Mother's Favorite
Satu Permintaan (One Wish)Enjoy!!!!! :) Btw halo 96liner~ ^^/
......................................................................................................................................................................................................................................
“Aku pulang~~!!” Hayi masuk ke dalam rumahnya, berteriak untuk memberi tanda kepada Ibunya kalau dia sudah berada di rumah.
“Omma~!!” Ia berteriak lagi saat tak ada suara ibunya menjawabnya. Tak seperti biasanya. Karena ibunya adalah seorang ibu rumah tangga Hayi berfikir pastilah ibunya tak akan pergi. Ia berjalan ke kamarnya berfikir bahwa mungkin ibunya pergi ke toko depan dan ia akan pulang dengan segera.
Hari ini Hayi pulang telat karena pergi ke toko bersama teman satu kelasnya Hana. Dia merasa sangat capek hari ini, untuk itu ia ingin sekali cepat - cepat merebahkan tubuhnya dikasur tempat tidurnya yang empuk. Tapi rasa capek itu hilang ketika Hayi melihat seseorang, orang asing ada di dalam kamarnya.
“Apa yang kau lakukan disini ?!?!?” Hayi membulatkan matanya melihat Hanbin berada di atas kursi , ia semakin kaget saat Hanbin tak menggubris pertanyaannya dan terus mengerjakan sesuatu, sebuah lampu berada di tangannya.“Yah!!” bentak Hayi.
Hanbin menutup matanya, mengernyitkan dahi mendengar suara bentakan Hayi. “Apa kau tidak melihat aku sedang apa?” kata Hanbin sambil mengangkat tangannya, meletakan lampu itu pada tempatnya dan memutar bola lampu itu agar terpasang.
Hayi melihat Hanbin turun dari kursi dan mendekatinya. “Siapa yang mengijinkan kau masuk ke dalam kamarku?” Tanya Hayi.
Sang laki – laki berdiri diam didepan Hayi lalu tersenyum “Bibi Lee. Ibumu.” Hanbin merentangkan tangan kirinya ke samping dan menekan tombol lampu, sehingga kali ini lampu di kamar Hayi hidup. Hayi membulatkan mata tak percaya.
Suara langkah kaki terdengar dari luar. Hayi menarik nafasnya. Dari ekspresi mukanya perempuan muda ini tampak sangat marah. “Hanbin-ah~ bagaimana? Apakah sudah selesai- Oh Omo!” Bibi Lee melihat pemandangan di depannya dengan kaget.
“Hanbin Hayi~” wajah antusias kini menghiasi wajah Bibi Lee. Hayi mengalihkan pandangannya dari Hanbin. Sekarang ia melihat kearah ibunya,dan benar yang ia tebak, Hayi bisa melihat wajah bahagia yang ada di sana. Hayi sudah terbiasa dengan itu. Dan lebih buruknya, Hanbin pun juga.
“Omma!! Kenapa kau mengijinkan anak ini untuk masuk ke kamarku?” kata Hayi merengek kepada Ibunya.
“Lampu kamarmu mati dan harus diganti. Apakah aku harus memasangnya sendiri? Apa kau tidak takut jika aku akan jatuh dari kursi saat memasang lampu itu?” jelas Bibi Lee tak mau disalahkan.
Hayi menghela nafas. “Aku bisa melakukannya. Lagi pula ini adalah kamar wanita. Dia seorang laki – laki bagaimana jika aku tak sengaja menaruh barang – barang yang tak seharusnya dia lihat. Itu akan sangat memalukan Omma” kata Hayi merengek lagi. Ia tak suka jika ada orang asing yang masuk ke dalam kamarnya. Apalagi Hanbin adalah seorang laki laki.
Hanbin dengan kikuk berdiri di antara dua orang wanita yang marah. Ia merasa tidak nyaman mendengarkan kalimat Hayi tadi.
“Dia? Lee Hayi..dia yang kau maksud mempunya nama sayang. Tidak sopan jika kau memanggilnya seperti itu. .”kata Bibi Lee memberi nasehat.
“Omma-“
“Oke stop! Ini memalukan kita bertengkar di depan Hanbin. Bukankah seharusnya kita berterimakasih pada Hanbin karena sudah menolong kita? Lagi pula aku sendiri yang meminta tolong pada Hanbin” Bibi Le
Comments