The Gist

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for the long update. 

Aku sibuk, Jo-oppa juga sibuk. T_T

Mianhae~~~

 

Summary penting mengenai fanfic ini:

Sekarang kalian sudah tahu, ada dua Kyuhyun dan dua Siwon; dari masa kini dan dari masa depan. 

 

Siwon dan Kyuhyun yang dari masa depan adalah orang-orang dari dimensi lain yang timeline-nya tidak sama dengan SIwon dan Kyuhyun masa kini. Mereka sudah hidup cukup lama, namun dengan perawakan bagaikan orang berusia 20-an tahun. DAN, mereka itu Penjaga.

Siwon dan Kyuhyun masa kini masih belum penjaga, dan mereka juga masih belum pernah dilatih untuk itu.

 

OK, kita lanjutkan chapternya. Dimulai dari Siwon dan Kyuhyun masa kini...

============================================

 

Siwon menutup wajah dengan kedua tangannya sedangkan Kyuhyun tampak seperti orang yang tidak akan bahagia lagi selamanya.

Keduanya duduk di tepi tempat tidur tanpa bicara apa-apa. Kejadian yang dialami keduanya satu jam sebelumnya sangat mempengaruhi kondisi psikologis mereka.

Melihat langsung ratusan nyawa melayang karena gempa berskala besar tentunya akan membuat siapa pun syok berat. Bisa dipastikan, bayangan-bayangan kejadian itu akan mewarnai mimpi-mimpi mereka selama berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu.

Mereka tidak bicara apa pun selama hampir lima menit di sana. Josh sendiri tetap bergeming sambil menyandarkan punggungnya pada daun pintu, memblokir jalan masuk. Dia tidak ingin memicu pembicaraan apa pun sampai setidaknya keduanya tenang. Walau diam, dia sebenarnya sedang memutar otak, mencari cara untuk membantu kedua anak itu dalam mengatasi ini. Sempat terbesit dalam pikirannya keinginan untuk menyegel ingatan mereka agar bisa melupakan kejadian tersebut. Tapi setelah mempertimbangkannya baik-baik, dia melarang dirinya sendiri untuk melakukannya. Tindakannya itu dapat membawa sesuatu efek yang kurang baik nantinya.

Reaksi Kyuhyun yang tiba-tiba menggelengkan kepalanya seakan ingin membuang sesuatu dalam kepalanya mengundang perhatian Josh yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia melangkah pelan dan nyaris tanpa suara, lalu duduk jongkok di depan mereka.

“Omona!” Kyuhyun, yang pertama kali menyadari kehadiran Josh di sana setelah beberapa waktu, nyaris jatuh terjengkang karena lelaki itu ternyata tengah menatapnya dengan tajam tapi penuh kekuatiran. Siwon yang berada dekat dengannya menoleh.

“Tenangkan diri kalian.” kata Josh pelan. Entah kenapa mereka merasa tenang mendengar suaranya yang saat itu bisa begitu tenang seperti aliran sungai. “Kalian tidak perlu menghadapinya sendiri. Aku ada di sini.”

Kyuhyun hendak bicara namun Josh langsung menyelanya.

“Aku akan tetap di sini.” katanya, seolah telah tahu apa yang akan dia katakan. “Kalian sudah banyak membantuku, sekarang giliranku. Yang kalian saksikan tadi adalah sesuatu yang sangat mengerikan, namun aku minta kepada kalian untuk melupakan semuanya dan terus melangkah. Kejadian itu tidak akan menimpa tempat ini dalam waktu yang lama. Percaya padaku.”

“Tapi orang-orang itu...”

“Kami akan memikirkan sesuatu. Banyak yang kalian tidak ketahui mengenai dimensi paralel, tapi kurasa aku bisa berani mengatakan kalau kami bisa memperbaikinya, untuk rentan waktu tertentu.”

Baik Kyuhyun maupun Siwon hanya diam membisu.

“Untuk saat ini lebih baik kalian mandi lalu tidur. Kalian akan merasa sedikit lebih baik.“ kata Josh. “Siwon, kurasa lebih baik kau tidur di sini saja malam ini. Kau terlalu lelah, fisik dan mental. Serahkan sisanya pada kami.”

Keduanya hanya mengangguk lalu bangkit dari tempat mereka duduk.

“Kyu, aku pinjam bajumu.” kata Siwon. Kyuhyun hanya menanggapinya dengan anggukan dan sebuah jawaban lemah nan singkat, “Ne.”

Hari itu Josh benar-benar memperlakukan kedua pria dewasa itu bagaikan anak-anak. Setelah keduanya mandi, dia mengantar mereka ke tempat tidur, membantu menyelimuti mereka, kemudian menemani keduanya hingga benar-benar tertidur. Setelah merasa tugasnya yang itu untuk sementara telah selesai; dia meninggalkan kamar itu karena ada hal lain yang mengganggu pikirannya.

* * *

“Bagaimana keadaan mereka?” tanya yang lain kuatir. Ekspresi Josh saat itu menunjukkan kalau keadaan sangat serius.

Siwon dan Kyuhyun lain yang tadi mengaku sebagai Penjaga menyambutnya dengan membungkukkan badan mereka tapi Josh memberi isyarat agar mereka tidak perlu bersikap terlalu formal.

Ekspresi keduanya kelihatan agak tegang dan Kyuhyun kelihatan agak pucat, mungkin itu cuma perasaan Josh saja. Dan anak itu sama sekali tidak menyinggung ganti rugi atau apa pun. Rasa jengkel yang begitu menggebu-gebu tadi menguap begitu saja setelah kejadian di apartemen itu.

Josh menghela napas. “Aku menyuruh mereka untuk tidur. Dan meskipun mereka tidak bicara apa-apa, aku yakin siapa pun yang melihat kejadian seperti itu pasti akan syok berat.” Dia menolak tempat duduk yang ditawarkan Kevin dan lebih memilih untuk duduk di lantai.

“Apakah mereka benar-benar melihat akhir dunia?” gumam Donghae, suaranya agak gemetar.

Josh mengangguk. “Dengan mata kepala sendiri mereka melihat ribuan orang tewas tertimpa bangunan dan terperosok ke dalam tanah. Keseimbangan elemen di dimensi itu benar-benar berantakan.”

Semua orang menarik napas.

“Meski pun aku merasa sepertinya yang ada di benak mereka bukan hanya masalah itu.” gumam Josh pada dirinya sendiri. Dia lalu menatap Siwon dan kemudian Kyuhyun yang berdiri tegap di hadapannya. “Lalu? Ada yang ingin kalian katakan padaku?”

Yang ditanya saling bertukar pandang.

“Um—” Siwon ragu-ragu. Josh memotongnya dengan tidak sabar.

“Aku rasa tidak mungkin kalau kalian berdua datang sekadar untuk menggantikan Siwon dan Kyuhyun masa kini, meskipun dengan alasan supaya mereka bisa menolongku.”

“Maksudmu?” kata Kevin bingung. Siwon secara refleks menggaruk belakang kepalanya sementara Kyuhyun tampak gugup. Keduanya sudah tahu apa yang dia maksudkan.

“Kalau cuma itu alasannya, mereka tidak akan membawa serta Kevin masa depan kemari dan menggantikan Kevin yang notabene tidak ikut berkelana ke dunia lain hanya sekadar untuk menolong seorang Penjaga seperti diriku.”

Siwon dan Kyuhyun tampak terkejut karena Josh secara implisit menyebut dirinya sendiri sebagai Penjaga kelas bawah. Josh merupakan salah satu penjaga yang paling disegani selama puluhan tahun ke depan, termasuk kepada kedua anak itu jadi kata-katanya barusan benar-benar suatu hal yang sangat mengagetkan.

Mendengar itu, seketika saja ekspresi Siwon maupun Kyuhyun berubah menjadi sulit diartikan.

“Kenapa Hyungnim menyebut diri seperti itu? Kau adalah salah satu pamor kami selama bertahun-tahun.” kata Siwon. Nada suaranya antara marah dan kecewa.

“Bukannya semakin tinggi kalian memandangku maka harus semakin rendah pula diriku?” sela Josh.

Semua yang ada di sana bisik-bisik satu dengan yang lain, bertanya-tanya apa maksud perkataannya itu.

Karena tampaknya tidak ada yang mengerti, dia lalu melanjutkan. “Kalian, selaku grup boyband yang saat ini memiliki gelar sebagai king of hallyu, apa yang menjadi pendorong terbesar kalian untuk semakin baik?”

Setelah berpikir sejenak, beberapa menjawab serempak. “Fans.”

“Precisely.” kata Josh. “Kalian masih belum mengerti maksudku?”

Tidak dibutuhkan orang jenius untuk menjawab ini.

“Karena semangat dan dukungan dari fans menyebabkan kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.” kata Henry.

“Sebuah grup tidak bisa ada tanpa dukungan fans. Fans yang membuat kami eksis, dan karena fans jugalah kami berusaha memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik.” Kevin mengambil kesimpulan.

Sunyi sesaat. Tak lama, dia akhirnya paham maksud Josh. “Jadi itu maksud...”

Josh tersenyum. “Ya, betul. Analoginya seperti sebuah café atau restoran di mana kalian menjadi pelayan dan fans kalian adalah tamunya, mulai dari hidangan hingga cara kalian menyapa dan menghidangkannya. Kalian seperti pelayan mereka dan tidak ingin mereka kecewa. Kau bisa mengatakan kalau hal yang sama pun terjadi padaku. Semakin tinggi seseorang, dia harus menjadi paling rendah bagi orang lain.” katanya. Yang lain mengangguk sebagai tanda bahwa mereka telah memahami jalan pikirannya.

Typical. He’s Josh, all right, itulah yang ada di dalam pikiran Siwon dan Kyuhyun saat itu. Keduanya berusaha menyembunyikan senyuman dengan menundukkan kepala. Josh sendiri tidak memperhatikan itu;

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3