No One
Satu Permintaan (One Wish)Piala ditangan. Suara teriakan fans telah hilang. Semua staff di Ruang make-up memberikan ucapan selamat padanya.
“Aku seharusnya bahagia..” pikirnya saat tadi turun dari panggung.
Tiga tahun, merupakan waktu yang tidak sedikit untuknya menunggu semua ini datang. Dua kemenangan telah diraihnya. Tapi kenapa kemenangan kedua ini terasa begitu hampa.
Hayi masuk ke dalam mobil van yang mengantar pulang ke apartemennya. Sang manajer yang berada di kusi depan di samping supir, sedang membacakan schedule yang akan ia lakukan esok hari.
Hayi hanya terdiam melihat luar jendela mobil.
“Kau tidak apa – apa, Hayi?” tanya manajer Oppa kepadanya.
Hayi hanya tersenyum dan membalas pelan.
“Dia pasti juga akan bahagia melihatmu mendapatkan kemenangan kedua ini.” Kata manajer Oppa.
Hayi tersentak, emosi sedih yang ia pendam tiba-tiba muncul lagi. Ia ingin sekali menangis.
Sisa perjalanan menuju apartemen dilalui dengan diam. Dan pikiran Hayi yang kacau.
---------------
Sesampainya di apartemen yang kosong.
Ia masuk ke dalam kamar.
Mengenang kebersamaan mereka. Mengenang janji yang ia buat padanya. Mengenang wajah letihnya yang setia mendampingi untuk melakukan promosi dengannya. Berfikir jika berita buruk itu tidak terjadi, Hayi akan memegang piala kedua itu dengannya. Dan akhirnya dia menangis.
Hayi mengambil handphone, mencari satu nama di kakaotalk nya
‘Hanbin’
<
Comments