Epilogue - Let The Time Decide

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

The final chapter for the trilogy. Enjoy.

================================================================

 

Siwon sedang berada di samping jendela ketika dia menyaksikan suatu kejadian yang mengherankan.

Tiba-tiba saja, semua bangunan, orang-orang yang terluka dan tertimpa reruntuhan bangunan, bahkan hewan dan tanaman yang patah akibat serangan brutal para monster perlahan-lahan kembali pada posisinya yang semula. Dia seperti baru saja menyaksikan sebuah film yang diputar balik dengan cepat.

Dia bahkan sempat menggosok matanya, tak percaya dengan yang dia saksikan. Setelah yakin bahwa yang dia lihat bukanlah sebuah mimpi, dia memperhatikan seluruh kejadian itu dengan mulut terbuka, takjub luar biasa.

“Siwon-ah?” kata Kyuhyun ketika dia keluar kamar dan mendapati Siwon berdiri terpaku menatap keluar jendela.

Donghae, Henry, beserta kelima anggota TVXQ yang tadinya tidak tahu-menahu pun juga ikut melihat keluar setelah melihat Siwon yang seakan tanpa reaksi. Kyuhyun pun ikut mendekat. Tidak ada Kevin U-Kiss di sana karena dia telah pamit dari sana, beberapa menit setelah pertempuran besar selesai.

Dan reaksi mereka pun sama dengannya, terpaku melihat sesuatu yang menurut mereka sangat mustahil terjadi.

Sebuah energi berbentuk cincin tiba-tiba muncul seperti gelombang kejut, melewati seluruh bagian kota. Kaget, mereka semua lalu menudungi mata mereka dengan lengan karena cahayanya sangat silau, bahkan melebihi cahaya matahari yang saat itu sedang bersinar dengan terik selayaknya jam dua belas siang.

Cincin cahaya tersebut ternyata bukan hanya melewati kota Seoul, namun ternyata bergerak ke seluruh penjuru bumi, dan menghilang setelah mencapai sisi lain bumi.

Ketika cahaya itu lalu meredup, Kyuhyun mendapati dirinya telah berada di sebuah tempat yang benar-benar asing.

* * *

Tempat itu bagaikan dunia yang penuh dengan permata. Puluhan benda kecil seperti potongan-potongan intan yang berkilau memantulkan cahaya melayang-layang di sekelilingnya. Bahkan dia sendiri sedang melayang. Tiba-tiba sadar dengan kondisinya, dia sempat berseru kaget. Namun karena tidak terjatuh dari posisinya sekarang, perhatiannya kembali beralih ke dunia aneh itu.

Dia benar-benar terpukau melihat dunia aneh itu. Sebuah tempat yang kelihatannya sangat sederhana namun sekaligus sangat indah.

Kyuhyun melayangkan matanya ke segala arah dan melihat kelima anggota TVXQ bersama Siwon terbang melayang ke arahnya. Kevin anggota U-Kiss yang berada tak jauh dari mereka pun tak luput dari pantauannya.

“Tempat apa ini?” tanya Yuchun sementara Siwon terbang berputar menyamping dengan ringannya. Dia tampak senang sekali, bagaikan anak kecil. Yang lain pun sama dengannya.

“Aku juga tidak tahu.” kata Kyuhyun. “Pasti karena cahaya tadi.”

“Semoga kita tidak terjebak di tempat aneh lagi.” kata Junsu sambil menghela napas.

Kedelapan orang itu lalu melayang pelan bersama-sama, mencari-cari sesuatu di dimensi yang seakan tanpa batas itu. Namun tidak butuh waktu terlalu lama bagi mereka untuk menemukan sesuatu.

“Lihat!” Jaejung menunjuk ke salah satu arah. Semua mata langsung melihat ke arah yang ditunjuknya.

Mereka semua mengenali sosok yang berdiri di sana, walaupun dia sedang berdiri membelakangi mereka dengan memandang keadaan sekelilingnya dengan terkesima.

“Jo-hyung!”

Kedelapan orang itu bergegas mendekati laki-laki itu.

Josh, yang menyadari namanya dipanggil, berbalik dan menatap ke arah mereka. Ekspresinya berubah. “Kalian ada di sini?”

“Hyung, tempat apa ini?” tanya Changmin membiarkan Kyuhyun yang berada di sampingnya asyik bercanda dengan Kevin dan Siwon berada di antara mereka. Yunho pun tampak terlibat perbincangan ringan dengan Junsu dan Yuchun. “Ini indah sekali.”

Josh tidak menjawab. Dia menatap wajah-wajah itu satu-persatu sebelum mengalihkan pandangannya ke keadaan di sekeliling mereka. Bahkan Kyuhyun, Siwon, beserta Kevin pun berhenti bercanda dan menatap ke arahnya. Mereka menatapnya, berharap kalau dia tahu dimana lagi mereka sekarang.

Mereka tidak menyangka kalau reaksi Josh justru menunduk, lalu tersenyum lebar sambil mendengus. Senyuman nan melegakan yang jarang dia berikan beberapa waktu belakangan ini.

“I see. So this is the soul space.” gumamnya pelan, namun suaranya ternyata dapat didengar oleh mereka semua.

“Soul space?” tanya Kevin dengan alis bertaut.

Josh kembali mendongak. “A place between our hearts, connected by the crystal.” katanya menjelaskan. “Tempat ini bagaikan sebuah mitos bagi kami para Penjaga.”

“A place between hearts, using crystal as the medium…?” gumam Kevin. Mendadak dia seperti mendapat inspirasi. “Apakah ini karena—“

“Aku yakin begitu.” sela Josh sambil tersenyum lebar. “Aku yakin karena kalian sudah menyentuh kristalku, makanya kalian bisa berada di sini. Kalian tidak melihat anggota Super Junior yang lain, kan?”

Mereka saling bertukar pandang lalu menggeleng.

“That proves it.” kata Josh sambil tertawa. “Selama ini hanya kalian yang menyentuh kristalku.”

“Daniel tidak?” tanya Siwon. Dia sedikit tahu mengenai apa yang terjadi antara Josh dan Daniel di masa lalu. “Kami juga tidak menemukannya.”

 “Dia tidak pernah menyentuhnya. Aku hanya menitipkannya padanya untuk sementara waktu.”

“Tapi bagaimana kita bisa berada di tempat ini?” tanya Yunho.

“Itu mungkin karena Judgment.”

Kedelapan orang itu mengerutkan alis mereka. “Judgment?”

“Katakan padaku, apa tadi kalian melihat apapun yang ada di sekitar kalian kembali seperti semula?” kata Josh.

“Ne.” Mereka lalu kembali berceloteh mengenai kejadian mengagumkan yang mereka lihat barusan, sebelum berada di tempat itu.

“Lalu ada sesuatu seperti cincin cahaya yang mengenai semua orang.” Siwon dan Kyuhyun menjelaskan dengan penuh semangat.

“That’s judgment, a power that restores everything…Mirip seperti Seven Spirits dengan garis emas. Hanya saja ini…agak berbeda.” jelas Josh.

“And by the time it finishes its job, we will…” sela Yunchun.

“…we will back to our world.” kata Josh menenangkan. Dia menatap kedelapan orang yang ada di hadapannya itu dengan sebuah senyuman. “And I think it’s happening now.”

Perlahan, seakan ada kekuatan tak terlihat yang menarik ke delapan anak itu dengan sangat pelan ke atas.

“This is goodbye, then.” kata Josh kemudian. “For most of you.”

Junsu mengerutkan alisnya. “Apa maksudmu?” tanyanya.

“Scelestica has been defeated. You don't need our help anymore.” kata Josh. “You can live without fear of her now.”

Mereka terdiam sejenak, menduga kalau wanita itu sudah tewas. “Apa dia...tewas?” Changmin yang memberanikan diri untuk bertanya.

“No. It seems like...she has been given the second chance.” jawab Josh tenang. Namun ketika melihat ekspresi mereka, dia menambahkan. “Don't worry. She has lost all of her capabilities. She's no longer a witch, just merely a weak human without magical powers.

“Justin took her home, and they must had arrived right now.”

“Yah, Joshua! Datang dan kunjungi kami sekali-sekali.” tukas Kyuhyun, merasa ada yang mengganjal dengan cara Josh mengucapkan salam perpisahan barusan.

Memang benar. Selama ini Josh selalu mengucapkan salam sampai berjumpa kembali, dan belum pernah sekalipun mengucapkan selamat tinggal.

Josh menanggapinya dengan menggeleng pelan. “In all worlds, we guardians are never exist.”

Sebagian dari mereka langsung paham apa maksud salam perpisahannya itu. Mereka semua tampak begitu kecewa dan melontarkan berbagai pendapat mereka namun hanya ditanggapi Josh dengan senyuman; sementara kekuatan yang tak terlihat terus menarik mereka ke atas. Ada beberapa yang mencoba untuk turun kembali namun tidak berhasil. Kekuatan itu terlalu besar untuk mereka lawan.

 

Di luar dugaan, Josh ikut melayang ke atas dan menarik tangan Siwon dan Kyuhyun agar mereka mendekat padanya. Semua orang langsung diam.

Kedua anak itu kaget, tentu saja, namun ekspresi kegembiraan dan kelegaan yang terpancar dari wajahnya membuat mereka penasaran dengan apa yang ingin dilakukannya.

“Mitos mengatakan bahwa soul space merupakan tempat paling aman untuk memberi tahu rahasia. Jadi kurasa aku bisa membagi sedikit rahasiaku kepada kalian.” Dia menarik leher keduanya sehingga telinga mereka berada dekat sekali dengan mulutnya. “Nama asliku adalah…”

* * *

Saat itu di tempat lain yang jauh, dua sosok laki-laki berdiri di sebuah tebing yang tinggi, menatap ke arah pegunungan yang masih diliputi kabut. Udara pagi yang dingin bertiup sepoi-sepoi namun tidak membuat keduanya kedinginan meskipun baju yang mereka kenakan bukanlah baju yang tertutup rapat dan tebal.

“Jadi kita mendapatkan kedua anak itu.” kata laki-laki yang berambut putih.

“Tapi, tuan…Cho Kyuhyun masih…”

“Kemampuannya akan terbangun tidak lama lagi.” tanggap sang lelaki tua. “Walaupun butuh waktu bagi dia dan Siwon untuk benar-benar siap.”

“Apa rencanamu selanjutnya, tuan?” tanya laki-laki lain. Matanya mengarah ke tanah, tak berani menatap sosok yang berada di depannya saat ini.

“Doom mencoba melemahkan kita dengan melakukan sabotase tapi tampaknya rencananya itu justru menyerang balik.” jawab laki-laki berambut putih. Lelaki tua itu diam sejenak sementara yang lainnya tidak berani angkat bicara. “Kita harus bergegas dan mengumpulkan sebanyak mungkin Penjaga. Pergilah dan lakukan tugasmu.”

“Baik.”

Angin lembut yang membawa kabut bertiup pelan dan menutupi lelaki berambut hitam dari pandangan. Ketika kabut menipis, lelaki itu sudah tidak ada di sana; meninggalkan si lelaki berambut putih sendirian di sana.

“Waktunya sudah hampir habis.” gumam lelaki tua itu. “Joshua, waktu pertempuran akhir akan terjadi jauh lebih cepat dari yang kau duga.”

* * *

Siwon mengerjap-ngerjap. Cahaya barusan seakan telah membutakan indra penglihatannya. Setelah matanya menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar, dia memperhatikan semua orang yang telah kembali pada posisi terakhir mereka seperti yang dia ingat sebelum mereka masuk ke soul space. Mereka sama sekali tidak bergerak selama beberapa waktu, seakan sedang berada dalam keadaan terhipnotis.

Di luar sana semua perlahan-lahan kembali normal seperti semula dan suasana mulai ramai. Kondisi jalanan kini tampak seperti hari-hari biasa, seakan pertempuran dahsyat yang berlokasi di sana beberapa jam yang lalu tidak pernah terjadi.

Sekitar dua detik kemudian semua orang lain yang bersamanya mengerjap-ngerjap, dan yang paling pertama menyadari dimana mereka sekarang adalah Jaejung, Yuchun, dan Junsu. Ketiganya langsung mengambil langkah seribu dan pergi dari sana tanpa pamit ketika sadar kalau saat itu mereka berada di dorm Super Junior.

Siwon memandang kepergian ketiga orang itu dengan bingung. Dia lebih bingung lagi ketika semua orang di sana mendadak seakan tidak peduli dan kembali pada aktivitas mereka masing-masing dalam diam.

Yunho dan Changmin, yang mungkin paling terakhir tersadar, tampak bingung dengan lokasi mereka sekarang dan bertanya-tanya bagaimana mereka bisa berada di tempat itu. Tidak mau terlalu pusing dengan hal yang menurut mereka kurang penting, keduanya pun akhirnya meninggalkan tempat itu setelah Changmin menyapa Kyuhyun yang hanya menanggapi sapaannya dengan sebuah lambaian singkat. Kyuhyun kemudian menguap lebar-lebar lalu pergi menuju kamar.

Siwon berputar di tempatnya berdiri sekarang. Apa yang terjadi pada semua orang? Dia merasa bagaikan berada di tengah kumpulan orang asing.

“Siwon-ah, kau tidak ada jadwal hari ini?” tanya Leeteuk, menyadarkannya dari lamunannya.

Siwon semakin bingung, namun berusaha menguasai dirinya sendiri. “Ah, hyung, bagaimana mungkin aku bisa ada jadwal kalau ada kejadian besar seperti tadi?” katanya.

Leeteuk menatapnya bingung, dan ini secara efektif menimbulkan tanda tanya besar di kepala Siwon. “Ada kejadian besar apa?”

Siwon melongo. Ini tidak mungkin. Apa Leeteuk sama sekali tidak ingat kalau baru saja terjadi pertempuran besar di luar sana? Secara refleks dia menunjuk ke luar dengan mulut terbuka, ingin mengatakan sesuatu namun tidak dapat dia lakukan.

“Tidak. Aku tidak punya jadwal.” katanya kemudian, menelan kembali semua kata-kata yang sudah ingin diucapkannya kepada pemimpin

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3