YooHoo (1)

Nonamed

Wae Ireoni 12

YooHoo,Luhan Menginap di Rumahku!

 

*-*

Apa yang mengejutkan? Sejak kemarin aku selalu bertanya-tanya. Aduuh.. Luna, kasih tahu dong! Tapi aku juga gak mau nanya sih. Aku resah gelisah sejak kemarin dan celingukan terus di rumah. Tadi waktu kerja aku menjatuhkan butter dan keju gara-gara terlalu penasaran dengan kata-kata si Luna! Argh.. Tolong aku!! Aku masuk ke kamarku. Tidur? Mana mungkin aku bisa tidur. Aku pun membuka-buka lemari mencari hal yang menarik,tapi.. aku masih penasaran! Aaah.. Mungkin jalan-jalan sebentar bisa menghilangkan pikiran bodoh ini. Aku membuka pintu.

 

"Awawaw! Awas!!",terdengar suara jeritan orang. "Loh.. Pintunya kok macet?",tanyaku bingung sambil mendorong-dorong pintu. "Hei!!",terdengar suara orang. "Siapa tuh! Dimana orangnya?",aku celingukan. "Di sini tau!!", "Eh.. Luhan!!",seruku kaget. "Ngapain kamu di sini! Kok pake kertas-kertas segala?",tanyaku bingung. "Aku buat komik!!",serunya. "Buat komik! Ngapain di teras tangga rumah orang?",tanyaku bingung. "Di caffe males! Di taman dingin! Kalau di rumah...kakakku gangguin,di kontrakan males! Jadi di tangga rumahmu aja,deket!",serunya enteng. "Kenapa gak di rumahku aja! Dasar bodoh!",seruku.

 

"Ehm..",Luhan bangkit sambil mengambil kertas-kertasnya. "Kamu pernah bilang rumahmu private, cuma untuk cewek! Tapi karena kamu yang tawarin aku masuk aja!",serunya. Aku memandangnya dengan sudut mataku dan membukakan pintu lebar-lebar untuknya. "Ternyata ini ya bagian atas kedai kita!",serunya. "Iya!",seruku. "Lumayan juga!",seruku. Wae Ireoni! Wae Ireoni! Terdengar dering hp ku berbunyi. "Halo!",seruku. "Halo! Yoona.. Hari ini aku harus ke kampung! Aku mau mengambil bajuku! Ternyata kemarin aku hanya memasukan sedikit ke koper,besok aku akan pulang!",terdengar suara Jinah dari telepon. "O-oh ya!",seruku. "Yah.. Aku sudah sampai di kampung! Mamamu dan mamaku sedang buat mie rebus!",serunya. "Oh ya! Kalau gitu titip salam ya! Dah!",seruku. "Dah!",serunya. "Siapa?",tanya Luhan. "Sepupuku! Dia rencananya mau tinggal di sini! Tapi dia lupa bawa baju banyak!",seruku. "Ooh! Kalau gitu..",serunya. "Apa?",tanyaku.

 

"Kita berdua aja dong!",serunya enteng. Deg.. "I-ya!",seruku. "Lebih konsen buat komik kalau gitu!",serunya. "Tapi aku lapar nih! Gimana kalau makan dulu!",seruku. "Barusan aku beli makanan nih! Kebetulan aku beli 2 porsi, tadi rencananya mau makan banyak!",seru Luhan. Kami pun makan dengan lahap. "Hoek.. Makan kebanyakan jadi mual deh!",seruku. "Yaya! Kalau gitu kita mulai aja buat komiknya!",seru Luhan. Aku pun ikutan ngebantu Luhan. "Kayaknya jalan-jalan ke penginapan kemarin jadi membuat kamu punya ide lagi!",seruku sambil melihat-lihat naskah komik Luhan. "Iya! Apalagi karena kita pergi ke penginapan misteri itu! Di otakku langsung penuh dengan trik-trik rumit!",seru Luhan sambil mengetuk-ngetuk kepalanya dengan telunjuknya.

 

"Tapi kalau aku lihat bukan hanya misteri juga banyak romance nya!",seruku. "Oh ya! Ini kan komik misteri,komedi percintaan!",seru Luhan. "Oh ya! Keren dong!",seruku. "Yah..",serunya. Aku menatapnya. Deg.. Duuh.. Jangan pikir yang aneh-aneh!!! Aduuh.. Baru kepikiran aku.. Siapa tahu yang dibilang si Luna itu... akan terjadi! Luhan menatapku. "Ke.. Kenapa liat-liat?",tanyaku. "Ahaha!!",dia tertawa. Aku pun menatapnya dengan ujung mataku. "Kamu sendiri ngeliat aku juga!!",protes Luhan. "Terserah deh!",seru Luhan. Kami pun sibuk dalam pekerjaan. Grek.. Lah.. Kenapa kami malah nengok satu sama lain secara bersamaan?

 

"Bagaimana komikku?",tanya Luhan dan menghadap ke arahku. "Hoeeeek!!!",aku muntah di depan mukanya Luhan dan buru-buru lari ke wastafel, dan membuang muntah dan aku mencuci tangan di sana. "Fyuuh.. Gara-gara makanan yang terlalu enak tadi! Kebanyakan makan dan minum jadi mual!",seruku enteng. "Hahaha!!",Luhan tertawa datar. Aku tahu aku gak sopan karena mengeluarkan semuanya di depan mukanya ,tapi ini lucu. "Yuk! Kita lanjut!",seru Luhan. "Ya..",seruku datar. Aku menghela napas dan duduk di sampingnya. Apa yang akan terjadi? Kenapa aku malah nyuruh dia masuk ke rumahku tadi? Kenapa aku gak kepikiran sama sekali tadi? Duuh.. Sialan sekarang aku jadi takut deh,udah hari makin malam aja.

 

'_'

Lagi-lagi aku datang ke toko chesee cake itu. Chesee cake yang biasanya aku jadikan bahan pelampiasan itu aku makan dengan cepat. Semakin cepat aku makan semakin kesal atau semakin penasaran aku. Argh.... Kenapa rasanya ada yang nggak lengkap sih!! Dari tadi aku memikirkan sesuatu tapi sesuatu itu tak aku ketahui. Aku jadi merasa sangat bodoh. Aku mencar-cari objek yang menarik. Chesee cake ku yang tinggal secuil sama sekali nggak menarik.

 

Cih.. Aku keluar dari toko itu. Kemana Yoona eonie ya? Hari udah mulai malam juga,dingin lagi. Aduuh.. Jangan pikir aku akan menginap di rumah Yoona eonie,pikirkan adekku mana mungkin lagi-lagi kutitipkan dia ke rumahnya bi Soyou. Lagian aku mau kemana, tapi firasatku... Aku belum akan pulang. Sebuah mobil berhenti di depanku. Mobil siapa? Ini bukan mobil om-ku,mobilnya kan reyot,orang yang kukenal dan memakai mobil bagus cuma Luhan, tapi mobilnya bukan ini! Greek... Jendelanya terbuka. "Kamu Chorong yang kerja di kedai kopi deer itu kan! Kalau celingukan gitu bagusan naik mobilku aja!",terdengar suara dari dalamnya. Suho.Dan tanpa cewek menyebalkan itu.

 

"Ooh.. Ya! Tapi apa boleh?",tanyaku. "Aku sedang gak ada kerjaan! Jadi kalau mau ku antar gak papa!",serunya. Tanpa basa-basi aku langsung naik ke mobilnya. "Oh.. Ya! Mobilmu sangat elegan!",seruku. "Oh ya.. Bagus kan!",serunya. "Ngomong-ngomong cewek menyebalkan si takut timun itu siapa sih! Dia menyebalkan sekali!",seruku. "Menyebalkan! Justru kamu yang menyebalkan.. Em.. Menurutku ya, kenapa kamu masukin timun ke dalam kopinya! Kamu punya alesan? Apakah dia pernah jahat? Kalau kamu gak masukin timun ke kopinya pasti dia gak menyebalkan!",Suho malah ngoceh sendiri,padahal aku nanya tentang siapa cewek itu.

 

"Huh.. Ya.. Aku memang menyebalkan! Tapi.. Ya.. Aku memang salah! Tapi aku punya alasan!",seruku. "Apa?",tanya Suho. "Itu tak akan kuberi tahu!",seruku. "Alasan yang terlalu egois!",tambahku. "Yaya!",serunya. "Lalu siapa cewek itu?",tanyaku. "Dia.. Em.. Orang!",serunya. "Bodoh! Yaiyalah orang! Masak alien!",seruku. "Yaya! Dia cewek yang kerja di penerbitanku! Sama dengan kakaknya dia editor! Sepertinya dia menyukaiku,tapi..aku hanya menipunya!",seru Suho.

 

"Dasar jahat!",seruku. "Kau sendiri bukannya juga jahat! Kata kamu alasanmu begitu egois, dan itua artinya kamu juga jahat!",komen Suho. "Berarti artinya.. Kita sama-sama jahat!",seruku. "Oh ya! Tapi aku masih bingung! Dari tadi kamu ngoceh terus.. Dan..",dia menggantungkan kata-katanya. "Apa?",tanyaku. "Kamu mau kemana?",tanyanya. "Ooh.. Kukira apaan! Terserah mu deh!",seruku (aku bingung kenapa mulutku enggak bilang ke rumahku! Apa dia punya otak sendiri?). "Oke! Kalau gitu kita ke...". "Kemana?",tanyaku. "Hm.. Bagaimana kalau nonton film! Ada film baru!",seru Suho. "Nonton ya! Boleh sih..",kataku. "Oke! Kalau gitu kita ke bioskop!",seru Suho.

 

*-*

"Baru jam 9 ya!",seru Luhan. "Hoah..",aku menguap. "Baru jam segini aja, kamu udah ngantuk! Gimana mau begadang!",seru Luhan. "Begadang! Berarti kamu nginep dong?!",aku kaget. "Yaiyalah! Makanya tadi rencananya aku mau tidur di kedai!",seru Luhan. "Mmm... Yah.. Aku punya kasur palembang kok! Nanti tidur aja di sana!",seruku. "Oh.. Makasih ya!",serunya. "Mau minum?",tanyaku. "Boleh!",serunya. "Mau apa?",tanyaku. "Apa yang ada aja deh!",serunya.

 

"Oke.. Kelihatannya cokelat pilihan yang bagus!",seruku. "Ya!",serunya. Aku pun membuatkannya susu cokelat. "Nih! Minum.. Di luar dingin banget lo!",seruku. "Kok tahu!",seru Luhan sambil menyeruput cokelatnya. "Tadi aku sempat ke balkon sebentar! Dingin banget!",seruku. "Yaya!",serunya. "Kenapa kamu ngebut buatnya?",tanyaku. "Apa?",tanyanya. "Komik!",seruku. "Padahal kan kau rencananya mau buat komik 6 bulan lagi! Berarti belum sampe tenggat waktunya dong!",seruku.

 

"Kalau kerja di kedai kan capek! Males buat komik kalau udah capek kan! Karena gak ada kerjaan aku buat aja cepet biar nanti-nanti bisa santai!",seruku. "Iya juga ya! Tapi tadi kamu kerja kan!",seruku. "Kalau lagi ada ide apa salahnya! Kalau aku buat nanti aku lupa!",seru Luhan. "Ya ya!",seruku.

 

'_'

"Wooh!! Keren film tadi ya!",seruku. "Iya!",seru Suho. "Nah.. Karena kamu yang udah bawa aku kesini! Sekarang antarin aku pulang sekarang udah jam 12!",seruku."Yaya! Beres tuh!",seru Suho.

 

*-*

"Hoah!",aku menguap. "Ini lama sekali!",keluhku. "Kita baru membuat 10 halaman! Dan 10 nya belum terlalu bersih! Besok aku harus kerjain lagi!",seru Luhan. "Yee.. Ini lama sekali!",seruku kesal. "Kalau gitu lihat-lihat saja kertas-kertas komik itu! Bagaimana menurutmu ceritanya?",Luhan menyuruhku menilai komiknya kali ini. "Lah.. Ini adegan apa! Bukannya ini donat jelly yang disemprotkan!",seruku kaget.

 

"Hahaha!! Gara-gara peristiwa donat jelly di penginapan kemarin aku jadi terinspirasi untuk membuatnya di komikku!",seru Luhan ceria. "Kalau aku gak menyemprotkan selai-selai itu ke kamu, aku yakin tingkat humor di komikmu akan berkurang!",seruku. "Yaah.. Mungkin!",serunya. "Kalau begitu kau harus berterima kasih padaku!",seruku. "Terserah deh!",serunya. "Hoah.. Ini sudah jam 1!",seruku. "Yaya! Aku tahu bikin komik itu bikin capek! Tapi sabarlah!",seru Luhan. "Yoona!",serunya. "Grooook!!",tapi ternyata aku sudah tidur. Aku bingung kenapa aku masih bisa tertidur padahal sejak jam 8 malam tadi perasaanku gak enak.

 

'_'

"Oh.. Ya Naeun, dia orang yang begitu lucu!",seruku. "Benarkah!",seru Naeun. "Hoh.. Iya!",seruku. "Aaah.. Kakak!! Temani aku tidur! Sudah jam 1 dan kakak masih ngerumpi di telpon sama kak Naeun!",gerutu adikku. "Kalau mau tidur sono! Kakak udah pasang tm on masak dibuang-buang aja!",seruku. "Dasar Chorong wc!!",seru adikku berjalan masuk ke kamar. "Enak aja ya! Hati-hati kalau ngomong.. kau malah meniru kata-kata Krystal anak setan itu!",seruku marah. Tapi ternyata adikku gak ngejawab. "Oh.. Maaf ya Rong! Tapi aku nggak ngomong yang aneh-aneh! Lagian siapa Krystal itu, apa dia setan? Serem ah!",seru Naeun. "Eeh.. Sori Eun! Tadi adekku!",seruku. "Adekmu ya! Bukannya nama adekmu Choho,bukannya Krystal! Elit banget nama adekmu!",seru Naeun yang ternyata bego. "Yaah.. Kalau gitu udahan deh Naeun! Aku juga udah ngantuk! Besok mau kerja pagi! Daah!",seruku. "Dadah Rong!",seru Naeun.

 

*-*

"Hoah!!",aku menguap. "Udah bangun ya! Baru jam 3 lo!",seru Luhan. "Eh.. Kok ada kamu?",aku belum connect,masih lupa ingatan gara-gara tidur. "Masak lupa sih! Aku kan buat komik! Waktu lagi buat komik kamu tidur!",serunya. Aku merasakan tanganku jadi dingin gara-gara ketiduran di atas lantai keramik. "Oh.. Ya! Aku lanjut tidur ya!",seruku sambil berlari ke kamar dan mengunci pintunya. Aduuh.. Harusnya tadi aku tidur di kamar,sekarang aku jadi dingin-dingin gini gara-gara lantai musim dingin. Lagian gak enak juga tidur di liatin si Luhan! Pasti dia jadi mikir aneh-aneh dan gak fokus sama komiknya,aah.. gak mungkin,emangnya aku! Aku pun naik ke atas kasur dan menyelimuti tubuhku. Malam ini benar-benar dingin.

 

Besoknya

"Aaah!!",aku ngigau. "Eh.. Ternyata mimpi! Kukira aku bener-bener jatuh ke jurang!",aku nyengir sambil turun dari kasurku. Setelah itu sudah pasti aku membuka pintu dan menemukan seseorang di luar. Aku jadi sebal melihatnya. Dia terlihat mengangkat kaki dengan santainya di sofa sambil menonton dora the explorer. "Hei! Kau enak-enak saja nonton di rumah orang ya! Aku kan nggak ngizinin!",seruku. "Oh.. Ya! Maaf!",seru Luhan sambil mematikan tv.

 

"Tapi kalau kau pikir itu boleh! Aku akan membolehkan mu menontonya!",lanjutku. "Oh.. Baguslah kalau begitu!",serunya kembali menghidupkan tv. "Bagaimana dengan komikmu?",tanyaku sambil melirik tumpukan kertas yang ada di lantai. "Belum siap! Tinggal sedikit! Besok akan kucari asisten baru!",seru Luhan. "Asisten baru? Apa aku sebegitu payah?",seruku."Nggak juga,oh sebetulnya iya",katanyanya. Aku hanya menatapnya sangar.

 

"O-oh cukup pinjami rumahmu saja,cukup membantu kok",serunya mengabaikan tatapanku."Pakai rumahmu dong,gimana kalau aku akan pajama party sama Chorong atau Yul?",protesku."Pajama party? Kamu? Chorong? Kedengaran kelewat elit",katanya santai,satu kakinya ia angkat ke sandaran sofa. "Setidaknya lebih elit dari luhan sang komikus yang kerja sambilan sebagai kasir warung kopi dan numpang bikin komik di rumah teman kerjanya",semburku. Matanya masih memantulkan gambar dora the explorer,tapi ia tak sefokus itu. Aku malah mulai berpikir kalau bicaraku agak kasar.

 

"Keren.Luhan sang komikus yang kerja sambilan dan apa tadi?",katanya tampak bersemangat. Aku mengernyitkan hidungku heran. "Sudahlah bodoh. Aku barusan mengejekmu,kau tahu?",aku menopang dagu."Dan jangan pernah berpikir deskripsiku tadi adalah tokoh utama yang bagus untuk komikmu",tambahku. "Tidak akan! Komikku itu komik detektif,bukan komik percintaan,walau sebenarnya ada dikit romancenya!",seru Luhan. "Emangnya karaktermu cocok untuk komik percintaan? Cuih.. Emang kamu punya pacar!",semburku. "Sudahlah! Kau bodoh!",seru Luhan. "Hmm.. Tapi detektif yang kerja sambilan di warung kopi ada kok! Lagian warung kopi itu diatasnya tempat tinggal orang juga!",seruku.

 

"Benar juga ya! Pasti itu tokoh yang baru muncul di komik *o*an kan!",seru Luhan. "Yah.. Itu komik yang masih kubeli setiap bulannya! Hanya itu, sejak aku tamat sd aku lebih suka fangirling daripada baca komik!",seruku. "Ooh! Kalau begitu kau juga harus beli komikku! Karena dengan membelinya kamu akan menerima... Ah.. Tak jadi!",serunya. "Hayo.. Apaan tuh?",aku penasaran. "Yaya! Kamu akan membaca cerita detektif lainnya!",Luhan meralat kata-katanya. "Huh! Jelas-jelas tadi kau bilang menerima bukannya membaca!",seruku kesal. "Tadi aku hampir aja keceplosan! Itu rahasia!",seru Luhan. "Tapi kalau itu rahasia, seharusnya kau jangan menuliskan kata-kata itu di meja caffe!",seruku. "Maksudmu?",tanya Luhan.

 

"Oh.. Tidak jadi ah!",seruku, entah kenapa tadi aku seperti bisa menebak apa yang Luhan akan bilang. Tapi itu semua.. Yah.. Aku tahu itu nyata, tapi.. Belum tentu yang menulis itu dia. "Nah.. Hayo! Apa yang kau bilang barusan! Menuliskan kata-kata di meja caffe?",sekarang posisiku dan Luhan kebalik. "Yaah.. Ini juga keceplosan! Aku tak mau kau tahu, yaah.. Setidaknya kau baru melihat permukaan otakku!",seruku. "Yaya!",seru Luhan. "Kalau begitu aku mandi!",seruku sambil mengambil handuk dan baju ganti. "Kalau gitu bye! Sampai ketemu setelah mandi!",serunya ceria. Sialan! Ini semua pasti gara-gara Dora the explorer (?). Kenapa aku malah balik keceplosan!

 

'_'

"Its the best day eveeeer!!",aku menggumamkan lagu yang barusan kudengar di kartun spongebob. Sambil berjalan dengan riang aku menyanyi-nyanyi. "Aku dapat pena madu dari balik pintu! Dan di sana ada tulisan da-ri-Su-ho!!",seruku menyanyi gak jelas. "Apa katamu! Dari Suho!!",terdengar suara gerutuan orang di belakangku. "Loh.. Kamu! Si kristal imitasi murahan!",seruku. "Jangan mengejek nama indahku corong kloset!",seru Krystal kesal. "Cuih.. Nama indah! Kalau nama itu dipakai orang lain mungkin nama itu bakal indah!",seruku. "Berhenti ngoceh soal nama! Yang aku tanya tadi apa yang Suho berikan padamu?",tanya Krystal kesal.

 

"Ehm.. Kau mau tahu itu?",tanyaku kesal. "Yah.. Yang cepat saja! Dasar banyak cincong!",seru Krystal kesal. "Benda bundar yang di tengahnya ada lubang! Bisa diisi tentunya! Warnanya kuning mengkilap dan ada hiasannya!",seruku. "Jangan membuatku berpikir aneh! Dan jangan katakan itu cincin!",seru Krystal. "Ahahaha!! Cincin? Aku dapatkan cincin emas dari bawah pintuku? Kalau itu yang imitasi sepertimu mungkin saja!",seruku. "Grr...",Krystal naik darah. "Tidak-tidak! Aku nggak mau kau mengamuk,karena kau kelihatan seperti orang gila nantinya! Yang kudapat darinya hanya sebuah pena kuning dengan hiasan tongkat madu! Cuma itu!",seruku.

 

"Oh.. Ya! Kau dapat pena darinya,dan hanya pena butut!",seru Krystal. "Ya.. Tempo hari aku memberinya pena apel! Dan sekarang dia membalasnya!",seruku. "Balas! Bukan.. Tapi mengganti!",serunya. "Terserah! Mau balas atau eek! Terserah!",seruku. "Oh ya.. Dengan begitu kau bisa membanggakannya kah? Aku saja pernah diberinya pena elit dengan lapisan emas!",seru Krystal. "Oh..ya! Mana mungkin kau bangga, apa hubunganmu dengannya? Bodohnya aku!",seru Krystal. "Cukup, bodoh! Sebelum aku bercarut di sini! Aku akan pergi!",seruku. "Bercarut? Silahkan? Tapi apa alasanmu membenciku?",tanya Krystal. "Grr.. Dasar 12@17(€14 (kata-kata gak sopan yang di samarkan! Tapi masih bisa dibaca lho!). Aku bilang, aku akan pergi!",seruku kasar. "Aku hanya bertanya! Untuk apa kamu kasar!",seru Krystal. "Yaya! Aku akan memberimu alasan! Sebuah alasan yang bodoh!",seruku. "Apa?",tanyanya. "Kalau tas mu sobek!",seruku. "Ah.. Benar saja! Ini berlubang! Tas butut ini harusnya gak kupakai!",seru Krystal. "Haha!",aku nyengir.

 

*-*

"Nah.. Tuan komikus! Ayo cepat kau masuk ke kamar mandi! Sebelum aku pergi ke kedai! Aku tak mau meninggalkanmu sendirian di sini dan membiarkanmu mengacak-acak rumahku!",seruku memberinya selembar handuk. "Oke! Oke! Aku tak akan mengacak rumahmu!",seru Luhan. "Tapi aku tak akan membiarkanmu sendirian di rumahku! Terlalu bahaya mempercayaimu! Aku tak mau kau tinggal di rumah yang sebenarnya adalah private untuk cewek ini!",seruku.

 

"Yaya! Aku akan mandi! Dan kau puas sekarang!",serunya sambil masuk ke kamar mandi, tentunya sehabis mengambil handuk yang ada di tanganku. "Bagus! Cepet sana!",seruku sambil masuk ke kamarku untuk mengambil tas. Aku pun menghabiskan waktu dengan menonton spongebob squarepants. 10 menit kemudian pintu kamar mandi terbuka. Aku meliriknya. "Lah.. Kenapa belum mandi! Udah 10 menit tau!",seruku. "Udah mandi tau!",seru Luhan. "Kenapa masih pakai baju yang kemarin.. Oh ya.. Kamu gak bawa baju ganti!",seruku. "Yah.. Aku gak memperhitungkannya sih! Aku lupa!",seruku. "Itu baju udah kena cipratan tinta tau!",seruku. "Yaudah pinjamin baju kaus mu!",seru Luhan. "Gak akan kubiarkan kamu pakai bajuku yang masih kupakai!",seruku.

 

"Yaah.. Trus maksudmu aku harus pake baju mu yang nggak terpakai!",seruku. "Yaya! Walaupun baju gak terpakai 3 bulan yang lalu masih kucuci kok!",seruku. "Yaya!",seru Luhan. Aku membuka sebuah laci dan mendapatkan 3 lembar baju. "Jadi bajumu yang tak terpakai cuma ini?",tanya Luhan. "Baju-baju lamaku yang lain aku taruh di kampung, biar di rumahku nggak numpuk barang gak kepakai! Cuma ini yang belum kutaruh di kampung!",seruku. "Yasudah! Kaus ini kelihatannya bagus!",serunya sambil mengambil selembar dari 3 baju itu dan mengembangkannya. "Apa ini robek! Robeknya besar banget!",serunya kaget.

 

"Itu gosong karena strika!",seruku. "Kalau gitu yang lainnya!",dia mengambil dua lembar. "Ini baju yang kau tumpahkan tinta itu! Warnanya pink dan warna hitam tintanya jelas!",seruku. "Yang satu lagi,ini kena kopi yang Jongin sengaja tumpahkan! Walaupun cuma ada noda dikit aku nggak mau pakai baju itu! Aku anggap itu baju terkutuk, gara-gara Jongin yang menumpahkannya!",seruku. "Yang ini warna pink dan yang ini mm.. Modelnya kayak cewek!",serunya. "Kalau gitu ya gak usah pake!",seruku. "Mm.. Tapi apa kau nggak tau! Tadi waktu aku menggantungkan baju ini kamar mandi,baju ini jatuh dan kena air!",serunya. Aku memperhatikannya,kukira baju itu kena keringat ternyata air.

 

"Ah.. Ini basah banget!",seruku. "Yaah.. Makanya aku minta baju ganti!",serunya. "Ayolah! Pinjamkan saja bajumu!",serunya. "Tak akan! Bajuku yang masih terpakai nanti malah kena sesuatu dan jadi kotor! Kayak tinta!",seruku. "Yaah.. Jahat banget jadi orang! Yaudah kalau gitu yang ini saja!",serunya mengambil kemejaku yang kena kopi Jongin. Aku pun kembali menonton. "Apa? Spongebobnya sudah habis?",aku heran. "Aah.. Ini sudah jam 8! Luhan cepat!",seruku. "Aku di sini!",serunya. Aku mendapatinya di belakangku. "Hahaha!! Kamu tampak lucu dengan baju itu!",seruku. "Bagaimana lagi! Daripada aku harus pakai baju basah itu di tengah salju!",serunya sambil mengambil jaketnya. "Ya.. Setidaknya ini tak seburuk baju warna pink dengan noda tinta!",seruku. Luhan mendekat. Deg.. Duh.. Dari kemarin memang belum ada kejadian yang seperti Luna ramalkan! Aduuh.. Aku takut! "Yoona, sebenarnya....",

 

*apa lanjutan kata-kata Luhan

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
GiloGiloBeki
#1
Chapter 6: Udah dikasih paragrafnya! Soalnya kalau update dari hp paragrafnya ilang
kuropurple
#2
Chapter 6: Chap 6 tolong pakai paragraf dong author-nim, aku gabisa bacanya ;______;