I Miss You
Satu Permintaan (One Wish)Lee Hayi menopang kepalanya ke satu tangan dan menutup mata. Menarik nafas dalam mencoba berimajinasi tentang jalan cerita yang bagus yang ia bisa gunakan untuk dituangkan ke dalam lirik lagu yang sedang dibuatnya.
Di ruang ini didalam studio musik yang selama 2 jam ini Hayi duduk di dalam, ia mencoba menyerahkan segala isi yang ada dipikirannya ke sebuah buku tempat dimana dia mencorat coret lirik.
Jika ia menemukan satu atau dua kalimat yang menurutnya bagus ia segera menulisnya ke dalam buku. Tapi setelah 2 jam disini dan fikirannya sudah mulai jenuh. Hayi memandang ke depan dengan tatapan kosong.
Sajangnim.. kenapa kau lakukan ini padaku!
Hayi meletakan kepalanya ke meja dan menunutup matanya lagi. Merasa frustasi akan tugas yang diberikan oleh Sajangnim.
“Ah menyebalkan!! Kenapa tidak ada inspirasi!!”
Pintu ruang studio terbuka , seseorang masuk ke dalam dan Hayi menoleh ke arah pintu.
“Kau tidak senang melihatku?”
“Hanbin~”
“Emm?”
“Itu karena aku sedang sedih” Hayi meletakkan lagi kepalanya di meja.
Hanbin mengambil kursi di pojok ruangan dan menggesernya ke samping Hayi. Duduk disana, dan pandangannya beralih kearah sang wanita. Ia merasa kasihan kepada wanita itu.Tapi mau apa lagi. Sajangnim sendiri yang memberikan tugas ini untuk Hayi. Dan Hanbin masih ingat betul saat dimana Hayi tiba – tiba menelfonnya dengan suara panik memberitahunya tentang tugasnya. Hanbin ingin tertawa saat itu.
Hanbin meletakan kepalanya di satu tangan dan tangan kanan membelai lembut rambut Hayi. Hayi tersenyum kearah Hanbin. “Katakan Hanbin,apa yang harus aku lakukan agar aku bisa membuat lagu yang bagus sepertimu?” Hanbin tersenyum lebar. “Tidak ada rahasia.. aku hanya menuliskan apa saja yang kufikirkan.”
Hayi menyipitkan mata “Bohong” dan Hanbin pun tertawa. “Oke, mari kita lihat lirik yang kau tulis”
“Jangan tertawa. Aku masih belajar”
“Aku tahu”
Hanbin melihat ke arah tulisan yang ada pada buku milik Hayi membacanya dengan teliti. Hayi mendekat kearah Hanbin, ikut membaca tulisannya juga. “Bagaimana?”
Hanbin berfikir sejenak “Lumayan”
“Lumayan?” Hayi mengangkat alisnya
“Kata – ka
Comments