Part 7

Thank You (Bahasa Indonesia)

 

Finally! Part 7 T_T
Akhirnya bisa nulis lagi..setelah hampir tiga minggu berkutat dengan skripsi, pengambilan data penelitian dan seleksi ...minggu-minggu yang mendebarkan dan melelahkan...
Okaayy! Sebelumnya, saya ucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca, yang nge-subscribe dan bahkan hingga memberikan komennya di kotak bawah :3
Sejujurnya aku bukan penulis handal, cuma mahasiswa biasa yang ingin menyalurkan hasrat menulisnya saja,hihi. Sangat susah 'memaksa' beberapa teman untuk membaca FF Shinhwa buatanku...hiks.. makanya, sangat berterima kasih sekali di ASF ini ada yang mau ngebaca, nge-subscribe bahkan ngasih komen.. karna sesungguhnya..komentar seperti apapun yang diberikan membuatku merasa senang, termotivasi dan dihargai :')

Okay pals! Here we go Thank You Part 7... So sorry if it has weird plot :3

Special thanks buat delvimin18, vien1103 yang setia memberikan komentar di cerita ini :')
dan juga buat floppybeib serta new comentator (?) puputshp. Kamsa~~~~~ :D

 

 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Hampir satu minggu sejak kejadian hari itu. Kondisi kakiku juga sudah semakin membaik. Hari ini hari minggu, dan aku libur bekerja di cafe R.o.S. Aku berencana untuk mencoba jogging sambil terus melatih kakiku agar terbiasa berlari dan berjalan jauh.  Aku membuka pintu rumahku dan menghirup udara pagi kota Seoul yang segar. Aku tinggal di komplek perumahan, karena aku tidak terlalu suka tinggal di apartemen. Rumahku tidak terlalu besar, dan aku membelinya satu tahun yang lalu dari uang hasil tabunganku selama 10 tahun.

Aku mulai berjalan pelan lalu berlari-lari kecil. Jalanan komplek ini masih sangat sepi, hanya beberapa orang yang bersepeda dan jogging. Aku berhenti di taman dan sedikit melakukan senam dasar. Rasanya badanku terasa kaku dan cepat lelah..yah..karena aku sudah lama sekali tidak berolahraga. Aku mencari bangku dan duduk di sana sambil menyeka keringatku.

          “ Astaga Shin Hyesung, kau hanya baru berolahraga 10 menit yang lalu dan kini keringatmu sudah banyak sekali..ckckck..” gumamku. Aku melihat sekelilingku, hanya ada dua pasang lansia yang sedang melakukan senam kecil. Aku sedikit bosan dan menyesal tidak mengajak Junjin untuk olahraga bersamaku. Aku mengambil kerikil di tanah dan melemparkannya secara asal ke semak-semak di sebelah kananku.

KAING!

Aku terkejut mendengar suara yang keluar dari semak-semak. Astaga...aku merasakan firasat yang tidak baik. Lalu, keluarlah anjing yang berukuran cukup besar, memandang kasar ke arahku sambil mengeram dan memamerkan taringnya.

          “ Ya Tuhan..aku suka anjing, tapi aku tidak suka anjing yang ini..” gumamku pelan dan segera berdiri lalu bersiap-siap untuk lari.

          “ Anjing manis....maafkan aku...hehe” ucapku pelan dan ku lihat anjing tersebut mendekatiku perlahan.

Oh...sial!

Aku pun langsung segera lari dan berteriak sekencang mungkin.

“ Wuooooooooohhhhh!!!!!!!!!!!!!”

Sial! Sial! Sial! Kenapa hal ini harus terjadi kepadaku?

Aku terus saja berlari hingga melewati beberapa blok rumah, tapi anjing itu tetap ngotot mengejarku! Astaga.....! kapan ini akan berakhir?!

Ceklek! Aku mendengar suara engsel kaki kiriku berbunyi. Ya Tuhan... dan kini kurasakan kaki kiri tersebut semakin nyeri dan membuatku terhenti.

          “ Oh sial! Kenapa di saat seperti ini..aishh!” aku mengumpat dan ku lihat anjing di belakangku semakin mendekat. Aku segera mencari tempat bersembunyi dan ku lihat sebuah minimarket yang tidak terlalu jauh di depanku. Aku berusaha untuk terus berlari dan masuk ke dalam minimarket tersebut.

          “ Oh...syukurlah....” aku melihat anjing itu melewati minimarket ini dan aku sedikit lega karena dia kehilangan jejakku. Aku merasa nafasku sedikit sesak dan kaki kiriku semakin nyeri.

          “ Ah..sial...” ujarku sambil menggigit bibir bawahku

          “ Hyesung-ssi?” terdengar suara yang sangat ku kenal menyapaku

Aku menoleh dan ku lihat senyuman yang sangat kusukai itu. Senyuman lebar yang terasa hangat seperti matahari.

          “ Oh...hai.. Hyunjung-ssi...” sahutku sambil menahan rasa sakit.

          “ Kau kenapa? Kau terlihat kesakitan? Apa ada yang terluka?” tanyanya dan segera mendekatiku.

          “ Kakiku...aissh...tadi aku berlari kencang karena anjing sialan yang mengejarku dan berakhir dengan kaki kiriku yang sakit lagi..” jawabku sambil memegang pergelangan kakiku yang sakit.

          “ Oh ya?! Biar aku lihat!” Hyunjung segera berjongkok dan membuka sepatuku untuk melihat pergelangan kakiku.

          “ Ya! Apa yang kau lakukan?!” seruku dan aku merasakan jantungku berdegub kencang. Aku berani bertaruh wajahku pasti memerah sekarang karena aku merasakan wajahku memanas.

Hyunjung tetap diam dan sibuk memeriksa kakiku. Lalu, dia berdiri dan menuju rak berisi obat-obat. Kasir yang sedari tadi diam memandang kami pun terlihat kebingungan dengan tingkah Hyunjung. Hyunjung kembali dengan beberapa bungkus heat compress.

          “ Berapa?” ujar Hyunjung yang kini berada di meja kasir. Kasir yang sedari tadi hanya diam saja sedikit kaget menyadari bahwa Hyunjung sudah ada di depannya.

          “ 1.500 won” ujar kasir tersebut dan Hyunjung memberikan sejumlah uang yang diminta

          “ Terima kasih” Hyunjung segera mendekatiku dan tersenyum.

          “ Nah, Hyesung-ssi. Ayo kita keluar untuk mengobati kakimu” Aku tak bisa berkata apapun ketika Hyunjung menarik lenganku dan membantuku keluar dari minimarket. Beruntung ada kursi panjang di depan minimarket dan kami segera duduk di sana.

          “ Kakimu tidak terlalu bermasalah, hanya terkilir saja. Sepertinya tidak ada keretakan, dan kira-kira 3-4 hari akan sembuh asal...kau rajin mengompresinya dengan ini” ucapk Hyunjung sambil memberiku heat compress yang dia beli.

Hyunjung kembali berjongkok dan memegang kembali pergelangan kakiku dan menempelkan dua lembar heat compress tersebut.

          “ Anggap saja sekarang aku seorang dokter yang merawat pasiennya. Bukan seorang penganggu yang ikut campur urusanmu, OK?” ujar Hyunjung. Aku tidak menjawabnya dan memandang ke arah lain. Matahari sedikit demi sedikit mulai naik. Aku kembali memadang Hyunjung dan entah kenapa, aku merasa sinar matahari menerangi wajahnya dan membuatnya tampak sedikit berkilauan. Aku mengerjapkan mataku dan menyadari sepertinya perasaan aneh yang membuatku melambung ini membuat mataku mengalami ilusi.

          “ Yup! Selesai! Apakah kau bisa berjalan pulang? Mau ku antar?”

          “ Antar?” tanyaku dengan dahi berkerut

          “ Iya... rumahku tak jauh dari sini. Aku sedang pulang ke rumah karena ini hari minggu. Aku bisa mengantarmu pulang, kali ini dengan mobil, hehe”

          “ Apa? Rumahmu juga di komplek ini? Sepertinya aku terlalu tidak mempedulikan tetanggaku selama ini....” gumamku pelan

          “ Hahaha... wajar saja. Komplek ini kan luas, Hyesung-ssi. Dan kau juga bekerja dari pagi hingga malam,hehe. Jadi, mau ku antar pulang?” tanya Hyunjung

Aku menggeleng pelan dan tersenyum, “ Tidak.. aku tidak suka merepotkan wanita. Aku akan menelpon Junjin  untuk menjemputku di sini. Terima kasih”

          “ Hha... baiklah..baiklah... aku harap kau segera sembuh Hyesung-ssi. Aku pulang dulu. Bye~” Hyunjung berjalan menjauh dan aku berdiri untuk melihatnya.

Sekitar 10 kaki, aku memanggilnya, “ Hyunjung-ssi!”

Hyunjung menoleh dan memandang heran ke arahku, “ Ada apa?”

          “ Berapa usiamu?” tanyaku

Dengan dahi berkerut dan wajah heran dia menjawab, “ 25 tahun, kenapa?”

Aku tersenyum, “ Karena kau lebih muda 5 tahun dariku, panggil aku Oppa mulai sekarang OK?”

^^^

Ya Tuhan..Ya Tuhan.... “ OH MY GOD!!!!!” teriakku dengan sekeras mungkin

          “ Hyung!!!! Kau membuatku kaget!!” aku tersentak ketika menyadari bahwa Junjin ada di sampingku, dan aku sedang berada di dalam mobilnya. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Wajahku terasa panas..

          “ Mianhae... Jin-ah...” gumamku tanpa melepaskan kedua telapak tangan dari wajahku.

          “ Hyung... kau sungguh membuatku bingung. Apa yang terjadi? Sedari tadi kau terlihat bengong, menutup muka, mengehela nafas..dan hyung...walau kau menutupinya tapi aku tahu kalau sekarang wajahmu memerah” ucap Junjin

Aku melepaskan tanganku dan memandangnya dalam-dalam. “ Jin-ah... sepertinya aku menjadi bodoh dan gila...”. Junjin melirikku sebentar dan tersenyum.

          “ Akhirnya kau tahu juga hyung....”

Pletak!

          “ Hyung!” teriak Junjin dan mengusap pelan kepalanya

Aku mendengus kesal dan memandang ke luar jendela mobil.

          “ Kenapa?”tanya Junjin kemudian

          “ Aku tidak akan mengatakannya kepadamu” ucapku cepat

          “ Sepertinya aku tahu....” Junjin mengerling kepadaku dan aku hanya mendesah pelan

Aku kembali memandang ke luar, dan kejadian tadi terus melintas di kepalaku dan seperti sihir  yang tidak mau hilang!

Flashback

          “Karena kau lebih muda 5 tahun dariku, panggil aku Oppa mulai sekarang OK?”         

Wajah Hyunjung yang heran berangsur-angsur berubah menjadi sebuah senyuman simpul. Terlihat ada semburat jingga yang merona di pipinya. Lalu, seperti matahari yang hangat dan cerah, senyuman cerianya mengembang.

          “ Ne.. Hyesungie oppa! Sampai jumpa!” ucapnya dan melambai ke arahku. Aku membalas lambainya dan Hyunjung berbalik. Berjalan menjauh dan menghilang di persimpangan.

Aku terdiam, dan seketika lututku terasa lemas. Aku terduduk di jalan dan menutup mukaku.

          “ Ya Tuhan...........”

Segera aku merogoh kantong untuk mengambil handphone dan mencari nama Junjin di kontak.

          “ Jin-ah! Tolong aku! Sekarang!”

Flashback end

Aku kembali menghela nafas, kali ini lebih dalam dan panjang.

          “ Jin-ah. Jika kau mengerti apa yang ada di dalam pikiranku sekarang, apa yang harus aku lakukan?”

          “ Hm? Apalagi? Tentu saja kau harus mengatakan kepadanya hyung! Pengakuan cinta!” seru Junjin bersemangat. Aku sedikit terkejut ternyata dia mengetahui apa yanga da di dalam pikiranku.

          “ Secepat itu?” aku mengernyitkan dahi

          “ Ei..hyung... Ini soal waktu dan perasaan. Jika kau telat sedikit, hopla! Pujaan hatimu akan direbut orang lain. Dan soal perasaan, apakah kau mau menderita terus seperti ini? Seperti orang bodoh dan gila yang kau katakan tadi?”

          “ Bagaimana jika dia....menolakku?” ucapku pelan.. iya... bagaimana jika dia menolakku? Kami belum terlalu dekat untuk hubungan seperti itu...

          “ Hyung! Kau itu Shin Hyesung! Host tampan dari Brand New dan kau juga pujaan gadis-gadis yang datang ke cafe mu! Mana mungkin ada wanita yang menolakmu? Kau tampan dan juga cantik, pretty boy, charming, memukau, dan suaramu seperti suara dari surga!”

          “ Hah... pujianmu terlalu berlebihan. Di dunia ini, pasti selalu ada yang namanya mustahil...”

          “ Hhhaaa.... Hyung, pakai saja sedikit teknik untuk meluluhkan hati wanita..”

          “ Aku tidak mengerti urusan seperti itu. Aku belum pernah berada di dalam hubungan rumit seperti ini” gumamku pelan dan menunduk sambil memaikan lipatan bawah bajuku yang entah mengapa menjadi sangat menarik.

Junjin hanya diam, lalu dia memberhentikan mobil dan tersenyum jahil kepadaku. “ Hyung~”

          “ Ya!! Kau pasti ingin meledekku kan sekarang?! Aku tak peduli! Terserah!”  aku menghindari tatapannya dan melihat ke luar jendela.

          “ Hyungie~, ppffft...” ujar Junjin yang kini sedang menahan tawanya

          “ Hyung..... kita sudah sampai di depan rumahmu....pfftt” lanjutnya kemudian

Aku tersentak kaget dan ketika aku melihat (kali ini benar-benar sepenuhnya melihat) ke luar, dan memang kami sudah sampai di depan rumahku. Astaga.... aku bahkan sampai melupakan rumahku sendiri. Aku segera membuka pintu mobil, namun Junjin menahanku

          “ Hyung... mau ku beri tahu sedikit teknik?” ucap Junjin dengan senyuman simpulnya. Matanya terlihat sangat berbinar dan meyakinkan.

Aku diam sejenak, berpikir...dan kemudian mengangguk pelan. Junjin memberi isyarat untuk mendekatkan telingaku kepadanya. Dia membisikkan sesuatu dan dahiku berkerut mendengar apa yang dia katakan.

          “ Jin-ah.. apakah itu tidak terlalu kekanak-kanakan? Aku bukan lagi remaja tanggung usia belasan tahun untuk melakukan hal itu”

         “ Hha... Hyesungie hyung... percayalah.. walaupun ini teknik kuno, tapi berlaku untuk usia berapapun. Asalkan, kau sedikit memakai teknik yang hanya orang dewasa bisa lakukan.” sahut Junjin

          “ Maksudmu dengan ‘hanya orang dewasa bisa lakukan’? Kau... Ya!!!” aku berteriak dan hendak memukulnya

          “ Ah! Hyung! Bukan! Bukan itu!!!” Junjin membalas dengan sangat cepat dan badannya refleks untuk mengelak pukulanku.

          “ Terus?!”

          “ Ah.. hyung.. maksudku... ada hal yang sedikit berbeda antara perlakuan yang diberikan oleh remaja tanggung dengan apa yang orang dewasa lakukan. Maksudku..kau punya manner yang remaja tidak miliki! Dan kau.. seorang host! Berdayakan itu, hyung~” ucap Junjin dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

          “ Eissh..... Hha.... tapi... umm... akan ku pikirkan lagi saranmu...” aku diam sejenak dan membuka kembali pintu mobil, keluar.

          “ Baiklah Hyungie~, sampai jumpa malam ini! Pikirkan saranku dengan sebaik-baiknya, OK?”

Aku mengangguk pelan dan melambai ke arahnya. Mobil Jinnie segera menghilang di persimpangan dan aku pun masuk ke dalam rumahku.

          “ Hm... tidak ada salahnya mencoba bukan?” gumamku pelan dan merebahkan diriku ke kasur.

^^^

Author POV

          Seperti biasa, Bar Brand New akan tampak sepi dan mulai tutup ketika sudah menunjukkan jam setengah dua dini hari. Keenam host tampan segera berberes dan bersiap-siap untuk kembali ke rumah masing-masing, kecuali Shin Hyesung yang masih terdiam duduk di minibar sambil memegang gelas minumannya.

          “ Hyung, kau tak ingin pulang?” tanya Andy yang kini sibuk mengelap gelas yang baru saja dicucinya.

          “ Ah... sebentar lagi...aku sedang berpikir...” ucap Hyesung yang tidak melepaskan pandangannya dari gelas.

Andy mengernyitkan dahinya, “ Kau...sedang memikirkan apa?” tanyanya kemudian

          “ Bunga...” jawab Hyesung singkat

Ah! Andy menyadari sesuatu pada hyungnya dan tersenyum simpul. “ Hyung, jika itu soal bunga, kenapa tidak kau tanyakan kepada Dongwanie hyung? Dia kan bekerja di toko bunga”

Hyesung segera menatap Andy dan sebuah senyum lebar menghiasi wajah mungilnya. “ Andy-ah! Aku mencintaimu! Terima kasih!” Hyesung segera beranjak dari kursinya dan mencari Dongwan.

          “ Ada apa?” tanya Eric yang tiba-tiba muncul di belakang Andy. Andy hanya menatapnya dan tersenyum simpul, kembali mengelap gelas yang basah.

          “ Eisshh...! Ya! Katakan padaku! Kenapa tiba-tiba dia bilang dia mencintaimu? Bahkan dia tidak pernah mengatakan itu kepadaku!” seru Eric sambil mengguncang-guncangkan tubuh Andy.

Andy dengan sabar menerima perlakuaan kekanak-kanakan hyungnya. Andy kemudian mendesah pelan dan menatap tajam ke arah hyungnya.

          “ Sikapmu yang seperti ini yang membuat Hyesung hyung tidak pernah mengatakan hal itu kepadamu. Jika kau sangat penasaran, kenapa tidak kau cari tahu sendiri saja penyebabnya?”

Eric terdiam dan memasang tampang terluka. “ Andy...kau kejam...” lalu dengan segera dia mencari keberadaan Hyesung.

Hyesung akhirnya menemukan Dongwan yang baru saja keluar dari toilet. Segera dia menarik lengan Dongwan dan mengajakna duduk di kursi. Dongwan hanya memasang wajah penuh kebingungan dan mengerjapkan matanya.

          “ Dongwan-ah... aku membutuhkan pertolonganmu” ujar Hyesung. Tampak sangat serius.

          “ Hyesung-ah, apa yang bisa ku bantu?” sahut Dongwan dengan tampang yang tak kalah serius.

Saat itu juga, Eric berhasil menemukan Hyesung dan mengitip mereka di balik dinding.

          “ Dongwan, bunga apa yang...umm... sebaiknya aku berikan?” tanya Hyesung sedikit ragu. Semburat merah muda mulai menghiasi pipinya yang putih

          “ Ahhh... aku kira apa... hahaha, baiklah aku akan membantumu Hyesung-ah” jawab Dongwan yang kini tersenyum lebar. Eric yang mendengar percakapan mereka hanya diam dan berpikir, “ Bunga? Hyesung mau memberikan seseorang bunga? Aku?” gumamnya

          “ Baiklah, Hyesung-ah... apakah kau pernah mengajaknya pergi sebelumnya?” tanya Dongwan yang disahut gelengan dari Hyesung.

          “ Hmm.... kencan pertama ya...” gumam Dongwan

          “ Hei..ii...ini..bu..bukan kencan....” sahut Hyesung cepat yang kini menunduk dan menutup wajahnya.

          “ Hahaha... baiklah..baiklah... apa kau ingin membuat pengakuan cinta?”

Hyesung dengan cepat menggeleng, “ Tidak secepat itu... aku..aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat saja...” Hyesung kembali menutup wajahnya yang memerah.

 Dongwan tersenyum, ‘Aiguu....imutnya...’ batinya.

          “ Oke, kalau begitu menurutmu, dia wanita seperti apa?”

Eric yang mendengar perkataan Dongwan terkejut, “ Wanita? Berarti bukan aku? Tsk... Shin Hyesung...kau...” Eric merasa sedikit kecewa namun terus penasaran dengan kelanjutan percakapan mereka.

          “ Dia...um...terlihat sangat bercahaya...seperti matahari...sangat ceria sekali. Jika kau melihat senyumannya, matanya yang berbinar...sempurna! Dia benar-benar mengagumkan dan sangat tegar..kau tau..terkadang aku melihatnya sedih, namun dengan sangat cepat dia tampak bersemangat lagi. Gadis yang ajaib!” ucap Hyesung dengan bersemangat.

          “ Pfft! Puhahahahaha!” terdengar tawa cukup keras dari sosok yang bersembunyi di balik dinding tadi. Sosok itu jatuh berguling dan tertawa sambil memegang perutnya.

          “ YA!!! Eric Mun! Aissshhh! Dasar kau mikkulaji!!!” Hyesung segera berdiri dan menahan rasa malunya. Dia segera menuju ke arah Eric dan menarik kerah baju Eric sehingga membuatnya berdiri. Eric menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya segera memegang erat tangan Hyesung yang menarik kerahnya.

          “ Hyesung-ah.. Hyesung-ah.. ampuuunn!” seru Eric

Dongwan yang sedari tadi menahan senyumnya kini segera mendekati mereka dan memegang lengan Hyesung yang siap melemparkan tinjunya ke Eric.

          “ Hyesung-ah..tenang..dia hanya bercanda.. dia bos kita.. Hyesung-ah” ucap Dongwan namun masih terus menahan tawanya

          “ Aku tidak peduli! Ya! Kau menguping pembicaraan aku dengan Dongwan dan menertawakannya! Eiissshh! Kau benar-benar!!” seru Hyesung

          “ Hyesung-ah..tenang..tenang..aku bisa membantumu... soal bunga... aku rasa bunga matahari cocok sekali untuk gadis itu...percayalah... Hyesung-ah” ucap Eric yang terus berusaha melepaskan tangan Hyesung dari kerah bajunya

          “ YA!!!” teriak Hyesung yang kini wajahnya semakin memerah karena menahan malu dan kesal.

          “ Hyesung-ah.. Eric benar.. aku juga menyarankan bunga matahari. Bunga matahari melambangkan kebahagiaan, keceriaan dan juga ketegaran. Sangat cocok sekali untuk Hyunjung-ssi” ucap Dongwan dan tersenyum meyakinkan kepada Hyesung.

Hyesung menatap Dongwan dan kembali menatap Eric yang kini tersenyum bodoh ke arahnya. Hyesung melepaskan tangannya dan menatap Dongwan.

          “ Kau yakin? Kira-kira, berapa lama bunga matahari bisa bertahan lama?” suara Hyesung melembut dan terdengar sungguh-sungguh

          “ Umm..aku pikir 5 jam tanpa air dia masih segar” jawab Dongwan

          “ Baiklah....”

Tiba-tiba muncul tiga kepala di hadapan mereka yang memasang wajah panik.

          “ Ada apa? Tadi aku mendengar Hyesung berteriak” tanya Minwoo

          “ Ah..tadi..” sahut Eric namun terhenti setelah Hyesung memberinya tatapan membunuh. “ Bukan apa-apa... kalian..ayo segera pulang..hush..hush..” lanjutnya

Minwoo, Junjin dan Andy hanya menatap bingung kepada tiga temannya. Dongwan hanya bisa tersenyum simpul dan mengedipkan matanya kepada mereka. Hyesung segera berlalu dan mengambil jaketnya di ruang ganti. Tak lama, keenam dari mereka telah berada di luar Bar dan pulang menuju rumah mereka masing-masing.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...