Part 15

Thank You (Bahasa Indonesia)

Thank You Episode 15 update para pemirsah~~ :p

Sepertinya saya akan menyetujui saran dari Feelgyo alias Pil h**a (mehrong) untuk memasukkan genre sinetron (drama) di fic ini hehehehe. Fic ini aku buat dalam kondisi tidak stabil YKWIM :p, jadi mohon maaf kalo plotnya juga agak ga stabil..ato beneran kacau..ahahaha OTL

Nah.. here you go! Thank You part 15! 

PS: Tolong jangan 'bunuh' saya! :p


Hyesung POV

06.58 am

Aku membuka mataku. Ada yang beda.. Rasa sakit itu kini semakin menjadi-jadi. Kenapa? Padahal aku yang terlah menyakiti. Kenapa malah aku yang merasa sakit?

Lalu, bagaimana dengan dia? Dia yang kusakiti?

Aku meringkuk di atas kasurku. Masih tidak mau beranjak dari tempat tidur yang entah kenapa, hanya ini tempat yang bisa membuatku nyaman.

Beep Beep Beep

Alarm jam weker ku berbunyi. Wah.. sejak kapan aku bisa bangun lebih awal dari jam wekerku sendiri?

Tap

Aku mematikannya. Lalu menapakkan kakiku ke lantai. Berjalan gontai menuju kamar mandi. Yah.. aku akan memulai hariku yang baru. Setidaknya, aku harap begitu.

**

“ Hyesung-ah!!!” Jongjin berseru kencang ketika melihat aku memakirkan motor di samping cafe. Dia segera berlari dan memelukku dengan sangat erat.

“ Oh sayang! Aku merindukanmu!” ucapnya dengan gaya yang menjijikkan seperti biasa.

“ Yah! Hentikan! Orang-orang melihat ke arah kita!” aku memukul pelan kepalanya namun dia masih tidak bisa melepaskan pelukkannya

“ Aku bahagia kau datang, Hyesung-ah...” kali ini suaranya terdengar pelan, dan aku merasakan sedikit getaran dari suaranya

“ Yah...”

“ Baiklah! Karena kamu bolos beberapa hari, giliranmu membersihkan toilet, dapur, dan mencuci piring sebelum pulang nanti! Oke?” Jongjin tersenyum jahil seperti biasanya, dan aku hanya menghela nafas panjang.

“ Baiklah-baiklah..”

“ Nah, sekarang bersihkan toilet! Dia menunggumu sejak satu juta tahun lalu! Hahahaha”

Dan seketika aku menyesal telah menyetujui hal itu

**

Hyunjung POV

06.58 am

Aku membuka mataku... Perasaanku aneh. Ada yang berbeda. Seperti separuh nyawaku sedang tercabut paksa dan dibawa pergi entah kemana. Aku merasa sesak, sangat. Bahkan dari dada hingga naik ke tenggorokan.

Aku merasa ingin menangis, saat ini juga...

Kenapa?

Kenapa aku merasa kehilangan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah menjadi milikku?

Beep Beep Beep

Aku melirik alarm jam weker yang berbunyi nyaring. Hanya kulirik, tanpa ada keinginan untuk ku matikan. Hidupku terasa sunyi sekarang... mungkin dengan membiarkan alarm tersebut berteriak nyaring bisa membuat duniaku terasa sedikit ramai.

Aku menutup mataku. Menghela nafas kembali. Sesak itu semakin menjadi-jadi, pada akhirnya.. semua yang mengganjal hingga ke tenggorokanku pun keluar bersama dengan air mataku.

Aku mencintainya.. sangat.. bahkan ini terasa seperti membunuhku perlahan.

Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa dia tiba-tiba pergi tanpa menjelaskan apapun padaku? Apa yang dia sembunyikan? Apa yang omma sembunyikan padaku?

Bahkan dia bilang dia membenciku, membenci omma, membenci seluruh keluargaku.

Apa yang terjadi?

Kenapa aku tidak tahu sama sekali??

Kenapa takdir mempermainkanku hingga sejauh ini??!

**

Back to Hyesung POV

12.28 pm

Jam makan siang adalah jam tersibuk yang kami miliki. Aku bersyukur pada akhirnya aku bisa menyingkirkan sedikit bayangannya dari kepalaku dan terfokus pada pekerjaanku. Yah..setidaknya aku berharap begitu, namun sialnya...tanpa sadar aku terus saja menoleh ke pintu masuk untuk melihat siapa yang datang. Jantungku berhenti berdetak ketika datang seorang pengunjung yang mirip seperti Hyunjung..

Aku bersyukur sekaligus kecewa mendapati bahwa orang itu bukan dirinya..

Aneh.. aku merasa sakit lagi di dadaku..

“ Hyesung-ah..” sebuah tepukan pelan menyentuh pundakku

Aku menoleh dan kudapati Sungjin dengan wajah polosnya seperti biasa.

“ Iya..”

“ Jongjin bilang kau harus segera ke dapur membantunya dan aku yang menggantikanmu” ucapnya

Aku mengerjapkan mataku beberapa saat dan mengangguk. Aku berjalan menuju dapur dan kutemukan Jongjin sedang sibuk mengangkut kardus dan menaruhnya di gudang penyimpanan.

“ Hha.. Hyesung-ah, tolong bantu aku. Aku tidak tega menyuruh Sungjin mengangkat semua bahan baku ini.”

Ah.. hari ini adalah hari memasok barang.

“ Ada berapa banyak?”

“ Ntahlah.. Manager Park bilang musim dingin seperti ini membuat orang cepat lapar dan kita memasok bahan baku lebih banyak dari biasanya. Aiguu... pinggangku sakit.. Kau harus memijatku pulang nanti hahaha” Jongjin

“ Hei, kenapa aku harus melakukannya itu padamu?” ucapku dan mengambil satu kardus berisi bahan pasta. Ah, memang berat..

“ Karena kau menyayangiku, Hyesung-ah~~”

“ Menjijikkan!”

Jongjin terbahak dengan cukup keras hingga dia terbatuk-batuk. Aku tersenyum kecil melihat orang bodoh di hadapanku.

“ Kau menertawaiku bukan?! Iya kan?! Kau harus memijatku selama 1 bulan!”

“ Yah!! Bukannya kau yang menertawakanku? Aku hanya tersenyum! Tersenyum, bodoh!” aku membalas ucapannya

Jongjin membesarkan matanya, lalu kembali terbahak.

“ Hyesung-ah~~ Aku benar-benar merindukanmu!!!” Dan dia segera memelukku dengan sangat erat.

Aku menghela nafas panjang. Orang ini mungkin cocok kalau berteman dengan sekelompok host aneh yang ku kenal itu. Ah..kenapa aku harus berteman dengan orang-orang aneh? Atau jangan-jangan aku memang aneh?

Jongjin pun melepaskan pelukkannya, dan segera kembali mengangkut kardus.

“ Hyesung-ah, ayo kita adu siapa yang mengangkut kardus paling banyak! Yang kalah harus membersihkan toilet selama 1 bulan penuh!” Dia menaikkan alisnya dan tersenyum sombong. Aku merasa sedikit kesal dengan senyumannya itu.

“ Siapa takut!!!” seruku dan segera berlari mengambil mengangkut kardus yang ada di luar.

“ Yah! Shin Hyesung! Kau curang!!!”

**

“ Aku membencimu, Hyesung-ah!!!!”

Aku mengelap keringatku setelah mencuci hampir 3 lusin piring. Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore dan saatnya aku pulang.

“ Kau yang kalah, dan kau harus menerimanya..” ucapku sekenanya dan mengambil jaketku

“ Kau curang! Kau yang lebih dulu curang! Aku tidak bisa menerimanya!” Jongjin mulai mengeluarkan tantrumnya yang menyebalkan itu

“ Kita tidak pernah menyepakati tidak boleh berlaku curang bukan?” Aku menjulurkan lidah dan terkekeh kecil.

“ Kau... Hhaa.. Kau bayangkan..bagaimana jadinya wajahku yang tampan jika harus membersihkan toilet setiap hari selama 1 bulan?!”

“ Wajahmu akan seperti toilet” Aku tidak bisa menahan tawaku ketika melihat raut wajah Jongjin yang berubah menjadi ketakutan.

“ Kau kejam!”

Aku masih saja terus terbahak hingga air mataku keluar.

“ Kau senang?”

“ Eh? Iya..aku sangat senang sekali..hahahaha”

“ Tsk, kau senang melihat orang lain menderita..hha...”

Aku masih saja terus terkekeh

“ Setidaknya itu lebih baik, hehehe” ucapnya dan menggaruk bagian belakang kepalanya

Aku menghentikan tawaku dan menatap Jongjin. Dia tersenyum tipis dan menepuk pelan pundakku. Seketika aku mengerti apa yang dia maksud.

“ Junjin yang memberitahumu?”

Dia mengangguk, “ Aku yang bertanya duluan. Jangan memarahinya”

Aku tersenyum

“ Terima kasih.. kebodohanmu membuatku sedikit melupakannya hari ini. Dan.. karena kebodohanmu pula yang membuatku jadi mengingatnya kembali” aku memasang tampang kesal dan seketika ekspresi Jongjin pun berubah menjadi panik.

“ Be..ah! Aku..Ah! Kenapa aku malah membuatmu mengingatnya lagi?? Arrghh!! Kebodohankuuu!! Aku memang bodoh Hyesung-aaahhh!!!” Jongjin berteriak histeris dan membuat Sungjin masuk ke dalam dapur. Aku segera memukul kepala Jongjin dan dia langsung terdiam, meringis kesakitan.

“ Ada apa? Kenapa kalian berisik sekali? Apa ada sesuatu?”

Aku menggeleng, “ Tidak ada. Kebodohan Jongjin yang membuatnya berteriak kencang seperti itu”

Sungjin tampak kebingungan lalu mengangkat bahunya dan kembali ke tempatnya semula.

“ Kenapa aku selalu berurusan dengan orang aneh sepertimu..hhaaa” aku tidak bisa menghitung lagi berapa banyak aku menghela nafas karena orang ini.

“ Itu sudah takdirmu, hahaha. Terimalah~. Ah, waktu pulangmu sudah lewat. Ayo, segera pulang! Malam ini kau pasti akan kelelahan meladeni Nyonya-Nyonya kaya yang pasti mengkhawatirkan kondisimu”

Aku kembali teringat akan peran yang harus ku jalani lagi. “ Ah.. Iya.. aku harus datang ke bar malam ini. Wah.. aku tidak sabar mulai berakting di depan para klienku. Ku harap dengan sedikit ‘sentuhan’ mereka akan memberiku banyak tips....” aku tersenyum tipis dan Jongjin melihatku dengan ngeri. Aku pun berlalu dari hadapannya dan terkekeh kecil.

**

Aku memacu pelan motorku, melewati jalanan kota Seoul yang cukup padat. Aku berhenti di persimpangan lampu merah dan menunggu warna lampu berubah menjadi hijau. Para pejalan kaki pun cukup ramai lalu lalang melewati etalase toko dan cafe. Lampu hijau menyala, dan aku pun memacu kembali motorku. Aku melewati jalan yang memang biasa ku lalui, namun aku merasakan ada sedikit perbedaan kali ini. Jalan ini, beberapa bulan yang lalu, dimana aku pertama kali bertemunya secara tidak sengaja.

Aku tersenyum getir dan mengutuk diriku, mengapa aku harus lewat jalan yang membuatku kembali mengingatnya?

Angin sore kota Seoul di musim gugur ini entah kenapa terasa sedikit sendu. Awan tampak mendung, matahari masih saja malu-malu keluar sejak seminggu lalu. Dedaunan pepohonan di pinggir jalan dan perumahan kini berwarna oranye cerah. Aku menarik nafasku dalam-dalam. Rasa sakit dan sesaknya masih saja terasa.

Aku membelokkan motorku ke arah kanan menuju kompleks perumahan tempat aku tinggal. Dan entah karena aku yang tidak fokus, atau memang takdir yang membawa alur cerita hidupku ke sini, sebuah truk berukuran besar muncul, dan..

BRAK!!!

Aku pun merasa seperti sedang melayang terbang, sebelum akhirnya tersungkur dan kepalaku menghantam tiang listrik. Oh sial, sakit... dan aku baru sadar bahwa helm yang kukenakan terlepas. Aku menyesal kenapa aku tidak mengenakan full helm seperti biasanya. Aku ingin berangkat, tapi tidak bisa. Lalu aku merasakan ada cairan merah mengalir di pelipis kiriku lalu ke telingaku dan aku kembali mengutuki nasibku. Ini gawat... aku harus terus sadar..

Sialnya, aku benar-benar tidak bisa menggerakkan badanku. Nafasku pun semakin memendek dan membuatku tersengal. Aku merasa sangat sesak, bahkan lebih sesak dari sebelumnya. Kakiku juga sakit, aku merasa bahwa cideraku kembali terbuka. Aku ingin sekali berteriak karena sakit yang luar biasa datang menyerang, tapi untuk bernafas saja susah apalagi berteriak!

Lalu, aku melihat seorang laki-laki paruh baya menghampiriku dengan wajah yang pucat, panik. Tak berapa lama, ada sekitar dua sampai tiga orang yang datang dan mengerumuniku.

“ Dia masih sadar! Cepat bawa ke rumah sakit!” seorang perempuan berkata dengan panik, dan seketika aku merasa tubuhku di angkat

“ Astaga! Darahnya banyak yang keluar! Cepat! Cepat!”

Benarkah?! Oh Tuhan... tolong....

Jangan...

Jangan..

Darah...

Entah bagaimana, perlahan-lahan aku mulai merasa lemas... nafasku semakin memendek, kepalaku pusing seperti diputar kencang, aku mual.... Lalu, semuanya pun gelap. Aku mendengar samar-samar suara orang-orang yang entah kenapa terdengar panik.

Kenapa mereka panik? Padahal mereka tidak mengenalku..

Ah.. iya.. Entah kenapa, aku tiba-tiba merasa rindu pada omma yang ku benci..

Para host yang sangat bodoh tapi sebenarnya mereka pintar..

Jongjin, Sungjin.. dan manager Park..

Ah..

Lalu..

Gadis yang seperti matahari itu

Ji Hyunjung

Aku tiba-tiba ingin bertemu dengannya...

Aku memejamkan mataku

Anehnya, aku melihat dia

Sedang tersenyum dan menggenggam bunga matahari

Sangat cantik, sangat cerah..

.........

**

Hyunjung POV

Aku merasa aneh.. tiba-tiba aku merasa sangat lemas dan ingin jatuh. Namun, aku segera berpegangan pada pintu ruang pasien yang baru saja aku tangani.

“ Hyunjung-ssi, kau tidak apa-apa?” Dokter Park mendekatiku dengan khawatir

Aku menggeleng pelan dan tersenyum

“ Tidak..aku tidak apa-apa..”

Dia mengerutkan dahinya, “ Kau belum makan seharian?”

Aku mengerjapkan mata dan mengangguk. Aku tidak bisa bohong di depannya..

Dia menghela nafas panjang.

“ Hyunjung-ssi, kita adalah dokter... Jika kau tidak bisa menjaga kesehatanmu sendiri, bagaimana bisa kau menjaga kesehatan pasien? Aku memberimu waktu satu jam untuk mengisi perutmu. OK? “

Aku mengangguk patuh dan Dokter Park menepuk pelan pundakku sebelum pergi melihat kondisi pasien lainnya.

Aku keluar ruangan dan ku temukan Omma sedang duduk di kursi tunggu. Aku menghela nafas dan memalingkan wajahku.

“ Hyunjung-ah...” Omma berjalan mendekat dan aku melewatinya, menuju lobi rumah sakit

“ Hyunjung-ah....” Dia kini berjalan lebih cepat dan menghadangku

“ Kau belum makan bukan? Wajahmu pucat.. kau bahkan tidak sarapan. Omma membawa makanan kesukaanmu.. ayo, makanlah..”

Aku menutup mataku dan menghela nafas. Ketika aku membuka mata, Omma menatapku dengan tatapan mengiba yang bahkan belum pernah ku lihat sebelumnya.

“ Omma.. kau bahkan tidak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Lebih baik Omma pulang saja. Aku bisa mengurusi diriku sendiri” Kini aku membalas tatapannya, dan dari balik wajahnya yang tegar aku melihat titik kesedihan terpancar dari bola mata hitam pekat itu.

“ Aku akan meninggalkan ini dan kau harus memakannya... Jika tidak, aku akan terus memaksamu....” suaranya sedikit bergetar dan dia meraih tanganku. Omma memaksaku menggenggam tas kertas yang berisi makanan untukku.

Dia menatapku dengan cukup lama dan aku menundukkan pandanganku. Iya, aku masih sangat marah dengan Omma dan jika bisa aku pun tidak mau bertemu dengannya.

Omma bergerak pelan dan pergi meninggalkan aku. Aku menatap punggungnya yang entah kenapa tampak sangat lesu. Sedikit di dalam hatiku, aku merasa sangat bersalah pada wanita yang paling kucintai itu. Tapi.. Omma juga menjadi pihak yang salah di sini. Aku benar-benar bingung atas apa yang telah terjadi. Bahkan, Appa dan Oppa pun melakukan hal yang sama. Mereka bungkam...

Aku merasa kesal.. dan kecewa..

Aku kembali menghela nafas dan melihat barang yang ada di genggamanku. Yah..aku harus mengisi perutku..

Aku baru saja ingin masuk ke dalam ruanganku ketika terdengar suara orang ribut-ribut dari luar rumah sakit. Aku melihat para perawat membawa bangsal tergopoh-gopoh dan Dokter Yoon segera menuju ke sumber keributan.

Sepertinya ada pasien korban kecelakan...

Aku pun segera meletakkan kotak makan di depan pintu lalu bergerak ke sana. Aku melihat Omma terpaku berdiri di depan pintu masuk. Wajahnya memucat dan mulutnya terbuka lebar. Dia tampak sangat terkejut dan syok hingga berekspresi seperti itu.

Orang yang dia kenalkah?

Aku segera berlari untuk melihat siapa pasien yang kini di angkat ke atas bangsal. Dari kepalanya masih mengucur darah dan sepertinya belum mau berhenti. Jaketnya pun kini memerah berubah warna. Aku..entah kenapa seperti mengenal pria berwajah pucat ini.

Sebentar...

Hyesung...... oppa?

Jantungku pun seperti berhenti untuk beberapa saat.

Ya Tuhan...

Tidak....

Ini tidak nyata bukan? Engkau sedang bercanda dengan membuat ilusi pada mataku bukan, Tuhan?

Oh.. mungkin karena aku terlalu lelah hingga aku melihat pasien dengan wajah seperti orang itu.

“ Pasien kehilangan banyak darah! Harus segera melakukan transfusi darah! Cepat!!” seru Dokter Yoon yang membuatku tersadar. Tubuhku semakin lemas dan aku mengikuti mereka. Anehnya, Omma pun masih mengikuti mereka menuju ruang operasi.

“ Pil..Pilkyo-ah....” aku mendengar rintihan dari mulut Omma dan itu membuatku menoleh ke arahnya. Dan.. dia menangis...

Menangis?

“ Jung Pilkyo... Pilkyo-ah!!!” kali ini dia berteriak hebat dan membuat Dokter Yoon tersentak.

“ Maaf, Ommonim.. Anda siapa? Lebih baik Anda segera pergi karena kami sedang dalam keadaan darurat. Ah.. Hyunjung-ssi, tolong kau bawa Ommonim ke lobby saja.” Dokter Yoon menghadang Omma yang kini meronta-ronta.

Aku semakin heran dengan apa yang kulihat dan kudengar. Jung Pilkyo? Siapa dia?

“ Omma.. lebih baik kita pergi dari sini. Dokter harus segera menolong pasien itu…” Aku mencoba merangkul Omma dan dia melepaskannya dengan cepat.

“ Tidak.. Dokter..ku mohon.. dia kehilangan banyak darah dan darahnya tergolong langka! Dia butuh golongan darah A dengan rhesus negatif! Segera bawa aku atau dia bisa mati!! Ku mohon! Aku benar-benar memohon padamu!!!”

“ Omma…..” aku sangat terkejut dengan apa yang diucapkannya

“ Tapi.. Ommonim, kau..” ucap Dokter Yoon kebingungan

“ Aku ibunya!! Ibu dari pasien yang bernama Jung Pilkyo yang kini terbaring di sana! Cepat bawa aku dan ambil darahku! Atau aku akan mati dengan penuh penyesalan!!”

DEG

Seketika nafasku tercekat, seperti paru-paru dan tenggorokkanku mengecil. Menyumbat aliran udara masuk ke dalamnnya.

DEG

Telingaku berdenging, dan ucapan Omma barusannya terus terngiang di kepalaku.

Aku Ibunya!!!

DEG

Mataku pun tiba-tiba menjadi buram, kabur. Aku susah melihat dan kurasakan tubuhku mendingin.

Aku mundur perlahan hingga tubuhku bertemu dengan tembok. Aku berjalan menjauh dan tangan ku tumpukan pada dinding. Aku tidak sanggup berjalan atau pun berdiri. Tapi aku harus menjauh dari tempat itu. Aku tidak mau mendengar lagi perkataan yang akan keluar dari mulut Omma.

Aku Ibunya!!

Aku menggeleng pelan.

Tuhan.. aku salah dengar bukan? Kau sedang mempermainkan semua panca inderaku bukan?

Lalu, aku merasakan air hangat turun ke pipi dan kini entah kenapa semakin deras mengucur. Membuat mataku sakit, terasa panas, dan aku tidak dapat melihat dengan jelas.

Aku ibunya!! Ibu dari pasien yang bernama Jung Pilkyo yang kini terbaring di sana! Cepat bawa aku dan ambil darahku! Atau aku akan mati dengan penuh penyesalan!!

Oh Tuhan…

Aku pun semakin lemas dan kini terduduk lunglai di lantai

Aku tak punya tenaga lagi

Aku merasa sangat hancur..

Oh Tuhan..

Duniaku terasa berputar pusing. Aku terbaring lemah di atas lantai.

Dan semuanya,

menghitam

pekat

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...