Thirteen
UnlovedJiyong berjalan kearah taeyeon lalu duduk disampingnya, mengajak jiyeon untuk lebih dekat dengan ibu kandungnya seperti kata irene.
"Maaf soal tadi" ucap jiyong mengawali pembicaraan mereka
"Tak apa, aku tahu jiyeon lebih dekat dengan Irene-ssi, tapi aku janji ji, aku akan berusaha lebih keras lagi supaya bisa dekat dengan putriku" jawab taeyeon
Jiyong tersenyum, lalu menggendong jiyeon ke pangkuannya.
"Jiyeon-a, coba lihat appa" ucap jiyong sambil menyentuh kedua pipi jiyeon
"Tidak mau! Ayah suka marah marah! Jiyeon mau mommy! " jiyeon berusaha turun dari pangkuan ayahnya
"Jiyeon-a, sini eomma mau cerita sesuatu" taeyeon berusaha membujuknya
"Dulu, waktu jiyeon masih didalam sini, jiyeon baik sekali, menurut apa kata appa dan eomma, jiyeon sangat pintar, dan cantik, semua orang sayang jiyeon. Sekarang, kalau jiyeon tak mau dengar apa yang dikatakan eomma dan appa, jiyeon nanti jadi anak yang nakal, nanti tak ada lagi yang sayang jiyeon, jiyeon tak mau kan seperti itu?" Jelas taeyeon
"..m-mommy sayang jiyeon!" Jiyeon berlari masuk kedalam sambil menangis
Taeyeon menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan, mencoba mencari apa yang salah dengan dirinya.
"Taeyeon-a, kau baik-baik saja?" Tanya jiyong
Taeyeon menggeleng
"Apa yang salah padaku ji? Kenapa bahkan jiyeon tak bisa dekat denganku padahal aku yang melahirkannya. Kenapa dia lebih dekat dengan irene-ssi padahal di bukan ibunya?!" Taeyeon menghapus air matanya
Jiyong merangkulnya sambil mengelus elus rambut panjangnya.
"Joohyun ada bersamanya sejak ia masih bayi, taeyeon-a. Berusahalah sedikit lagi, jiyeon pasti mengerti perasaanmu" ucap jiyong.
Drrrr
Ponselnya bergetar.
Jiyong menatap sebuah nama di layarnya
Joohyun-I
Ia mengangkatnya
"Joohyun-a"
"Selamat siang, maaf mengganggu, ini dengan bagian admnistrasi rumah sakit myeong-dong. Pemilik ponsel ini menerakan namamu sebagai 'jiyong oppa' di dalam ponselnya, dengan siapa saya bicara?"
"Y-ya, saya kwon jiyong. Saya..k-kakaknya, maaf tapi kenapa ponsel ini bosa ada ditangan anda? "
"bisa anda datang ke rumah sakit myeong-dong sekarang? Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan mobil di daerah dongdae-mun dan sekarang dia berada di dalam ruang operasi"
"..a-apa?! Kecelakaan apa? Dia barusaja pergi dari rumahku! Rumah sakit mana tadi kau bilang?!" Ucap jiyong panik
"Myeong-dong. Tolong cepat datang karena kami kehabisan stok darah disini, bae joohyun-ssi sedang dalam keadaan kritis sekarang"
Jiyong menutup ponselnya dan bergegas masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci mobil.
"Ayo taeyeon-a, kita harus kerumah sakit. Joohyun kecelakaan" kata jiyong sambil menggandeng tangan taeyeon masuk kedalam mobil.
"Ada apa? Apa yang terjadi pada irene-ssi?" Tanya taeyeon sambil menaikan jiyeon kedalam mobil
Jiyong tak menjawab.
****
Minho masih mencari cari dimana keberadaan irene, suara tabrakan mobil tadi benar benar terdengar jelas di ponselnya. Apa itu mobil lain atau mobil irene, dia ingin tahu.
Minho menjalankan mobilnya sampai di tempat orang orang berkerumun, ada polisi pemadam kebakaran dan ambulance disana, ia turun dari mobil dan berlari kearah kerumunan orang itu.
"Permisi, apa yang terjadi?" Tanya minho
"Aigoo-ya! Tadi ada sebuah mobil yang tertabrak truk besar! Wanita yang ada di dalam mobil itu terluka parah! Aow~ aku bahkan tak sanggup melihat darah darah di baju dan kepalanya" kata seorang wanita separuh baya
Minho membulatkan matanya
"Dimana? Sekarang dimana wanita itu?!" Tanya minho
"Tentu saja sudah di bawa ke rumah sakit! Lihat mobilnya saja remuk bayangkan apa yang terjadi pada orang di dalamnya" jawab wanita itu.
Minho bergegas masuk kedalam mobilnya dan pergi ke nama rumah sakit yang tertera pada ambulance itu. Ia benar benar panik dan tak tahu apa yang harus ia lakukan, Padahal hari ini ia akan mencoba menyatakan cintanya sekali lagi pada irene, mungkin dengan itu perasaannya pada taeyeon akan berakhir.
"Bae joohyun! Bae joohyun! Wanita yang kecelakaan di dongdae-mun baru saja, apa ada disini?!" Tanya minho segera setelah dia sampai di rumah sakit.
"A-ah! Dia ada di ruang operasi sekarang, apa anda walinya?" Tanya perawat itu
"Bagaimana keadaannya? Apa dia terluka parah?!" Tanya minho
"Tulang belakangnya retak, tulang rawan di kaki kanannya tertusuk besi, dan yang terparah adalah terjadi pendarahan hebat di otak mungkin dikarenakan kerusakan limbic system didalamnya, nanti anda bisa bicara dengan dokter untuk keterangan selanjutnya" jawab suster itu.
Minho sama sekali tak mengerti apa yang dikatakannya, dia memutuskan untuk menunggu operasinya selesai di sebuah koridor.
"Choi minho" seorang wanita menghampirinya
Minho menatap wanita itu dingin
"Ada apa? Apa ayah atau ibumu sakit? Kenapa kau datang kesini?" Tanya wanita itu
"Bukan. Lagi pula apa pedulimu, sekarang kita sudah tak ada hubungan apapun lagi"jawab minho
"Kau pria bernama kwon jiyong?" Lanjut minho
"Ya, aku kwon jiyong" jawab jiyong sambil menggendong jiyeon
"Perawat mencarimu" kata minho.
"Ada a-"
Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya lampu ruang operasi berubah menjadi warna hijau. Seorang dokter keluar dari dalamnya.
"Siapa wali pasien?" Tanya dokter itu segera setelah ia melepas masker dan sarung tangan
"Tak ada walinya disini?" Tanya dokter itu lagi setelah melihat ekspresi mereka yang kebingungan.
"Orang tuanya sedang tak ada disini, jadi aku akan jadi walinya" kata jiyong.
Tak lama setelah itu dua orang perawat keluar dari ruangan operasi sambil mendorong sebuah ranjang operasi dengan seorang wanita tertutup kain biru diatasnya. Jiyong menatap wanita itu lekat lekat.
"Pukul 14.54, karena pendarahan di otak dan serangan jantung. Pasien bae joohyun dinyatakan meninggal" ucap dokter itu sambil memberikan penghormatannya pada jiyong, taeyeon dan minho.
Jiyong menutup rapat rapat telinga jiyeon.
"Apa maksudmu?! Kenapa dia meninggal!? Kami baru saja bicara di telepon tadi!" Kata minho sambil memegangi kerah leher dokter itu.
"Minho-ya!" Taeyeon memegangi tangannya.
"Kau sudah bekerja keras dok" ucap taeyeon.
Jiyong terduduk sambil memeluk jiyeon yang kebingungan.
Please Subscribe to read the full chapter
Comments