My Muse (hanhi vers.)
Satu Permintaan (One Wish)“Hyung, kenapa bisa basah kuyup begini?”
Hanbin baru saja pulang. Dan Junhoe sudah marah-marah.
Flu menyerangnya. Setelah mandi dan ganti baju Hanbin pergi ke ruang tengah. “Kenapa tempat ini terasa dingin sekali?” kata Hanbin sambil mengusap usap lengannya kedinginan. Ia membuka jendela apartemennya dan melihat ke arah gerbang luar.
“ Kenapa kau membuka jendelanya hyung~? Udara di luar dingin sekali” sentak Junhoe yang berada di kursi sofa ruang TV tepat di sebelah jendela dimana Hanbin berdiri.
Hanbin menghiraukan kalimat Junhoe “Aku ingin memastikan Hayi sudah pulang dengan selamat.” Katanya dengan tetap melihat ke arah gerbang luar.
Junhoe menghela nafas panjang “Kau gila karena satu orang wanita.” Ia tak percaya dengan apa yang dilakukan hyung nya.
Hanbin tersenyum ke arah Junhoe.
Junhoe melirik Hanbin “Wae? Kau mendengar kalimatku?” tanya Junhoe. Hanbin menutup jendela.
“Kau akan mengetahui bagaimana perasaanku, jika kau jadi aku.” Kata Hanbin menyilangkan lengannya dengan bangga.
Junhoe menghela nafas lagi “Dan untungnya, aku bukan kau.” Kata Junhoe mengalihkan pandangannya ke layar TV.
Hanbin menyipitkan mata ke lawan bicaranya lalu berbalik memandang luar jendela lagi. “Tapi, aku heran, sudah setengah lima lebih sepuluh menit dan Hayi belum pulang juga.”
“Hujan baru saja reda, mungkin Nunna baru saja mendapatkan taxi.” Kata Junhoe berpendapat.
Hanbin mengangguk.
Hacih..hacih..
Dan malam itu flu nya semakin parah. Wajahnya semakin pucat. Terlihat dari seberapa sering ia memegang kepala, Junhoe tahu bahwa hyungnya sudah demam parah.
Kasihan, Junhoe memberikan obat ke Hanbin dan menyuruhnya untuk cepat diminum. Karena mau apapun yang akan di katakan Junhoe, itu semua akan masuk telingan kanan dan keluar telinga kiri Hanbin dengan cepat, jadi ia membiarkan Hanbin tetap berdiri di dekat jendela. Sampai pada akhirnya Hanbin berkata pada Junhoe. “Kurasa aku akan istirahat sebentar. Bangunkan aku 10 menit lagi.” Kata Hanbin dengan suara lelahnya dan beberapa kali menguap. Efek obat yang sangat manjur.
Junhoe tersenyum. “Oke hyung,”
Satu menit pertama Hanbin sudah menutup matanya. Menit ke tiga, Junhoe mulai mengecilkan suara TV. Lima menit, Junhoe berusaha tak bergerak. Tujuh menit, Junhoe beranjak dari tempat duduknya dengan hati - hati. Sepuluh menit, Junhoe menyelimuti tubuh Hanbin dengan selimut dan membiarkannya tidur.
Pagi harinya?
“Yah!!! Kau membiarkan aku tidur!! “
Junhoe yang tak sengaja tertidur juga di kursi ruang tengah tentu saja terbangun dengan suara teriakan Hanbin.
“Hyung, kenapa berteriak?? Ini jam 6 pagi. Kau akan membangunkan tetangga sebelah. Dan mereka akan memarahi kita.” Jawab Junhoe yang masih mengantuk, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dengan erat lagi.
“Sekarang aku tidak tahu tuan putri ku sudah pulang atau belum.” rengek Hanbin sambil berjalan mendekati jendela.
“Tuan putrimu tidak apa – apa. Percayalah padaku.” kata Junhoe malas, masih menutup mata.
Comments