Run

Dangerous Couple

"Oppaa .. Oppa" Hyunseung terbangun dari tidurnya mendengar hyuna bergumam ia segera membangunkan hyuna hingga Hyuna terbangun 

 
"Sayang ada apa ? Kau bermimpi apa ?"
 
"Oppa , aku bermimpi polisi akan segera kemari"
 
 
Hyunseung terdiam selama ini dugaan hyuna jarang sekali meleset ia menjadi cemas jika mimpi itu akan menjadi kenyataan bagaimana pun juga ia tau jika wanita yang menjadi kekasihnya ini memiliki kelebihan bisa melihat masa depan ia bisa tau apa saja yang akan terjadi kedepannya entah muncul pada firasatnya , dalam mimpi, atau pun tiba-tiba muncul dalam fikirannya
 
 
 Tiba-tiba saja ponsel hyunseung berbunyi panggilan dari choi seung hyun 
 
 
"Ya hyung"
 
"Hyunseung cepatlah kalian berkemas polisi akan memeriksa apartement kalian, untuk sementara ini kalian tinggalah di markas hingga situasi aman, cepat"
 
"Baik hyung , terimakasih"
 
 
"Ada apa oppa ?"
 
"Hyuna kita harus cepat pindah dari sini, polisi akan segera kemari"
 
"Apa?!"
 
"Tadi choi hyung menelfon katanya kita harus segera pindah untuk sementara ini kita akan tinggal dimarkas hingga situasi aman" 
 
"Yasudah ayo"
 
 
Mereka segera membereskan barang-barang mereka tanpa ada yang tertinggal dengan secepat yang mereka bisa tiba-tiba terdengar suara bell hyuna dan hyunseung sesaat saling bertatapan berfikir jika polisi sudah datang 
 
 
Hyunseung segera mengeceknya lewat layar monitor ia bernafas lega ternyata bukan polisi yang datang melainkan temannya yang tak lain adalah anak buah choi juga ia segera membuka pintunya dan menyuruh jimin taehyung dan jessie masuk 
 
 
"Ada apa kalian kemari ?"
 
"Boss meminta kami untuk membantu kalian" Jawab jimin 
 
"Ah kalau begitu ayo" 
 
 
Mereka segera membantu hyuna dan hyunseung mengepak seluruh barang-barang dan ternyata tak hanya mereka tetapi  ada dua orang anak buah lagi dibawah sana yang sudah menunggu didalam mobil sambil memastikan polisi belum tiba
 
 
Setelah semuanya selesai dipack mereka langsung keluar dan turun namun langkah hyuna tiba-tiba terhenti 
 
"Tunggu! Aku lupa sesuatu, kalian bawa ini aku akan menyusul" Hyuna menyimpan bawaannya dan segera berlari kembali kedalam apartementnya ia membuka laci kecil berisi kalung yang pernah hyunseung berikan dulu padanya yang bahkan harganya sangat murah karena pada saat itu hyunseung membelinya dengan uang yang ia tabung sendiri setelah ayahnya mencabut  seluruh fasilitasnya
 
 
Setelah mengambilnya ia segera keluar dan berlari kecil mengejar hyunseung dan teman-temannya 
 
 
Mereka akhirnya sampai dimobil dan langsung melaju menuju markas ditengah malam hari itu mereka bisa melaju cepat menuju markas 
 
 
"Kita selamat" ujar hyuna 
 
"Iya beruntung saja boss mengetahui jika polisi mencurigai keberadaan kalian di apartement itu" ujar taehyung
 
"Ini pukul dua malam apa tidak akan polisi yang berkeliaran?" Tanya suga
 
"Mungkin ada , tapi tenanglah kita akan melajukan mobil sewajarnya saja hingga tidak membuat curiga" jawab namjoon yang menyetir mobil
 
 
"Oh hyuna ? Ada apa dengan bahumu?" Tanya jessie 
 
"Gwaenchana unnie, kemarin saat membobol bank kami berkelahi dengan polisi dan satu tembakan mengenai bahuku tapi hanya tergores sedikit pelurunya tidak menembus bahuku" 
 
 
"Aigoo kau sudah kedokter ?"
 
"Aniya.. Untuk apa kedokter jika aku memiliki dokter pribadi" 
 
"Dokter pribadi ?" 
 
 
Hyunseung berdehem membuat semua menatapnya dan mereka mengangguk mengerti 
 
"Aigoo aku iri sekali pada kalian, seandainya aku memiliki kekasih" ujar jessie 
 
"Bagaimana denganku? Kau tidak pernah menerima cintaku" ujar namjoon 
 
"Shut up!" 
 
Mereka hanya tertawa mendengar lagi-lagi jessie tidak merespon cinta namjoon 
 
 
Dua puluh menit saja mereka sudah sudah sampai di markas dan choi langsung menyambut mereka
 
"Kalian baik-baik saja ?" Tanya choi 
 
"Ne hyung , terimakasih atas pertolonganmu" 
 
 
Choi menepuk sebelah bahu hyunseung dan tersenyum 
"Tidak perlu berterimakasih ini sudah tugasku untuk melindungi seluruh anak buahku, ayo masuklah"
 
"Tunggu, hyuna ? Bahumu?" 
 
Hyuna langsung menarik kardigannya untuk menutupi bahunya 
 
"Hanya luka kecil oppa, aku akan segera pulih" 
 
"Sebentar" choi mendekat dan memeriksa lukanya dengan membuka perbannya hyuna sedikit meringis 
 
"Lukanya cukup parah, kau harus segera ditangani" 
 
"Tapi oppa.."
 
"Kalian, cepat bawakan obat!" Perintah choi pada anak buah lainnya 
 
"Tapi hyung aku sudah mengobatinya" 
 
"Hyunseung, kenapa tidak membawanya kerumah sakit? Kau tau ? Lukanya ini parah!" Ujar choi dengan meninggikan suaranya membuat semua yang berada disana langsung menutup mulut mereka tidak ada lagi yang berbicara 
 
 
Dia itu kekasihku , aku pasti memastikan keadaannya baik-baik saja 
 
 
Hyuna tidak bisa tidur ia pun membalikkan tubuhnya menatap hyunseung yang ternyata masih membuka matanya 
 
"Oppa?"
 
"Ya sayang?"
 
"Belum tidur ? Ahh" Hyuna meringis karena saat akan mendekatkan dirinya pada hyunseung ia lupa jika bahunya sedang terluka 
 
Hyunseung terkejut dan langsung membantu hyuna untuk meringankan sakitnya dengan membenarkan posisi tangan hyuna 
 
 
"Masih sakit?"
 
Hyuna menggelengkan kepalanya
"Kenapa oppa tidak tidur? Tidak mengantuk?"
 
 
Hyunseung menghela nafasnya panjang lalu menjadikan sebelah tangannya sebagai bantalan kepala hyuna dan sebelahnya lagi sebagai bantalan kepalanya walaupun disana jelas ada bantal 
 
 
"Iya , kenapa kau tidak tidur ?"
 
"Aku juga tidak bisa tidur , kau tau kan aku harus selalu beradaptasi dengan tempat tidur baru, ini menyebalkan kapan kebiasaan ini bisa hilang" gerutunya 
 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu mengecup kepala hyuna 
"Tidurlah, tak ada yang berbeda aku tetap bersamamu dan tidur disampingmu kan?"
 
 
Hyuna tersenyum dan mengangguk 
"Tapi aku tidak bisa memelukmu, tanganku sakit" 
 
 
Hyunseung kembali tersenyum kecil ia mengerti jika hyuna ingin dipeluknya "kemarilah"
 
 
Hyunseung memeluk hyuna dan membiarkan hyuna tertidur didalam pelukannya hyuna selalu merasa nyaman tidur didalam pelukan hyunseung selama tiga tahun ini sudah menjadi kebiasaan untuknya tidur dalam posisi seperti itu jika sehari saja tidak tidur memeluk hyunseung rasanya ia akan sangat kesulitan untuk tidur 
 
 
Hyuna terbangun dan mendapati hyunseung masih memeluknya dalam tidurnya hyuna tersenyum dan mencoba duduk lalu mengecup bibir hyunseung dengan lembut hingga hyunseung terbangun 
 
 
"Morning"
 
"Morning sayang, eum pukul berapa ini?"
 
"Entahlah disini tidak ada jam, ponselku mati" 
 
"Bahumu masih sakit?"
 
"Tidak, aku baik-baik saja" 
 
"Yasudah lebih baik ayo kita mandi, aku akan memandikanmu" 
 
 
Mereka pun masuk kedalam kamar mandi kamar mereka dengan hyunseung yang memandikan hyuna karena hyuna belum dapat mengangkat sebelah tangannya dengan telaten hyunseung mengganti perbannya hyuna dan mengobati lukanya 
 
 
"Sakit?" 
 
"Tidak, gwaenchana"
 
 
Terdengar ketukan pintu 
"Masuklah" ujar hyuna 
 
 
"Kalian sudah bangun ternyata , sarapan sudah siap kalian ingin sarapan sekarang?" Tanya jessie 
 
"Ne unnie , changkaman hyunseung oppa sedang mengganti perbanku"
 
"Aah begitu yasudah kutunggu dimeja makan yaa" 
 
"Ne unnie gomawo"
 
 
"Oppa, aku merasa jauh lebih betah tinggal disini, disini kita tidak hanya berdua tapi aku merasa memiliki banyak keluarga disini" 
 
"Iya sayang tapi bisakah kau diam sebentar ? Aku sedang mengobati lukamu"
 
 
 
"Selamat pagi kalian, ayo duduk dan sarapanlah" ujar choi mereka sudah duduk dimeja makan yang cukup panjang itu cukup untuk semua anak buahnya choi selalu memperlakukan anak buahnya seperti keluarganya belum lagi memang ia dijauhi oleh keluarganya sendiri karena telah memilih jalan sebagai katakanlah penjahat kelas kakap yang amat sangat dicari oleh polisi keberadaannya 
 
 
"Hyuna bagaimana keadaanmu?" 
 
"Sudah lebih baik boss, terimakasih"
 
"Kenapa memanggilku boss ? Kita sedang dalam situasi diluar pekerjaan kau lupa ?"
 
"Ah iya , maafkan aku oppa" 
 
"Yasudah ayo sarapanlah"
 
 
Setelah selesai makan hyuna dan hyunseung menghampiri choi dan memberikan hasil yang mereka dapat kemarin setelah membobol bank 
 
"Kerja bagus , kalian memang tidak pernah mengecewakan, dan ini bagian kalian" choi memberikkan gepokan uang pada hyuna dan hyunseung sebagai bayaran mereka 
 
 
"Terimakasih hyung, ne terimakasih oppa"
 
 
 
🌟🌟🌟
 
 
"Oppa cepat bersiaplah" 
 
"Ada apa ?"
 
"Aku ingin membawamu kesuatu tempat"
 
"Kemana ?"
 
"Ya ampun jangan banyak bertanya cepatlah bersiap"
 
Hyunseung pun mengikuti keinginan hyuna ia memakai celana jeansnya dan kaus santainya lalu mengikuti hyuna pergi dengan izin dari choi tentunya 
 
 
"Kita mau kemana sayang?"
 
"Sudah oppa menurut saja , ah didepan belok kanan" 
 
 
Mau tak mau hyunseung hanya mengikuti arah petunjuk yang hyuna beritahukan hingga mereka sampai disebuah bangunan yang sebelumnya belum pernah hyunseung lihat 
 
"Club? Untuk apa kemari ? Lagi pula clubnya masih tutup sayang" 
 
"Iya, dan kau yang akan membukanya" 
 
 
Hyunseung hanya mengerutkan keningnya tak mengerti maksud hyuna
"Kau ingin kita membobol club ini? Tapi ini sepertinya club baru, kita tidak akan mendapatkan apa-apa disini sayang lagi pula kita tidak membawa topeng dan perlengkapan lainnya" 
 
"Ssut.. Oppa sejak kapan kau menjadi cerewet sekali huh? Sudah ayo turun" 
 
 
Hyunseung pun memgikuti langkah hyuna dan ternyata hyuna selama ini sudah menyiapkan sebuah club untuk hyunseung dihari ulang tahunnya 
 
"Hyuna ? Apa ini?"
 
"Selamat ulang tahun oppa" 
 
"Hm? Ulang tahun?" 
 
"Iya , kau tidak ingat dengan ulang tahunmu sendiri ? Ini hari ulang tahunmu oppa sayaang, dan jika kau selama ini bertanya-tanya kenapa aku sering pergi tanpamu ya ini.. Aku menyiapkan club ini untukmu, kau kan selama ini ingin memiliki clubmu sendiri tapi kau terlalu malas mengurus ini itunya maka dari itu aku sudah menyiapkan semuanya"
 
 
Hyunseung masih tak percaya hyuna melakukan ini semua 
"Kau ? Hyuna .. Kau sungguh-sungguh melakukan ini semua ?"
 
"Ish tentu saja , kau tidak percaya ?! Masuk saja , club ini memang milikmu aku akan menunjukkan sertifikatnya jika tidak percaya" 
 
 
Hyunseung segera menarik hyuna kedalam pelukannya dan mencium keningnya 
"Terimakasih sayang, terimakasih karena kau selalu mengingat ulangtahunku dan selalu menyiapkan hadiah untukku, hanya kau yang selalu dan bisa melakukannya aku mencintaimu hyuna" 
 
"Aku juga mencintaimu oppa" Hyuna membalas pelukan hyunseung dengan sebelah tangannya 
 
"Ah ada satu hal yang lagi yang belum terjawab"
 
"Hm? Apa ?"
 
"Apa yang choi hyung katakan padamu saat kalian makan malam ? Kenapa sampai choi hyung hanya ingin bicara berdua denganmu?"
 
 
Hyuna langsung terdiam membeku ia tak mungkin mengatakannya pada hyunseung jika saat itu choi menyatakan perasaan padanya walaupun hyuna sudah menolaknya dengan halus tapi choi tetap akan menunggu hyuna hingga hyuna mau membuka hatinya untuk choi Hyuna sadar jika ia menceritakannya pada hyunseung itu akan membuat perang diantara hyunseung dan choi , hyuna sudah berhutang budi begitu banyak atas kebaikan choi selama ini begitupun dengan hyunseung choi telah banyak membantu mereka dan hubungan hyunseung dengan choi pun sangat baik mereka terlihat seperti adik dan kaka kandung , tapi ternyata choi selama tiga tahun ini memendam rasa pada hyuna dan pada malam itulah akhirnya choi menyatakan cintanya 
 
 
"Sayang?" 
 
"Ne ?"
 
"Kenapa ? Apa yang choi hyung katakan?"
 
"Eum itu.. Hanya .. Hanya pekerjaan"
 
"Pekerjaan? Jika itu menyangkut pekerjaan seharusnya choi hyung melibatkanku juga kan?"
 
 
Hyuna kembali terdiam situasi ini sungguh rumit dan menegangkan untuknya apa yang harus kukatakan pada hyunseung oppa?
 
 
"Hyunaa ? Semuanya baik-baik saja kan?"
 
"Tentu, ya oppa.. Semuanya baik-baik saja , eum hanya .. Entahlah choi oppa hanya membicarakan progresku selama ini , dia bilang jika aku makin pandai berkelahi dan membuat strategi hanya itu" 
 
"Hanya itu?" 
 
Hyuna mengangguk sebagai jawaban ia berusaha mati-matian tetap menatap wajah hyunseung agar tidak membuat hyunseung curiga dan bersikap biasa 
 
 
"Yasudah , aku percaya padamu" hyunseung kembali menarik hyuna kedalam pelukannya dan mengelus rambut pendek blonde hyuna
 
 
Maafkan aku oppa, sungguh maafkan aku.. Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya aku takut kau marah, aku tidak mau merusak hubunganmu dengan choi oppa
 
 
"Oppa" 
 
"Hm?"
 
"Kau akan selalu percaya padaku kan?"
 
"Tentu saja sayang"
 
"Kau percaya kan jika aku akan selalu setia padamu?"
 
"Aku tidak yakin akan itu, hanya aku akan selalu berusaha untuk membuatmu selamanya menjadi milikku" 
 
 
Hyuna tersenyum kecut mendengar ucapan hyunseung ia takut hyunseung akan salah paham nantinya dan tidak lagi mempercayai cintanya
 
 
 
🃏🃏🃏
 
 
"Oppa?"
 
"Ya sayang?"
 
"..."
 
 
Hyunseung yang sedang menonton tv menunduk melihat hyuna yang tadi memanggilnya tiba-tiba tidak menjawabnya dan ternyata hyuna malah tidur 
 
 
Hyunseung tersenyum dan menggelengkan kepalanya 
 
Yatuhan, terimakasih karena telah memberikanku kekasih yang sangat menggemaskan dan pehuh perhatian sepertinya aku sangat mencintainya 
 
 
"Tidurlah yang nyenyak sayang" bisik hyunseung sambil mengeratkan pelukannya 
 
 
 
Siang harinya hyunseung tak sengaja melewati halaman belakang markas dan mendengar percakapan teman-temannya yang sedang bergosip 
 
 
"Jinjja ?!"
 
"Iya .. Aku dengar jika ternyata selama ini boss menyukai hyuna , dan eum dengar-dengar boss sudah menyatakan cintanya bahkan mengajak hyuna makan malam" 
 
"Tapi lalu bagaimana dengan hyunseung hyung ? Mereka kan sudah berpacaran lama sekali"
 
"Entahlah bagaimana jika hyunseung oppa tau akan seperti apa jadinya nanti, kasihan juga"
 
 
Hyunseung mengeraskan rahangnya ia mengepal kedua tangannya matanya memerah apa pun yang berhubungan dengan kekasihnya itu ia tak bisa langi mengontrol emosinya 
 
 
Jadi benar dugaanku selama ini, choi hyung memang menyukai hyuna , kurang ajar ! Hyuna adalah milikku, dan kenapa hyuna tidak pernah mengatakannya padaku ?! Apa dia mencoba melindungi choi ?!
 
 
Hyunseung segera kembali kedalam kamarnya namun hyuna tak ada disana ia mencari hyuna ternyata ia berada di ruangan choi 
 
"Oppa?"
 
Mereka terlihat terkejut melihat hyunseung yang masuk kedalam ruangan hyunseung tanpa pemisi sama sekali 
 
 
"Hyunseung?"
 
"Apa yang kau lakukan disini hyuna ?!"
 
"Aku? Aku hanya .. Hanya"
 
"Hanya apa ?! Choi hyung !"
 
Hyunseung beralih menatap choi yang juga menatapnya 
 
"Kau keterlaluan hyung ! Selama ini aku selalu menghormatimu dan mematuhimu , tapi apa yang kau lalukan ?!!"
 
"Hyunseung.. Apa maksudmu ?"
 
"Cukup ! Aku tau apa yang kau fikirkan ! Aku tau kau mencintai kekasihku kan ?!"
 
 
Hyuna dan choi terkejut bagaimana hyunseung bisa mengetahuinya 
 
 
"Oppa, oppa tenanglah dulu" 
 
"Hyuna !"
 
Hyuna tekejut saat hyunseung meninggikan suaranya 
 
"Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?!"
 
Hyuna menundukkan kepalanya ia pun merasa bersalah ia memang salah tidak mengatakan yang sebenarnya pada hyunseung 
 
 
"Hyunseung, duduklah dulu aku akan jelaskan semuanya"
 
"Ya hyung , kau memang harus menjelaskannya"
 
"Baiklah duduklah dulu"
 
"Katakan saja !"
 
"Baiklah... Aku memang mencintai hyuna"
 
 
Hyunseung semakin mengepal kedua tangannya dengan kuat hyuna yang berdiri disamping hyunseung pun merasakan tubuh hyunseung yang bergetar dan melihat urat dikedua tangan hyunseung mulai keluar dengan tegang 
 
 
"Oppa" lirih hyuna sambil memegangi lengan hyunseung 
 
"Dan aku ingin menikahinya"
 
 
Kali ini tak hanya hyunseung tapi juga hyuna terkejut setengah mati mendengar ungkapan choi yang terdengar terlalu berani 
 
 
"Kau !!" Saat hyunseung hendak menghajar choi hyuna segera menahannya dengan sekuat tenaga hingga ia meringis kesakitan pada bahunya 
 
"Oppa !!!" 
 
"Oppa sudahlah ayo, ayo kita kembali kekamar ayo" 
 
 
Hyuna berusaha membawa hyunseung keluar dari ruangan choi ia segera membujuk hyunseung untuk kembali kedalam kamarnya diluar sana ada beberapa anak buah lainnya yang menatap penuh tanya apa yang terjadi didalam sana 
 
 
"Hyuna  baik-baik saja ?" Tanya jimin 
 
"Ne, aku harus kekamarku dulu" 
 
Hyuna berlari kecil mengejar hyunseung yang berjalan menuju kamarnya 
 
 
"Oppa.."
 
"Apa dia gila ?! Kau dengar apa yang dikatakannya hyuna ?! Dia ingin menikahimu dia mengatakan itu dihadapanku !"
 
"Oppa .. Tenangkan dirimu, kenapa kau marah ? Kau kan tau aku tidak akan pernah mau menikah dengannya , sudahlah tenangkan dirimu aku tetap milikmu oppaa sudahlah" Hyuna berusaha menenangkan hyunseung yang emosinya masih meledak-ledak 
 
 
Hyunseung mencoba menenangkan dirinya ia duduk disisi ranjang dan hyuna mengambilkan air putih untuknya 
 
"Minumlah" 
 
Setelah hyunseung meminumnya ia kembali menatap hyuna 
 
"Kau tidak akan menikah dengannya kan ?"
 
"Tentu saja tidak oppa, apa yang kau fikirkan.. Aku tidak akan pernah melakukan itu" 
 
"Kalau begitu malam ini kita harus pergi dari sini" 
 
"Tapi bagaimana caranya oppa ? Choi oppa pasti akan tau"
 
"Nanti malam kita ada misi membobol bank, aku memiliki rencana" 
 
 
 
💀💀💀
 
 
"Oppa kau yakin?" 
 
Hyunseung mengangguk sebagai jawabannya , setelah mereka selesai menyelesaikan tugas mereka membobol bank di daerah busan mereka segera kembali ke markas 
 
Hyunseung memegang erat tangan hyuna dan berjalan bersama masuk kedalam markas dimana choi sudah menunggu mereka 
 
 
"Ini, tugas kami selesai" 
 
Hyunseung memberikan kantung persegi Empat pada choi yang ia ketahui adalah berisi uang namun saat choi membukanya ternyata bukanlah uang yang ia dapat melainkan tumpukkan celana dalam dan bra
 
"Apa-apaan in... Yah !!!" 
 
Sebelum choi mengamuk hyuna dan hyunseung segera berlari secepat mungkin kembali kedalam mobil mereka dan melaju cepat meninggalkan markas itu 
 
 
"Kalian ! Kenapa kalian diam ?! Kejar mereka !!" 
 
Jessie , namjoon dan lainnya adalah sahabat dekat hyuna mereka tidak bisa menghalangi hyuna dan hyunseung pergi belum lagi mereka sudah mendengar jika choi ingin menikahi hyuna mereka tidak mau choi merusak hubungan mereka tapi mau tidak mau mereka akhirnya mengejar hyunseung 
 
 
"Oppa lebih cepat!! Jessie unnie dan lainnya mengejar kita !" 
 
"Apa ?! Kenapa mereka tidak membantu kita kurang ajar !!!"
 
"Oppa bagaimana pun juga mereka adalah anak buah choi oppa" 
 
 
Hyunseung semakin menancap gasnya melaju lebih cepat namun semakin hyunseung melaju cepat jessie dan yang lainnya pun semakin cepat menyusul hingga kedua mobil itu tiba-tiba menghadang mobil anak buah lainnya 
 
 
"Oppa ? Kenapa mobil jessie unnie dan namjoon oppa tiba-tiba berenti dan menghalangi mobil anak buah yang lainnya ?"
 
Hyunseung melirik kaca spionnya ia melihat namjoon memberikan jari jempolnya dengan senyumnya 
 
Hyunseung tersenyum ia mengerti jika mereka memang benar sahabat mereka , ternyata jessie dan yang lainnya tidak benar-benar mengejar hyuna dan hyunseung tapi justru mereka membantu mereka untuk bisa melarikan diri dan menghadang anak buah yang lainnya agar kehilangan jejak mobil hyuna dan Hyunseung 
 
 
Terimakasih , aku sangat berhutang budi pada kalian 
 
 
Sudah berjam-jam mereka didalam mobil namun tidak ada tempat tujuan untuk beristirahat , hyunseung melirik hyuna yang tertidur pulas disampingnya lalu mengelus puncak kepala hyuna 
 
 
Apa pun yang terjadi selama bersamamu aku bahagia hyuna semoga kau pun begitu
 
 
Merasa sudah sangat mengantuk hyunseung memilih untuk meminggirkan mobilnya dan istirahat beberapa menit kemudian hyuna terbangun ia mengucek kedua matanya dan melihat disekelilingnya 
 
 
"Dimana ini?" Gumamnya 
 
 
Hyuna melihat keluar jendela mobilnya ia tak tau hyunseung membawanya kemana , hyuna melihat hyunseung yang tertidur wajahnya terlihat sangat lelah 
 
 
"Oppa..." 
 
"Ya sayang?"
 
"Oh? Oppa aku fikir kau tidur"
 
 
Hyunseung memegang tangan hyunseung yang sedang mengelus kepalanya dan menciumnya 
 
"Aku tidak bisa tidur , mau melanjutkan perjalanan?"
 
"Memangnya kita mau kemana ?"
 
"Entahlah, lebih baik kita cari hotel saja dulu, bagaimana ?"
 
Hyuna mengangguk sebagai jawaban lalu merebahkan kepalanya di dada hyunseung 
 
"Kemana pun asal bersamamu oppa" 
 
 
"Pesan satu kamar untuk malam ini saja" ujar hyunseung 
 
"Ini silahkan tuan" resepsionis itu memberikan kuncinya pada hyunseung dan mereka masuk kedalam kamar mereka 
 
 
"Oppa aku lelah sekali" Hyuna langsung merebahkan tubuhnya di ranjang kingsize itu 
 
"Yasudah istirahatlah dulu sayang , besok pagi kita harus pergi sejauh mungkin" 
 
 
Hyuna mengangguk dengan mata yang sudah terpejam 
 
Aku tak akan membiarkan choi membawamu , kau adalah milikku hyuna kalau perlu aku akan membawamu mati bersamaku yang jelas aku tidak mau siapa pun membawamu pergi dariku 
 
 
Hyunseung terus menatap hyuna tanpa sadar senyuman terukir dibibirnya 
 
 
 
Pukul 08.10am ksl 
Hotel, Seoul
 
Hyuna bergumam saat terbangun dari tidurnya karena mendengar gumaman hyuna hyunseung pun terbangun dan mengelus pipi hyuna dengan punggung tangannya 
 
"Oppa?"
 
"Selamat pagi sayang"
 
"Pagi oppa" jawab hyuna sambil meregangkan tubuhnya dengan gemasnya 
 
 
Hyunseung tiba-tiba menindih tubuh hyuna dan melakukan posisi sit up ia melakukan sit up diatas tubuh hyuna hingga berkali-kali bibirnya mengecup bibir hyuna ia menganggap itu adalah morning kissnya hyuna hanya diam dengan pasrahnya lalu mengalungkan kedua lengannya dileher hyunseung dengan mata yang masih terpejam 
 
 
Hyuna menyalakan televisi berlayar lcd itu lalu tiba-tiba muncul berita tentang dangerous couple yang keberadaannya semakin dicari oleh pihak berwajib karena telah sangat meresahkan 
 
"Oppa.. Oppa kemarilah" 
 
Hyunseung keluar dari dalam kamar mandi dan melihat hyuna yang terlihat serius sekali menonton tv ia pun ikut menonton tv yang sedang menayangkan berita tentang mereka 
 
 
"Oppa, itu kan.. Wanita itu yang waktu itu kita culik!" 
 
"Ya kau benar sayang, wanita itu yang pernah kita culik karena bermasalah dengan choi" 
 
"Kenapa sih choi oppa tidak membunuhnya saja waku itu , jadi kan masalah selesai wanita itu tidak akan membuka suara" 
 
"Kau tenang saja , choi pasti akan langsung mencari keberadaan wanita itu dan membunuhnya karena telah berani membuka suara dimedia" 
 
"Kau benar oppa, lalu sekarang kita bagaimana ? Kita mau kemana ?"
 
"Pokonya sekarang kita bereskan pakaian kita dan segera pergi, ayo sayang" 
 
 
 
"Oppa, bisakah kita mencari makan dulu ?"
 
"Kau lapar ? Ayo" 
 
 
Mereka pun sampai disebuah restoran bernuansa itali dan memesan makanan 
 
"Sayang , aku ke toilet sebentar ya" 
 
"Oke oppa" 
 
Selama hyunseung ketoilet hyuna asik dengan buku menu makanannya hingga tiba-tiba saja dua orang anak buah choi mendekati hyuna 
 
 
"Jangan berteriak dan ikut kami, atau pisau ini akan menancap di tubuhmu" perintah wanita itu sambil menodongkan pisau tepat di pinggang hyuna dibalik jubah hitamnya 
 
 
Kurang ajar !!! Kenapa mereka bisa ada disini! 
 
 
Mau tak mau hyuna mengikuti kedua orang itu sesekali hyuna melirik kesana kesini berharap hyunseung segera kembali sebenarnya ia bisa saja melawan namun itu akan membuat keributan dan memancing kepanikan orang-orang disekitar 
 
 
Setelah sudah berada diluar restoran itu hyuna langsung menendang kaki seorang dari mereka hingga terdengar suara tulang yang patah pada kaki wanita itu lalu memukul wajah wanita yang memeganginya dengan sikut tangannya dan mengambil alih pisaunya namun karena tak mau sampai orang-orang disekitar malah menuduh ia yang akan mencelakai kedua orang wanita itu karena pisau yang berada ditangan hyuna, hyuna langsung melipat pisau lipat itu dan ia lempar kedalam got kejadian itu membuat cukup keributan yang memancing perhatian orang-orang sekitar 
 
 
"Hyuna ?!" Hyunseung langsung menarik hyuna dari keramaian itu 
 
 
"Hyuna kau baik-baik saja ?" Hyunseung memastikan seluruh tubuh dan wajah hyuna 
 
"Aku baik-baik saja oppa ayo lebih baik kita pergi sekarang disini tidak aman" 
 
"Kau benar, ayo"
 
 
 
2 bulan kemudian...
 
 
"Kau sedang apa oppa ? Ini minumlah dulu" Hyuna membuatkan teh hangat untuk hyunseung yang sedari tadi siang fokus pada laptopnya 
 
 
"Aku sedang mencari pekerjaan sayang, karena bagaimana pun juga aku harus mendapatkan pekerjaan agar bisa secepatnya menikahimu" 
 
 
Kedua pipi hyuna merah merona mendengar ucapan hyunseung tapi kemudian raut wajahnya merengut
 
 
"Tapi kenapa harus menunggu kau mendapatkan pekerjaan? Kenapa tidak sekarang?"
 
 
Hyunseung langsung menatap hyuna dengan menaikan kedua alisnya 
"Kau ingin sekarang?"
 
 
Hyuna mengerucutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya 
"Aniyaa.. Bukannya sekarang, maksudku kenapa harus menunggu sampai kau punya pekerjaan? Uang kita kan cukup untuk melangsungkan pernikahan hingga beberapa tahun kedepan pun uang kita masih cukup untuk segala kebutuhan kita kan oppa"
 
 
"Iya sayang aku tau, tapi bagaimana pun juga jika aku menikahimu aku harus bisa menghidupimu dengan baik mencukupi semua kebutuhanmu dan anak kita nanti" 
 
 
"Aku tak menyangka ternyata oppa berfikir sejauh itu" 
 
 
"Tentu saja sayang menikah itu bukan hal yang main-main aku harus mulai menyiapkan semuanya mulai dari sekarang, dan tugasmu.. Hanyalah menjadi istri yang baik dan menjaga anak-anakku nanti" Hyunseung kembali fokus pada laptopnya sedangkan hyuna hanya diam tanpa mengalihkan tatapannya dari hyunseung 
 
 
Kau benar-benar pria yang sangat bertanggung jawab oppa , aku berjanji akan menjadi wanita yang terbaik untukmu 
 
 
 
Keesokan harinya mereka akhirnya
memutuskan untuk menyewa sebuah apartement yang cukup berkelas 
 
 
"Oppa , apartement ini bagus kita pasti akan betah disini dan disini juga kita harus memulai semuanya dari awal" 
 
 
"Iya sayang mulai saat ini semuanya akan berubah, kehidupan kita akan berubah menjadi lebih baik, setuju?"
 
 
Hyuna mengangguk lalu melingkarkan kedua lengannya dileher hyunseung dan berciuman dengan lembutnya 
 
 
"Oppa hari ini aku akan pergi ke supermarket, apa kau mau ikut?"
 
"Ah maafkan aku sayang, tapi aku harus mengurus club yang waktu itu kau berikan padaku"
 
"Oh iya aku lupa , lalu bagaimana dengan club itu oppa ?"
 
"Aku akan menjualnya"
 
"Menjualnya ?! Tapi kenapa ? Kenapa oppa tidak menjalankannya saja? Dari pada oppa mencari pekerjaan kesana kesini" 
 
"Iya sayang tadinya juga aku ingin begitu, tapi jika letak clubnya disana choi dan anak buahnya pasti akan dengan mudahnya menemukan kita , maka dari itu aku akan menjual club itu dan membuka club yang baru didekat sini, kau tidak keberatan kan sayang?"
 
"Tidak, lakukanlah apa yang menurutmu terbaik aku akan selalu mendukung keputusanmu" 
 
"Gomawo" Hyunseung mengecup kening hyuna lalu hyuna pun terpaksa pergi seorang diri dengan mobil yang baru dibelinya 
 
 
Setelah sampai disebuah supermarket yang letaknya lumayan jauh dari apartementnya hyuna pun mengambil troli namun ia terkejut disaat bersamaan seorang pria tua pun memegang troli yang sama dengannya 
 
 
"Appa??"
 
"Hyuna ?" 
 
 
Hyuna hendak berlari namun ayahnya langsung menahannya dan memaksanya untuk pulang bersamanya 
 
 
"Appa lepaskan, appaa..."
 
"Hyuna !! Kau hyuna kan ?! Kau putriku kan?"
 
"Tidak.. Kau salah.. Lepaskaan" 
 
"Maaf ada apa ini?" Tiba-tiba datanglah seorang security karena melihat seorang gadis yang terlihat dalam masalah 
 
"Maaf anda tidak perlu ikut campur saya adalah ayahnya!" 
 
"Ah begitu, kalau begitu maafkan saya" 
 
"Tidak tidak.. Tolong bantu aku , aku tidak mengenalnya !"Pinta hyuna 
 
"Hyuna! Ayo kembali kerumah !! Dan ikut appa !" 
 
"Appa andwae !!!" 
 
 
Hyunseung sudah kembali dari club miliknya yang bahkan belum sempat dijalankannya ia melihat jam tangannya menunjukkan pukul sembilan malam ia cemas pasti hyuna sudah menunggunya di apartement dengan menancap pedal gas lebih cepat ia melaju kencang dengan mobil sportnya dijalanan seoul pada malam hari yang cukup sepi itu 
 
 
"Hyunaaa, aku pulang sayang" 
 
"Hyuna ?"
 
 
Hyunseung melihat keseluruh ruangan namun ia tak menemukan hyuna apa dia belum pulang? Tapi tidak mungkin jika hyuna masih di Supermarket hingga berjam-jam , apa dia pergi ketempat lain ? 
 
 
Hyunseung menghubungi hyuna ia terkejut hyuna menolak panggilannya 
 
 
Ada apa dengannya?
 
 
"Appa kembalikkan ponselku !!" 
 
"Tidak !" 
 
Ayah membuka jendela mobilnya dan membuang ponsel hyuna membuat hyuna membulatkan kedua matanya 
 
 
"Appa ! Apa yang appa lakukan ?!!" 
 
"Sudah diamlah !! Selama ini kau menghilang bagaikan ditelan bumi ! Kemana saja kau selama ini ?! Eomma dan appa selama ini mencarimu hyuna !" 
 
"Bukan urusan appa ! Kehidupanku jauh lebih baik saat aku pergi dari rumah !" 
 
 
Terdengar suara tamparan keras di pipi hyuna sang supir yang mengemudikan mobil hanya melihat pertengkaran antara anak dan ayah itu lewat kaca spionnya dan kembali fokus pada jalanan 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 25: Makasih thor! Makasih udah buat ending kayak gini T.T
Troubleshipper #2
Lega dkit sih hyuna hyunseung udah kmbali. Tapi feelingku mslh msih bnyak... T.T
Troubleshipper #3
Chapter 19: Trouble.. Trouble.. Mssalah mkin bnyak thor.. Ane bperr T.T
Troubleshipper #4
Chapter 14: Saya yg sakit hati hyunseung mau nikah T.T.
Troubleshipper #5
Chapter 13: Wlwkwk.. Ngakak subuh2 pas baca "kantung" hyuna. Btw, happy birthday unni.
Exquisitely #6
Great Looking Plot~
Troubleshipper #7
Chapter 10: Ah... Author jdi balik ke chap 1 lagi kannn.. Ah chanyeol siapa?? Hahaha..
Troubleshipper #8
Chapter 9: Aku pikir ini chap penuh dgn kesedihan.. Tapi ternyata diluar dugaaan. Emosi reader dibuat naik turun.. Daebak author! Gomawo udh updte..
Troubleshipper #9
Chapter 6: Diawal udah dibuat ketawa pas hyunseung oppa jadi malas karena hukumannya.. Aku sukses banget bayangin wajahnya, hahha.. Tapi diakhir dibuat khawatir juga, ah entahlah thor.. Yg pnting Next.. Hehe
Troubleshipper #10
Chapter 3: Tiap dialog mereka, feel nya dapet bgt.. Ucapan hyunseung terkesan dingin, agak cuek.. Tp syang sama hyuna. Wkwk, aku sok tau..

Smgt thorr..