Babe
Satu Permintaan (One Wish)Babe
“Jagiya..!!!”
Teriak Hayi bersemangat ketika baru saja keluar dari apartemennya, melihat her oh-so-good-looking boyfriend berdiri menunggu disamping mobil. Hayi melambaikan satu tangannya ke arah Hanbin.
Hanbin tersenyum lebar melihat sang pacar yang entah kenapa sore ini terlihat sangat cantik.
Tapi ia membulatkan matanya melihat Hayi tiba - tiba berlari ke arahnya. Bukan apa- apa, Hanbin hanya khwatir jika Hayi jatuh karena sekarang ia memakai high heels “Jagiya! jangan—“
Sebelum Hanbin sempat menyelesaikan kalimatnya Hayi sudah berada didepannya dan memeluknya duluan. Membuat Hanbin sedikit kehilangan keseimbangan dan mundur kebelakang hampir menyentuh mobilnya.
“Happy Anniversary!!” kata Hayi, ia masih memeluk Hanbin dan menengadahkan kepalanya ke atas untuk melihat sang laki – laki yang awalnya kaget menjadi ikut tersenyum.
“Kau terlalu bersemangat Hayi” Kata Hanbin dengan tawa. Lengkungan senyum di wajah Hayi langsung hilang. Hayi melepaskan pelukannya dari Hanbin dan kini ia menyilangkan tangannya.
“Ini pertama kalinya kita bertemu setelah 2 minggu, dan yang kau ucapkan adalah itu?” kata Hayi. Menyipitkan mata. “Setidaknya balas ucapan selamatku. Rasanya seperti hanya aku yang menantikan hari ini datang.” Hayi bergumam sendiri pada kalimat terakhir yang ia ucapkan.
Hanbin tersenyum lebar melihat sikap Hayi. Dia merindukan hal ini. Dua minggu tidak bertemu Hayi karena dia harus mengikuti pelatihan dan lomba basket nasional adalah hal terberat bagi Hanbin.
Dan ia merasa Hayi belum tahu apa yang sebenarnya ada dipikirannya sekarang.
“Jangan cemberut” kata Hanbin mencubit pipi Hayi,bercanda.
“A! Sakit..” sang wanita semakin cemberut dan mengusap pipinya.
“Tunggu. Aku punya sesuatu untukmu” kata Hanbin berbalik badan membuka pintu mobilnya dan mengambil sebuah buket mawar merah yang sangat cantik.
Hayi membulatkan matanya, menerima buket itu dari Hanbin. “Untukku?”
Hanbin tersenyum “Happy Anniversary Hayi”
Sang wanita melihat ke arah pacarnya dengan mata berseri – seri “Gomawo” dan dengan begitu rasa marah Hayi kepada Hanbin pun menghilang.
Hanbin senang melihat sang pacar menyukai apa yang ia berikan. Dan ia pun memberikan satu kecupan di kening Hayi sabagai sebuah ‘tambahan’ hadiah.
Sampai akhirnya ia sadar untuk mengatakan suatu hal yang wajib ia katakan pada Hayi.
“Kau sangat cantik hari ini” kata Hanbin. Hayi yang masih sibuk melihat ke arah bunga mawarnya kini mengangkat wajahnya melihat ke arah Hanbin. “Dan bajumu juga. Aku suka kau memakai itu” kata Hanbin tersenyum manis
Hayi tertawa. “Terimakasih. Kau juga. Aku suka kau memakai baju itu”
Hanbin ikut tertawa.
Hayi dengan ketidaksukaanya pada warna merah. Dan Hanbin yang membenci warna hijau.
“Baiklah jika kau memilih merah untukku, tapi kau juga harus memakai baju warna hijau”
Hanbin masih i
Comments