Don't Go
Satu Permintaan (One Wish)Hayi memandang Yunhyeong, saudara seppupunya, dan Bobby sedang berdansa di tengah ruangan dengan pengunjung yang lain. Beberapa wanita mengerubungi mereka. Sedangkan maknae di grup, Koo Junhoe duduk di sofa di pinggir ruangan , seorang wanita berambut coklat duduk disampingnya, dan sebotol bir berada ditangannya. Dan satu orang lagi Hanbin, menghilang entah kemana.
Bar kecil yang berletak di pinggir kota dan jauh dari istana mulai ramai jika tengah malam tiba. Dan sekumpulan anak muda ini hanya ingin melepaskan penat dengan kehidupan dunia yang menekan mereka.
Hayi menghembuskan udara lewat mulut. Ini bukanlah ekspektasinya. Karena ia tadi tergesa- gesa saat menyelinap keluar lewat pintu belakang. Dan karena ia tukut ketahuan ia harus berlari saat seorang pelayannya bangun. Ia berlari melewati semak – semak hingga ia tak sadar ada sebuah batu di depannya dan ia terjatuh.
Dan disinilah ia, duduk di atas kursi di temani segelas wine, melihat teman – temannya bersenang – senang. Jika kakinya tak terkilir ia pasti akan ikut juga menari bersama mereka.
Menaikan gelas ke mulutnya dan meminum wine nya lagi Hayi mulai percaya bahwa mungkin hari ini adalah hari sialnya. Seharian penuh belajar tentang ‘beretika yang baik sebagai seorang putri’ bersama kepala pelayan yang menyebalkan membuat fisik dan bahkan batinnya sangat capek. Bepuluh, bukan, beratus kali ia ingin mengumpat kepada kepala pelayan tua menyebalkan, tapi dengan kepercayaan ibunya yang dimiliki kepala pelayan itu, Hayi yakin dia lah yang akan dikeluarkan dari istana bukan si pelayan itu yang akan di pecat.
“Kau terlihat menyedihkan”
Hayi menoleh untuk melihat Hanbin duduk di sampingnya. Tersenyum mencemooh ke arahnya sambil menopang kepalanya diatas tangan kanannya.
“Sial ” kata Hayi pelan lalu tertawa. Membenarkan kalimat yang dikatakan Hanbin.
Hanbin masih tersenyum dan melihat ke arah Hayi “Problem dengan rutinitasmu sebagai seorang putri?”
Hayi menghela nafas “Jangan mengoloku Hanbin. Aku sedang tak ingin meladeni kalimat sarkam mu.” Hanbin mengangguk mengetahui sang wanita tidak berada pada mood baiknya.
Suara musik masih terdengar keras di ruangan ini dan Hanbin menoleh ke arah Yunhyeong dan Bobby menikmati malam mereka.
“Kau tak ingin bergabung dengan mereka?” tanya Hanbin
“Dengan kaki seperti ini?”
Hanbin melihat ke arah kaki Hayi dan sadar. Ia sungguh merasa kasihan pada wanita disampingnya “Apa kakimu baik-baik saja?"
Hayi melihat ke kakinya sendiri sambil menggigit bibirnya seperti berfikir sesuatu.“Kurasa aku harus mencari alasan untuk besok saat kepala pelayan menanyai tentang kakiku kenapa.”
Dunia begitu besar. Bermilayaran orang tinggal di atasnya dan beberapa orang di atas dunia itu harus memikul tanggung jawab yang diberikan kepadanya tanpa orang itu meminta. Hayi adalah salah satunya. Menjadi anak tertua dari 2 bersaudara dari sepasang ratu dan raja. Hayi sejak muda dipaksa untuk bejalar tentang semua hal tentang kehidupan istana ini.
Bullsh*t! ia tak suka, yang ia inginkan adalah hidup normal seperti remaja lainnya. Bebas dan normal.
Tepukan pelan dipinggangnya membuatnya menoleh dari melihat Bobby dan Yunhyeong yang menari dengan lucu, ke arah Hanbin.
“Kemari. Ikut aku. Kau pasti bosan disini kan?” ajak Hanbin sudah berdiri di kursinya.
Hayi menaikan alis. “Kemana?
Hanbin hanya tersenyum dan meraih tangan kanan Hayi untuk di gandengnya. Melewati banyak pengu
Comments