Sebuah janji

Dangerous Couple

Hyuna segera mengganti pakaiannya dan bersiap pergi untuk mencari hyunseung namun saat ia baru saja akan pergi hyunseung sudah kembali 

 
 
"Oppa ?!"
 
"Hyuna ? Ada apa ?" Tanya hyunseung yang bingung melihat ekspresi wajah hyuna yang terlihat panik 
 
"Oppa, apa kau tertangkap?? Lalu.. Lalu bagaimana kau bisa kembali??!" 
 
"Tertangkap? Maksudmu? Tunggu, ayo kita masuk dulu" 
 
Hyunseung mendudukan hyuna di sofa dan memegang sebelah tangannya mencoba menenangkan hyuna 
 
"Hyuna apa yang kau bicarakan?"
 
"Tunggu, jangan bertanya dulu biarkan aku yang bertanya.. Apakah oppa tertangkap polisi ?"
 
"Polisi?"
 
Hyunseung terlihat bingung sepertinya ia belum mengetahui berita tentang dangerous couple 
 
"Jadi oppa tidak tertangkap kan?!"
 
"Tidak sayang, aku baik-baik saja ada apa ini?"
 
Hyuna memeluk hyunseung erat dan hyunseung hanya membalas pelukannya tanpa bertanya lagi sedangkan ia sendiri masih kebingungan 
 
 
"Oppa , tadi di tv menayangkan berita jika polisi sudah menangkap salah satu dari kita makannya aku panik" 
 
"Menangkap? Tidak sayang.. Aku bahkan baru mendengar ini, mereka sepertinya salah orang" 
 
"Aku senang sekali ternyata bukan oppa yang tertangkap, lalu siapa yang polisi tangkap ? Apakah anak buah choi?"
 
"Entahlah, tapi sepertinya keadaan mulai tidak aman , kita harus lebih berhati-hati lagi karena sepertinya diluar saja banyak yang menggunakan nama kita untuk keperluan mereka sendiri"
 
"Kau benar oppa, oppa aku mohon aku ingin kita hidup normal seperti oranglain, aku mohon berhentilah melakukan pekerjaan itu" 
 
"Iya hyuna , aku berjanji" 
 
"Lalu oppa kau dari mana saja ? Kenapa panggilanku tidak diangkat?"
 
"Aah itu .. Ponselku tertinggal sayang, sepertinya ada didalam kamar apa kau tidak melihatnya ? Dan tadi aku dari sini" Hyunseung memperlihatkan contoh baju pernikahan yang nanti akan dikenakan mereka 
 
"Oppa? Kau.. Sudah menyiapkan ini?" 
 
"Iya , kau suka ? Pilih saja yang kau suka"
 
"Oppa.. Saranghae" ujar hyuna dengan mata yang berbinar
 
"Nado saranghae (aku juga mencintaimu) hyuna" dan mereka saling berpelukan dengan hyuna merebahkan kepalanya didada hyunseung
 
 
Hyunseung terlihat cemas ia tak bisa tidur beberapa kali hyuna mendengar hyunseung menghembuskan nafasnya kasar lalu ranjang itu bergerak terus
Hyuna akhirnya membalikkan tubuhnya dan melihat hyunseung yang masih membuka matanya dan menatap kosong pada langit-langit
 
 
"Waeyo?" 
 
"Aku tidak bisa tidur" 
 
"Hm? Kenapa oppa ?"
 
"Aku merindukanmu" 
 
Hyuna mengernyit mendengar ucapan hyunseung 
 
"Kenapa merindukanku? Aku kan dari tadi disini" 
 
"Masa kau tidak mengerti" 
 
Hyuna memutar malas kedua matanya akhirnya ia mengerti maksud hyunseung, hyuna pun mendekati hyunseung dan memeluknya 
 
"Tidurlaah sudah malam oppa" 
 
Hyunseung tersenyum dengan nakalnya dan mencoba memejamkan kedua matanya dipelukan hyuna 
 
Walaupun aku tidak bisa menyentuhnya tapi setidaknya aku masih bisa mencium aroma tubuhnya 
 
"Kalau begini kan aku bisa tidur dengan nyenyak" gumamnya namun hyuna bisa mendengarnya 
 
"Tidurlah!"
 
Hyunseung pun akhirnya diam dan mencoba tidur hingga akhirnya ia tertidur pulas 
 
 
 
Pukul 08.00am ksl
Distrik Gangnam House 
 
 
Hyuna yang sedang membereskan rumah tertegun saat hyunseung tiba-tiba memeluknya dari belakang dengan mata yang terpejam dan rambut berantakan 
 
"Omo! Oppa kau mengejutkanku, tumben sekali sudah bangun" 
 
Namun hyunseung tak menjawabnya dan hanya memejamkan matanya dengan tetap memeluk hyuna dari belakang , hyuna yang sedang mengepel lantai pun mulai merasa berat karena hyunseung yang memeluknya 
 
 
"Oppa ish.. Oppa bangunlah jika masih mengantuk tidurlah dikamar"
 
"Ayo kita menikah sekarang" gumamnya 
 
"Ishh oppaa.. Kembalilah kekamar, kau itu berat!"
 
Hingga akhirnya hyuna terjatuh kedepan dengan hyunseung menindihnya , hyunseung segera terbangun dan tersadar ia melihat hyuna meringis kesakitan karena lutut dan siku tangannya terbentur ke lantai hyunseung segera memegang siku tangan hyuna yang sakit dan mengusapnya 
 
 
"Hyuna ,omo .. Maafkan aku maaf sayang" 
 
 
Hyuna tertawa kecil dan membalikan tubuhnya hingga berhadapan dengan hyunseung dan memegang kedua pipinya 
 
"Kalau mengantuk kenapa kau bangun ? Tidurlah" 
 
"Aku.. Merindukanmu" 
 
Hyuna menarik tengkuk hyunseung dan mereka berciuman diatas dinginnya lantai hingga terpaksa mereka harus berhenti karena suara bell rumah mereka berbunyi 
 
"Oppa ? Kau mengundang seseorang ?"
 
"Tidak"
 
"Tunggu, bagaimana jika polisi ?"
 
"Aku akan memeriksanya" 
 
Hyunseung pun melihat siapa diluar sana dengan melihatnya lewat jendela seouhyun? Bagaimana bisa dia ada disini?
 
"Hayyyy selamat pagi!"
 
"Seohyun bagaimana kau bisa kemari?"
 
"Maaf , aku.. Eum"
 
"Masuklah apa kau bersama ibu?"
 
"Ani, aku sendiri"
 
"Eum, masuklah" 
 
"Oppa.. Siapa yang datang? Oh?? Kau?"
 
Seohyun tersenyum kecil dan merasa tak enak pada hyuna mengingat kejadian tempo hari karena ia telah berbohong pada hyunseung dan membuatnya harus kembali kerumah dan hyuna yang mendapatkan hinaan dari bibinya 
 
"Hyuna , maaf .. Aku kemari ingin meminta maaf, karena hyunseung tidak juga mengangkat panggilanku"
 
"Tak apa seohyun, duduklah aku akan buatkan minum" 
 
Setelah seohyun duduk hyunseung masih menatap penuh curiga pada seohyun membuat seohyun merasa canggung 
 
"Rumahmu nyaman , dan besar..." Gumamnya 
 
"Terimakasih, hyuna yang memilihnya" 
 
"Kekasihmu memang pandai memilih rumah, seleranya tinggi sekali"
 
"Ne , kenapa kau kemari ?"
 
"Kan sudah kukatakan aku ingin meminta maaf khususnya pada hyuna , aku merasa tidak enak.. Dan kau juga tidak mengangkat panggilanku membuatku semakin merasa bersalah"
 
"Ya kau memang harus merasa bersalah" 
 
Seohyun mengerucutkan bibirnya sebal lalu hyuna tiba dengan tiga cangkir teh manis 
 
"Terimakasih hyuna , maaf merepotkanmu" 
 
"Gwaenchana" 
 
"Hyuna , aku kemari benar-benar ingin meminta maaf .. Aku merasa tidak enak, sekali lagi aku minta maaf ini semua salahku joesonghamnida (mohon maaf)"
 
"Tidak apa-apa seohyun, semuanya sudah terjadi lagi pula aku tau niatmu baik"
 
"Terimakasih hyuna kau memang wanita yang baik" 
 
"Oh ya hyunseung.. Kau tau tidak soal dangerous couple ?"
 
Hyuna dan hyunseung terkejut lalu saling berbalas tatapan dan mengangguk 
 
"Katanya salah seorang dari mereka sudah tertangkap, tapi sepertinya jika salah seorangnya lagi belum tertangkap seoul tidak akan aman, dan aku lihat kalian belum menyewa penjaga dirumah kalian, rumah kalian kan besar dan kalian hanya tinggal berdua apa kalian tidak takut menjadi incaran dangerous couple ?"
 
"Kami tidak takut" jawab hyunseung cepat 
 
"Iya seohyun , tenang saja hyunseung oppa pasti bisa menjagaku" ujar hyuna 
 
"Yaa aku mengerti, tapi apa salahnya kan menyewa penjaga? Betul kan?"
 
Hyuna tersenyum kecil dan mengangguk lalu kembali melirik hyunseung yang masih diam 
 
 
Hyuna dan hyunseung pun memberitahukan pada seohyun jika mereka akan segera menikah dan seohyun sangat menyetujui keputusan mereka walaupun mungkin ibu hyunseung tidak akan menyetujuinya tapi mereka akan tetap melaksanakan pernikahan mereka secepatnya 
 
 
Setelah berbincang cukup lama akhirnya seohyun pulang , hyuna menatap hyunseung membuat hyunseung ikut menatapnya 
 
"Ada apa sayang?"
 
"Oppa, apakah akan baik-baik saja jika nanti ibumu tau kita menikah ? Ibumu pasti akan sangat marah padaku" 
 
"Hyuna , selama ini aku tinggal bersamamu aku memang menyayangi ibuku tapi.. Ibuku tidak bisa melarangku untuk menikahi wanita yang sangat aku cintai" 
 
Hyuna tersenyum haru dan menghambur kepelukan hyunseung 
 
 
 
"Ah panas !!" Hyuna terkejut saat sedang memasak ayam tangannya terkena cipratan minyak panas
 
"Ada apa ? Hyuna ?" Hyunseung yang sedang duduk di kursi kitchen terkejut dan langsung menghampiri hyuna 
 
"Astaga sini" hyunseung segera memegang tangan hyuna dan mengarahkannya pada keran air dan menyalahkannya hyuna banya tertawa melihat kepanikan hyunseung 
 
"Kenapa tertawa?"
 
"Oppa.. Ini tidak apa-apa hanya luka bakar kecil" 
 
"Luka bakar kecil ?! Sudah tunggu disini" hyunseung membawakan obat untuk dioleskan pada luka ditangan hyuna 
 
"Sakit ?"
 
Hyuna tersenyum dan menggelengkan kepalanya 
 
"Biasa saja" jawabnya
 
"Lain kali hati-hati" 
 
Hyuna mengangguk cepat dan mengalengkan kedua tangannya dileher hyunseung dengan manjanya 
 
"Aku suka saat kau mengkhawatirkanku" 
 
Hyunseung hanya tersenyum kecil menatap hyuna yang berguntai manja padanya 
 
"Aku tidak mau kau terluka sedikit pun" hyunseung menarik tengkuk hyuna dan mengecup bibirnya 
 
 
"Oppa ! Cepat kemari !" Teriak hyuna
 
"Ada apa ?" Hyunseung yang baru saja keluar dari dalam kamarnya langsung duduk disamping hyuna dan melihat televisi yang menayangkan berita dangerous couple 
 
 
"Oppa , bagaimana ini? Sepertinya polisi masih terus mencari keberadaan kita, dan anak buah choi ada yang tertangkap bagaimana jika mereka memberitahukan identitas kita ?"
 
"Aku rasa tidak, karena bagaimana pun juga jika dia memberitahukannya dia akan berhadapan dengan choi, bagaimana pun juga kita adalah bekas anak buahnya dan jika kita tertangkap maka choi juga dalam masalah besar" 
 
"Hm kau benar oppa, tapi aku rasa ini bukan keputusan yang tepat" 
 
"Maksudmu?"
 
"Rumah ini, aku rasa kita harus menjualnya aku hanya merasa tidak aman jika kita tinggal dirumah kita sendiri , bagaimana pun juga kita ini mantan brandal dan tidak bisa tinggal berlama-lama disatu tempat kan oppa" 
 
"Kau benar hyuna , kenapa aku baru terfikir kesana , yasudah aku akan segera mencari orang yang mau membeli rumah ini dan kita cari tempat persembunyian yang lebih aman, tapi kau tidak apa-apa jika kita menjual rumah ini? Bukankah kau ingin kita memulai hidup baru dirumah ini sayang?"
 
Hyuna tersenyum pahit dan membuang nafasnya panjang lalu melirik seluruh ruangan 
 
"Ya kau benar oppa, tapi bagaimana lagi kita memang harus meninggalkan rumah ini kan?" 
 
"Aku berjanji , hidup kita akan berubah dan jauh lebih baik setelah ini" hyunseung memegang kedua pipi hyuna dan menariknya kedalam pelukannya 
 
 
 
 
Pukul 10.35pm ksl
Distrik Gangnam House
 
 
"Oppa , jika kita sudah menikah nanti , kau ingin punya anak perempuan atau laki-laki?" Tanya hyuna dengan merebahkan kepalanya di dada hyunseung 
 
"Eumm .. Aku ingin perempuan supaya anak kita nanti cantik dan kuat sepertimu" 
 
"Eey.. Bagaimana jika nanti anak kita laki-laki ?"
 
"Eum entahlah.. Aku hanya takut dia akan nakal sepertiku" 
 
Hyuna tertawa kecil lalu mendongakan kepalanya menatap hyunseung 
 
"Oppa, saranghae" 
 
"Nado saranghae" hyunseung menundukan kepalanya dan mencium bibir hyuna, hyuna mengambil sebelah tangan hyunseung yang lebih besar dari tangannya itu dan memainkan jari-jarinya
 
"Oppa berjanjilah akan selalu menjagaku dan bersamaku hingga kau tua nanti"
 
"Pasti sayang , aku akan selalu menjagamu sampai salah seorang dari kita mati" 
 
Tiba-tiba hyuna menitikan air matanya dan terdiam 
 
"Kau menangis ?" 
 
Hyuna menggelengkan kepalanya dengan kedua tangannya yang terus memainkan jari-jari tangan hyunseung 
 
"Kau menangis sayang, ada apa ?" Hyunseung memegang pipi hyuna dan memegang dagunya agar mendongakan kepalanya untuk menatapnya 
 
"Oppa .. Aku takut" 
 
"Apa yang kau takutkan ?"
 
"Aku takut aku yang tidak bisa berjanji padamu" 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya walaupun kamar itu gelap tapi hyuna bisa melihat raut bingung dan terkejut hyunseung 
 
"Maafkan aku oppa" 
 
"Hyuna ada apa ?" 
 
"Aku hanya takut aku tidak bisa berjanji padamu untuk selalu berada disampingmu" lirihnya 
 
 
Hyunseung mulai merasa cemas dan menggerakan sedikit tubuhnya untuk menghilangkan ketegangan ditubuhnya 
 
"Kenapa ? Kenapa kau tidak bisa berjanji?"
 
"Bagaimana jika aku mati besok? Atau.. Malam ini?" 
 
 
Hyunseung kembali merasa cemas dan terkejut mendengar ucapan hyuna yang benar-benar membuatnya merasa takut 
 
"Kau akan baik-baik saja" 
 
Hyuna kembali menggelengkan kepalanya 
"Aku rasa tidak" gumamnya 
 
Hyunseung memejamkan kedua matanya ia tak bisa membayangkan jika hidup tanpa hyuna yang sangat dicintainya ia tak akan membiarkan pemikiran hyuna sampai menjadi kenyataan ia akan jauh lebih menjaga hyuna mulai saat ini 
 
"Selamat tidur oppa" Hyuna yang merebahkan kepalanya didada hyunseung akhirnya tertidur , hyunseung masih terjaga ucapan hyuna terus terngiang-ngiang dikepalanya apa jadinya diriku tanpa hyuna , lebih baik aku mati dari pada aku hidup tersiksa tanpa wanita ini disisiku lagi , aku mencintaimu lalu hyunseung mengecup kepala hyuna yang tertidur didada bidangnya
 
 
Sesaat mereka tertidur dengan hyunseung yang memeluk tubuh hyuna kembali lagi sepertinya ada anak buah choi yang datang kerumah mereka
 
Terdengar suara keras pintu yang didobrak membuat mereka langsung terjaga dan saat hendak mengambil senjata mereka keduanya terlambat choi dan anak buahnya sudah menodongkan pistol ke arah mereka 
 
 
"Choi?!" Gumam hyunseung 
 
"Hallo anak-anakku, lama tidak berjumpa" ujarnya dengan smirknya 
 
"Choi apa yang kau inginkan ?! Bagaimana kau tau keberadaan kami?!" Tanya hyuna 
 
"Oh hyuna .. Sepertinya kau sudah lupa siapa aku, aku bisa dengan mudahnya mencari dirimu dan kekasihmu .. Sayang, apa kau tidak merindukanku hm? Bawa mereka!" 
 
Anak buah choi langsung menarik paksa hyuna dan hyunseung untuk ikut bersama mereka namun hyunseung langsung melawan begitu pun dengan hyuna kekuatan anak buah choi memang tidak sepadan dengan hyuna dan hyunseung hingga mereka bisa terlepas dari cengkraman anak buah choi 
 
"Jangan harap kau bisa membawa kami" ujar hyunseung yang menatap tajam pada choi 
 
Choi tertawa meremehkan dan menodongkan pistol ke arah hyunseung, hyuna membulatkan kedua matanya dan hendak berlari ke arah choi namun tiba-tiba saja anak buah choi menusuk perut hyuna 
 
 
"Hyuna !" Teriak hyunseung sesaat semuanya terdiam melihat hyuna yang perlahan ambruk kelantai dengan memegang pisau yang menusuk di perutnya 
 
 
"Oppa.." Lirihnya dan terjatuh kelantai dengan darah yang mulai membasahi lantai
 
"Kurang ajar ! Akan kukirim kalian semua kenereka!" Tanpa ampun lagi hyunseung berlari ke arah choi yang sedang lengah dan mengambil alih pistolnya ia tembakan ke arah choi namun anak buahnya segera menghalanginya hingga akhirnya bahu hyunseung tertembak dan saat anak buah choi akan membunuhnya choi segera menahannya dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa hyuna 
 
 
"Lepaskan dia ! Apa yang kalian lakukan lepaskan dia !" Ujar hyunseung yang meringis kesakitan pada bahunya yang tertembak dan lengannya yang tertusuk 
 
 
Hyuna yang masih sadarkan diri mencoba melepaskan dirinya dari anak buah choi yang membawanya namun ia tak memiliki cukup tenaga karena darahnya yang terus mengalir 
 
 
"Oppa.." Lirihnya dan akhirnya ia tak sadarkan diri 
 
"Kalian ! Urus dia !" Perintah choi pada anak buahnya untuk menyingkirkan hyunseung tanpa membunuhnya 
 
 
 
🔥🔥🔥
 
 
Hyunseung terbangun dan menyadari dirinya sedang tertidur dirumah sakit ia segera bangun namun ia meringis kesakitan pada perutnya ternyata perutnya terluka akibat pukulan yang sangat kuat hingga menimbulkan luka dalam 
 
Seohyun pun tiba dan segera menghampiri hyunseung 
 
 
"Hyunseung? Oh jangan bangun .. Istirahatlah kau harus banyak istirahat" 
 
"Seohyun? Kau ... Disini?"
 
"Iya , aku yang membawamu kemari , aku menemukanmu terluka parah dirumahmu" 
 
"Lalu.. Dimana hyuna?"
 
"Hyuna ? Aku tidak tau.. Saat aku kerumahmu aku tidak menemukan hyuna disana aku fikir hyuna sedang tidak ada dirumah, hyunseung sebenarnya apa yang terjadi ? Apa rumahmu di bobol maling ? Kau tenang saja polisi sedang mengurusnya"
 
"Apa ?? Polisi?!"
 
"Iya , ada apa ?"
 
"Kenapa kau menghubungi polisi ?!"
 
"Ne ? Ya.. Lalu apa yang harus aku lakukan lagi selain menelfon polisi ? Pintu rumahmu rusak dan kau kritis dan tidak sadarkan diri lalu apa yang harus aku lakukan ?"
 
"Lalu apa ibu tau semua ini?"
 
"Aku belum memberitahu bibi, aku takut bibi terkejut mendengar berita ini" 
 
"Bisa kau membantuku? Jangan beritahukan semua ini pada ibu, kumohon bisakah ?"
 
"Ne , aku tidak akan beritahukan pada bibi, lalu dimana hyuna ?"
 
"Dia .. Dia dibawa oleh.."
 
Tunggu, aku tidak bisa memberitahukan semuanya pada seohyun , bagaimana pun juga seohyun tidak tau jika aku dan hyuna adalah buronan
 
"Ada apa hyunseung? Hyuna baik-baik saja kan?"
 
"Eum dia.. Dia sedang pulang kerumahnya ibunya , dan .. Aku fikir dia sudah kembali"
 
"Aah begitu, kalau begitu apakah kau mau aku menghubunginya ? Aku rasa dia akan sangat cemas" 
 
"Tidak .. Justru itu aku tidak mau membuatnya cemas"
 
"Tapi hyunseung dia kan calon istrimu"
 
"Tidak seohyun, aku yang akan mengabarinya nanti, terimakasih"
 
"Yasudah kalau begitu, ah ini kau harus makan tadi suster membawa makan siangmu tapi kau belum sadarkan diri , ayo makanlah aku akan menyuapimu" 
 
"Hm? Ada apa ? Kau harus makan" ujar seohyun karena hyunseung tak mau membuka mulutnya dan melamun kosong 
 
"Aku tidak ingin makan saat ini"
 
"Kenapa ?kau harus makan"
 
"Maafkan aku seohyun, aku sedang tidak ingin makan apa pun saat ini" 
 
"Yasudah , kalau begitu minumlah kau belum makan dan minum apa pun dari kemarin" 
 
 
Hyuna, tenanglah sayang aku akan menjemputmu aku berjanji
 
 
 
Jimin masuk kedalam kamar dimana hyuna masih tidak sadarkan diri diatas ranjang dengan diam-diam ia memastikan keadaan hyuna 
 
Sepertinya dia masih belum sadar, semoga dia baik-baik saja dan akan segera sadar .. Aku harus menyelamatkannya tapi bagaimana
 
"Jimin? Apa yang kau lakukan disini?" 
 
Jimin terkejut saat salah seorang anak buah choi melihatnya ada didalam kamar hyuna 
 
"Oh tidak aku hanya ingin melihat keadaannya tadi boss yang memerintahkanku untuk melihat keadaannya , tapi hyuna belum sadarkan diri" jawabnya bohong 
 
"Begitu, keadaannya kritis dia akan pingsan cukup lama" 
 
"Ya aku tau, kenapa tidak dibawa kerumah sakit ? Ini bisa mengancam nyawanya" 
 
"Entahlah boss yang meminta untuk jangan dibawa kerumah sakit , dan kudengar katanya saat hyuna sadar nanti dia akan menikahinya" 
 
"Apa?!" 
 
"Ada apa ?" Tanya anak buah choi dengan raut bingungnya melihat jimin terkejut 
 
"Tapi.. Ah ani, eum tidak apa-apa" 
 
"Yasudah kalau begitu lebih baik kau keluar sekarang" 
 
"Ne" 
 
Jimin kembali melirik hyuna yang masih tak sadarkan diri dan wajahnya semakin pucat 
 
Dimana hyunseung? Aku harap dia akan segera kemari dan membawa hyuna pergi, maafkan aku hyunseung aku tidak bisa melakukan apa pun 
 
 
sudah dua hari lamanya hyunseung dirawat dirumah sakit hingga akhirnya polisi datang menemuinya ia cukup terkejut namun ia berusaha terlihat tenang 
 
"Selamat siang tuan jang, bagaimana keadaan anda ?"
 
"Selamat siang, sudah lebih baik"
 
"Kami senang mendengarnya , ada yang ingin kami tanyakan" 
 
Seketika hyunseung merasa sangat gugup namun ia pandai dalam menyembunyikan rasa gugupnya dibalik wajahnya yang dingin 
 
"Ada apa ?" 
 
"Kami ingin menanyakan apa anda masih ingat sebenarnya apa yang terjadi sebelum anda tidak sadarkan diri, apa anda ingat bagaimana wajah orang yang masuk kedalam rumah anda ? Dan apa mereka sempat mengatakan sesuatu? Lalu dimana kekasih anda ?"
 
 
Sialan! Aku harus tetap terlihat tenang.. 
 
"Aku.. Tidak ingat, aku tidak ingat wajah mereka dan .. Mereka tidak mengatakan apa pun, dan soal kekasihku dia kebetulan sedang tidak ada dirumah saat itu" 
 
"Kalau begitu apa anda memiliki musuh? Atau lawan dalam pekerjaan anda ?"
 
"Tidak" 
 
"Ini sangat membingungkan karena saat kami memeriksa rumah anda tidak ada yang hilang atau kerusakan selain pintu rumah anda" 
 
"Ya , sepertinya mereka tidak menyukaiku tapi aku tidak merasa memiliki musuh" jawabnya santai 
 
"Baiklah kalau begitu hanya itu yang ingin kami tanyakan, kami akan terus menelusuri masalah ini" 
 
"Eum tidak.. Maksud saya .. Bisakah saya minta pada kalian untuk tidak usah menindak lanjuti masalah ini? Karena .. Aku sudah baik-baik saja , dan kami tidak kehilanan barang apa pun" 
 
"Tapi tuan.."
 
"Bisakah anda membantu saya? Saya tidak mau masalah ini menjadi panjang, saya akan baik-baik saja"
 
"Baiklah kalau begitu tuan, kami permisi" 
 
"Ne kamsahamnida"
 
 
Sekarang aku harus mencari hyuna , aku tidak bisa terus diam disini sedangkan aku tidak tau dimana keberadaan kekasihku dan bagaimana keadaannya, ya aku harus pergi mencarinya sekarang juga 
 
 
Hyunseung melepas infuse ditangannya dan berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya ia pun mengenakan masker untuk menutupi wajahnya agar suster yang menanganinya tidak melihatnya 
 
 
Hyunseung berhasil keluar dari rumah sakit dan ia segera memanggil taksi untuk kembali kerumahnya lalu ia memakai mobilnya sendiri untuk mencari hyuna 
 
 
 
"Bagaimana keadaannya ? Apa hyuna sudah sadarkan diri ?"
 
"Belum boss , hyuna masih tidak sadarkan diri , dan tubuhnya semakin dingin"
 
Choi menarik nafasnya dalam dan menunduk dengan duduk dikursi kebesarannya 
 
"Aku akan menemuinya nanti sore" 
 
"Boss , maaf sebelumnya apa lebih baik kita panggil dokter saja ? Karena sepertinya keadaannya semakin buruk" 
 
"Tidak, jika memanggil dokter itu sama saja orang luar akan mengetahui keberadaan kita" 
 
"Tapi boss .. Maaf jika saya lancang tapi hyuna harus segera mendapatkan perawatan medis jika hanya diobati oleh obat yang ada sepertinya tidak cukup membantu karena sampai saat ini hyuna belum sadarkan diri" ujar anak buah choi yang tak lain adalah jimin dan taehyung 
 
"Kau benar, kalau begitu bawa hyuna ke apartementku dan panggil dokter" 
 
"Baik boss" jimin dan tae saling melirik dan tersenyum lega akhirnya mereka berhasil membujuk choi untuk memanggil dokter 
 
"Hyuna , tenanglah kau akan baik-baik saja kami akan selalu menjagamu" bisik tae sebelum membawa hyuna pergi 
 
"Tae ayo" ujar jimin 
 
Taehyung mengangguk dan menggendong hyuna yang masih tak sadarkan diri untuk membawanya pergi ke salah satu apartement milik choi 
 
 
"Apa dia akan baik-baik saja ? Maksudku apa dia akan bertahan?" Tanya choi yang terlihat cemas memperhatikan hyuna yang masih tak sadarkan diri di pangkuannya 
 
"Maaf boss kau bisa merasakan detak jantungnya" jawab jimin sambil tetap fokus pada kemudinya 
 
 
Jimin dan taehyung melirik choi dari kaca spion ia terlihat kikuk untuk memegang dada hyuna untuk memastikan detak jantungnya tae dan jimin hanya mencoba menahan tawanya pertama kalinya mereka melihat boss mereka yang selalu terlihat dingin dan serius itu menjadi kikuk 
 
 
"Boss kau bisa memastikannya lewat denyut nadinya saja" ujar taehyung mencoba mempermudah choi 
 
"Kau benar" choi langsung memegang pergelangan tangan hyuna dan merasakan denyut nadinya 
 
"Denyut nadinya normal, kuharap dia bertahan" 
 
Mereka pun sampai di apartement milik choi hari sudah malam dan tidak terlalu banyak orang yang lalu lalang disana membuat mereka cukup leluasa membawa hyuna yang tidak sadarkan diri untuk masuk kedalam kamar apartementnya hingga mereka sampai choi dengan hati-hatinya merebahkan tubuh hyuna di ranjangnya
 
 
"Apa kalian sudah menghubungi dokternya ?"
 
"Sudah boss" jawab jimin 
 
Tak lama kemudian dokter pria itu tiba dan taehyung segera mempersilahkannya untuk masuk dan memeriksa hyuna 
 
"Ya ya ! Apa yang kau lakukan ?" Tanya choi saat melihat dokter itu menempelkan stetoskop di dada hyuna
 
"Saya sedang memeriksanya tuan"
 
"Boss, dokter hanya menyelesaikan tugasnya" bisik taehyung 
 
Choi langsung diam dan mengangguk kaku namun tatapannya tetap intens memperhatikan setiap gerak gerik dokter pria yang terlihat masih muda itu
 
 
"Keadaannya sangat lemah, ia harus mendapatkan perawatan yang lebih serius , belum lagi luka di perutnya cukup dalam dan harus segera ditangani dengan jalan operasi, lukanya semakin parah" 
 
"Operasi ? Baiklah lakukan operasinya sekarang juga apa bisa ? Maksudku hari ini aku akan membawanya kerumah sakit dan apa kau bisa melakukan operasinya malam ini juga ?"
 
"Maaf tuan tapi untuk melakukan operasi ada beberapa prosedur yang harus diikuti kalau begitu mari bawa nyonya hyuna kerumah sakit sekarang karena keadaannya semakin lemah" 
 
"Tapi hyuna masih bisa selamat kan ?"
 
"Kemungkinannya sangat kecil tuan , karena lukanya yang cukup dalam dan hyuna yang berhari-hari tidak sadarkan diri membuatnya tidak mendapatkan asupan gizi dan makanan membuat keadaannya semakin lemah"
 
"Yasudah ayo kita kerumah sakit" choi segera membawa hyuna kerumah sakit tae dan jimin saling berbalas tatapan mereka yakin sekali jika kali ini choi benar-benar merasakan jatuh cinta karena selama ini mereka belum pernah melihat choi secemas ini , belum lagi dulu saat kekasih choi mengalami kecelakaan ekspresi wajah choi tetap dingin tapi kali ini melihat hyuna kritis wajahnya pucat dan panik 
 
 
"Hyunseung ... Uh? Hyunseung ?" Seohyun baru tiba dan tidak menemukan hyunseung disana ia mencari kedalam kamar mandi ia menemukan pakaian pasiennya hyunseung disana 
 
"Astaga ! Dia pasti kabur, hyunseung!!" 
 
 
Hyunseung melaju cepat dengan mobil hitamnya dengan sebelah tangannya yang memegang perutnya yang terasa nyeri akibat luka dalamnya yang belum pulih dibagian perutnya namun itu semua tidak menghalangi tekad hyunseung untuk menemukan kekasihnya 
 
 
Awas kau choi! Saat aku menemukanmu akan kuhajar kau! Dan jika sampai sesuatu terjadi pada hyuna akan ku kirim kau ke neraka !
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 25: Makasih thor! Makasih udah buat ending kayak gini T.T
Troubleshipper #2
Lega dkit sih hyuna hyunseung udah kmbali. Tapi feelingku mslh msih bnyak... T.T
Troubleshipper #3
Chapter 19: Trouble.. Trouble.. Mssalah mkin bnyak thor.. Ane bperr T.T
Troubleshipper #4
Chapter 14: Saya yg sakit hati hyunseung mau nikah T.T.
Troubleshipper #5
Chapter 13: Wlwkwk.. Ngakak subuh2 pas baca "kantung" hyuna. Btw, happy birthday unni.
Exquisitely #6
Great Looking Plot~
Troubleshipper #7
Chapter 10: Ah... Author jdi balik ke chap 1 lagi kannn.. Ah chanyeol siapa?? Hahaha..
Troubleshipper #8
Chapter 9: Aku pikir ini chap penuh dgn kesedihan.. Tapi ternyata diluar dugaaan. Emosi reader dibuat naik turun.. Daebak author! Gomawo udh updte..
Troubleshipper #9
Chapter 6: Diawal udah dibuat ketawa pas hyunseung oppa jadi malas karena hukumannya.. Aku sukses banget bayangin wajahnya, hahha.. Tapi diakhir dibuat khawatir juga, ah entahlah thor.. Yg pnting Next.. Hehe
Troubleshipper #10
Chapter 3: Tiap dialog mereka, feel nya dapet bgt.. Ucapan hyunseung terkesan dingin, agak cuek.. Tp syang sama hyuna. Wkwk, aku sok tau..

Smgt thorr..