I'm With You (4/end)

Satu Permintaan (One Wish)
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

“Jika kau tidak mau ke sana. Aku akan pergi ke sana sendiri.” Kata Hayi memandang Hanbin dengan cemberut lalu berjalan menuju lift yang ada untuk turun ke bawah.

Sebelum ia masuk ke dalam lift , Hayi berbalik badan dan berkata pada Hanbin. “Kau tak perlu khawatir jika aku tersesat, aku akan bertanya pada orang kemana arah jalan menuju ke rumahmu. Karena kau terkenal disini. Ku rasa mereka tau rumahmu dimana.” Kata Hayi dengan sedikir berbisik pada kalimat terakhir yang ia ucapkan.

Hanbin marah tapi dia tersenyum mendengar Hayi berbicara. Sebuah kata yang tak pernah ia bayangkan akan keluar dari mulut Hayi pada saat seperti ini.

Hayi masuk ke dalam lift dan memencet tombol untuk menuju lantai dasar. Di dalam lift dia merasakan debaran jantungnya yang cukup kencang antara ia begitu bersemangat karena ia akan pergi ke ‘Midnight Circus’ dan melihat ke ajaiban yang lebih di tempat itu atau mendapati dirinya ia akan pergi sendiri disana ditempat ia tak mengenal siapa pun.

Walaupun akan tersesat, Hanbin akan menemukanku..

Pintu lift terbuka. Di depan lift Hanbin berdiri berhadapan dengan nya. Hayi membuka mulutnya tak percaya. “Aku merubah pikiranku. Aku akan pergi ke sana bersamamu.” Hanbin melihat kearah Hayi. Sang wanita tersenyum lebar. Karena itulah yang sebenarnya ia inginkan dari tadi.

Mereka berjalan di jalan setapak menuju ‘Midnight Circus’. Karena tempat itu berada di dataran yang lebih rendah dari ‘ilbek tree’ jalanan pun sedikit turun menyesuaikan. Banyak orang – orang yang tampak juga berjalan ke arah tempat itu. Bahkan beberapa couple berada di belakang mereka juga menuju ke ‘Midnight Circus’. Hanya sedikit orang yang melawan arus. Hampir semua orang menuju ke arah yang sama.

“Hanbin apakah disana ada ‘bombom car’?” tanya Hayi penasaran. Ia mencoba memberikan Hanbin pertanyaan dan memulai pembicaraan karena dari tadi mereka saling diam. Dari raut wajah Hanbin, Hayi bisa mengetahui bahwa Hanbin ke sana karena terpaksa.

“Ini dihutan Hayi, tidak ada mobil disini.”

“Ku kira semua ada di negeri ajaib ini, mungkin saja mereka akan membuat mobil dengan kayu.”

“Ini bukan negeri ajaib.”

“Tapi tadi kau turun lebih cepat dari ku padahal aku masuk ke lift lebih cepat darimu.”

“Itu karena kau tidak tahu ada lift lain yang kecepatannya lebih cepat dari lift yang kau naiki.”

“Kau tidak usah bercanda”

“Aku tidak bercanda~”

Hayi berhenti membalas kalimat Hanbin dan berfikir sejenak. Melihat lawan bicaranya terdiam Hanbin pun tersenyum.

Pintu gerbang masuk ‘Midnight Circus’ sudah terlihat di depan mata. Beberapa orang mulai antri berderet di sebuah bangunan kecil dan Hayi yakin bahwa tempat itu adalah tempat penjual tiket.

Hayi memandang pintu gerbang yang besar  yang merupakan pintu masuk. Di atas gerbang yang terbuat dari bambu hijau itu terdapat sebuah papan kayu yang lebar nya seukuran lebar gerbang dengan tinggi 1 meter terpampang dengan tulisan ‘ Midnight Circus ‘ . Terdapat banyak lampu – lampu yang menghiasi pintu gerbang itu dan Hayi sempat berfikir bahwa jika ke sini membawa handphone dia akan memotret pemandangan ini.

Hanbin menarik tangan Hayi menuju ke arah orang orang antri tadi dan akhirnya mereka pun ikut antri disana. Hayi melihat ke depan menghitung berapa lama kira – kira ia kan mengantri. Tapi ia kaget saat melihat urutan antrian didepannya semuanya wanita dan urutan di depan Hanbin semua laki – laki. Sepertinya banyak pasangan kekasih yang datang kesini malam ini.pikir Hayi. Lalu setelah itu melirik ke arah Hanbin. “Wae?” kata Hanbin saat merasakan Hayi diam – diam melihat ke arahnya.

“Tidak.” Balas Hayi cepat.

5 menit berlalu.

 “Selanjutnya” kalimat itu membuyarkan percakapan antara mereka berdua. Kini tibalah mereka pada ujung depan antrian.

“Hanbin~!”seorang  laki – laki yang seumuran dengan mereka berdua melihat ke arah Hanbin tersenyum.

“Eiii~sedang apa kau disini? Dan siapa ini? Pacarmu?” Laki laki itu menjulurkan tangannya keluar dan menepuk pundak Hanbin.

Hayi menyipitkan matanya ke arah laki – laki yang ada di depannya. Walaupun begitu ia tak berbicara , karena ia tak mengenal laki – laki di depannya itu.

Hanbin membuang muka dan tertawa. “Apa yang kau katakan he? Tidak, dia adalah temanku”

“Kau tak perlu malu mengakuinya jika dia pacarmu Hanbin. Aku tahu walaupun dulu kau selalu bilang tidak ingin ke tempat ini lag. Lihatlah dirimu sekarang, berdiri di antrian, dan membawa seorang wanita disampingmu.” Laki – laki tadi masih menggoda Hanbin dengan nada yang menyindir. Hayi merasa bahwa laki – laki yang sedang berbicara dengan Hanbin adalah teman dekatnya. Mereka bahkan berbicara tentang masa lalu.

“Itu karena-”

“Emm? Aku tahu Hanbin, wanita disampingmu ini adalah Pacarmu-” sela laki laki itu

Hayi akan membuka mulutnya untuk membantah kalimat laki – laki tadi.

“Dia temanku dari jauh, dia bilang ingin ke sini, kau..bukankah kau tahu jika kau tidak bisa masuk ke sini jika hanya sendirian.” Jelas Hanbin.

Hayi melirik ke arah Hanbin setelah penjelasannya berakhir.

“Pali! berikan kami tanda, kau membuat antrian semakin panjang.”

Laki – laki tadi hanya tersenyum dan mengambil sebuah kotak kayu flat -yang seperti bantalan stempel- dan membukanya,  Hanbin menekan-kan jari telunjuknya ke bantalan itu dan akhirnya jarinya pun berwarna merah.

Laki – laki tadi mengintruksikan Hayi untuk mengikuti apa yang Hanbin lakukan. Akhirnya Hayi pun mendapatkan telunjuk tangan kanan yang berwarna merah juga.

“Selamat bersenang – senang kalian berdua~” kata laki – laki tadi saat mereka berdua mulai berjalan ke gerbang masuk.

..................................................................................................................................................................

Hayi terus saja memandang tanda merah yang berada di telunjuknya, ia bahkan tidak mengamati ke adaan walaupun mereka sudah berada di dalam.

“Tanda tak akan hilang walaupun kau mencoba untuk menghapusnya, itu akan hilang saat kita keluar dari tempat ini.”

Hayi memandang Hanbin dengan tatapan bertanya – tanya.

“Apa tempat ini gratis?”

“Ya”

“Daebak!”

“Bayarannya adalah kau memberikan mereka penilaian dengan telunjukmu itu. Nilai paling tinggi adalah 3 tanda merah.” Lanjut Hanbin

“Aku tidak mengerti apa maksudmu~”

“Mari kita mencoba permainan dan akan ku beri tahu bagaimana caranya menggunakan ini.” Kata Hanbin sambil mengangkat telunjuknya di depan wajahnya.

................................................................................................................................................................................................................................................

 

“Ayo mencoba permainan itu”  kata Hanbin sambil menunjuk ke sebuah stand permainan yang tampaknya sepi.

Saat mereka berdua sampai disana, dua orang laki – laki dan perempuan telah selesai melakukan permainan dan baru saja pergi.

“Ahh~ ini permainan gampang. Aku bisa memenangkannya dengan mudah~” Kata Hayi.

Penjaga stand hanya tersenyum mendengar kalimat Hayi. “Silahkan Nona untuk mencoba” katanya sambil memberikan sebuah bola kuning, seukuran bola tenis tapi beratnya lebih ringan, kepada Hayi.

Hayi melempar – lemparkan bola itu di tangan nya, setelah ia merasa sudah siap, ia pun melakukan posisi untuk melempar bola.

Permainan  yang Hayi akan mainkan adalah pemainan yang wajib dimana di semua carnaval atau taman bermain selalu ada. Kau hanya perlu melempar sebuah bola ke depan dan mengenai sebuah target benda. Pengunjung  akan menang ditentukan dengan cara, target yang di lempari pengunjung dengan bola, jatuh.

Mengangkat bola dengan tangan kanan, memfokuskan matanya akan target yang akan dilemparinya dengan bola, ia menunggu untuk benda target itu bergoyang ke kanan dan kekiri –karena biasanya seperti itu untuk menambah level kesulitan- tapi ternyata tidak. Hayi ter

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
MayJune
Stay calm and wait for BiHi moment

Comments

You must be logged in to comment
tyasra #1
Chapter 28: Aku suka banget sama semua ceritanya, simpel tapi manis sama bikin deg-degannya dapet banget, itu yang 2nd girl parah banget yak wkwkwk tp itu yang bikin unik, kalo ada lanjutannya rame kayaknya heheh, tp nanti jadi complicated ceritanya ya.. update terus authornim!! aku sama sama bihi trash dr indonesia! fighting!!! :D
fitriyannii #2
Chapter 35: Ada jelanjutannya kan,?? Ditunggu
tyasra #3
Chapter 18: i really do enjoy your stories! jd gak sabar SHI di Ina, semoga bakalan banyak hanbinxhayi moment yaaaa
daw309 #4
Chapter 24: modar modar ini aduh
daw309 #5
Chapter 21: maaak dek hayi mantap hahahaha
ktroct #6
update soon. i enjoy your story
tiew21 #7
Chapter 30: arhghhh manisnya. klo mereka aslinya beneran kayak gini. bahagianya!!!!!!!
Leeyaaaa
#8
Chapter 28: Reader baru nih, salam kenal
Aku suka baca ff km
Ceritanya menarik semua
Paling suka cerita 1,8,15 ❤
1&15 manis tp gak berlebihan, 8 kocak bgt haha
Ditunggu chap berikutnya! Semangat!
cheoneunpil
#9
Authornim kapan update nyu ff ? Ditunggu ya, thor~ ^^
IM_Hyolyn #10
Chapter 21: End? Eeey kayanya My 2nd Girl ini harus ada lanjutannya lagi kkk~ Ceritanya unik. Two thumbs up! ^^