fear

Dangerous Couple

Hyunseung tertidur disamping hyuna dengan seblah lengannya yang ia tindihkan didahinya semalaman ia tak tidur untuk menjaga hyuna karena semalaman hyuna mengeluh tidak bisa tidur karena merasa pusing dan kedinginan walau pun suhu kamar sudah ia panaskan 

 
 
Terdengar bell berbunyi hyunseung segera terbangun dan berjalan membuka pintu choi sudah berdiri didepan pintu dengan dua orang anak buahnya yang hyunseung kenal dan mempersilahkan mereka masuk hyunseung melirik kekiri dan kekanan lalu menutup pintunya 
 
 
"Bagaimana keadaan hyuna?" 
 
 
"Dia sudah lebih baik demamnya sudah turun tapi tadi malam dia tidak bisa tidur karena pusing, silahkan duduk" 
 
 
"Terimakasih ini untukmu dan hyuna" choi memberikan dua kantung berisi buah-buahan dan cemilan 
 
 
"Oh terimakasih hyung" ujarnya karena saat diluar pekerjaan choi meminta hyunseung untuk memanggilnya dengan sebutan hyung saja
 
 
"Mau bir ?" Tanya hyunseung 
 
 
"Boleh" 
 
 
Hyunseung membuka kulkasya dan mengambil tiga botol bir untuk choi dan anak buahnya 
 
 
"Kau ingin melihat keadaan hyuna hyung?" 
 
 
"Ya tentu"
 
 
"Hyuna.." Hyuna menggeliat kecil dan terbangun ia melenguh dan membuka kedua matanya lalu tersenyum kecil dengan wajah pucatnya 
 
 
"Choi oppa?"
 
 
Saat hyuna hendak duduk choi langsung menahannya 
"Tak apa istirahat saja, aku hanya ingin melihat keadaanmu, apa kau masih merasa pusing ?"
 
 
"Iya sedikit, tapi sudah lebih baik"
 
 
"Yasudah aku tidak mau mengganggumu, yang penting aku sudah melihat keadaanmu"
 
 
"Terimakasih oppa"
 
 
Hyunseung diam-diam melirik choi yang terus menatap hyuna dan hyunseung bisa merasakan tatapan berbeda dari choi pada hyuna 
 
 
"Kalau begitu lebih baik kita keluar saja" ujar choi 
 
 
Mereka pun keluar dari dalam kamar namun entah mengapa perasan hyunseung tiba-tiba merasa tak nyaman entah apa yang membuatnya seperti itu 
 
 
Setelah cukup lama mereka berbincang membicarakan pekerjaan mereka akhirnya choi pulang bersama anak buahnya , hyunseung segera menghampiri hyuna yang masih tertidur namun ternyata hyuna tak sepenuhnya tidur ia membuka matanya saat merasakan tangan yang membelai kepalanya 
 
 
"Oppa"
 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu mengecup kening hyuna yang masih terasa hangat 
 
 
"Sudah lebih baik?"
 
 
Hyuna mengangguk kecil dan tersenyum lalu sebelah tangannya terulur memegang pipi hyunseung, hyunseung bisa merasakan telapak tangan hyuna yang terasa panas di pipinya 
 
 
"Kau belum tidur ? Apa sudah makan?"tanya hyuna dengan suaranya yang terdengar lemah 
 
 
"Aku sudah makan dan sudah tidur, cepatlah sembuh sayang" hyunseung mengecup tangan hyuna yang memegang pipinya 
 
 
"Besok juga aku sembuh, jangan cemaskan aku.. Jika oppa ada misi malam ini pergi saja aku baik-baik saja" 
 
 
"Tidak aku tidak akan pergi kemana-mana selama kau masih sakit" 
 
 
"Aku sudah lebih baik oppa"
 
 
"Tidak" jawab hyunseung singkat 
 
 
Hyuna tersenyum kecil dan kembali memejamkan kedua matanya untuk mencoba kembali tidur 
 
 
Hyunseung memegang dahi dan pipi hyuna yang masih terasa panas namun panasnya sedikit menurun dibandingkan tadi malam hyunseung mengambil mangkuk berisi air dan handuk kecil untuk mengompres hyuna 
 
 
Malam harinya hyunseung tertidur disamping hyuna dengan memeluk hyuna karena malam ini hyuna terasa manja sekali pada hyunseung ia tak memperbolehkan hyunseung pergi bahkan hanya untuk pergi kekamar mandi sebelum ia tidur , ponselnya berbunyi ia melirik hyuna yang sepertinya sudah tertidur pulas lalu sebelah tangannya perlahan terulur mengambil ponselnya yang berada di meja samping ranjangnya 
 
 
"Hallo hyung ?" Jawab hyunseung dengan sedikit berbisik 
 
"Bagaimana keadaan hyuna?"
 
"Dia sudah lebih baik hyung"
 
"Syukurlah tolong jaga dia selalu hingga sembuh"
 
"Ne baik hyung"
 
 
Setelah ponsel tertutup hyunseung terdiam ia merasa aneh dengan sikap choi akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan hyuna dengan berlebihan , hyunseung menunduk melihat hyuna yang tertidur pulas wajahnya sangat menggemaskan saat tertidur hyunseung menelus pipi hyuna dengan jempolnya lalu mengecup kepalanya 
 
 
"Aku mencintaimu hyuna" bisiknya 
 
 
 
⏳⌛️⏳
 
 
"Terimakasih oppa"
 
 
Hyunseung baru keluar dari dalam kamar mandinya dan melihat hyuna baru saja menelfon seseorang 
 
 
"Siapa ?"
 
 
"Eung? Choi oppa"
 
 
"Ada apa ? Kau yang menelfonnya ?" Tanya hyunseung sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecilnya 
 
 
"Tidak , dia yang menelfon"
 
 
"Dia?"
 
 
Hyuna menatap hyunseung bingung karena tiba-tiba ekspresi wajah hyunseung berubah seperti terkejut memangnya ada yang salah dengan ucapanku???
 
 
"Kenapa oppa?"
 
 
"Apa yang dia bicarakan?"
 
 
"Eumm dia hanya bertanya keadaanku saja, sudah.. Ada apa?"
 
 
"Tidak, hanya saja tumben sekali dia menghubungi hanya untuk mengetahui keadaanmu" 
 
 
Hyuna mengangkat kedua bahunya dengan acuh lalu menyimpan ponselnya di ranjang 
 
 
"Aku mau mandi" Hyuna mengambil handuknya dan masuk kedalam kamar mandi hyunseung memperhatikan hyuna yang masuk kedalam kamar mandi membuat hyuna merasa tak nyaman ia membalikkan tubuhnya menatap hyunseung 
 
 
"Kenapa ? Mau ikut mandi ? Oppa kan sudah mandi salah sendiri mandi duluan"
 
 
Hyunseung tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya lalu hyuna masuk dan menutup pintu kamar mandinya
 
 
 
"Mau kemana ?" Tanya hyunseung melihat hyuna sudah rapih dengan style casualnya 
 
 
"Oh bukannya choi oppa sudah memberitahumu jika aku akan pergi makan malam bersamanya ?"
 
 
"Makan malam?"
 
 
"Iyaa , katanya dia sudah memberitahumu kan, yasudah aku berangkat dulu ya"
 
 
"Tunggu, kau akan membawa mobil?"
 
 
"Tidak , dia sudah menjemputku dibawah , oppa ingin aku bawakan apa ? Aku tak akan lama karena katanya hanya ada hal yang ingin choi oppa bicarakan sambil makan malam setelah itu pulang"
 
 
"Tidak , pergilah" 
 
 
"Baiklah,tapi aku akan tetap meminta choi oppa untuk membungkuskan makanan untukmu, oppa tak akan kemana-mana kan?"
 
 
Hyunseung hanya mengangguk sebagai jawabannya 
 
 
"Yasudah aku berangkat dulu" saat hyuna sudah berjalan keluar kamar ia kembali lagi dan berlari kecil mengecup bibir hyunseung lalu kembali berlari kecil keluar 
 
 
Setelah melihat hyuna sudah keluar hyunseung segera memakai celana jeansnya dan menyambar jacket kulitnya dan diam-diam mengikuti hyuna ia melihat hyuna masuk kedalam mobil choi hyunseung menaiki salah satu taksi yang memang selalu terparkir di depan apartement lalu meminta ahjussi itu untuk mengikuti mobil choi 
 
 
Hingga mereka tiba di sebuah restoran bernama The Griffin Bar yang terkenal mewah dan tempat yang romantis hampir seluruh orang yang makan ke tempat ini adalah pasangan kekasih atau bahkan suami istri karena memang restoran ini didesain sangat romantis dengan pemandangan seoul dimalam hari diiringi musik klasik yang membuat suasana semakin tenang dan romantis
 
 
Hyunseung mengikuti hyuna dan choi masuk kedalam namun ternyata saat hendak mengikuti mereka seorang pelayan wanita menahannya 
 
 
"Maaf tuan , apa tuan sudah menyewa tempat sebelumnya?"
 
 
"Belum"
 
 
"Maaf tuan tempat ini khusus VIP bagi yang sudah memesan terlebih dulu tuan" 
 
 
Jadi choi hyung sudah menyiapkan ini semua , sebenarnya apa yang ingin choi hyung katakan pada hyuna kenapa choi hyung tidak mengajakku dan seperti menyembunyikan sesuatu dariku 
 
 
"Permisi tuan , anda ingin duduk dimeja lain?" 
 
 
Pertanyaan pelayan wanita itu menghamburkan lamunannya, hyunseung tersenyum ramah
 
"Tidak.. Ah ya.. Maksudku .. Ya, aku ingin memesan meja"
 
 
"Tapi untuk kelas VIPnya sudah penuh anda hanya bisa duduk di meja umum biasa tuan"
 
 
"Oke tidak masalah"
 
"Baik silahkan ikuti saya tuan"
 
 
Hyunseung sengaja memesan tempat bukan karena ia ingin makan melainkan menunggu hyuna dan choi selesai dan ingin melihat apa lagi yang akan mereka lakukan ia pun memesan Rib-eye , yaitu Daging lembut bisa dikatakan steak dari bagian rusuk/rib lebih berlemak dan minuman berakohol miller lite atau bir putih hingga makanannya habis hyuna dan choi belum juga keluar dari meja makan VIP itu yang tempatnya memang khusus disediakan untuk orang-orang yang sudah memesan sehingga bisa menikmati pemandangan kota seoul dimalam hari dengan pelayanan istimewa dan musik klasik yang romantis 
 
 
Sudah satu jam lebih hyunseung duduk disana ia mulai tak sabaran akhirnya ia memutuskan untuk menelfon hyuna namun baru saja akan menekan tombol hijau hyuna dan choi sudah keluar hyunseung segera memalingkan wajahnya dan menurunkan topinya hingga wajahnya tak terlihat hyuna dan choi berlalu begitu saja tidak ada hal yang mencurigakan dari keduanya 
 
 
Tapi tetap saja aku harus tetap mengawasi choi hyung , aku percaya pada kekasihku namun aku tidak menjamin choi hyung tidak menyukai kekasihku
 
 
Hyunseung segera meminta bil dan pergi secepat mungkin sebelum hyuna sampai di apartement
 
 
Hyuna menekan bell namun tak ada yang membukakannya beberapa kali ia menekannya lagi tapi tetap tak ada yang membukakan pintu hingga akhirnya hyunseung membukakan pintu 
 
 
"Ish kenapa lama sekali oppa?!"
 
 
"Maaf aku tertidur" 
 
 
"Ya ampun maafkan aku oppa, kau menunggu lama ya ? Ini kubawakan makanan untukmu" Hyuna berjalan masuk dengan membawa kantung berisi makanannya 
 
 
"Naah ini dia makanlah oppa kau belum makan kan"
 
 
"Aku sudah kenyang" 
 
 
"eum? Sudah kenyang? Aku kan tidak memasak sama sekali kau makan apa ?"
 
 
"Tadi aku keluar sebentar untuk mencari makanan"
 
 
"Bukannya aku sudah bilang jika aku akan membawakan makanan untukmu? Ish lalu mau di kemanakan makanan ini aku sudah kenyang"
 
 
"Buang saja" jawab hyunseung dengan ketusnya sambil berjalan masuk kedalam kamarnya 
 
 
Hyuna mengernyit melihat sikap hyunseung ada apa dengannya ? Kenapa tiba-tiba bersikap dingin seperti itu? Atau.. Hyunseung oppa cemburu?
 
 
Hyuna merapihkan makanan itu ia masukkan kedalam rice cooker untuk dimakannya besok pagi lalu menghampiri hyunseung 
 
 
"Oppa, gwaenchana?"
 
 
"Yaa" jawabnya lagi ketus sambil membuka laptopnya diranjang 
 
 
Hyuna berjalan dan duduk disamping hyunseung lalu ia melingkarkan kedua tangannya di sebelah lengan hyunseung dan dagunya ia tempelkan di bahu hyunseung 
 
 
"Kau marah padaku?"
 
"Ani"
 
"Sungguh?"
 
"Lalu kenapa kau mendiamkanku?" Tanya hyuna dengan sedihnya 
 
 
"Aku tidak mendiamkanmu"
 
 
Hyuna tak menjawab ia hanya diam dan memikirkan cara agar hyunseung memaafkannya dan memperhatikannya 
 
 
"Ahh"
 
Hyunseung segera mengalihkan tatapannya pada hyuna 
 
 
"Kenapa ? Ada apa ?"
 
 
Hyuna memegang kepalanya dan berakting sakit kepala 
"Kepalaku pusing sekali aduh"
 
 
"Ayo berbaringlah" hyunseung menutup laptopnya dan menidurkan hyuna namun hyuna tiba-tiba saja tersenyum membuat hyunseung bingung 
 
 
"Kau .. Mencemau"
 
 
"Apa maksudmu?"
 
 
"Iya , kau cemaskan? Makannya jangan berpura-pura tidak peduli padaku"
 
 
"Jadi tadi kau hanya pura-pura?"
 
 
Hyuna melingkarkan kedua tangannya di leher hyunseung yang setengah menindihnya 
 
 
"Iya" jawabnya santai 
 
 
"Dasar anak nakal" hyunseung langsung menerkam hyuna dan menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal membuat hyuna berteriak tidak jelas dan tertawa terbahak-bahak karena hyunseung menggelitikinya dan berakhir dengan kegiatan sehari-hari mereka yang panas
 
 
 
Hyunseung terbangun dari tidurnya sebelah tangannya terulur mencari tubuh kekasihnya dengan mata yang masih terpejam namun tak menemukan siapa pun hyunseung membuka matanya dan ternyata memang hyuna sudah tak disampingnya ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar tapi hyuna tak ada ia bangun dan melihat kedalam kamar mandi lalu keruang tengah dan dapur tapi hyuna tak ada akhirnya hyunseung menemukan sebuah memo kecil yang tertempel lemari es 
 
 
-oppa, aku pergi dulu ya maaf tidak membangunkanmu aku bingung kenapa kau marah saat aku membangunkanmu tadi mungkin kau mengigau ? Entahlah, tapi aku pergi dulu ya oppa aku sudah menghangatkan makanan kemarin dan membuatkan jus kau tinggal memakannya,love you-
 
 
 
Aku memarahi hyuna ? Aaah aku sungguh tidak menyadarinya, tapi kemana hyuna pergi ? Kenapa akhir-akhir ini hyuna sering pergi tanpa memberitahuku
 
 
Hyunseung melihat piring yang berisi daging steak yang kemarin ia makan hyunseung tersenyum kecil hyuna memang sangat mengetahui makanan kesukaannya , hyunseung mengambil ponselnya dan menghubungi hyuna namun ponsel hyuna tidak aktif
 
 
"Tidak aktif ? Sebenarnya kemana dia, sudah seminggu ini hyuna pergi diam-diam"
 
 
Seharian hyunseung hanya bersantai didalam rumah sebenarnya kemana pun dan apa pun bisa dibelinya dengan uangnya yang sangat banyak namun ia merasa tak membutuhkan apa pun saat ini kepalanya penuh dengan fikiran dimana kekasihnya saat ini hyunseung berkali-kali mengecek ponselnya berharap hyuna menelfonnya tapi ponselnya masih tidak aktif 
 
 
Hyunseung mulai tak enak hati fikirannya sudah terbang jauh tiba-tiba ia teringat pada choi ia khawatir jangan-jangan hyuna pergi dengannya, hyunseung terkejut saat menghubungi choi telfonnya pun tidak aktif membuat hyunseung semakin berfikir yang tidak-tidak akhirnya ia memutuskan menghubungi jessie 
 
 
"Ada apa hyunseung?"
 
"Apa boss ada di markas?"
 
"Seharian ini boss tidak ke markas, ada apa ?"
 
 
Tidak ke markas ? Apa jangan-jangan...
 
 
"Apa kau tau kemana perginya boss?"
 
"Entahlah, mungkin ia hanya malas untuk kesini dan menghabiskan waktunya dirumah? Mungkin"
 
 
Tidak mungkin, aku sangat mengenalnya ia buka type pria yang bermalas-malasan dan betah berdiam diri dirumah, pasti dia pergi kesuatu tempat
 
 
"Hyunseung?"
 
"Hm?"
 
"Apa semuanya baik-baik saja ?"
 
"Ya , nanti kuhubungi lagi sampai jumpa"
 
"Oke"
 
 
Ponsel hyuna tidak aktif dan ia pergi mendadak pagi-pagi sekali lalu choi hyung pun tidak ada di markas dan ponselnya tidak aktif , ini mencurigakan
 
 
Hyunseung mengepal kedua tangannya dan mengeraskan rahangnya awas saja jika sampai fikiranku benar aku tak akan segan-segan menghabisi kau choi! 
 
 
Setelah membersihkan dirinya ia menyambar jaket favoritenya dan pergi dengan mobil Bugatti Veyron berwarna hitamnya yang mencapai harga empat puluh empat milyar dan jumlahnya terbatas, di kota seoul yang cukup padat itu ia sendiri bingung harus pergi kemana untuk mencari hyuna dan memastikan kecurigaannya walaupun ia sangat berharap jika itu semua tidak benar 
 
 
Seharian ini hyunseung pergi mencari hyuna kesemua tempat yang selama ini menjadi tempat favorite hyuna tapi tak menemukannya hyunseung mulai frustasi fikirannya semakin berfikir yang tidak-tidak hingga langit pun mulai gelap ia memutuskan untuk pulang berharap hyuna sudah pulang sekali lagi ia mencoba menghubungi hyuna dan kali ini diangkat 
 
 
"Hyuna ?"
 
"Oppa ?kau dimana ?"
 
"Kau yang dimana ?!" Bentak hyunseung 
 
"Aku? Aku di apartement, kenapa oppa marah-marah?"
 
 
Tanpa menjawab hyunseung langsung memutus telfonnya dan melaju cepat menuju apartementnya setelah sampai hyunseung langsung menaiki lift dan dengan langkah yang besar dan cepat menuju kamar apartementnya 
 
 
Hyuna membuka pintunya namun ia terkejut hyunseung mendorongnya hingga tubuhnya terbentur ke tembok 
 
 
"Oppa!!" 
 
 
"Darimana saja kau ?!"
 
 
"Oppa ! Ada apa denganmu?!"
 
 
"Jawab aku ! Darimana saja kau ?! Kau selingkuh kan?! Apa kau juga memberikan tubuhmu padanya ?!"
 
 
Hyuna membulatkan kedua matanya lalu menampar keras pipi hyunseung dan menatapnya penuh amarah
 
 
"Apa maksudmu ?! Aku tidak pernah selingkuh kau fikir aku akan memberikan tubuhku pada semua pria huh?! Asal kau tau hanya kau satu-satunya pria yang menjamahiku ! Dasar kurang ajar !!" Dengan air mata yang berlinang hyuna mendorong keras dada hyunseung agar menjauh darinya ia berlari masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu
 
 
"Hyuna !!" Teriak hyunseung dari luar
 
 
"Menjauhlah!! Kau brengsek!" Teriak hyuna dari dalam dengan tangisnya ia meringkuk di pinggir ranjang dan menangis terisak 
 
 
Hyunseung membuang nafasnya kasar dan memukul tembok dengan kepalan tangannya nafasnya yang menggebu-gebu ia mencoba menenangkan dirinya dengan membuka kulkas dan mengambil bir dan meneguknya hingga habis hingga kepalanya terasa sangat pusing akibat emosi yang tak terkendali 
 
 
 
"Oppa"
 
Hyunseung terbangun dari tidurnya saat hyuna mengelus keningnya 
 
 
"Oppaa.. Bangunlah" 
 
 
Hyunseung terbangun dan mencoba memfokuskan pandangannya ternyata hyuna sudah berjongkok di dekatnya 
 
 
"Hyuna?"
 
 
"Oppa bangunlah, badanmu akan sakit jika terus tidur disini"
 
 
"Hyuna" hyunseung segera bangun dan menarik hyuna kedalam pelukannya , hyuna membalas pelukan hyunseung 
 
 
"Hyuna maafkan aku" 
 
 
"Iya oppa"
 
 
Hyunseung melepaskan pelukannya dan menatap hyuna 
 
 
"Kau tidak marah padaku ?"
 
 
Hyuna tersenyum kecut
"Tadinya aku memang kesal padamu , tapi rasanya aku tidak bisa marah berlama-lama padamu oppa" 
 
 
"Maafkan aku telah menuduhmu..." Hyunseung tak melanjutkan ucapannya hyuna kembali tersenyum kecil 
 
 
"Oppa percaya kan kalau aku tidak selingkuh?"
 
 
"Tapi .. Selama ini kau selalu pergi mendadak dan tanpa bersamaku, sebenarnya kau pergi kemana ?"
 
 
"Oh itu.. Jadi itu sebabnya oppa menuduhku?"
 
 
Hyunseung menggaruk kepalanya yang tak gatal merasa malu dengan pertanyaan hyuna yang terkesan dirinya sudah menuduh 
 
 
"Lalu ? Apa jawabannya ?" 
 
 
Hyuna memegang kedua pipi hyunseung 
"Maaf oppa, aku tidak bisa memberitahukannya padamu , tapi nanti kau akan tau pada waktunya" 
 
 
Hyunseung mengernyit mendengar ucapan hyuna yang sama sekali bukan jawaban yang ingin didengarnya 
 
 
"Katakan hyun.."
 
 
Hyuna menutup mulut hyunseung dengan kedua tangannya 
 
 
"Jangan banyak bertanya lihat saja nanti karena jika semakin kau mendesakku nanti aku malah memberitahukannya padamu" 
 
 
Hyunseung mengangguk dengan mulut yang masih di tutup rapat oleh tangan hyuna ,hyunseung langsung menarik hyuna dengan gerakan cepat dan menindihnya disofa besar itu 
 
 
"Yaah oppa!!!" 
 
 
 
Malam ini hyuna dan hyunseung akan membobol minimarket yang selalu buka sampai tengah malam tanpa perintah dari choi mobil keduanya tiba tepat di depan minimarket yang keadaannya tidak cukup ramai itu setelah memakai topeng dan menyiapkan senjata keduanya turun dan langsung mengarahkan pistol mereka pada kasir dan pelayan disana membuat orang-orang seisi minimarket itu terkejut dan berjongkok hyuna segera menembak cctv yang menyala 
 
 
"Diam !! Atau kalian kutembak! Serahkan uangnya cepat!" Perintah hyunseung pada sang kasir 
 
Karena ketakutan terpaksa penjaga kasir itu menyerahkan seluruh uang yang berada didalam mesin kasir pada hyunseung sedangkan hyuna mengawasi keadaan diluar memastikan tidak akan ada polisi atau apa pun yang membahayakan setelah mendapatkan uang dari kasir itu hyunseung mengambil beberapa snack dan minuman ia masukkan kedalam tasnya lalu ia memberikan sedikit uang pada kasir itu sebagai bayaran atas snack yang diambilnya lalu segera pergi dengan masuk kedalam mobil bersama hyuna 
 
 
"Oppa kau membawa snack pesananku?"
 
 
"Tentu sayang" Hyunseung mengecup kening hyuna sambil mengendarai mobilnya 
 
 
"Oppa ! Polisi !" 
 
 
Hyunseung melihat kaca spionnya ia tersenyum licik dan menancap gasnya melaju lebih cepat di malam hari yang sepi itu 
 
 
"Ayo kita bermain" gumamnya sambil melajukan mobilnya semakin cepat saat ditengah persimpangan hyunseung memberikan sen kekanan 
 
 
Hyuna tersenyum licik ia pun mengerti maksud hyunseung setelah memberikan lampu sen kekanan hyunseung segera memutar stir mobilnya kekiri membuat sebuah mobil polisi itu terkecoh setelah itu hyunseung melajukan mobilnya semakin cepat dan mencari jalan yang berlawanan arah namun bisa cepat kembali ke apartement mereka 
 
 
"Waaah !!! Daebak!!!" Ucap hyuna mereka tertawa bersama melihat mobil polisi yang sampai terguling tadi setelah sampai di apartement mereka melepas topeng dan perlengkapan mereka dan mereka masukkan kedalam tas lalu turun dari mobil dan bersikap biasa saja saat memasuki apartement
 
 
Baru saja mereka sampai di apartement mereka choi menelfon hyunseung dan memberikan tugas untuk membobol bank tanpa berfikir panjang mereka segera kembali kedalam mobil mereka dan bersiap untuk melancarkan misi malam ini 
 
 
 
"Sayang ? Ada apa ?" Hyunseung melihat raut hyuna yang berbeda malam ini 
 
 
"Oppa, kenapa perasaanku tidak enak"
 
 
"Maksudmu?"
 
 
"Entahlah.. Aku juga tidak tau , apa akan terjadi sesuatu?"
 
 
Hyunseung tersenyum kecil dan memegang kedua tangan hyuna 
 
 
"Sayang , kau percaya padaku ? Semuanya akan baik-baik saja , tak akan ada yang terjadi selama kau disisiku"
 
 
Hyuna tersenyum dan mengangguk ia percaya karena selama tiga tahun ini ia selalu merasa aman saat berada disisi hyunseung 
 
 
"Ayo sayang, kau sudah siap ?" Hyuna mengangguk sebagai jawaban mereka pun memastikan senjata mereka masing-masing dan perlengkapan lainnya lalu segera masuk kekawasan gedung mewah yang tinggi menjulang itu 
 
 
"Awas , hati-hati" hyunseung menarik lengan hyuna hingga keduanya bersandar di dinding bangunan itu karena ada seorang penjaga yang sedang bertugas melewat 
 
 
"Oppa penjaganya sangat banyak" bisik hyuna 
 
 
"Iya maka dari itu kita harus ekstra hati-hati" 
 
 
"Ayo" ujar hyunseung dengan hati-hati dan melirik kekiri dan kekanan mereka memastikan keadaan sudah aman lalu berjalan cepat menuju ruangan dimana terdapat berangkas yang dituju 
 
 
"Oppa menurut info yang aku dapat ruangan berangkas itu ada diantara pintu itu" Hyuna menunjukkan kearah dua pintu dan tidak mungkin bagi keduanya untuk membukanya satu persatu itu akan membuang banyak waktu 
 
 
"Baiklah, kita buka pintu sebelah kanan" Hyuna dan hyunseung segera bersembunyi saat mendengar langkah kaki 
 
 
Penjaga itu menyorotkan senter ke arah tempat persembunyian hyuna , hyunseung yang bersembunyi ditempat lain pun terkejut dan bersiap jika penjaga itu menemukan hyuna 
 
 
Tak terduga penjaga itu melangkah ke arah persembunyian hyuna dan menemukan hyuna disana dengan cepat hyuna menghajar penjaga itu dan menyeretnya ketempat persembunyiannya tanpa membuat keributan hyunseung tersenyum bangga dengan sikap kekasihnya itu walaupun hyuna tak bisa melihatnya karena ia memakai topeng
 
 
Hyuna memberikan isyarat dengan kepalanya agar hyunseung segera membuka pintu itu dan hyuna memastikan keadaan aman 
 
 
"Yah !" 
 
 
Hyuna dan hyunseung terkejut saat melihat seorang penjaga memergoki hyunseung yang sedang mencoba membuka pintu itu melihat kekasihnya terancam hyuna mengeluarkan pistolnya dan menembak tepat didada penjaga itu hingga terkapar dilantai mendengar suara tembakan para penjaga disana segera datang hyuna dan hyunseung tidak panik sama sekali tapi mereka tau apa yang harus mereka lalukan jika sudah seperti ini 'waktunya berolahraga'
 
 
Terdengar beberapa kali tembakan didalam gedung besar itu hyuna melakukan putaran tubuhnya kedepan dan menembak dua orang penjaga sekaligus 
 
 
"Oppa awas!" 
 
 
Hyunseung segera menghindar dari peluru yang hampir saja mengenainya namun hyunseung berhasil membuka ruangan berisi berangkas itu 
 
 
"masuklah dan ambil uangnya aku yang akan menangani mereka"
 
 
"Baiklah" hyuna segera masuk dan mengambil uang sebanyak-banyaknya kedalam tas besar yang dibawanya setelah selesai ia segera keluar dan membantu hyunseung 
 
 
Berkali-kali terdengar suara tembakan dan darah yang berceceran diseluruh lantai setelah menghabisi mereka semua hyuna dan hyunseung langsung berlari keluar karena mendengar suara sirine dari mobil polisi dan mereka yakin jumlah polisi itu tidaklah satu atau dua mobil tapi sekitar lima sampai sepuluh mobil 
 
 
"Kesini!" Ujar hyuna mereka segera melewati lorong kecil yang akan membawa mereka keluar lorong yang panjang dan kecil hingga mereka harus berjalan dengan merangkak 
 
 
Hingga akhirnya mereka keluar dari lorong itu namun ternyata polisi sudah berdiri tepat dihadapan mereka 
 
 
"Angkat tangan !!" 
 
 
Sialan !!! Gerutu hyunseung
 
 
Hyuna dan hyunseung mengedarkan pandangan mereka mencari celah untuk bisa lolos dari kawanan polisi yang sudah mengepung mereka seperti memiliki insting yang kuat diantara keduanya , keduanya memiliki pemikiran yang sama hyunseung menyimpan kantung uang yang dibawanya lalu segera menembak salah satu dari mereka lalu berlari dari kepungan itu dengan gerakan cepat hyuna menembak polisi yang hendak menembak hyunseung, polisi itu pun  berpencar beberapa dari mereka mengejar hyunseung dan yang lainnya berurusan dengan hyuna , hyuna tersenyum licik dibalik topengnya mau bermain denganku ya
 
 
Hyuna berkelahi dengan para polisi yang berjumlah delapan orang seorang diri dengan kemampuan bela dirinya yang sudah tidak diragukan lagi 
 
 
Hyunseung berlari secepat mungkin walaupun polisi telah menembakinya namun ia berhasil menghindarinya hingga hyunseung menginjakkan kakinya ke tembok dan melompat lalu menembaki para polisi itu satu persatu dengan mudahnya 
 
 
Hyunseung terkejut mendengar teriakan hyuna 
 
 
"Hyu.." Hyunseung segera menahan ucapannya salah satu peraturan saat melakukan misi mereka tidak boleh menyebutkan nama rekan mereka
 
 
Hyunseung segera berlari kearah suara hyuna yang tadi didengarnya 
 
 
"Tidak !!!" Hyunseung melihat hyuna duduk bersandar ditembok dengan lemasnya dan memastikan hyuna masih hidup sedangkan para polisi sudah terkapar tak sadarkan diri 
 
 
"Kau baik-baik saja ?"
 
 
Hyuna mengangguk kecil 
"Oppa uangnya"
 
Hyunseung segera mengambil kantung uang itu namun saat hyunseung memegang bahu hyuna ia meringis 
 
 
"Ada apa ?"
 
 
"Tidak , aku baik-baik saja ayo" mereka pun segera pergi dari tempat itu dengan alarm yang terus menyala 
 
 
Didalam mobil tidak biasanya keduanya diam tak ada yang memulai pembicaraan , hyunseung melirik kearah hyuna yang terdiam namun hyuna terlihat tidak nyaman 
 
 
"Hyuna? Ada apa ?"
 
 
"Gwaenchana" 
 
 
"Sungguh?"
 
 
Hyuna mengangguk sebagai jawabannya , hyunseung mengelus puncak kepala hyuna dan menariknya kedalam pelukannya namun hyuna meringis kesakitan
 
 
"Apa kau terluka ?"
 
 
"Aku baik-baik saja oppa"
 
 
Walaupun hyuna mengatakan baik-baik saja tapi ia yakin hyuna pasti terluka hanya dia tidak tau dimana letak luka itu membuatnya khawatir dan ingin segera sampai di apartement dan memeriksanya sendiri 
 
 
Setelah sampai di bassement hyuna tak mampu membuka pakaiannya ia meminta hyunseung untuk membukakannya 
 
 
"Kau terluka kan? Dimana ? Katakan padaku" 
 
 
"Oppa , ayolah bukakan bajuku aku baik-baik saja" 
 
 
Hyunseung membuang nafasnya panjang lalu membantu hyuna menggantikan pakaiannya disana minim cahaya membuatnya tak bisa melihat luka hyuna hingga mereka menaiki lift ia melihat wajah hyuna pucat Hyunseung merangkul hyuna lagi-lagi hyuna meringis kesakitan 
 
 
Setelah sampai hyuna buru-buru masuk ke dalam kamar mandinya membuat hyunseung semakin mencurigainya 
 
 
"Sayang? Kau baik-baik saja ?"
 
 
"Ya oppa" jawab hyuna dari dalam kamar mandinya 
 
 
Hyuna meringis saat membuka pakaiannya yang sudah berlumur darah bahunya terluka akibat terkena tembakan ia segera membersihkannya dengan air hangat namun ia tetap meringis kesakitan , ia tak mau terlihat lemah dihadapan hyunseung hanya untuk luka kecil seperti ini ia tak mau terus menyusahkan dan membuat cemas kekasihnya 
 
 
Sudah cukup lama hyuna berada didalam kamar mandi membuat hyunseung semakin cemas 
 
 
"Hyuna buka pintunya" 
 
 
"Hyuna!" 
 
 
Hyuna pun membuka pintunya dengan sebelah tangan kanannya memegang bahu kirinya yang masih mengeluarkan darah , hyunseung terkejut dan langsung melihat luka itu 
 
 
"Kau terluka ?! Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?!"
 
 
"Tidak apa-apa oppa, ini hanya luka kecil"
 
 
"Luka kecil apanya ?! Kau berdarah banyak sekali , ayo kita kerumah sakit sekarang juga"
 
 
"Oppa tidak usah .. Tidak.. Hanya butuh sedikit obat dan perban cukup, apa kau tidak ingat dulu aku pernah tertusuk saat membobol rumah keluarga song? Aku bisa mengobatinya sendiri" Hyuna berjalan melewati hyunseung dan mengambil kotak obat hyunseung menggelengkan kepalanya melihat sifat kekasihnya yang sangat keras kepala 
 
 
Hyuna mengobati lukanya sendiri namun ia cukup kesulitan karena ia tak bisa mengangkat tangan sebelah kirinya 
 
 
"Biar aku saja" Hyunseung segera membantu hyuna memberikan obat dan menutupinya dengan perban 
 
 
"Oppa , jangan khawatir.. Ini hanya sobek sedikit saja"
 
 
Hyunseung tak menjawab ia hanya fokus menutup luka hyuna dengan perban , hyuna tersenyum memperhatikan hyunseung yang dengan seriusnya mengobati luka hyuna , setelah selesai mengobati luka hyuna hyunseung melihat bingung pada hyuna yang malah tersenyum padanya , hyunseung hanya mengangkat kepalanya sebagai isyarat bertanya ada apa 
 
 
"Aku memang tidak mau membuatmu cemas , tapi entah mengapa melihatmu khawatir padaku aku suka" 
 
 
"Kenapa kau suka?"
 
 
"Karena saat kau cemas , kau seribu kali memperhatikanku" 
 
 
"Aku selalu memperhatikanmu" 
 
 
"Aku tau, tapi berbeda saat kau memperhatikanku dengan mencemau saat kau mencemau kau terlihat begitu ketakutan kehilanganku" 
 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu mengecup kening hyuna 
 
 
"Aku memang selalu takut kehilanganmu, maka dari itu berjanjilah akan selalu menjaga hatimu untukku dan berjanjilah akan tetap hidup walaupun dalam keadaan kritis sekali pun kau harus selalu ingat padaku"
 
 
Hyuna tersenyum dengan manjanya dan hendak memeluk hyunseung namun ia lupa sebelah tangannya sedang sakit 
 
 
"Ah appa!"
 
 
"Sudah diam saja aku saja yang memelukmu" Hyuna tersenyum dan merasakan hangatnya tubuh hyunseung yang memeluknya penuh sayang
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 25: Makasih thor! Makasih udah buat ending kayak gini T.T
Troubleshipper #2
Lega dkit sih hyuna hyunseung udah kmbali. Tapi feelingku mslh msih bnyak... T.T
Troubleshipper #3
Chapter 19: Trouble.. Trouble.. Mssalah mkin bnyak thor.. Ane bperr T.T
Troubleshipper #4
Chapter 14: Saya yg sakit hati hyunseung mau nikah T.T.
Troubleshipper #5
Chapter 13: Wlwkwk.. Ngakak subuh2 pas baca "kantung" hyuna. Btw, happy birthday unni.
Exquisitely #6
Great Looking Plot~
Troubleshipper #7
Chapter 10: Ah... Author jdi balik ke chap 1 lagi kannn.. Ah chanyeol siapa?? Hahaha..
Troubleshipper #8
Chapter 9: Aku pikir ini chap penuh dgn kesedihan.. Tapi ternyata diluar dugaaan. Emosi reader dibuat naik turun.. Daebak author! Gomawo udh updte..
Troubleshipper #9
Chapter 6: Diawal udah dibuat ketawa pas hyunseung oppa jadi malas karena hukumannya.. Aku sukses banget bayangin wajahnya, hahha.. Tapi diakhir dibuat khawatir juga, ah entahlah thor.. Yg pnting Next.. Hehe
Troubleshipper #10
Chapter 3: Tiap dialog mereka, feel nya dapet bgt.. Ucapan hyunseung terkesan dingin, agak cuek.. Tp syang sama hyuna. Wkwk, aku sok tau..

Smgt thorr..