One
UnlovedSeorang lelaki berjalan gontai menyusuri pinggiran jalan hongdae yang ramai. Pandangannya beralih dari satu toko ke toko lain. Helaan nafas panjang menyertai setiap langkah kakinya.
Angin sepoy mengelus permukaan kulitnya.
Bukan ini yang dulu ku rasakan
Pikirnya.
Berjalan melawan arus pejalan, membuatnya terlihat seperti tuna di lautan yang luas. Terkadang ia menutup matanya, merasakan puluhan orang melewatinya. Seperti tak menganggap keberadaannya. Pijakan kakinya sampai di seberang sebuah rumah sakit besar, dengan seorang lelaki separuh baya menyambutnya. Ia memberanikan diri untuk memijak kedalam gedung putih besar itu. Berusaha menenangkan jantungnya yang mulai tak berhenti berdegub.
"Dia ada di dalam. Temui dia"
Dia memasuki salah satu pintu di hadapannya. Seorang wanita sedang terbaring dengan beberapa alat menempel di tubuhnya. Lelaki itu mengernyitkan dahinya, menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya. Nafas dalam dalam ditariknya, setelah melihat wanita itu terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.
"Ini, beri nama putri mu" kata lelaki paruh baya yang di temuinya tadi sambil memberikan sebuah form
Comments