo kita pergi!",seru Namjoo. "Gimana caranya?",tanyaku. "Ubah ini jadi ke r! Trus tekan gas-nya!",serunya sambil menarik tuas yang mirip gigi yang ada di mobil travel yang pernah kunaiki.

 

"Jangan lupa tekan rem tangannya!",serunya. "Mm... Seperti ini?",tanyaku. "Ya.. Bagus! Ternyata kamu bisa kan!",seru Namjoo. "Oh.. Makasih!",seruku. Bruk.. "Apa itu?",tanyaku. "Apa? Mobilnya nabrak pagar tetangga depan?",Namjoo kaget ketika melihat mobil itu tertubruk. Aku turun karena kaget. "Segera majukan bodoh!",seru Namjoo. "Ah yaya!",seruku. Namjoo yang masih panik ngeliatin mobil berwarna putih itu bonyok gara-gara nabrak pagar tidak ikut naik dan membiarkanku naik sendiri. "Huh!! Setelah ini pasti aku kena marah mama gara-gara gak mau naik yang lain! Kalau gini besok pasti aku juga akan naik kereta! Sialan!",keluhnya.

 

Bruk.. Mobil yang udah bonyok itu malah kembali menabrak pagar. Bruk.. Bruk.. Sampai berkali-kali. "Apa yang kamu lakukan bodoh?",Namjoo membuka pintu mobil dan menghentikan aksiku. "Sepertinya gara-gara ketabrak tadi mobilnya rusak! Dia gak mau maju,cuma mau mundur!",seruku. "Dasar bodoh! Ubah ini dong! Kalau kau meletakannya di tulisan R terus yaiyalah mobilnya mundur!",seru Namjoo kembali memajukan tuas tadi ke huruf d. "Mana aku tahu! Salah sendiri! Seharusnya kamu masuk ke mobil dong,ngapain celingukan sendiri di luar!",aku membela diri. "Udah salah tapi masih mengeras!!",seru Namjoo.

 

"Pergi kamu! Sebelum aku suruh mama pecat kamu!",seru Namjoo. "Oke! Aku akan pergi! Ngapain aku disini lama-lama,setiap aku ngomong terus kamu cemeeh! Walaupun kamu ngomongnya kecil-kecil aku juga dengar tau!",seruku. "Kalau gitu gak usah pake komentar! Pergiiiiii!!!",serunya. Aku pun membuka pintu mobil dan membantingnya begitu saja. "Dasar setaaan!!! Kau sudah merusak mobil orang dan malah membanting pintu mobil!!",seru Namjoo kesal. Tapi aku sudah pergi sambil berlari. "Menyebalkan sekali! Di rumah Suho kena bentak cewek setan! Dan di rumah bu Hyorin juga kena cewek setan!",seruku.

 

Memang kedua masalah itu aku yang mulai,tapi aku tetap nggak suka. "Apa semua orang di dunia udah jahat?",tanyaku. "Hei.. Kenapa kamu nggak jawab?",tanyaku. Aku pun memperhatikan sekitarku. Mana adikku? Mana? Mana? Aaah.. Dia tinggal di rumah bu Hyorin,tadi dia kan rencananya tinggal sama pembantunya bu Hyorin. Ooh.. Sial sekali! Tapi apakah ini akan jadi sial? Tiba-tiba terdengar suara dari salah satu otakku. Apa yang kupikirkan? Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di sampingku. Mobil siapa nih? Tiba-tiba jendela mobil terbuka. Suho! "Ngapain celingukan di jalan? Pagi ini harusnya kau kerja kan!",serunya. "Loh.. Kamu! Kok mobilnya beda?",tanyaku. "Ini mobilku yang satu lagi! Yang itu lagi diservis!",serunya. "Mobil papamu ya?",tanyaku. "Bukan ,ini mobilku! Kalau mobil papaku gak pernah kupakai!",seruku.

 

"Mobilmu! Ada dua?",tanyaku. "Mm.. Tak baik mengumbar kekayaan orang lain!",serunya. "Kekayaan orang lain! Aku kan sedang bicara tentangmu!",seruku. "Pamer pun tak boleh!",serunya. "Oh ya!",seruku. "Memangnya kamu ngapain?",tanyanya. "Mmm.. Ntahlah!",seruku. "Kalau gitu mau ikut ke kantor ku! Apa kamu tak kerja! Ini udah jam 8 lewat!",seru Suho. "Mmm..",aku berpikir. "Daripada kayak gitu mending naik mobilku!",seru Suho. "Okelah! Terserahmu saja mau bawaku kemana!",seruku sambil naik ke mobil Suho. "Kamu mau bawa aku kemana?",tanyaku. "Bukannya sudah kubilang aku mau kekantor!",serunya.

 

"Benar juga!",seruku. Oh! Oh! Oh! Oh! Oppareul saranghae! Ah.. Ah.. Ah.. Ah.. Manhi manhihae. "Ah.. Hp ku bunyi!",seruku sambil merogoh sakuku. "Halo!",seruku. "Huwaaa.. Kakak kemana?? Kok aku ditinggalin sendiri aja!!!",terdengar tangisan adikku. "Ooh.. Ya! Kamu tunggu di pagar! Bawa semua barang,kakak sudah dekat!",seruku. "Janji ya!",seru adikku. "Yaah..",kataku dan memutuskan hubungan telepon. "Gawaat!! Adikku ketinggalan!",seruku. "Dimana?",tanya Suho. "Rumah bu Hyorin!",seruku. "Dimana rumahnya?",tanya Suho.

 

"Di.. Komplek bunga busuk!",seruku. "Ooh.. Aku tahu komplek itu!",serunya. Suho pun menjalankan mobilnya ke komplek bunga busuk tempat bu Hyorin tinggal. Sesampai di depan rumah bu Hyorin nampak adikku sedang mewek dan menyandang seluruh tas yang kubawa. "Nah.. Naik sini!",seruku. Dia pun naik ke bangku belakang. "Sudah kubilang kan! Tinggal aja di rumah kami!",seru Suho. "Iya sih!",seruku menyesal. "Kalau begitu kalian mau jalan-jalan atau langsung kuantar ke rumahku?",tanya Suho. "Bukannya kamu kerja?",tanyaku. "Apalah kerja ku di kantor! Nggak terlalu penting! Lagian aku juga terlalu capek untuk kerja!",seru Suho. Enak banget bilang gitu. Aku libur sekarang pasti besok udah habis kenak caci makinya bu Hyorin,apalagi tadi aku menghancurkan mobil anaknya. "Gak ada yang marahin aku kalau libur!",serunya. "Iya sih!",seruku. "Kalau gitu mau jalan-jalan atau ke rumahku?",tanya Suho. "Jalan-jalan!!",seru adikku langsung. Padahal aku baru mau bilang ke rumah saja,soalnya aku benar-benar capek,lagian kalau ke rumah Suho setalah itu dia bisa saja pergi kerja dan meninggalkan kami di rumahnya kan. "Kemana?",tanya Suho. "Mmm.. Ke Lotte world! Aku lihat di tv,keren banget lo! Tapi kata kakak mahal masuknya!",seru adikku,dia cari kesempatan ke taman bermain karena kita pergi sama 'orang kaya'. "Oke! Kalau adikmu mau begitu ayo kesana!",serunya. Aku hanya terdiam. Ternyata adikku sangat pintar menggunakan orang kaya yang murah hati (atau terlalu baik) ini.

 

Ketika sudah sampai Suho pun sampai dan memarkir mobil. "Nah! Ayo turun!",seru Suho. "Adikku belum turun!",seruku.

 

*tapi dari kejauhan ada seseorang yang berjalan kesini,dengan tatapan bengis

 

JANGAN LUPA KOMENTARNYA

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;