Hope

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

Setelah mampu beradaptasi dengan kondisi sekitar, keempat laki-laki itu baru menyadari kalau saat ini mereka berada di suatu tempat yang sama sekali asing. Mereka bagaikan berada di sebuah dunia yang nyaris tanpa cahaya dan dapat melihat hanya karena adanya beberapa bagian dari tempat itu yang memendarkan cahaya redup. Dunia itu bagaikan dunia manusia pada umumnya. Ada pepohonan kering, semak belukar yang hanya memiliki ranting, bangunan yang rusak, dan jalanan. Namun ada hal lain yang—menurut mereka sangat menjijikan, adalah seluruh tempat itu yang seakan terbuat dari campuran daging. Mereka menduga kalau saat ini mereka berada di dalam sesuatu yang hidup.

Di sekitar mereka terdapat begitu banyak orang yang tergeletak begitu saja. Mereka tertidur namun tidak dapat dibangunkan.

Yang aneh, di atas dada masing-masing orang itu melayang sesuatu seperti gelembung. Gelembung itu bukan seperti gelembung sabun biasa karena secara samar-samar memperlihatkan apa yang sedang dimimpikan oleh orang-orang itu. Mimpi mereka sekilas terlihat indah dan tenang, namun Josh berpendapat kalau di tempat seperti ini jangan terlalu percaya dengan sesuatu yang kelihatannya baik.

“Hyung, kau tahu kalau kami bermimpi, tapi kenapa kau harus bertindak seolah-olah menjadi bagian di dalamnya?” tanya Siwon. Dia sempat melihat Josh menyisipkan sesuatu seperti sebuah botol kecil ke sakunya namun tidak berkeinginan untuk menanyakannya kepadanya. Mungkin itu sebuah benda miliknya “Maksudku, kenapa tidak langsung menarik kami keluar?”

“Aku sudah mencobanya pada Kyuhyun.” jawab Josh. “Tapi sekeras apa pun aku memanggilnya, dia tetap tidak bisa mendengar suaraku.”

“Lalu kau mencoba cara itu.” lanjut Changmin.

“Dan berhasil. Cukup menarik juga.” sambung Kyuhyun. “Dan cerdas.”

“Tough luck. Aku bahkan tidak tahu kalau itu bisa berhasil.”

“Tapi kenapa kau bisa menolong kami sedangkan mereka tidak?” tanya Changmin kemudian. Keempatnya melangkahi puluhan orang menuju suatu tempat yang lebih tinggi.

“Kalian bertiga sudah pernah menyentuh kristalku.” kata Josh enteng. “Dan karena itu juga Siwon dan Kyuhyun bisa masuk ke mimpimu, Changmin.”

“Jadi kita seperti terhubung?” kata Siwon setelah memutar otaknya.

“Memang sulit dipahami, tapi ya. Itu benar.” jawab Josh singkat. Beberapa detik kemudian dia melanjutkan, “Konsepnya sederhana. Terlepas dari apakah seorang Penjaga—yang notabene memiliki kristal—ataukah bukan, jika saja kalian mulai mengenal seseorang, itu artinya hati kalian sudah mulai terhubung. Dan hubungan itu, dalam kasusku sebagai Penjaga, lebih kuat dibandingkan dengan orang biasa sehingga dapat kugunakan untuk menyadarkan kalian dari mimpi itu.”

“Atau membawa kami masuk semakin dalam.” kata Kyuhyun sarkastis. Siwon dan Changmin langsung menegur Kyuhyun yang masih bisa memberikan tanggapan seperti itu di saat seperti ini.

“Ya.” Josh acuh tak acuh. “Tapi aku tidak akan melakukannya. Toh tidak ada faedahnya bagiku.”

Ketiganya mengangguk.

“Lalu ada begitu banyak orang di sini. Bagaimana kau bisa menemukan kami?”

Josh hanya perlu menunjuk ke aksesoris yang sedang mereka kenakan saat itu. Tanpa mereka sadari, baik cincin maupun gelang yang mereka kenakan sedang memendarkan cahaya yang lembut.

“In the dark, Light is easy to find.”

Keempatnya menaiki sesuatu seperti bukit dan tiba di tempat yang cukup tinggi. Perjalanan mereka yang tanpa arah membuat mereka mudah sekali lelah. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.

“Aku bingung kenapa kita punya mimpi yang mirip dengan yang kita inginkan? Apakah berhubungan dengan impian kita?” kata Siwon.

“Kita punya keinginan dan harapan yang berbeda. Cukup masuk akal.” kata Changmin.

“Jadi mimpi yang kita alami hanyalah refleksi dan impian dan harapan kita?” kata Kyuhyun.

Ketiganya asyik berdiskusi, membiarkan Josh yang kini sibuk melihat-lihat kalau-kalau ada jalan keluar dari situ. Dia, walaupun ingin terlibat, namun kemampuan bahasa Korea-nya masih belum dapat mencerna kalimat-kalimat super cepat yang dia dengar dari ketiganya.

“Hyung, apakah betul mimpi yang kami alami adalah refleksi dari impian dan harapan kami?” tanya Siwon. “Tapi ada beberapa bagian yang tidak aku harapkan sama sekali.”

“Itu hanya salah satu trik musuh untuk membuat kalian terus tenggelam dalam mimpi. Karena ketika kalian sudah terjebak dalamnya, kalian akan lebih sulit untuk dibangunkan. Dan setelah itu bisa saja kalian akan terjebak di dalam mimpi buruk yang jauh lebih mengerikan dibandingkan mimpi indah yang kalian alami.” Josh menjawab tanpa menoleh. Dia memandang keadaan sekitar dengan alis bertaut. “Contoh saja, kalian tentunya tidak bisa mengingat hal-hal penting lain kan? Seperti misalnya kau, Siwon. Dalam mimpimu kau telah menikah tapi apakah kau mengingat nama anak dan cucumu?”

Alis Siwon bertaut. Josh benar. Dia tidak ingat sama sekali. Dia merasa waktu hanya melompat lima puluh tahun ke depan.

Melihat tatapan mata Josh, ketiganya ikut menoleh ke arah yang dilihatnya.

Banyak sekali orang-orang—yang notabene masih tertidur—mulai menggeliat gelisah. Mimpi buruk mereka sudah dimulai.

“Apakah ini yang akan terjadi kalau mimpi buruk menyerang kita?” kata Changmin.

Siwon ingin mencoba  membangunkan mereka lagi namun Josh mencegahnya.

“Dalam kasus ini, akan lebih sulit membangunkan seseorang kalau sudah masuk ke dalam mimpi buruk.” kata Josh. “Kau tahu kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka saat ini.”

“Apakah masih ada harapan bagi mereka?” tanya Kyuhyun bergidik ngeri melihat pemandangan itu.

“Tentu saja, dan untuk kita juga. Tapi kita harus secepatnya mencari jalan keluar. Cara tradisional mungkin bisa berhasil dengan mencari sumbernya kemudian menghancurkannya.” jelasnya.

“Kau yakin?”

“For my hope, I think I have to be sure. Even though I’m not sure.” kata Josh. Dia diam sejenak sebelum melanjutkan. We need hope to hold unto. Fighting without hope is not a way to live. It's just a way to die. Tiga kalimat terakhir diucapkannya di dalam pikirannya. Dia butuh Siwon, Kyuhyun, dan Changmin untuk tetap berpikir positif karena itu akan memberinya semangat untuk terus melangkah.

“Your hope?” goda Siwon, tidak biasanya senyum nakal menghiasi wajahnya.

“Yeah, it’s you guys.” jawab Josh datar tanpa menoleh ke arah mereka sama sekali karena sedang sibuk mencari-cari petunjuk.

Ekspresi Siwon langsung berubah. Dia menyadari kese

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3