Part 4

Thank You (Bahasa Indonesia)

 

Tepat dua minggu setelah kejadian di malam itu, dan tepat dua minggu pula aku tidak melihat Hyunjung lagi. Dia sudah tak pernah datang ke cafe lagi dan aku tak pernah melihatnya melewati jalan di depan cafe. Entah mengapa, aku sedikit mengkhawatirkannya. Terlepas dari itu, kondisi kakiku sudah cukup membaik. Aku sudah tidak membutuhkan tongkat lagi dan jalanku juga sudah tidak terlalu pincang. Saat ini aku dan Jongjin sedang sibuk menghiasi cafe dengan balon-balon dan kertas hias. Besok adalah ulang tahun ke-5 cafe R.o.S dan manajer Park menyarankan sebuah perayaan bersama pelanggan dengan disediakan beberapa doorprize dan satu hadiah utama yang memungkinkan pelanggan wanita tertarik untuk datang dan mengikuti acara ini. Untuk hari ini, cafe ditutup dan besok buka mulai jam 8 pagi. Beruntungnya, besok adalah hari minggu sehingga pelanggan tidak harus bolos sekolah atau kerja untuk datang ke acara ini.

          “ Untuk penampilan spesial nanti, kalian mau apa?” tanya manajer Park kepada kami.

          “ Haruskah kami tampil?” tanya Sungjin dengan wajah memelas.

          “ Tentu saja! Berdayakan wajahmu yang tampan itu dan buatlah penampilan semeriah mungkin” jawab manajer Park

          “ Tapi... aku tidak bisa melakukan apapun... aku tidak pandai menyanyi ataupun menari..” keluh Sungjin

          “ Cukup berpose indah di atas panggung dan buatlah para pelanggan terpesona, OK?”

          “ Dan.. kau, Shin Hyesung, apa yang akan kau tampilkan besok?” kini manajer Park bertanya kepadaku.

Aku berpikir keras.., “ Karena aku tidak pandai menari, aku memilih menyanyi saja” ucapku

          “ Aku, dance~, kau tau? aku pernah juara street dance ketika tahun pertama kuliah” ujar Jongjin riang.

          “ Baiklah..baiklah.. sekarang tinggal Taewoon, Hyungsin dan Minhwan...” gumam manajer Park sambil berlalu

          “ Hei..kau yakin bisa menyanyi?” tanya Jongjin yang sejak tadi memang ada di sampingku.

          “ Tentu saja. Aku pernah memenangkan kompetensi menyanyi radio sewaktu aku SMP” sahutku.

          “ SMP? Itu kan sudah lama sekali? Apa kemampuanmu masih sama?”

Aku menatap Jongjin dalam-dalam dan mendengus, “ Liat saja besok” ucapku dan memberikan senyuman sinis.

Jongjin hanya mengangguk dan melanjutkan kembali pekerjaannya.

^^^

          “ Ku dengar besok ada perayaan di cafe mu Hyesungie~” ujar Eric. Saat ini seperti biasanya kami sedang merapikan pakaian di ruang ganti dan bersiap menyambut kedatangan klien.

          “ Begitulah. Besok perayaan ulang tahun ke-5. Kenapa? Kau mau datang?” tanyaku dan terus merapikan bentuk rambutku.

          “ Sepertinya menarik bisa melihatmu yang sedang bekerja di siang hari. Sayangnya, besok aku harus membawa Gomdori ke dokter.”

Aku berhenti sejenak dan menghadap Eric, “ Kenapa? Apa dia sakit?”

          “ Aku tidak tahu, tapi tadi sore dia tiba-tiba diam dan tidak menyentuh makanannya sama sekali. Ketika aku ajak main, dia pun tidak merespon” wajah Eric berubah murung. Aku sangat tahu sekali Eric begitu menyayangi Gomdori meskipun ia seringkali memarahi anjingnya yang tak berdosa itu.

          “ Lalu... bukannya besok hari minggu? Bukannya dokter hewan tutup?”

          “ Aku punya langganan tetap..dan tadi dia menyarankanku untuk datang besok pagi”

Aku mengangguk dan menepuk pundak Eric, “ Tenang saja... Gomdori akan baik-baik saja..”

Eric merespon perkataanku dengan anggukan dan senyuman di bibirnya. Entah mengapa, hari ini kondisi pertemanan kami agak membaik. Yah..mana mungkin aku tega beragumen dengannya jika melihat kondisi Eric yang murung sekarang ini. Terkadang aku berpikir, temanku satu ini sangat kesepian dan aku sebenarnya menyadari bahwa tingkah laku yang kekanak-kanakannya tersebut merupakan suatu bentuk rasa ingin diperhatikan dan disayangi. Meskipun begitu, tetap saja aku selalu merasa kesal. Rasanya aku harus bersikap baik dengannya mulai sekarang...

Kami berjalan beriringan keluar ruang ganti dan aku nyaris saja melompat karena kaget ketika membuka pintu. Tampak dua pasang makhluk yang tidak terlalu tinggi, Minwoo dan Dongwan tepat di hadapan kami. Keduanya memasang wajah menyelidik dengan mata yang sengaja disipitkan.

          “ Ya! Kalian membuatku kaget!” seruku

Mereka tidak merespon dan tetap memasang wajah yang kuanggap sangat menyebalkan itu.

          “ Ada apa dengan kalian? Mengapa memandang dengan tampang seperti itu?”

Keduanya lalu menghela nafas bersamaan dan menggeleng pelan.

          “ Kalian terlalu lama di dalam sana. Apa yang kalian lakukan?” tanya Minwoo

          “ Apakah kalian sedang bermesraan? Apa yang kalian bicarakan? Terdengar seperti bisik-bisik..” Dongwan menimpali pertanyaan Minwoo.

Mukaku memerah, bukan hanya malu, juga karena kesal. Aku benci ketika mereka mulai mempermainkanku seperti ini.

          “ Ya! Hentikan berpikiran seperti itu! Aku hanya berbincang biasa saja dengan Eric! Ini soal Gomdori! Bukan seperti yang kalian pikirkan!” seruku kesal

          “ Hm? Memangnya apa yang kami pikirkan?” tanya Minwoo sambil menyeringai.

Mukaku bertambah memerah.

          “ Hahaha. Sudahlah... ayo kita ke depan. Sudah saatnya menyambut klien~” Eric dengan santainya tertawa dan mendorong dua makhluk menyebalkan itu.

          “ Hei.. kami penasaran.. ayo jelaskan.. tumben-tumbennya kalian akur” ujar Dongwan tidak terima.

          “ Hanya pembicaraan kecil antara dua best friend, OK?” sahut Eric

Aku yang masih berdiri di belakang mereka mengepalkan tinjuku kuat-kuat dan menahan emosiku. Hha... tunggu saja mereka nanti....

^^^

Tepat jam 7 pagi, aku sudah berada di cafe R.o.S dan sedang merapikan meja serta kursi tamu. Cafe ini memang bukan sebuah cafe yang besar, namun ruangannya tidak begitu sempit. Ruangan cafe ini cukup bisa menampung 40-50 orang, dengan syarat kursi dijejerkan berbaris. Terdapat panggung kecil di depan, yang biasanya menjadi meja kasir. Dekorasi dipenuhi dengan balon dan kertas berwarna warni, sangat cantik dan meriah menurutku. Rangkaian bunga mawar dan krisan menghiasi pojok ruangan dan lampu dipasang agak temaram dengan nuansa merah keemasan. Yah.. ini akan tampak seperti bar malam, tapi aku dapat merasakan suasana romantis yang diberikan dari cafe ini. Manajer Park membuat ide ini dan kami semua menyetujuinya. Terlihat Jongjin dan Minhwan sedang mengecek sound system, sementara Taewoon mengecek kondisi michrophone.

          “ Aku merasa sangat gugup...” Sungjin yang berada di sampingku terlihat pucat dan sesekali menggosokkan tangannya. Aku tersenyum simpul melihat tingkahnya itu.

          “ Tenanglah.. kau hanya perlu tampil dengan penuh rasa percaya diri saja. Wajahmu sudah sangat mendukung. Ku dengar kau punya banyak fans di luar sana.”

          “ Yah...walau begitu..aku..kau tahu kan kalau aku termasuk pendiam dan tidak seceria Jongjin... hha....” Sungjin menghela nafas panjang dan aku menepuk pelan pundaknya.

         “ Hei, bersemangatlah.. setidaknya Hyungsin yang memilih untuk melawak... itu... hm... lawakannya tidak lucu, garing, haha” bisikku pelan dan Sungjin sedikit tersenyum karenanya.

Waktu berjalan sangat cepat dan sedikit demi sedikit pelanggan datang dan memenuhi kursi yang tadinya kosong. Aku dan Hyungsin bertugas menyambut kedatangan mereka dan memberikan kotak kecil yang berisi beberapa cake dan kertas kupon doorprize. Seperti yang telah diduga, pelanggan yang datang kebanyakan perempuan, hampir 95%!

Tepat jam 8, acara dimulai dengan sambutan dari manajer Park, dilanjutkan dengan pemotongan kue dan kemudian performance dari kami. Dimulai dari Hyungsin dengan lawakannya yang membuat penonton... tertawa garing...hahaha. Sayangnya, Hyungsin terlalu tidak peka untuk menyadari bahwa lawakannya itu sangat parah. Aku mendapat giliran tampil keempat setelah Sungjin. Entah kenapa aku sedikit gugup dan berulang kali membaca lirik di kertas. Sesekali aku melihat ke arah luar, ke arah pintu masuk, atau pun jendela cafe.

          “ Sedang menunggu siapa?” suara Jongjin mengagetkanku dan membuatku sedikit malu karena perbuatanku tertangkap olehnya.

          “ Tidak..aku tidak menunggu siapapun..” sahutku cepat

          “ Jangan bohong... aku bisa melihat itu dari wajah dan sikapmu. Kau menunggu gadis itu kan? Si gadis yang seperti model itu?” Jongjin semakin menjadi-jadi

          “ Hentikan... jangan sampai aku memukulmu dan membuat acara ini berantakan...” geramku

          “ Hahaha.. baiklah..baiklah Hyesungie... aku hanya ingin mengatakan sesuatu, jangan pernah membohongi perasaanmu sendiri. OK?” ucap Jongjin yang kemudian berlalu dari hadapanku.

Perkataan terakhir Jongjin membuat ku termenung dan berpikir. Aku? Membohongi perasaanku? Apa maksudnya?

Aku menggeleng pelan dan berusaha berkonsentrasi kembali dengan laguku.

20 menit berlalu dan saat ini sudah giliran Sungjin. Dia tampak malu-malu naik ke atas panggung dan anehnya, pelanggan sangat histeris, terutama yang berada di barisan paling depan bahkan sambil membawa spanduk!

          “ Wow... Sungjin dan popularitasnya” gumamku. Yah.. memang kuakui, di cafe ini yang paling tampan dan chic adalah Sungjin dan Jongjin. Tapi entah mengapa kepribadian mereka berdua sangat bertolak belakang. Sungjin memulai dengan memperkenalkan dirinya dan... astaga.... dia benar-benar melakukannya! Dia berpose layaknya model majalah, lalu menjadi model runaway! Melihat hal itu, aku berusaha keras menahan tawaku! Aku juga melihat manajer Park melakukan hal yang sama denganku, bahkan mukanya memerah dan menutupinya dengan kertas yang digenggamnya. Walaupun begitu, Sungjin tetap tidak terpengaruh dan pada akhirnya, dia menikmati penampilannya tersebut.

Selesai Sungjin tampil, aku bersiap-siap di samping panggung hingga manajer Park memanggil namaku.

          “ Wow! Sungjin-ssi.. membuatku sangat kagum dan terkejut! dan.. penampilan kali ini juga akan membuat kalian akan terpesona. Little Prince cafe kami, Shin Hyesung!” seru manajer Park

Aku merasa kaget dengan sebutan yang dia berikan kepadaku. Little Prince? Sejak kapan??

          “ Ya! Ini giliranmu bodoh!” bisik Jongjin dan mendorong tubuhku. Aku kembali tersadar dan naik ke atas panggung.

          “ Anyeonghasseyo... Shin Hyesung imnida... um.. kali ini aku ingin memperdengarkan sebuah lagu yang um..menurutku sangat indah dan memiliki makna yang dalam bagiku pribadi... Semoga terhibur dan selamat menikmati..” ucapku

Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghelanya perlahan. Suara musik dimainkan dan aku pun mulai bernyanyi...

(Itd be nice if it was you)

Out of the many expressions in my head

Nothing can be used to describe you

So I empty out my heart – do you know?

(ku pejamkan mataku..dan entah mengapa wajah Hyunjung terlintas dibenakku)

You float up in my head like a habit

Sometimes, you seem really sad

Itd be nice if I could be by your side together

(wajah Hyunjung yang pada malam itu sedang menangis pun tampak begitu jelas dalam bayanganku, bahkan ketika aku membuka pelan mataku)

If only I can be locked in a happy dream with you forever

And create an unchanging (unending) love

 

If theres a deep sadness that no one understands inside your heart

Can I be at least a little help to you?

 

Tell me that you have been waiting

At the end of a hard day filled with pain

If the place I return to is you, itd be very nice

 

If only I can be locked in a happy dream with you forever

And create an unchanging (unending) love

(Always at this place) by your side (Shine a bright light)

(Tiba-tiba saja aku menangkap sosok wanita yang tidak asing bagiku, Hyunjung... Masuk ke dalam cafe, lalu duduk di kursi belakang..dan... melihat ke arahku...)

If only I can see you like this forever (By your side)

 

If only I can be locked in a happy dream with you forever (locked in a dream)

And create an unchanging (unending) love

 

(At some point) sadness fades and a happy smile is on my face

I love you (I love you) 

I want to tell you, forever with you

( Hyunjung terus memandang ke arahku dan tersenyum lebar seperti biasanya. Mataku terpaku dan tak dapat beralih darinya)

Itd be nice if it was you

In this empty seat next to me

Itd be nice if it was you

If only I can be with you

 

 

Musik berhenti dan tepukan riuh terdengar. Aku terus menatap Hyunjung dan kali ini melambai ke arahku lalu.. pergi? Aku membungkuk pelan ke arah pelanggan dan segera meninggalkan panggung, namun manajer Park menahanku dan aku tidak bisa melawannya.

          “ Sebentar Hyesung-ssi, aku ingin sedikit bertanya kepadamu” ucap manajer Park

          “ Ah..ya..” aku tersenyum ke arahnya dan sesekali melirik ke arah Hyunjung yang kali ini benar-benar sudah keluar dari cafe.

          “ Kau.. ini... kenapa tidak menjadi penyanyi saja? Suaramu sangat bagus sekali! Aku pikir aku sedang menyewa seorang artis sekarang, hahaha”

          “ Ah..itu..aku tidak terlalu percaya diri saja...”

          “ Wah...sayang sekali..bakat seperti ini harus disia-siakan hanya menjadi pelayan cafe saja. Hahaha. Baiklah, mari kita beri tepuk tangan lagi kepada Shin Hyesung!”

Aku kembali membungkuk dan segera turun dari panggung. Aku melihat tatapan kagum dari Jongjin yang sedang bertepuk tangan.

          “ Kau..ternyata tidak bohong..aku mengaku kalah Shin Hyesung” ucapnya dan aku balas dengan tatapan, ‘apa kau masih berani meremehkanku lagi?

Aku segera berlari kecil dan keluar dari cafe. Aku tidak dapat menemukan Hyunjung lalu ku putuskan untuk mencarinya hingga ke seberang jalan. Sialnya, jalanan cukup ramai dan aku sama sekali tidak menemukannya.

          “ Hha.... kemana dia? ” gumamku dan berjalan kembali menuju cafe hingga aku berhenti ketika mendengar teriakan nyaring dari belakangku.

          “ Yes!!! Berhasil! Hahahaha! Nyaris saja aku kehilangan uangku!”

Aku menoleh ke belakang dan ku temukan, sesosok wanita yang sedang berjongkok sambil tersenyum bahagia melihat selebaran uang di tangannya.

          “ Hyungjung-ssi?”

Wanita itu kaget dan segera bediri, “ Ah! Hyesung-ssi!” sahutnya dengan suara yang ceria

          “ Sedang apa kau?” tanyaku

          “ Oh..ini.. uang ku jatuh ke bawah mesin penjual minuman, dan aku berhasil mendapatkannya kembali!” jawabnya sambil menunjuk mesin penjual minuman yang memang tepat di hadapannya.

Aku mengerutkan dahiku dan tanpa ku sadari..aku mengehela nafas lega.

          “ Hei, apa kau juga mau membeli minuman?” tanya Hyunjung yang kini memasukkan uang ke dalam mesin lalu keluarlah satu botol minuman soda.

Aku menggeleng pelan.

          “ Lalu, sedang apa kau disini?” pertanyaan Hyunjung membuatku kaget. Mana mungkin aku menjawab bahwa aku berlari sampai ke sini hanya untuk mencarinya.

          “ Aku...aku... hanya mengantarkan pelanggan tadi..dia tidak terlalu bisa menyebrang..” jawabku asal

          “ Oh..begitu...” Hyunjung mengangguk dan aku bersyukur dia menerima alasan anehku tersebut.

          “ Hei.. ternyata kau punya suara yang bagus ya? Aku tadi..sedang jalan-jalan saja. Ternyata ada  perayaan dan tepat sekali saat itu aku mendengar seseorang sedang bernyanyi dengan sangat indah. Aku penasaran, lalu... tada! itu kau! Aku kaget sekali! hahaha”  terdengar tawa renyah dari wanita yang ada di hadapanku ini dan aku hanya bisa merespon dengan senyuman saja.

          “ Kau...kau tidak mengira aku bisa menyanyi bukan?” ujarku

          “ Tentu saja! Mana aku tahu, wajah yang sering merengut dan mulut yang suka menggerutu itu bisa mengeluarkan suara yang sangat indah, hehe”

          “ Ya! Apa maksudmu?!”

          “ Haha..baiklah..baiklah...maafkan aku...hehe” Hyunjung masih saja terkekeh, dan entah mengapa aku merasakan ada perasaan nyaman dan bahagia. Aneh..sungguh aneh..

          “ Aku harus masuk ke dalam lagi.... kau... mau ikut? Sepertinya sebentar lagi mereka akan membagiikan doorprize-nya.” ujarku

          “ Doorprize? Wah! Aku tidak tahu! Kalau tahu, aku pasti akan ikut acara itu sejak awal! Apa kau masih punya kuponnya?” tanya Hyunjung bersemangat.

Aku merongoh kantong celanaku dan mengeluarkan selembar kupon berisi nomor undian. “ Untukmu”

Hyunjung menerimanya dengan sangat gembira. “ Hei.. mengapa kau bisa punya? Bukannya ini hanya untuk pelanggan saja?”

          “ Ya...aku pun juga ingin mendapatkan doorprize itu” sahutku. Sebenarnya aku berbohong. Aku menyelipkan satu kupon yang tersisa karena entah mengapa saat itu aku berharap Hyunjung akan datang. Dan...yah..dia sekarang ada di depanku.

          “ Oke! Baiklah, ayo kita segera ke sana!” seru Hyunjung, lalu dengan hati-hati menyeberang.

Aku mengikutinya dari belakang  dan kami pun masuk ke dalam cafe. Syukurlah, tepat waktu. Saat kami masuk, manajer Park mulai mengundi untuk doorprize pertama.

         “ Baiklah... nomor kupon yang berhak mendapat voucher makan gratis di cafe R.o.S selama satu bulan adalah... GT395!”

Seorang pelanggan wanita di bangku belakang melonjak girang dan maju ke depan dengan tepuk tangan dari pelanggan lainnya.

          “ Ah... bukan nomorku...” keluh Hyunjung.

          “ Tenang.. masih ada dua lagi dan satu hadiah utama” sahutku

          “ Hadiah utama? Apa itu?” tanya Hyunjung

          “ Wah..kau benar-benar tidak tahu? Kau lihat saja nanti” jawabku

Hyunjung mengerutkan dahinya, lalu kembali mengenggam erat tangannya dan berharap kembali.

Dua nomor kupon untuk doorprize kedua dan ketiga telah diumumkan, dan sayangnya bukan nomor kupon yang dimiliki oleh Hyunjung.

          “ Sepertinya aku memang tidak pernah beruntung untuk urusan begini...” Hyunjung mendegus kesal.

          “ Hahaha, sudahlah... berapa nomor undianmu? Mungkin kau akan mendapatkan hadiah utamanya” tanyaku

          “ HS027...” ucap Hyunjung pelan

          “ Nah... saat yang ditunggu-tunggu adalah hadiah utama! Dugun! Dugun! Dugun! Siapakah yang beruntung mendapatkan hadiah utama kali ini??” suara manajer Park terdengar kembali

Manajer Park mengambil kupon secara acak di dalam kotak biru besar dan dia mendapatkan satu lembar kupon.

          “ Ehm! Pemenangnya adalah.... H....S....0...2.....” manajer Park berhenti sejenak dan mataku melebar sambil melihat kupon di tangan Hyunjung. Wajah Hyunjung lebih tegang lagi dan membuatnya semakin terlihat lucu.

          “ HS...0....2.....8!!!!! Selamat!!” seru manajer Park

          “ Argghh!!!!!!!” baik aku dan Hyunjung berteriak dengan cukup keras

          “ Nyaris saja! Aaaahhh! Menyebalkan!” Hyunjung lalu merobek kertas kupon tersebut dan aku kaget melihatnya.

          “ Hei..hei...jangan kesal begitu..” ucapku

          “ Selamat! Pemenang hadiah utama mendapatkan dua buah tiket ke Disney Land dan kencan satu hari penuh dengan salah satu pelayan cafe ini. Silahkan pemenang memilih siapa yang ingin menjadi pasangan kencannya!” seru manajer Park dengan penuh semangat.

Hyunjung tersentak dan sangat kaget. “ YA! Kalau tahu begitu aku akan meminta lebih kupon darimu!” seru Hyunjung

Aku tak bisa berbuat apa-apa dengan Hyunjung yang seperti ini.

          “ Kau begitu...ingin memenangkan hadiah itu?” tanyaku

          “ Tentu saja....” ucap Hyunjung pelan dan mengembungkan pipinya

          “ Baiklah... harap hening sebentar. Gadis beruntung yang memenangkan hadiah utama ini akan menyebutkan siapa pasangan kencannya...” lanjut manajer Park

          “ Kau juga ikut termasuk salah satu kandidat itu?” tanya Hyunjung dan aku mengangguk sambil menunggu jawaban gadis itu.

          “ Um... Kim Jongjin-ssi...” jawab gadis itu sambil malu-malu.

Tepuk tangan riuh terdengar membahana dan aku dapat melihat senyuman bangga dari wajah Jongjin yang terpilih.

          “ Hah.. dia pasti sangat senang sekali” gumamku

          “ Kau cemburu?” tanya Hyunjung

          “ Hah? Aku? Mana mungkin... aku merasa sangat beruntung sekali karena tidak harus melakukan hal merepotkan itu”

          “ Gadis itu manis menurutku... hha.. andai saja aku menjadi dia, aku pasti akan memilih Hyesung-ssi...”

Perkataan Hyunjung membuatku terdiam, dan entah mengapa jantungku berdetak kencang secara tiba-tiba.

          “ Kalau aku yang menang dan memilihmu... apa kau akan menolak?” Hyunjung kembali bertanya sambil menatapku.

Wajahku terasa panas dan nafasku tercekat, “ Um... entahlah...” jawabku tanpa menatapnya. Aku merasa kondisiku sangat aneh saat ini, tapi...aku merasa...sangat bahagia... yah..rumit..terlalu rumit untuk dijelaskan dengan kata-kata.

^^^

Pelanggan sudah pulang dan cafe pun menjadi tampak sepi. Aku berada di depan cafe bersama Hyunjung.

          “ Baiklah..aku pulang dulu. Sampai jumpa lagi, Hyesung-ssi”

          “ Um..ya.. sampai jumpa..”

Hyunjung membalikkan tubuhnya dan pergi.

          “ Hyunjung-ssi!” seruku

Hyunjung menoleh dan berbalik, “ Ada apa?”

          “ Um... apa..apa kau baik-baik saja?” tanyaku pelan

Dahi Hyunjung berkerut dan kemudian berubah setelah dia mengetahui maksud dari pertanyaanku.

          “ Kejadian malam itu? Ah.. iya... aku tidak apa-apa. Aku lupa mengabari kalau polisi berhasil menemukan  supir taksi tersebut dan mereka sudah mengurusnya. Aku sudah lega sekarang” jawab Hyunjung tersenyum tulus

          “ Um..baguslah kalau begitu..”

          “ Ah..aku juga jadi ingat akan hal yang membuatku penasaran. Malam itu.. kau dan Junjin-ssi berpakaian sangat formal dan sedikit berdandan. Apa yang...kalian lakukan pada malam itu?” tanyanya sedikit ragu-ragu

Aku tersenyum tipis, “ Aku setiap malam bekerja di bar Brand New...”

          “ Oh...menjadi pelayan juga?”

Aku menggeleng, “ Bukan...lebih tepatnya seorang  host

Aku dapat melihat mata Hyunjung membesar dan mulutnya terbuka karena kaget.

          “ Host? Kau tidak bohong kan? Wow! Pantas saja kalian berdua sangat rapi dan tampan saat itu... aku jadi penasaran dan jadi ingin ke sana!” seru Hyunjung

          “ Hei... kami tidak menerima klien yang masih muda sepertimu. Klien kami semuanya adalah nyonya besar” bisikku sambil memasang wajah malas

Hyunjung tersenyum, “ Hahaha.. pantas saja... kini aku tahu dari mana asal senyuman palsumu itu jika sedang melayani pelanggan cafe”

          “ Oh... kau menyadarinya? Hahaha”

          “ Tentu saja... ah, baiklah.. kali ini aku benar-benar harus pulang. Tugas kuliahku sedang menunggu untuk diselesaikan. Sampai jumpa!” sahut Hyunjung riang

Aku mengangguk pelan dan memberi isyarat untuk segera pergi. Aku terus melihat Hyunjung hingga sosoknya menghilang di persimpangan. Aku berbalik arah dan ku temukan wajah Jongjin tepat di hadapanku.

          “ Ya! Kau membuatku kaget!” seruku

Jongjin menyeringai dan terkekeh, “ Jadi..kali ini apa alasan yang akan kau berikan?”

          “ Tidak ada, semuanya sudah jelas bukan? Aku mengikuti apa yang katakan kepadaku tadi pagi” jawabku sambil tersenyum  dan berlalu dari hadapannya.

          “ Woah! Shin Hyesung! Kemajuanmu terlalu cepat!” Jongjin segera merangkulku dari belakang dan aku tidak menolak. Kami berjalan beriringan masuk ke dalam cafe dan segera membereskan segala kursi, meja, panggung dan dekorasi.

^^^

Mood ku sedang sangat bagus hari ini. Aku berangkat lebih awal ke bar Brand New dan menemukan Eric beserta Gomdori di dalam.

          “ Hai Eric, bagaimana kondisi Gomdori?” sapaku

          “ Oh.. hai Hyesungie. Gomdori sudah sehat sekarang dan dia butuh suasana bar untuk membuatnya lebih hidup” sahut Eric sambil memainkan kaki Gomdori.

Aku mengernyitkan dahi, dasar orang aneh. “ Baiklah.. yang penting kau sehat Gomdori. Jangan sakit lagi, OK?” ucapku tersenyum sambil menepuk pelan kepala Gomdori, dan... Eric menatapku dengan aneh.

          “ Apa?” tanyaku

          “ Kau sedang bahagia?” tanya Eric

Aku tersenyum dan meninggalkan Eric menuju kamar ganti.

          “ Ya! Shin Hyesung! Ceritakan padaku!” teriak Eric

Aku menutup telinga dan segera menutup pintu, menguncinya. Aku tidak ingin Eric masuk dan mengangguku dengan pertanyaannya yang tentu saja membuatku gerah.

Butuh waktu 10 menit untuk berganti baju dengan pakaian formal dan menata sedikit rambutku. Aku menyenandungkan lagu yang tadi pagi kunyanyikan dan membuka pintu kamar ganti. Aku tersentak, kaget, melihat dua makhluk yang kali ini lebih tinggi dariku, sedang menatapku dengan tatapan “ Apa yang sedang terjadi padamu? Cepat ceritakan! Aku SANGAT penasaran!”.

          “ Ya! Kalian mengagetkanku.. Jin-ah, kenapa kau juga ikut-ikutan orang aneh ini?” seruku

          “ Eric hyung bilang kau sedang tampak beda dari biasanya dan terlihat lebih bahagia dari biasanya. Kau bahkan bersenandung! Apa kau habis menang undian? Mendapat berlian?” tanya Junjin cepat.

Aku tersenyum, menyentuh wajah Junjin dengan kedua tanganku dan mendekatkannya ke wajahku. “ Lebih dari itu” ucapku dan berlalu dari mereka berdua. Tersenyum dan kembali menyenandungkan lagu.

Mata Junjin melebar begitu pula mulutnya terbuka lebar, ekspresi Eric terlihat sangat dramatis sekali.

          “ Woah.... aneh..aneehh... dia sedang gila sepertinya! Shin Hyesung sedang gila!” teriak Eric histeris dan aku hanya tertawa geli mendengarnya.

1 jam kemudian, klien sudah mulai berdatangan. Hari ini Nyonya Park dan Nyonya Kim tidak bisa datang karena ada sedikit urusan. Aku bisa lega kali ini karena hanya menjadi host untuk Nyonya Lim dan Nyonya Choi saja.

         “ Hyesungie, ku dengar kau bernyanyi di perayaan cafe mu tadi pagi. Aku penasaran ingin mendengar suaramu. Apakah kau mau menuruti permintaanku?” tanya Nyonya Lim.

Aku memberikannya satu gelas jus sari anggur dan tersenyum. “ Tentu saja, untukmu, aku bersedia. Nah silahkan menikmati minumanmu, darling

          “ Ah... hanya jus? Aku mau wine, Hyesungie... tidak bolehkah aku meminumnya seteguk saja?”

Aku menggeleng, “ Kesehatanmu sedang kurang baik bukan? Kau tidak boleh minum wine terus, sayangilah dirimu sendiri. Minum ini, atau aku tidak akan bernyanyi” ancamku pelan.

Nyonya Lim diam, mengangguk lalu menerima jus yang aku berikan.

Aku berjalan menuju panggung kecil di depan dan mendekati Dongwan yang sedang asyik memainkan gitar.

          “ Dongwan-ah, aku mau bernyanyi sebentar” ucapku

Dongwan menoleh, “ Kau? Tumben?”

          “ Permintaan klien” jawabku tersenyum

Dongwan mengangguk, “ Yah...aku juga sudah lama tidak mendengarmu bernyanyi. Aku merindukan suaramu yang indah itu Hyesungie~”

Aku terkekeh pelan dan menemui pemain musik.

          “ Lagu Peterpan Serenade. Kalian bisa memainkannya bukan? 4 bulan yang lalu aku pernah menyanyikannya, jika aku tak salah ingat”

Keempat pemain musik di hadapanku mengangguk pelan, “ Tentu saja” ucap Joon, pemain piano.

Aku tersenyum dan berjalan mendekati microphone. Ku lihat mata semua klien tertuju kepadaku dan juga Eric, Andy, Dongwan, Minwoo dan Junjin yang kini berjejer segaris di belakang yang juga melihatku dengan tatatapan, “ serius? dia mau bernyanyi?”.

Aku tersenyum, malu, yah..aku malu sebenarnya, tapi..mungkin efek endorphine berlebihan pada diriku saat ini membuatku mengabaikan mereka. Musik dimainkan, aku berkonsentrasi dengan diriku dan mulai bernyanyi. Entah mengapa, aku merasa sangat ringan hari ini...

^^^

Author POV

          Shin Hyesung bernyanyi dengan sangat indah. Semua klien di bar Brand New memperhatikannya dengan seksama dan dengan tatapan kagum. Begitu pula dengan kelima host tampan yang berada di belakang klien, mereka tertegun, terutama Junjin yang mulutnya dan matanya melebar.

          “ Hyesung hyung sedang terbang sekarang...” ujar Andy

          “ Shin Hyesung sedang gila..dia tidak waras hari ini.. mungkin dia salah minum obat” sahut Eric

          “ Tidak...dia sedang sekarat aku rasa” celetuk Minwoo

          “ Mungkin besok dunia akan kiamat?” ucap Junjin

          “ Oh! Lihat! Dia menari! Omo! Mengerikan!!” seru Dongwan dan ketika Hyesung menari, klien sangat riuh dan tepuk tangan membahana terdengar.

          “ Ini tidak benar... aku malu melihatnya menari...” ucap Minwoo sambil menutup mata dengan kedua tangannya

          “ Aku harus merekam ini!” kata Dongwan sambil merogoh handphone nya dan mulai merekam

          “ Dongwan-ah, nanti berikan padaku. Aku ingin menjadikannya jimat” ujar Eric

          “ Oh! Dia melakukan tarian dengan aegyo yang membuat merinding!” seru Junjin

          “ Hyung.. kepalaku sakit..aku ingin muntah...” sahut Andy sambil memegang perutnya

          “ Bertahanlah Andy... ini kesempatan yang sangat langka!” Minwoo menenangkan Andy sambil memijit pelan pundaknya

          “ Hei..Jin-ah, kau yakin kau tidak tahu alasan yang membuat dia seperti ini?” tanya Eric

Junjin menggeleng, “ Aku tidak tahu sama sekali, hyung.. Sumpah..”

          “ Anak-anak.. aku punya ide..” ucap Eric yang disambut tatapan dari 4 pasang mata di sampingnya.

          “ Apa? Kau punya ide brilian apa?” tanya Dongwan tidak sabar

          “ Besok... mari kita melakukan misi ‘mencari tahu alasan di balik tingkah laku Shin Hyesung’. Bagaimana? Tertarik?” tanya Eric sambil tersenyum

          “ Maksudmu... kita menjadi stalker-nya Shin Hyesung?” tanya Minwoo

          “ Tentu saja! Besok, seharian! Sampai kita mengetahui alasannya” wajah Eric terlihat cerah

          “ Tapi...besok aku harus bekerja..aku absen..” perkataan Dongwan tersebut langsung mendapat sorotan tajam dari keempat temannya.

          “ Baiklah..baiklah... aku akan ikut kalian ketika jam makan siang, OK? Aku tidak bisa begitu saja tidak masuk kerja hanya untuk hal ini, Ok?” lanjut Dongwan dan direspon dengan anggukan dari keempat orang tersebut.

          “ Aku sudah tidak sabar...hehehe” ujar Andy yang kini wajahnya berubah

          “ Wooo.. Andy-ah... jaga ekspresimu.. wajahmu terlihat mengerikan seperti zombie...” ucap Junjin dan Andy hanya terkekeh lalu mengembalikan wajahnya seperti semula.

          “ Baiklah... pokoknya, besok kita bertemu di titik utama, cafe tempat Hyesung bekerja mulai jam 9 pagi, OK? Kau Dongwan, bisa menyusul kami. Ingat! Jangan sampai ketahuan..atau..kita semua akan mati mendapatkan tendangan taekwondo-nya...” ucap Eric yang dibalas dengan anggukan keempat lainnya.

Hening.

          “ Kemarikan tangan kalian..” lanjut Eric dan semuanya menurutinya.

          “ 1,2,3... fighting!” bisik mereka bersamaan.

Musik berhenti dan Hyesung pun selesai bernyanyi. Tepuk tangan terdengar riuh membahana. Hyesung melemparkan senyum ke semua ruangan dan terlihat sangat puas. Sayangnya, dia tidak mengetahui bahwa kelima temannya sedang dan akan melaksanakan rencana ‘jahat’ mereka.

          “ Tunggu saja kau Shin Hyesung... beraninya kau menyimpan rahasia..” gumam Eric sambil tersenyum sinis.

TBC

Credit translated lyric Itd be nice if it was you –> kromanized

(I'm back with new chapter,kkk. Entah kenapa ngerasa kalo FF ini panjaaangg banget.... apa mesti di-cut aja ya? kkkk. Selamat membaca dan have a nice day, guys!^^~)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...