Parallel Beyond

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

Semoga masih ada yang menunggu fic ini  -_-

 

====================================================================================================================

 

Meskipun kota Seoul adalah kota yang bersih, Kyuhyun tidak menyangka kalau dia akan terbangun di bangku taman. Udara pagi yang dingin berhasil membangunkannya tanpa kesulitan yang berarti. Pakaiannya yang tipis membuatnya menggigil.

Kyuhyun berusaha mengenali keadaan sekitarnya. Hari masih sangat pagi. Matahari bahkan masih belum menampakkan dirinya di ufuk Timur.

Dengan tubuh yang masih menggigil, dia berusaha mencari sesuatu di badannya. Sesaat kemudian dia bergumam kepada dirinya sendiri. “Aku kan tidak bawa tas. Pabboyah.” Dia menghela napas.

Sesaat kemudian dia mematung. Dia melupakan sesuatu yang lebih penting.

“Siwon…dan Josh.” katanya. Dia merogoh sakunya lalu mencari nomor telepon Siwon.

* * *

Alis Siwon bergerak naik-turun secara acak karena merasa ada sensasi getar di sakunya. Tidur nyenyaknya terganggu karena getaran itu.

“Aduh, telepon siapa sih? Mengganggu banget.”

Siwon membuka paksa sebelah matanya setelah mendengar ada yang berbicara dengan bahasa yang asing bagi telinganya. Alasan lainnya, karena tempat tidurnya terasa sangat keras.

Dia belum benar-benar terbangun ketika sesuatu menghantam punggungnya pelan. Ada lengan yang mengenai punggungnya dan meraba-raba, seakan sedang mencari guling. Siwon melonjak kaget dan melempar pandang ke sang pemilik tangan yang berada di sebelahnya.

“Joshua?” katanya bingung. Dia melihat sekeliling. Pantas saja dia merasa tempat tidurnya begitu keras. Mereka berdua tertidur di atas trotoar!

Josh yang tertidur di sebelahnya ikut terbangun dan agak melonjak ketika tahu kalau dia tidur di tempat yang tidak seharusnya. Ingatannya berakhir sewaktu mereka masih berada di dalam Dark Matter dan sebuah cahaya dari kunci waktu dan dimensi menutupi mereka. Apa mereka berhasil keluar dari sana?

“Di mana kita?” katanya.

Namun Siwon lebih memilih untuk menjawab teleponnya terlebih dahulu. “Kyuhyun-ah…”

Dia berhenti sejenak setelah menyebut nama itu. Apa dia baru saja mendengar gema? Atau ada yang memanggil nama Kyuhyun di saat yang bersamaan dengannya? Di ponselnya?

“Neo eodiesseo?” kata Kyuhyun setelah teleponnya diangkat.

“Molla.” Pada saat yang bersamaan mereka mendengar tanggapan yang berbeda namun dengan suara yang sama. “Tentu saja di apartemenku, ada apa?”

Mereka semua diam. Apa-apaan itu tadi?

“Siapa yang bilang di apartemen?”

“Siapa ini?”

Bagi Kyuhyun, Siwon seperti sedang melakukan monolog. Suaranya sama. Bedanya, Siwon yang berada di samping Josh dan sang penerima telepon lain di jalur telepon itu adalah orang yang berbeda.

Josh, yang ikut mendengarkan pembicaraan itu, melempar pandang ke Siwon. Keduanya terbelalak.

“Apa ini di Seoul?” tanya Josh setengah berbisik. Siwon mengangguk.

Josh lalu berteriak ke ponsel Kyuhyun. “Kyuhyun-ah, Kona Beans!” Dan dia langsung menutup telepon Siwon.

“Ah, Hyung. Kenapa kau menutup teleponnya?” kata Siwon protes.

Josh menatapnya dengan alis bertaut. “I got a hunch that we didn’t just get out from Dreadnaught.” Dan dia bergegas mencari taksi, kalau-kalau saja masih ada.

“Apa itu Dreadnaught?” tanya Siwon, namun Josh sudah tidak bisa mendengarnya.

Di sisi lain, Kyuhyun yang hubungan komunikasinya baru saja diputus, tercengang menatap ponselnya. Otak cerdasnya bekerja, merangkai sedikit demi sedikit ingatannya sampai akhirnya dia mencapai satu kesimpulan. Dia bisa menebak kenapa Josh mengatakannya untuk ke Kona Beans, café yang dia belikan sebagai usaha tambahan orang tuanya.

Setelah memasukkan ponselnya ke saku, dia pun bergegas mencari taksi.

* * *

Ponsel Kyuhyun bergetar sementara dia masih berada di taksi. Dia melihat nama peneleponnya. “Choi Sajang”. Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk tetap membiarkannya berbunyi.

Sopir taksi melirik sekilas ke arah Kyuhyun dari kaca spion tengah namun dia tidak berbicara apa-apa. Setelah beberapa saat barulah dia memberanikan diri untuk bertanya, setelah suara ponsel itu mulai membuatnya—dan Kyuhyun sendiri—menjadi senewen.

“Teleponnya tidak diangkat, Kyuhyun-ssi?” Lelaki setengah baya itu ternyata mengenali Kyuhyun.

“Ah, aniyo ajeossi. Jeosonghamnida.”

“Gwaenchanhayo. Pasti dari seseorang yang tidak ingin kau temui, ya?”

Kyuhyun hanya tersenyum simpul dan kembali memasukkan ponsel itu ke dalam sakunya. Dia merasa cukup beruntung karena tak lama kemudian bunyi yang sangat mengganggu itu pun berhenti. Buru-buru dia mengubah setting ponselnya ke mode getar agak tidak mengganggu.

Sepanjang sisa perjalanan itu pikiran Kyuhyun mendadak kosong. Yang terlintas di benaknya saat itu hanya satu; semenjak pertama kali bertemu dengan Penjaga, pasti selalu ada sesuatu yang terjadi dan entah petualangan apa lagi yang akan dialaminya kali ini. Dia menatap keluar jendela sambil menerawang tanpa sadar bahwa ada beberapa di antara bangunan-bangunan yang mereka lewati yang berbeda dari bangunan yang ada di kota Seoul yang dia kenal.

* * *

Kyuhyun menatap tidak percaya ke arah bangunan yang ada di hadapannya saat itu. Itu bukan Kona Beans melainkan bangunan lain. Bahkan sinar matahari yang mulai muncul memperlihatkan kalau bangunan yang ada di hadapannya sekarang tergolong masih baru.

Tak sadar sebelah tangannya pindah ke pinggangnya sementara yang lain memijat kepalanya. Dugaannya benar. Sekarang dia yakin benar kalau dia sedang tidak berada di dunianya sendiri.

“Kyuhyun-ah…” Dia mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Dia berbalik dan menemukan Siwon dan Josh yang baru saja tiba. Keduanya masih berada di dekat taksi dan melambai agar anak itu segera ikut dengan mereka.

Kyuhyun kembali bergegas naik ke taksi dan mereka bertiga berangkat menuju hotel yang ditunjuk oleh Siwon.

Ketiganya benar-benar diam dan sama sekali tidak ada yang berbicara hingga pada akhirnya mereka mencapai resepsionis.

“Kalau bisa, satu kamar saja tapi yang agak besar untuk kita bertiga.” kata Josh menyarankan.

* * *

Kyuhyun langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur sementara Josh memperhatikan setiap sudut kamar itu dengan penuh kekaguman. Kamar yang disewa Siwon ini sepertinya benar-benar mahal.

“Hyung, sebenarnya kita terlempar ke mana lagi sekarang?” tanya Siwon setelah mereka masuk ke dalam kamar.

“Aku tidak tahu.” jawab Josh, namun matanya tidak beralih sedikit pun dari cermin besar yang ada di kamar itu. Dia hanya menatap Siwon dan memperhatikan tingkah laku Kyuhyun yang seperti anak-anak dari refleksi cermin itu.

“Bagaimana dengan benda yang ada di tanganmu itu?” tanya Siwon sambil menunjuk pergelangan tangan Josh.

“Komunikatorku ini, maksudmu?” kata Josh. “Sama sekali tidak berfungsi. Aku sudah mencobanya tadi.”

Siwon gusar, sementara Kyuhyun sekilas tampak tidak peduli meskipun ekspresinya mengkhianatinya.

Josh menghela napas dan mengeluarkan kunci gerbang waktu dan dimensi dari dalam sakunya dan menunjukkannya kepada mereka.

“Dan benda ini seharusnya dapat membawa kita kembali.” kata Josh. Dia berhasil mengundang perhatian keduanya.

“Tapi?” Kyuhyun tahu kalimatnya masih belum berakhir.

Josh mengangkat bahu. “Entah kenapa semenjak tadi tidak ada reaksi. Kunci ini seperti menjadi kunci biasa.”

Mereka bertiga mendesah pada saat yang bersamaan dan terdiam untuk beberapa saat.

“Jadi yang ditelepon tadi itu…”

“…sepertinya dirimu yang ada di dimensi ini, Siwon.” jawab Josh cepat. “Tidak mungkin ada dua telepon yang berbeda yang menggunakan nomor yang sama.” Dia melangkah menuju kasur dan menjatuhkan diri tepat di samping Kyuhyun dengan wajahnya menghadap ke bawah. “Keluar dari mulut singa, masuk ke mulut macan.” Dia mengangkat kepalanya sedikit. “Lebih baik kita tidur saja dulu, supaya bisa berpikir jernih.”

Siwon masih berdiri mematung di tempatnya dengan kedua tangan di pinggang. Dia baru saja hendak melangkah keluar kamar ketika Kyuhyun mencegahnya. “Jangan ke mana-mana. Apa jadinya kalau orang tahu ada dua Choi Siwon dengan paras yang sama berkeliaran di dua tempat yang berbeda?”

Siwon menghela napas dan mengurungkan niatnya. Mereka benar. Lebih baik saat ini dia menenangkan pikiran agar bisa mencari jalan untuk keluar dari tempat ini. Dia menarik bajunya hingga melewati kepalanya dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Dan ketika dia keluar dari sana, dia mendapati Kyuhyun dan Josh sudah pulas. Kyuhyun mendominasi nyaris 80% bagian kasur dan mendengkur cukup keras. Josh sendiri sudah terdorong hingga ke tepi tempat tidur king size karena aksi dominasi yang dilakukan magnae Super Junior itu.

Bibir Siwon melengkung tersenyum

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3