Part 14

Thank You (Bahasa Indonesia)

Aloha... hai.... *lambai-lambai*. Masih ingat dengan saya? masih ingat dengan ff ini? Hahahaha. Sorry sudah menghilang dari peredaran dunia fanfic beberapa bulan ini.. Sedang sok sibuk dengan beberapa kerjaan dan ga bisa menyentuh ff, bahkan buat baca ff aja hilang minat...ahahaha OTL

Tapi akhirnya saya kembali! Yay! *tebar bunga tujuh rupa* T____T. Sudah lama ga nulis ff dan ntah kenapa episode sintron atau drama kali ini agak-gaka sesuatu banget hahaha.. Yaudah deh.. enjoy yaa. Yang sudah mau baca lagi sampai saat ini saya haturkan berjuta terima kasih huuuks. I love u love u love u :**

Dan....akhirnya ff ini punya posternyaaaa. JUNUU MAKASIH BANYAK! Muaaacchh :**. This beautiful poster made by clumsyblue, my cutie pie 'eonnie'...hahahaha :p


 

Junjin menarik paksa tubuhku dari dalam rumah. Kelima host kini sudah muncul di hadapanku dengan wajah tengil mereka. Aku tahu apa yang mereka pikirkan dan aku pun tahu apa yang akan mereka lakukan.

“ Hyung! Aku akan membawamu ke tempat favoritmu!” seru Junjin kemudian yang dijawab dengan anggukan dari ketiga host lainnya.

Eric menatapku dalam, berusaha menyuruhku untuk mengangguk menyetujui apa yang Junjin katakan. Aku menghela nafas, menyerah. Mengangguk kalah.

“ Okay! Welcome to the party, Shin Hyesung!!” seru Dongwan dan kini mengamit lengan kiriku. Minwoo merangkul di sebelah kanan, Junjin mendorong tubuhku dari belakang. Sedangkan Eric dan Andy berjalan berpasangan di depanku.

Aku tersenyum tipis. Bersyukur sejenak dengan apa yang kumiliki saat ini.

Tuhan sebenarnya tidak pernah berbuat keterlaluan padaku. Walaupun aku mengalami banyak hal menyakitkan sepanjang hidupku, kadang-kadang Dia akan menyelipkan sebuah rasa manis yang samar-samar, tak terlihat dan bahkan sulit ku sadari.

Kami terus berjalan dan melewati pagar rumahku. Sebuah limousine terparkir megah di hadapanku. Bogeun dan Jonghyun bediri tegak dengan jas hitam dan kacamata hitam mereka, seperti biasanya. Aku menahan tawaku, melihat wajah mereka yang kaku dan begitu polos. Aku heran, bagaimana bisa mereka tahan bekerja dengan Tuan Muda yang bernama Eric Mun?

“ Silahkan masuk, Hyesung-ssi” ucap Bogeun yang kini membukakan pintu untuku. Aku merasa tidak enak sebenarnya, namun Junjin terus mendorong tubuhku dan kini aku sudah berada di dalam limousine mewah yang hmm..aku juga tidak tahu berapa harganya ini.

“ Sudah lama sekali kita tidak jalan-jalan berenam!” kicau Minwoo yang kini sudah duduk di sampingku. Aku memandang sekeliling dan wah... nuansa mewahnya benar-benar tidak bisa ku jelaskan.

 “ Wow! Cokelat ini enak sekali! Dimana kau membelinya Eric?” tanya Dongwan yang kini sedang asyik mengunyah cokelat, dan tangannya pun sibuk membuka bungkus lainnya.

“ Andy yang membuatnya” ucap Eric yang masih saja menggandeng lengan Andy. Andy segera melepaskannya dan mendorong Eric ke samping.

“ Enak sekali! Andy, aku ingin kau membuatkannya lagi untukku. Aku berencana memberikannya kepada setiap pengunjung yang cantik yang datang ke toko bungaku, hahaha” kekeh Dongwan dan memasukkan cokelatnya yang kelima ke dalam mulutnya.

“ Dasar pria genit!” seru Minwoo

“ Awww... Minwoo-ku cemburu~~” teriak Dongwan dan mengedipkan matanya. Minwoo memandangnya dengan jijik.

Aku tersenyum simpul, “ Menjijikkan...” bisikku pelan. Junjin yang berada di sebalah kananku menoleh ke arahku dan tersenyum lebar.

“ Kau dengar Dongwan hyung? Hyesung hyung bilang kau menjijikkan! hahaha!” Junjin tertawa lepas, terlihat senang. Laki-laki ini sungguh polos..

Dongwan tampak terkejut dan mulai memainkan ekspresi terlukanya, “ Hye-Hyesung-ah.. a..aku terluka...”

Eric melempar Dongwan dengan bungkusan cokelatnya karena tidak tahan melihat ekpresi Dongwan. Dongwan langsung meringis dan memberikan cengiran khasnya ketika bungkus tersebut mendarat ke wajahnya yang lebar.

“ Hyungnim, apa kita akan segera berangkat?” terdengar suara Jonghyun dari interkom di samping pintu mobil. Eric menekan tombol hijau, “ Ya” ucapnya datar.

Limousine mewah ini pun akhirnya berjalan. Menuju ke suatu tempat yang aku sendiri tidak tahu dimana...

 


 

Aku tertegun sejenak memandang sebuah papan nama dari bagunan di depanku ini.

Bang-ya! Bang-ya! Comet PC Bang!

“ Ada apa dengan nama tempat ini??!” Eric terlihat sangat terkejut ketika melihat papan nama tempat ini.

“ Terlalu..hmm...bagaimana ya aku menyebutnya...” lanjut Andy yang melipat tangannya

“ Hyung! Kau merindukan tempat ini kan?!” seru Junjin tiba-tiba dan keempat host lainnya langsung menoleh ke arahku dengan tatapan tidak percaya.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali lalu menoleh ke arah Junjin dan mengangguk. Aku bisa melihat ekspresi terkejut dari Minwoo, Andy, Eric dan Dongwan.

“ Yah..! Sepertinya sudah 7 tahun kita tidak ke sini hyung! Biasanya kau akan memaksaku ke sini dan kita main sampai subuh! hahaha!” ujar Junjin yang kini kembali memandang PC Bang (PC Room) dengan perasaan rindu.

Aku kembali ke masa-masa dimana aku sangat tergila-gila dengan game dan memaksa Junjin untuk bermain di sini. Alasan aku menyukai tempat ini selain namanya yang berkesan denganku, juga harganya yang relatif lebih murah dan pemiliknya yang ramah. Bahkan, jika sudah subuh, kami akan menumpang tidur di ruangan istirahat pemilik yang bernama Ji Hoon.

“ Apa... Ji Hoon masih di sini?”tanyaku pelan

“ Bagaimana kalau kita segera masuk saja? Aku belum pernah mencoba masuk ke PC Bang.. aku jadi penasaran!” seru Eric dan kini menarik tanganku untuk masuk ke dalam PC Bang. Pintu yang semula hanya berupa pintu kayu berknop yang hampir karat, kini berganti menjadi pintu otomatis yang akan terbuka sendiri ketika ada orang yang lewat.

Aku memandang kagum ketika kakiku masuk ke dalam PC Bang dan..wah.. kau tidak akan pernah menyangka bagaimana perubahan besar yang dialami tempat ini. Dulu hanya ada 6 jenis komputer yang bersekat papan. Namun kini, semuanya VIP room, full AC, wewangian menyegarkan dari pengharum ruangan, terlebih lagi, komputernya semuanya adalah Apple I-mac!

“ Hyesung-ah!” terdengar suara memanggilku dan aku menemukan senyuman dari laki-laki yang tidak pernah kutemui selama 7 tahun ini.

“ Ji Hoon-ah!” sahutku dan menjabat erat tangannya. Ji Hoon langsung menarikku ke dalam pelukan hangatnya.

“ Waaahh!! Hyesung-ah! Sudah lama sekali aku tidak melihatmu! Benar kata Junjin, kau semakin sedikit chubby dari 7 tahun yang lalu... woaaahh”

Aku terkekeh pelan ketika Ji Hoon mencubit pipiku. “ Iya.. aku sudah memiliki cukup uang untuk makan 3 kali sehari, Ji Hoon-ah.. Tapi aku tidak akan lebih kaya darimu”

Dia memandangku cukup lama dan tersenyum, “ Kau benar.. aku memang lebih kaya darimu, hahaha” kekehnya

“ Oh ya.. maaf membuat kalian harus menyaksikan drama di siang hari ini, hahaha. Perkenalkan, Aku Lee Ji Hoon. Pemilik PC Bang ini sejak 10 tahun yang lalu” lanjut Ji Hoon seraya dia menyapa keempat host lainnya.

“ Salam kenal, Lee Ji Hoon-ssi” sapa Andy dengan sikap sopannya seperti biasa.

Minwoo dan Dongwan, menjabat erat dengan cengiran khas di wajah mereka. Sedangkan Eric hanya membungkuk singkat.

“ Hyung! Bagaimana dengan kesepakatan kita tadi pagi?” Junjin memainkan kedua alisnya yang tebal kepada Ji Hoon

“ Hahaha, baiklah..baiklah... Nah, untuk hari ini, aku memberikan layanan gratis pada kalian semua untuk bermain di sini! Seharian!!” seru Ji Hoon

Dan segera terdengar sorakan senang dari kelima host. Aku tersenyum kepada Ji Hoon dan dia mengangguk pelan.

“ Terima kasih” gumamku pelan

Dia menepuk pelan pundakku, “ Bersemangatlah...”

 


Bermain seharian membuat perut pria dewasa seperti kami mulai manabuhkan genderang. Nyaring! Aku merasa sangat lapar! Walaupun Ji Hoon menyuguhkan kami dengan berbagai macam snack dari Pizza, Chicken Wings, Potato Chips dan lainnya, perut kami tidak akan cepat puas hanya dengan makanan ringan itu saja. Aku duduk termenung menatap kelima temanku yang sedang membereskan kotak-kota makanan siap saji yang berserakan di atas meja.

Eric tiba-tiba menarik lenganku dan Junjin mendorong tubuhku.

“ Hei! Apa yang akan kalian lakukan?”

Junjin berhenti dan menaikkan alisnya, “ Menikmati makanan yang sebenarnya hyung, ayo!”

Dan beberapa detik kemudian, aku sudah berada kembali di limousine super keren milik Eric.

“ Ji Hoon hyung! Ayo ikut kami!” seru Junjin sambil melambai tangan ke Ji Hoon yang berada di luar mobil. Aku mengeluarkan kepalaku di balik jendela mobil dan menatap wajahnya lama-lama.

Ji Hoon memberikan cengiran khasnya dan menggeleng. “ Aku masih harus mengurusi hal remeh temeh mengenai PC Bang ini. Kalian nikmati saja makanan kalian. Sudah terlalu sore untuk makan siang, ayo pergilah!”

“ Yo! Terima kasih Ji Hoon-ah!!” seru Minwoo dengan gayanya yang cool, dan langsung mengenakan kacamata hitamnya.

“ Sampai jumpa Ji Hoon-ssi, terima kasih atas kebaikanmu hari ini” Andy seperti biasa berlaku sopan dan disambut anggukan Ji Hoon

“ Tuan muda, apakah kita sudah siap berangkat?” terdengar suara Bogeun dari interkom.

“ Iya, mari berangkat” suara berat Eric terdengar sebagai jawaban dari pertanyaan Bogeun. Kami melambaikan tangan sekali lagi ke Ji Hoon.

Limousine mewah ini pun berjalan pelan, membelah jalanan kota Seoul. Aku bisa melihat wajah terkagum-kagum dari pejalan kaki yang lewat. Kemewahan itu memang luar biasa ya?

“ Oh ya, kita mau makan dimana?” tanyaku dan melirik ke arah Dongwan yang sedang mengemut cokelatnya yang ke-10

“ Tanyakan pada boss, dia yang punya ide bukan?” jawab Dongwan dengan mulutnya yang penuh

Eric menatap kosong ke arah Dongwan “ Bukannya kalian yang punya rencana sehabis ini kita kemana?”

Minwoo mengerutkan dahinya dan menggeleng pelan, “ Bukannya kau? Kita sudah menyepakatinya bukan bahwa kau yang menentukan lokasi makan kita?”

Eric mengedipkan matanya berkali-kali, lalu mulutnya terbuka lebar, “ Ah....”

Aku mendengus, dasar orang bodoh. Aku ingin sekali memukul kepalanya, namun semua itu masih bisa ku tahan karena aku tahu mereka merencanakan semua ini untuk menghiburku.

Dan anehnya lagi, aku malah tersenyum geli melihat kebodohan teman-temanku ini.

“ Bagaimana kalo tempat biasa kita berkumpul? Kepunyaan Heejun hyung, aku merindukan toebokki pedas manisnya yang enak itu...” ucapku kemudian

Kelima host segera menatapku dan tersenyum cerah.

“ Setuju!” seru mereka bersamaan

Eric meninju pelan pundakku, “ Bilang saja kau suka karena kau bisa meminta biji wijen sesuka hatimu”

Aku tersenyum simpul mendengar ucapannya.

Lalu, seperti biasa mereka semua pun mulai melontarkan lelucon bodohnya. Misal, seperti Dongwan yang kini membuat warna giginya menjadi cokelat dan mendapat pukulan keras dari Andy.


Author POV

Eric, Minwoo, Dongwan, Junjin, dan Andy saat ini sedang menahan nafas mereka. Kelimanya saling bertatapan melihat sosok di hadapan mereka yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja, dengan tangan yang memegang botol soju. Botol tersebut kemudian bergerak perlahan dan menumpahkan isinya di atas kepala yang memiliki rambut paling halus di antara mereka.

“ Hyung....” Junjin menggerakkan tangannya dan berusaha mengambil botol soju dari tangan Hyung kesayangannya.

“ Eung? No Jin-ah.. aku ingin mandi sekarang...” Hyesung mengangkat wajahnya sambil mengerucutkan mulutnya yang tipis dan mungil tersebut.

Imutnya...

Itulah kata yang ada di dalam kepala kelima orang ini.

Minwoo segera memegang erat tangan Eric dan Dongwan di sebelahnya.

“ Tahan diri kalian....” gumamnya pelan

“ Kau yang harusnya menahan dirimu, Minwoo-ya...” sahut Dongwan yang mencengkeram erat tangan Minwoo.

Eric terlihat tampak tenang dengan wajahnya yang datar, tetapi Andy tahu bahwa di dalam diri Eric sedang ada angin puting beliung.

“ A~~~ Aku merasa geeeeraaaaaahh. Jin-aaaahhhh ayo menyelaaaaammm~~~” Hyesung kini berdiri di atas meja dan menyebabkan beberapa mangkuk dan gelas nyaris jatuh. Untunglah Junjin dengan sigap mengambilnya.

“ Oh Tuhan.. aku bersyukur kita memesan ruangan VIP” ucap Andy dan segera berdiri untuk menyuruh Hyesung turun.

“ Hyung, kau mabuk. Ayo kita pulang..”

Hyesung menatap Andy dengan sinis. “ Aku mabuk? Kau mabuk! Andy-ssi!!! Aku hidup sekarang! Tak pernah merasa sehidup ini! Hahahahaha!!!”

“ Hyung.. ayo kita pulang” Andy mencoba mengambil tangan Hyesung dan langsung ditepis kasar.

“ Tidak! Jika pulang aku pasti akan memikirkan hal itu! Kalian mengajakku keluar untuk menghiburku bukan?  Kenapa di saat aku merasa senang kalian malah ingin membuatku sedih kembali? Kalian ini aneh! Sungguh aneh!” Hyesung turun dari atas meja dan langsung berjalan menuju pintu keluar, namun tiba-tiba dia berhenti dan berbaring di lantai!

“ Hyung!” Junjin segera menghampiri Hyesung

“ Hyung....” panggil Junjin dan mengangkat tubuhnya. Mata Hyesung terpejam, seperti sedang tidur.

“ Hha.. siapa yang mengijinkan orang bodoh itu minum?” tanya Eric yang berjalan mendekat

“ Aku... Eric Hyung.... Tapi aku ingin dia merasa sedikit bebas.. Kau tahu, sejak tadi pagi dia terus menahan dirinya..” ucap Junjin

“ Dan kau pikir dengan ini dia bebas?” suara Eric sedikit meninggi. Junjin ingin segera membalas, namun tiba-tiba Hyesung berdiri

“ Iya! Aku bebas! Aku ingin bebas Eric-ah...!! Sejak dulu aku ingin bebas dari masa laluku! Dan ketika aku berpikir aku sudah bebas, aku salah!”

Hyesung menatap nanar ke arah lima orang temannya yang saat ini terdiam membisu. Matanya merah, menahan amarah dan emosi sedih yang masih belum sanggup ia keluarkan.

“ Dia adikku....” ucapnya lirih dan memecah keheningan

Junjin menoleh dan mengerutkan dahinya.

“ Hyunjung... dia adikku.. adik kandungku sendiri...”

Semua host yang ada di tempat itu terkejut dan membelalakkan matanya, kecuali Eric yang terus memasang wajah datar.

“ Ma..maksudmu?” tanya Dongwan, ragu

“ Kau tahu pasti maksudku Kim Dongwan! Wanita brengsek yang telah membuangku itu menikahi laki-laki kaya raya dan..dan... Sial! Kenapa harus dia?!” Hyesung marah, marah pada dirinya sendiri yang telah jatuh cinta pada orang yang salah. Marah pada wanita yang membuangnya. Marah pada Tuhan yang telah memberikannya takdir seperti ini.

Keheningan kembali menyeruak di antara mereka. Junjin bangkit perlahan dan dengan segera dia memeluk Hyesung, erat.

“ Hyung.....” Meskipun Junjin adalah pria yang terlihat sangar di luar, tetapi dialah yang memiliki hati paling sensitif.

“ ...........kenapa kau menangis, bodoh...” ucap Hyesung dengan lirih

“ Aku menangis karena aku merasa ingin menangis, bodoh..” Junjin adalah orang yang paling lama mengenal Hyesung. Dia yang paling tahu bagaimana kehidupan Hyesung dulu, dan bagaimana itu membuatnya selalu sedih. Sejak dulu, dia selalu bertekad untuk memberikan hal-hal menyenangkan bagi orang yang sudah dia anggap sebagai Hyung kandungnya sendiri.

“ Beraninya kau mengataiku bodoh...”

“ Karena kau pantas mendapatkannya, bodoh..”

Hyesung tersenyum, lalu memeluk erat Junjin. Junjin melakukan hal yang sama, dan mereka berdua pun terdiam dalam keheningan. Keempat pria lainnya hanya bisa memandang dengan perasaan campur aduk. Semuanya mengerti jelas, bagaimana pedih dan sakitnya perasaan yang diderita oleh Hyesung sekarang. Namun, bagi Hyesung, tindakan temannya tersebut sudah sangat tepat. Atau.. dia akan pecah dengan air mata...


“ Hyung....” Junjin menoleh ke arah Hyesung yang menatap lurus di balik jendela mobil.

Eric melirik sejenak dan mendesah pelan.

Minwoo merangkul Hyesung dan Dongwan menepuk pelan pundaknya. Andy hanya diam, memperhatikan.

“ Keluarlah..” suara berat Eric memecah keheningan.

“ Tidak..” sahut Hyesung, singkat

“ Kau tidak boleh terus lari dari masalah” balas Eric

Dan entah kenapa suasana mulai menegang. Junjin melirik ke arah Hyesung yang masih tak bergeming. Dia mengikuti ke arah mata Hyesung menatap. Dari balik jendela, dia bisa melihat dengan jelas seorang gadis berdiri dengan parka cokelat mudanya di depan rumah Hyesung. Gadis yang menjadi tokoh utama pembicaraan mereka beberapa waktu lalu. Ji Hyunjung.

“ Aku setuju dengan apa yang diucapkan Eric, Hyesung-ah...” ujar Minwoo pelan

Hyesung mengerutkan dahinya, tidak setuju.

“ Tidak..”

“ Hyesung-ah..” kini Dongwan yang berbicara

“ Kenapa kalian tidak mengerti perasaanku?” suara Hyesung terdengar agak meninggi

“ Justru kami ingin kau bersikap dewasa dalam menyikapi permasalahan ini. Kau akan terus larut dalam kesedihan tak berujungmu jika kau tidak mampu menghadapi perempuan yang sekarang ada di depan rumahmu itu!” Eric menjawab dengan tegas, dan mata Hyesung kini menyala menatapnya.

“ Maksudmu? Aku tidak dewasa?” ucap Hyesung geram

“ Tindakanmu mengatakannya, kau tidak dewasa sama sekali” Eric membalas tatapan Hyesung. Hyesung mengepalkan tangannya, dan kemarahannya memuncak

“ Bogeun-ah, tolong tinggalkan tempat ini” desis Hyesung

“ Tidak. Bogeun adalah orangku, dan jika aku bilang tidak, ya tidak” balas Eric

BRUAGH

Satu tinju mendarat di pipi Eric dan membuatnya tersungkur dari tempat duduknya.

“ Hyesung-ah!!” teriak Dongwan dan Minwoo. Andy segera menolong Eric, Junjin dengan sigap menahan tubuh Hyesung yang kini berusaha melepaskan diri dan ingin terus menyerang Eric.

“ Biarkan saja pengecut ini memukulku. Aku tahu sekarang kalau dia memang pengecut yang tidak mau bersikap dewasa” ucap Eric dan menyeringai.

Hyesung semakin panas, dan dia memberontak hebat. Hyesung berhasil lepas dari Junjin dan kini menyerang Eric habis-habisan. Segala macam pukulan dia lemparkan membabi-buta. Eric sama sekali tidak melawan dan menerima.

“ Lawan aku bodoh! Balas!” teriak Hyesung

“ Tidak.. aku tidak akan pernah melawan seorang pengecut”

“ Aku bukan pengecut!”

“ Kau pengecut!”

“Bukan!”

“ YA!”

“ BUKAN!!”

Hyesung memberikan pukulan kerasnya kembali. Eric masih saja terus bergeming. Andy segera bertindak dan menahan tangan Hyesung.

“ Hyesung hyung... Cukup” ucap Andy pelan

Hyesung masih menatap nanar ke arah Eric yang kini wajahnya sudah penuh dengan lebam dan darah di sisi bibirnya.

Hyesung mengendurkan kepalannya dan terduduk di samping Eric.

“ Kau benar... aku memang pengecut.. dan aku benci mengakuinya..”

Eric terkekeh dan bangkit sambil meringis sakit. Dongwan dan Minwoo hanya menghela nafas, dan Junjin masih terdiam di tempatnya.

“ Hadapi dia, apapun yang terjadi, jadilah seorang pemberani Hyesung-ah” Eric duduk di samping Hyesung dan merangkulnya.

Hyesung menoleh dan tersenyum tipis, “ Aku benci mengatakannya, tapi.. terima kasih...”

“ Kau harus membayar apa yang sudah kau lakukan pada wajahku yang tampan, bodoh. Aku ini host dan kau merusak semuanya” Eric meringis kecil sambil menyeka darah di bibirnya.

“ Kau bisa memotong gajiku bulan ini, atau aku tidak masalah jika kau tidak membayarnya”

Eric membesarkan matanya.

“ Kau sedang mabuk! Kau pasti akan menyesal dengan apa yang kau katakan tadi!”

“ Aku sedang dalam kondisi sadar 65%, bodoh...”

Eric tersenyum geli lalu tertawa terbahak-bahak.

“ Ah..sakit sekali! Bahkan aku tidak bisa tertawa gara-gara kau, bodoh!” gerutu Eric

“ Kau yang bodoh! Kenapa kau tidak membalas pukulanku dan bertindak sok keren?!” sahut Hyesung

Keduanya saling bertatapan dan tertawa lepas. Seperti dua orang gila yang tidak sadar dengan kondisi di sekitarnya.

Junjin mengerjapkan matanya, tak percaya.

“ Aku...tidak pernah mengerti hubungan kedua orang ini..sungguh rumit..” ucapnya pelan

“ Kau pikir kami mengerti?!” seru Dongwan dan Minwoo bersamaan, lalu mereka ikut tertawa. Sama halnya dengan Andy yang tertawa kecil melihat tingkah Hyung-nya...


Hyesung turun dari limousine Eric dan melambai ke arah lima orang temannya yang di dalam. Limousine tersebut bergerak menjauh dan Hyesung menatapnya hingga menghilang di balik persimpangan.

Hyesung membalikkan badannya, dan Hyunjung sudah berdiri 5 meter darinya. Mereka bedua saling bertatapan selama beberapa detik hingga Hyesung bergerak maju menuju rumahnya.

“ Oppa...”

Hyesung tidak mempedulikan Hyunjung dan terus berjalan melewatinya dan berhenti di depan pintu rumahnya. Dia berbalik menatap gadis yang terlihat pucat di hadapannya. Hyesung merasa sakit kembali. Dia ingin memeluk gadis itu, tetapi otaknya memberontak dan melarangnya. Hyesung merasa sakit...

“ Ji Hyunjung-ssi. Aku membencimu.. dan Ibumu, sangat. Hingga seluruh anggota keluargamu. Aku membeci kalian. Pergi dari hidupku dan jangan pernah ganggu aku lagi. Kau dan aku adalah sebuah kesalahan yang tak akan pernah menjadi kebenaran. Kau dan aku pada akhirnya hanya akan hidup dalam penderitaan. Tuhan sudah menakdirkan hal itu, dan terimalah. Lupakan aku. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya orang menyedihkan yang pernah kau temui. Jalani hidupmu, dan aku pun akan menjalani hidupku apa adanya. Suatu saat kau akan melupakanku, dan aku pun begitu. Jadi, pergilah....”

Hyesung segera membuka pintu dan menutupnya kembali. Dia tidak akan pernah membukanya, ataupun melihat ke belakang. Hyesung terjatuh lemas di balik pintu dan membenamkan wajahnya di telapak tangannya.

“ Sakit... ini sungguh menyakitkan...”

Sama halnya dengan Hyunjung, yang tak berbicara sepatah katapun. Dia berbalik arah, dan meninggalkan rumah Hyesung dengan perasaan hancur. Air mata yang jatuh dari kedua pipinya yang pucat pias adalah bukti seberapa besar luka yang dirasakannya sekarang.

“ Sakit.. ini sungguh menyakitkan...”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...