Battle For Everyone's Lives (2)

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

Ok, sodara-sodara. Inilah pertempuran kolosal antara Penjaga dan makhluk kegelapan (?) yang sudah ditunggu-tunggu. Tentu saja semuanya terlibat. :p

 

===================================================================================

 

“Dimana kedua orang itu?” gumam Josh pada dirinya sendiri, menanyakan kepada angin mengenai keberadaan Justin dan Gilland. Ke sepuluh jemarinya sibuk menari-nari di atas keyboard, sementara di layar terus bermunculan berbagai jendela yang menampilkan bermacam hal.

Dia saat ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk mencari keberadaan Justin dan Gilland, karena mereka menduga, di mana pun kedua anak itu berada sekarang, kemungkinan besar mereka sedang berhadapan dengan Scelestica.

Beberapa Penjaga yang ada di ruangan itu pun terlihat ikut membantu mencari mereka—termasuk Kyuhyun dan Siwon masa depan—sementara sebagian lagi sibuk membenahi kabel-kabel yang bergelantungan dan memperbaiki beberapa bagian yang rusak.

Di sisi lain, kondisi markas yang rusak parah membuat Siwon dan Kyuhyun masa kini sama sekali tidak ingin berada jauh-jauh dari Josh. Kedua anak itu hanya berdiri dalam diam dan memperhatikan para penjaga melakukan pekerjaan mereka dari dekat, meskipun sesekali mereka terlibat pembicaraan seru sekedar untuk menghilangkan kebosanan.

Di balik suasana yang—dari luar—tampak santai itu tersimpan ketegangan yang luar biasa. Mereka semua tahu, bahkan Siwon dan Kyuhyun pun menyadari; jikalau mereka tidak berhadapan dengan Scelestica sekarang, masalah yang sedang mereka hadapi saat ini akan semakin rumit dan akan sangat mungkin kalau mereka justru akan mendapat masalah yang lebih besar nanti.

 

Di dalam kesibukan semua orang di sana, tiba-tiba beberapa Penjaga level atas masuk ke ruang kendali. Dan itu berhasil mengalihkan pikiran Josh. Dia jadi ingat hal penting apa yang seharusnya dia kerjakan sekarang.

“Adam, aku akan mengantar Siwon dan Kyuhyun kembali ke dorm dengan Falcon. Mereka tidak boleh berada di sini terlalu lama.” Dia berbalik kepada salah seorang penjaga yang berdiri di dekatnya lalu berkata, “Aku serahkan pencarian Justin dan Gilland kepadamu. Semoga saja tidak butuh waktu yang lama.”

Adam mengangguk, mengijinkan Josh untuk meninggalkan markas.

“Tapi semua di antara ‘kita’ masih dibutuhkan di sini.“ katanya. Mereka semua paham kalau yang dia maksudkan dengan ‘kita’ adalah semua Penjaga level atas.

“Tidak masalah. Kalian berdua, ikut aku.” perintah Josh kepada Siwon dan Kyuhyun masa depan sebelum melangkah keluar ruang kendali diikuti kedua Siwon dan kedua Kyuhyun.

 

“Adam...”

Adam berbalik dan mendapati dirinya berhadapan dengan seorang Penjaga wanita. Wanita itu berambut keriting sebahu yang diikat di belakang kepalanya. Entah kenapa, Adam merasa sudah bisa menebak apa yang akan dikatakannya.

“...aku bisa merasakannya...”

Adam mengernyitkan dahinya. Ternyata firasatnya benar. “...don't tell me that the judgment is coming?” katanya.

“But it is.”

Adam terdiam cukup lama, berpikir. “Debbie, apa tidak ada cara mencegahnya? Banyak hal yang akan hilang kalau itu terjadi.”

Wanita itu menggeleng. “Aku sudah bisa menduga hal ini akan terjadi sejak melihatmu muncul dalam siaran langsung dari gedung pusat PBB. Tapi aku tidak tahu kalau waktunya sekarang.

“Tapi coba kau pikir dan perhatikan, semua kerusakan yang terjadi sekarang. Bumi kita, hewan, tumbuhan, dan juga manusia mengalami musibah yang sangat parah. Jika dibiarkan, semuanya akan hancur bahkan sebelum waktunya kiamat.

“Mungkin akan sangat lain ceritanya kalau semua ini terjadi di dimensi lain tetapi ini dunia kita.” katanya. Dia menghela napas pasrah. “Ini tidak terhindarkan, Adam. Bahkan aku sendiri tidak bisa menahannya.”

Adam menarik napas dalam-dalam. “Benar-benar tidak ada cara?”

“Sudah kubilang, aku tidak bisa mencegahnya. Kau tahu sendiri kalau kita tidak berdaya untuk hal semacam ini.” kata wanita itu. “It's happening, whether we like it or not.”

“Tapi anak-anak itu...dan Josh...”

“I know...and I'm sorry. I'm so sorry.”

Adam kembali terdiam. “Kapan?”

“Segera. Menurut dugaanku hanya tinggal menunggu hingga semuanya selesai.” kata Deborah. “Kurasa tidak peduli apakah pihak Scelestica atau pihak kita yang menang, judgment akan tetap terjadi.”

* * *

Siwon dan Kyuhyun masa ini menatap pesawat besar di hadapan mereka sambil melongo. Belum pernah mereka melihat pesawat dengan bentuk seperti ini. Yah, mungkin hanya dari film-film superhero yang biasanya diminati anak-anak.

“Sedang apa kalian berada di situ? Ayo naik!” ajak Josh.

Kyuhyun yang paling pertama dan sangat antusias untuk segera naik. Dia mendekati hangar Falcon dengan setengah berlari, sementara Siwon hanya mengikutinya dengan melangkah cepat-cepat dengan matanya yang masih menatap ke arah pesawat megah itu.

Ketika mereka sampai di atas, yang pertama dilakukan Josh adalah mengucapkan selamat datang kepada mereka.

“Welcome to the Falcon.” katanya sambil nyengir melihat antusias keduanya. “Pesawat megah ini pernah dinaiki oleh Harry Potter yang terkenal itu bersama teman-temannya untuk menjelajahi beberapa daerah yang tersembunyi di dunia…maksudku, dunia mereka.”

Kyuhyun dan Siwon mengernyit. “Kau bercanda, kan? Harry Potter cuma ada di novel dan film.”

Josh nyengir. “Itu kan menurut kalian.” katanya. “Ah, kurasa semua orang di dunia juga menganggapnya demikian.”

“Jinjjayo?” tanya Siwon, masih tidak percaya.

“Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” Dia menatap Siwon dalam-dalam. Dan Siwon pun bertukar pandang dengan Kyuhyun. “Kalian kira aku bertemu dengan Daniel gara-gara apa?”

Setelah beberapa detik mereka lalui dalam kesunyian, Josh berbalik lalu memimpin mereka melalui lorong-lorong panjang menuju ruang kendali. Namun dia berhenti di salah satu pintu dengan lambang kaos oblong dengan logo laki-laki di sampingnya.

“Kalian bisa mengganti baju kalian di ruangan ini.” katanya. “Pakaian seperti itu terlihat terlalu mencolok untuk kondisi sekarang. Lagipula, kurasa kalian sudah kehilangan kemampuan yang kalian dapatkan selama di Parallel Beyond.”

Dia masuk ke ruangan itu terlebih dahulu. Ada banyak sekali pakaian di dalam lemari dinding. Baju, celana, dan sepatu beserta aksesoris diletakkan di tempat yang berbeda. Josh sengaja membuka beberapa lemari untuk mereka lihat.

“Pilih dan ambil yang kalian suka. Setelah itu segera ke ruang kendali, oke?” Josh lalu melangkah menuju pintu.

“Ruang kendali ada di mana?” tanya Kyuhyun.

“Tanyakan saja pada ICO.”

Butuh waktu beberapa saat bagi keduanya untuk memahami kata-katanya.

“Tunggu. ICO ada di sini juga?” tanya Siwon.

“Apa maksudmu, ada di sini juga? Tentu saja ada! Beberapa fungsi pentingnya di copy-kan ke sini.” tukas Josh. “Nah, ganti baju kalian. Masukkan pakaian itu ke lubang dekat cermin. Aku harus ke ruang kendali sekarang.”

* * *

Suasana ruang kendali tidak kalah menariknya bagi Siwon dan Kyuhyun. Mereka bagaikan sedang berada di film sci-fi yang mengagumkan.

Sebuah kokpit pesawat yang diisi dengan beberapa terminal dan sebuah podium di tengah untuk kapten pesawat.

Siwon dan Kyuhyun masa depan duduk di terminal depan, sibuk bekerja dengan semua perangkat rumit itu. Keduanya tampak sudah cukup ahli dalam menangani hal semacam ini karena pesawat itu ternyata sudah tinggal landas semenjak tadi—hanya dengan menggunakan dua operator, sementara perjalanan mereka tampak sangat mulus.

“ICO, bagaimana dengan hasil pencariannya?” tanya Josh, ketika Siwon dan Kyuhyun masa depan memilih tempat untuk berdiri di sampingnya dan melihat-lihat keadaan di sekitar mereka.

“Masih belum ditemukan.” balas ICO dari pengeras suara. “Namun aku mendeteksi adanya konsentrasi energi yang sangat besar beberapa menit sebelum Dreadnaught dihancurkan.”

“Di mana?” tanya Josh lagi.

“Di sekitar laut lepas dekat Antartika.”

“Lebih baik kita segera menyelidikinya. Tapi kita harus mengantar mereka berdua pulang terlebih dahulu.”

Siwon dan Kyuhyun masa kini hanya diam. Mereka tahu Penjaga akan segera berhadapan dengan Scelestica, dan itu artinya kondisi akan menjadi sangat berbahaya. Pilihan yang sulit. Karena di mana pun mereka berada, tidak ada tempat yang benar-benar aman. Masih hidup saja, bagi mereka, sudah sangat beruntung.

* * *

Falcon melayang-layang di dekat dorm Super Junior dengan kondisi kasat mata sehingga tak tidak ada yang tahu kalau di dekat gedung apartemen yang tinggi itu ada sebuah pesawat.

Pesawat itu harus berada sedekat mungkin dengan apartemen agar Siwon dan Kyuhyun dapat di-teleportasi ke dalam apartemen. Ini karena kemampuan Falcon dalam menghasilkan energi untuk teleportasi tidak sebesar yang dimiliki markas. Posisi pesawat yang sangat dekat dengan dorm dimaksudkan agar proses itu dapat berjalan dengan sukses.

 

Josh mengantarkan Siwon dan Kyuhyun sampai ke ruang transfer. Kedua anak itu hanya diam saja sementara Josh mengantar mereka. Keduanya berjalan di depan, sementara Josh mengikuti keduanya dari belakang, memberikan pengarahan kalau mereka hendak masuk ke ruang yang salah.

Ketiganya tiba di ruang transfer. Kedua anak itu segera menuju tabung teleportasi dan berbalik, hendak mengucapkan selamat tinggal. Namun tatapan mata Josh saat itu justru membuat Siwon dan Kyuhyun bergidik. Bukan karena akan terjadi sesuatu yang berbahaya pada mereka, namun tatapannya saat itu lebih seperti ucapan selamat tinggal untuk selamanya.

“Kalian tahu kalau kalian berdua selama ini bekerja di tempat gelap, kan?” kata Josh sebelum ada yang sempat bicara. Sesaat kemudian dia meralat perkataannya. “Ah, bodohnya aku. Semenjak dulu dunia memang sudah tenggelam dalam kegelapan.

“Maksudku, jangan terpesona dengan kegelapan di tempat kalian bekerja. Jagalah cahaya yang ada di dalam diri kalian agar tidak pudar atau bahkan mati.”

Kata-katanya membuat firasat kedua anak itu semakin kuat. Kata-kata ini terdengar bagaikan nasihat terakhir.

“That light is your only hope to be able to keep on; to keep moving forward in this dark world without breaking down. Don't ever lose the sight of it.”

Kyuhyun menghela napas. “Kenapa kau selalu bicara dengan menggunakan teka-teki?” katanya. “Sebenarnya apa maksudmu?”

“Kurasa kalian sudah tahu apa maksudku.” kata Josh serius.

Detik-detik berikutnya berlalu dalam keheningan. Memang benar, baik Siwon dan Kyuhyun paham betul apa artinya itu. Dunia hiburan merupakan dunia yang tampak mewah dan berkilauan. Namun dibaliknya, ternyata tersimpan kegelapan yang sangat pekat. Dan Josh ingin mereka menjaga diri agar tidak ikut terperosok masuk ke dalam kegelapan itu.

“Aku...kurasa setelah ini semua petualangan kita yang gila akan berakhir.” kata Josh kemudian. “Sejalan dengan berlalunya waktu mungkin kalian juga akan melupakanku. Tapi itu tidak mengapa. Because forgotten memories are not truly forgotten.”

“Bicara apa kau ini, Hyung.” sela Siwon. “Datanglah ke dorm meski pun hanya untuk bersenang-senang.”

Josh hanya tersenyum. “…Kurasa itu tidak akan terjadi.”

Baik Siwon maupun Kyuhyun menatapnya serius namun mereka tidak bisa berkata apa-apa.

“Hanya saja, ingat pesanku: The light will shine the brightest when everything is dark.” Dia menatap kedua orang itu untuk terakhir kali. “Pergilah sekarang. Saudara-saudara dan keluarga kalian pasti sudah menunggu.”

Siwon dan Kyuhyun dengan berat melangkah masuk ke alat teleportasi.

“Hyung, datanglah ke dorm sekali-sekali. Kami akan menunggumu.” kata Kyuhyun mengulangi kata-kata Siwon, pada akhirnya mengeluarkan sebagian kecil dari isi hatinya yang sebenarnya.

Josh hanya membalasnya dengan senyuman. “Annyeonghigaseyo, Siwonnie. Annyeonghigaseyo, Kyuhyun-ah.” Dia melambai kepada mereka, dan mereka membalasnya.

Sinar dari alat teleportasi memenuhi alat itu dan detik berikutnya kedua orang itu pun menghilang dari sana.

“Kalau pun aku ke sana, kita hanya akan menjadi orang asing, Cho Kyuhyun.” kata Josh sambil melangkah keluar ruangan, mencoba memendam rasa sedihnya. “Because I can feel that the Judgment is coming…”

* * *

“Setting course to Antarctic.” kata Kyuhyun masa depan dengan fasih.

“How long will it take?”

“Ten minutes tops.” Kali ini Siwon yang menjawab. “Untuk ukuran abad 21, pesawat ini sangat luar biasa. Beberapa kali aku membaca file-nya aku selalu terpesona. Aku bahkan tidak menyangka bisa mengendarai benda ini.” Di bibirnya tersungging senyuman lebar dan matanya berbinar-binar bagaikan anak kecil.

“Pesawat ini tidak ada di zaman kalian?” tanya Josh.

“Banyak pesawat lain yang lebih canggih, tapi pesawat ini adalah legenda.” Kyuhyun menjelaskan.

“Ah, I see.” Josh tidak berniat untuk menanyakan lebih lanjut. Biarlah apa yang terjadi di masa depan akan menjadi kejutan baginya.

 

“Hyungnim, apa itu Judgment?” Pertanyaan Kyuhyun yang terkesan polos menyadarkan Josh dari alam bawah sadarnya.

“What? How do you know about that?”

“Um...tadi tidak sengaja mikrofon di ruang teleportasi menyala.”

Alis Josh naik. “Kalian tidak tahu apa itu?”

“Ani.” jawab Siwon dan Kyuhyun refleks.

Josh menutup mata sambil menghembus pelan. “Judgment adalah proses restorasi.”

Siwon mengangkat alisnya sementara Kyuhyun hanya memandangi Josh dengan bingung. “Restorasi apa?”

“Hampir semuanya. Bangunan, lokasi, dan macam-macam lagi sampai ke hal-hal yang bersifat traumatik.”

“Berarti bagus kalau begitu. Tidak ada yang perlu merasa trauma dengan semua kejadian ini.” Keduanya saling bertukar pandang sambil tertawa senang. “Dan semua yang hancur pun akan kembali seperti semula.”

“Tapi ada efek sampingnya.”

Kalau saja leher kedua anak itu dapat berputar 180 derajat, mungkin sekali hal itu akan terjadi. Keduanya menoleh ke arah Josh dengan begitu cepat sehingga membuat Josh melonjak sedikit dari tempatnya.

“Maksudmu, Hyungnim?”

“Judgment tidak dapat merestorasi semuanya.” Kata-katanya cukup untuk membuat Siwon dan Kyuhyun menahan napas. “Selain itu masih ada efek yang lain—”

* * *

“Profesor, menurutku Gilland dan Justin tidak ada di bumi.”

Profesor Ico berbalik menatap Kevin, yang saat itu menyibukkan diri untuk mencari kedua orang yang dia sebutkan dengan memanfaatkan fasilitas yang di miliki markas, dengan pandangan penuh tanda tanya. “Kau yakin? Apa mungkin mereka telah berpindah dimensi?”

“Kurasa tidak.” kata Sam cepat. “Tidak ada seorang pun yang masuk ke lorong antar dimensi.”

“Kalau begitu, di mana mereka?” kata profesor bingung.

“Apa mungkin planet lain?” Penjaga dengan kostum merah menyeletuk.

“Jangan ngawur, Dave.” tukas Becca.

“Itu mungkin saja.” kata profesor Ico setelah memikirkan kemungkinan itu. “Sayangnya, sensor ICO tidak bisa mendeteksi sampai ke planet lain.”

“Kalau begitu kita harus mencari cara lain.” kata Adam sambil menghela napas.

* * *

Memang benar perkiraan Siwon. Hanya butuh sepuluh menit bagi Falcon dari Seoul ke laut Antartika. Kecepatan pesawat itu memang sungguh luar biasa.

“ICO, di mana koordinat terakhir mereka?”

“Seharusnya di sekitar sini...” Kyuhyun yang menjawab. Dia mencoba memperhatikan monitor yang ada di hadapannya dengan lebih teliti. “...apa mereka ke dimensi lain?”

“The guardian of dimension has confirmed that it’s not likely so.”

Sesuatu terjadi beberapa puluh kilometer dari lokasi pesawat itu sekarang berada. Sebuah lingkaran raksasa muncul di udara, lengkap dengan lekukan-lekukan, bentuk-bentuk pola, beserta tulisan-tulisannya. Lingkaran sihir itu sangat besar, terbentang luas di langit Antartika.

“Itu dia. Itu jalan masuknya. Justin left it for us.” kata Josh. “Ayo, kita harus masuk.”

“Tapi Hyungnim, bukannya kita tidak bisa masuk ke lingkaran sihir?” tanya Siwon. “Holy dan sihir berlawanan, kan?”

“Kita memang tidak bisa, tapi pesawat ini bisa.” Kyuhyun yang menjawab.

Siwon menatapnya heran. “Jadi menurutmu kita akan masuk dengan Falcon?”

Sebuah panggilan masuk dari markas menghentikan sementara diskusi mereka. Tampaknya yang lain sudah bisa menebak apa yang akan ketiga orang itu lakukan.

“Josh, tunggu. Jangan menghadapi Scelestica sendirian.” kata Adam.

“Cepatlah kembali.” tambah profesor Ico. “Kalau ingin menghadapi Scelestica, hadapi dia bersama. Dia terlalu berbahaya untuk dihadapi sendirian.”

“Aku ikut.” kata Siwon tanpa ragu.

“Aku juga.” tambah Kyuhyun hampir secepat Siwon berbicara.

“Josh, cepat kembali.” kata profesor. “Kita diskusikan dulu.”

“I can’t.” kata Josh cepat dan tegas. “Kita tidak punya waktu untuk diskusi lagi.”

“Josh, kau tahu dia sangat berbahaya. Aku yakin sekali dia akan mengerahkan semua kemampuannya untuk pertarungan ini.”

“So do I.” Josh menanggapinya dengan santai. “ICO, ubah mode penerbangan ke otomatis. Setelah kami mendarat, segera jemput yang lain.”

Perintah yang diberikannya kepada ICO memberi tahu mereka mengenai rencananya. Dia lalu menatap Siwon dan Kyuhyun. “Kalian berdua siap?”

Kedua anak itu menatapnya sambil tersenyum walaupun tatapan mata mereka terlihat serius.

“Kembaran kami di dimensi ini masih belum dapat bertarung, jadi biar kami berdua yang menggantikan mereka. Biar bagaimana pun, ini masalah kami juga.”

Josh tersenyum kecil. “Kalau begitu, ayo. ICO, bawa kami masuk ke sana.” Dia melangkah meninggalkan ruang kendali dengan Siwon dan Kyuhyun yang berada tepat di belakangnya, membiarkan saluran komunikasi dengan markas masih terhubung. Profesor Ico terlihat memijat dahinya sendiri sesaat sebelum memutuskan hubungan komunikasi dengan Falcon.

Pesawat itu, yang kini dikendalikan dengan pilot otomatis, melaju tanpa ragu menuju lingkaran sihir raksasa dan menerobosnya tanpa kesulitan apa pun.

* * *

Kengerian meliputi ketiga penjaga itu ketika Falcon berhasil dipindahkan ke lokasi yang—menurut Kyuhyun maupun Siwon—sangat menyeramkan. Walaupun tempat itu warna merah gelap karena minimnya cahaya tapi di bawah sana terdapat makhluk-makhluk dalam jumlah yang nyaris tidak terhitung banyaknya. Melihat adanya obyek asing, ratusan naga terbang mendekat dari kejauhan, mencoba menghadang perjalanan mereka.

Walaupun saat itu mereka bertiga berada di ruang teleportasi, mereka dapat melihat semuanya dari layar monitor di ruangan itu.

“ICO, apa kau bisa mendeteksi komunikator Gilland?

“Dia berada sekitar sepuluh kilometer dari tempat kita berada sekarang.”

“Upload lokasinya ke komunikatorku.” perintah Josh cepat. “Turunkan kami di sini lalu jemput yang lain.”

“Mwo? Hyungnim, neo micheosseo? Kita harus menerobos jutaan monster hingga sejauh sepuluh kilometer??”

“Affirmative...” Mereka mendengar tanggapan ICO.

Josh menghunus pedang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3