Part 11

Thank You (Bahasa Indonesia)

Hujaaann turuunn!!! Ide mengalir~~ xD

Dan sekali lagi...ini chapter yang aneh bin gagal T___T
Tidak tahu saya kenapa bisa seperti ini jadinya... maafkan aku...

3 minggu sejak apdetan chapter 10, dan tada! Akhirnya saya bisa menyelesaikan chapter ini lagi...setelah hari ini hujan turun dengan deras :3. 

Terima kasih sudah nge-subscribe, baca, dan juga meninggalkan jejak. I heart you laa~~~~ You guys are jjang! The best!! T__T. Special thanks for my upvoters, Feelgyo (Pil, kemana dirimu selama ini naak??) and Sueyachangjo ( my new reader friend from Malaysia :D), thank you..thank you so much... TvT

Akhir kata, selamat membaca!!! ^^

-------------------------------------

 

Dongwan dan Hyesung saat ini sedang duduk di dalam ruang ganti yang tentu saja sudah dikunci rapat agar makhluk alien (baca: Eric) tidak masuk secara tiba-tiba. Hampir 10 menit, tetapi Hyesung masih belum membuka suaranya. Dongwan terlihat sudah tidak sabar dan dia terus memandang teman di depannya yang sedang sibuk merapikan bajunya.

          “ Hha.... Hyesung-ah, aku lelah...cepat katakan dan kita bisa pulang segera. Aku sudah ngantuk dan besok pagi aku juga harus ke toko bunga...” Dongwan meregangkan badannya seraya menguap lebar.

Hyesung menghela nafas dan mulai berbicara, “ Dongwan-ah... apa yang harus aku lakukan?”

          “ Tentang?” Dongwan menjawab acuh dan mengerjapkan matanya beberapa kali

          “ Tentang.... Hyunjung.....dan...kau tahu, aku....” Hyesung berhenti sejenak, menggigit bibirnya, dan menunduk

Dongwan sudah cukup kesal dan malas, “ Terus? Kau?”

Hyesung menaikkan wajahnya dan menatap Dongwan, “ Hyunjung mengundangku ke rumahnya, hari minggu ini”

 Hening, dan mata Dongwan memebesar, selaras dengan mulutnya yang menganga lebar.

          “ Mengundangmu??? Ke rumahnya?? Serius??? Dan itu berhasil kau lakukan hanya dengan sebuah ajakan kencan serta sebuket bunga???!!!” Dongwan berteriak histeris dan Hyesung langsung menutup si mulut besar Dongwan!

          “ Yah! Bisakah kau mengecilkan suaramu itu???” Hyesung mengerang pelan dan terus menutup mulutnya. Dongwan mengangguk paham dan Hyesung pun melepaskan tangannya.

          “ Kau serius?” Dongwan masih tidak percaya. Kini kerutan muncul di dahinya dan Hyesung hanya bisa menghela nafas.

          “ Iya...dan aku bingung harus bagaimana... dia bilang minggu depan adalah hari ulang tahunnya dan orang tuanya ingin bertemu denganku! Ya Tuhan....! Aku tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya dan apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan? Apa yang harus aku bawa??? Dongwan-ah...!!! Aku mulai gilaa!!” Hyesung kini menjambak sebagian rambutnya dan menunduk. Dia terlihat sangat frustrasi dan kebingungan.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Dongwan dan kini dia menepuk pelan punggung Hyesung.

          “ Tenang... aku akan membantumu... kau hanya perlu datang setiap jam istirahat ke tokoku, dan aku akan berbagi beberapa tips agar kau sukses di hari pertama bertemu dengan calon mertuamu, hahaha” Hyesung segera berdiri dan menatap Dongwan. Wajahnya memerah karena menahan malu.

          “ A..aku tidak pernah bi..bilang kalau aku akan bertemu dengan calon mertuaku! Hei! Aku bahkan belum pa..pacaran dengan Hyunjung!” Wajah Hyesung kini sudah bisa disamakan dengan warna kepiting rebus, merah padam!

          “ Um? ‘belum’? Berarti kau berencana menjadikan dia sebagai pacarmu? Pacar pertamamu??” Kim Dongwan tidak bisa menahan dirinya untuk menggoda Hyesung dan membuat laki-laki bertubuh ramping itu kembali menggigit bibirnya dan melotot ke arah Dongwan.

Dongwan tergelak karena tidak sanggup lagi menahan tawa melihat ekspresi Hyesung.

          “ Hentikan!!! Aku pulang dulu!” teriak Hyesung yang segera mengambil jaket dan tasnya.

Dongwan masih terus tertawa hingga dia berteriak, “ Hati-hati di jalan Hyesung-ah! Sampai jumpa besok!!! Tidur yang nyenyak oke??!!!”

Dan laki-laki yang dipanggilnya tadi berjalan sangat cepat dan melewati Junjin yang bingung di pintu depan.

          “ Dongwan-ah...bisakah kau ceritakan apa yang kalian bicarakan tadi?” kini Eric yang entah datang dari mana muncul di hadapan Dongwan yang sedang mengusap air matanya.

          “ Oh..ahahaha, Eric! Maaf, aku tidak bisa... sungguh, kali ini jika aku memberitahumu Hyesung akan benar-benar menendangku! Hahaha”

Eric mengerutkan dahinya dan pada akhirnya menghela nafas panjang, “ Baiklah...aku akan mencari tahu sendiri” lalu cengiran jahil kembali muncul di wajahnya. Eric pun berjalan dan meninggalkan Dongwan yang tentu saja, masih tertawa hingga perutnya sakit...

**

Hyesung POV

          Aku baru saja keluar dari cafeku dan ingin menuju toko bunga Dongwan ketika Junjin datang mendekat. Senyuman jahilnya yang biasa ada, kini entah pergi kemana.

          “ Oh, hai Jin-ah!” ucapku dan mendekat ke arahnya, namun orang ini masih saja diam dan memandangku penuh arti.

Aku menghela nafas, “ Ada apa....?”

          “ Hyung....” dan kini Junjin merengut di hadapnku sambil mengamit lenganku

Aku kembali mendesah pelan, karena aku tahu apa yang ingin dikatakannya.

          “ Hyung.... apa yang kau rahasiakan dariku? Kenapa kau tidak memberitahuku? Kau kelihatan sangat malu sekali semalam setelah berbicara dengan Dongwan hyung. Ada apa? Hei.. ayolah...ceritakan padaku~~” kali ini dia mulai merengek dan mau tidak mau aku pun mengalah.

          “ Baiklah... ayo ikut aku ke toko Dongwan.”

Junjin langsung tersenyum senang dan membututiku menuju motor yang ku parkirkan di pinggir cafe.

          “ Tidak ada helm dan kau harus berpegang erat padaku, OK?” Junjin mengangguk bersemangat dan aku pun tersenyum simpul melihatnya.

10 menit kemudian, kami berdua telah sampai di depan toko Dongwan. Aku melihat dia sedang berbincang kepada dua orang gadis yang cukup cantik, dan mereka sesekali tertawa. Lalu aku melihat Dongwan menyisipkan sebuah bunga kecil berwarna jingga (aku bukan florist dan aku buta jenis bunga) di telinga salah seorang wanita. Wanita itu tersenyum malu-malu dan teman sebelahnya hanya terkekeh pelan. Wajah Dongwan terlihat sangat puas dan senyumannya sangat lebar hingga menunjukkan deretan gigi putihnya.

          “ Ck, dasar tukang gombal...” gerutu Junjin di belakangku dan mau tidak mau aku menyetujui ucapannya.

Akhirnya setelah mendapatkan dua buket bunga, dua wanita tadi pergi dan Dongan melambai ke arah mereka (dan mengedipkan matanya). Lalu, mata Dongwan pun melihat ke arah kami dan berseru, “ Hyesung-ah! Jin-ah!!”

Aku tersenyum dan berjalan mendekatinya. Dongwan langsung menepuk pundakku cukup keras dan mengedipkan matanya ke arahku. Eugh... dia pasti ingin mengodaku lagi.

          “ Jadi kau siap untuk memulai pelajaran denganku?” tanyanya

          “ Hyung...” kini Junjin yang membuka mulutnya

          “ Oh! Junjin, apa dia sudah tahu?” Dongwan kembali bertanya dan aku hanya menghela nafas

          “ Belum, dan dia ke sini karena ingin tahu” Aku bisa melihat Junjin mengeluarkan cengiran khasnya dan aku mengerucutkan mulutku, pertanda aku sedang menahan kesal.

          “ Baiklah, nah.. ayo kita masuk ke dalam dulu” seru Dongwan bersemangat

**

Mata Junjin membulat, dan mulutnya menganga lebar. Aku memberikan tatapan ‘jika kau berani mengeluarkan suara akan ku bunuh kau!’ kepadanya sehingga dia langsung menutup mulutnya dengan tangan. Aku baru saja menceritakan apa yang terjadi kepada Junjin setelah 10 menit meragu.

          “ Hehehe.. kau terkejut bukan? Aku juga begitu. Tak pernah ku sangka seorang Shin Hyesung bisa memikat wanita hanya dengan satu ajakan kencan dan sebuket bunga” Dongwan terlihat sangat senang sekali menggodaku.

          “ Jadi..apa saranmu? Waktu pergantian shift ku tidak terlalu banyak, Dongwan-ah” aku melirik ke jam dinding dengan tidak sabar.

          “ Nah... hal yang utama adalah kau harus memikirkan apa yang akan kau berikan kepada Hyunjung sebagai hadiah ulang tahun, dan apa yang harus kau berikan kepada orang tuanya sebagai ucapan terima kasih. Oh ya, apa dia punya kakak? Adik?”

Aku mengerutkan dahi, mencoba mengingat, “ .....ah! Iya..aku rasa dia punya seorang oppa....”

          “ Oke, jadi kau harus membeli 3 macam hadiah kepada mereka. Ingat, kesan pertama akan sangat mempengaruhi hubungan kalian selanjutnya” Dongwan kini tampak serius, dan Junjin yang di sampingku pun serius mendengarkan

Aku mengangguk.

          “ Tapi...apa yang harus ku beli sebagai hadiah?”

Hening..

          “ Kau tahu kesukaan Hyunjung-ssi, hyung?” kini Junjin yang bertanya

Aku menggeleng, “ Tidak tahu....” Bodoh... kenapa aku tidak pernah bertanya apa yang disenanginya..

Dongwan memajukan sedikit mulutnya, ikut berpikir. “ Hampir semua wanita menyukai 3 hal, bunga, perhiasan, dan boneka. Jadi?”

          “ Aku sudah memberikan bunga, apa....perhiasan? Hmm..tapi itu terlalu cepat dan mahal... kalau boneka? Apakah tidak kekanakan?” aku benar-benar bingung sekarang

          “ Bagaimana jika kau bertanya padanya, hyung?” Aku menatap ke arah Junjin, agak ragu.

          “ Kau yakin? Apa....tidak terlalu aneh jika kita bertanya apa yang dia mau?”

          “ Hahaha..bukan begitu hyung, tapi kita coba cari tahu kesukaannya dan kita bisa menerka apa yang dia inginkan sebagai hadiah. Bagaimana?” jawab Junjin dan tersenyum meyakinkanku

          “ Aku setuju dengan Junjin.” Dongwan mengacungkan dua jempolnya kepada Junjin

          “ Baiklah.... dan.. apakah aku harus menelponnya atau mengirimkan pesan?” aku pasti terlihat bodoh di mata mereka karena kini ekspresi keduanya terlihat kosong dan sedetik kemudian berubah menjadi memerah, menahan tawa.

          “ Terserah kau, Hyesung-ah.. jika kau terlalu gugup, kirim pesan saja...” Aku bisa mendengar suara tawa Dongwan yang tertahan ketika dia menjawab pertanyaanku, tetapi..segera ku tepis. Ah..sudahlah, aku tidak peduli lagi.

          “ Baiklah...aku kirim pesan saja sekarang....”

Aku mengambil handphone dari kantung jaketku dan menekan gambar amplop surat. Aku mengerjapkan mata, bingung, lalu menoleh ke arah Dongwan dan Junjin yang memandang dengan tidak sabar.

          “ Aku...apa yang harus ku ketik?”

Dan seketika mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Yah...sepertinya aku harus terbiasa menjadi bahan lelucon mereka...

          “ Hyung, kemarikan handphone mu, biar aku saja yang mengetik” Junjin menawarkan diri.

          “ Tapi..” aku tidak yakin anak ini akan mengetik pesan yang ‘normal’ karena dirinya kadang-kadang sering bertingkah ‘abnormal’.

          “ Hahaha..tenang, aku mengenalmu hyung. Aku tidak akan mengetik pesan yang aneh, tenang saja... aku cukup ahli dalam hal ini” Junjin meyakinkanku dan mau tidak mau aku pun memberikan handphone­ku

          “ Sudahlah Hyesung-ah, kau ingin segera mengetahui hasil secepatnya bukan? Kali ini percayakan saja pada Junjin, hehehe” Dongwan terkekeh dan mendekat ke arah Junjin yang kini sibuk mengetik pesan.

**

“Hyunjung-ah, sedang apa? :)

“Oppa, aku sedang istirahat makan siang... tadi aku baru saja membantu dokter mengurusi pasien gawat darurat, hehe :D”

“ Wah.. apakah aku mengganggumu?”

“ Ah..tentu tidak, aku sedang istirahat juga^^”

“ Baguslah kalau begitu^^. Kau harus cukup istirahat dan makan yang banyak, OK?^^. Oh iya, apa hobimu? Kalau aku suka sekali bernyanyi, mungkin suatu saat aku akan mengajakmu ke karaoke, bersama host lainnya. Aku ingin kau berkenalan dengan mereka, hehe”

Aku melotot ke arah Junjin ketika membaca apa yang diketiknya, tetapi dia sama sekali tidak mempedulikanku!

“ Wah.. pantas saja suaramu bagus, oppa^^. Ah.. aku ingin sekali bertemu dengan mereka. Semuanya lucu. Junjin-ssi juga sepertinya baik, walau dulu dia sangat menyebalkan! Oops! :p. Hobiku ya? Aku sebenarnya suka membaca, hehe”

Wajah Junjin terlihat sangat kesal. Aku dan Dongwan hanya menertawakannya.

“ Hahaha, Junjin sebenarnya anak yang baik ;). Oh kau suka buku? Pantas saja kau pintar. Buku apa yang kau suka? Pengarangnya? Aku tidak terlalu tahu tentang buku, hehe”

Junjin tersenyum puas, dan aku hanya memutar mataku.

“ Haha, iyaa...aku percaya Junjin-ssi orang yang baik^^. Aku suka buku apapun sebenarnya, tidak ada pengarang spesifik yang ku suka. Ketika aku merasa buku itu bagus, aku beli.”

Hm...susah juga jika aku harus membeli buku untuknya....

“ Oh begitu, yah..memang semua buku bagus sih. Mungkin suatu hari aku harus mmbaca juga, hehehe”

“ Iya oppa, cobalah. Nanti ku pinjamkan beberapa koleksi bacaanku^^”

“ Benarkah? Wah.... senangnya^^. Oh ya, sebaiknya kau menikmati makan siang dan istirahatmu. Maaf sudah mengganggumu, Hyunjung-ah. Sampai jumpa. Mainlah ke cafe jika sempat! :D”

“ Hehehe... Okee oppa. Bye~^^”

“ Bye~ ♥♥”

Dan aku pun langsung mencengkeram leher Junjin hingga membuat kami berdua tersungkur di lantai. Dongwan, seperti biasa, tertawa sepuas hatinya melihat kami berdua.

          “ Hyung~~ Sa..sakit!! A..aku tidak bisa bernafas...” rengek Junjin

Aku tidak peduli lagi! “ Siapa yang menyuruhmu menggunakan emoticon hati Park Junjin????!!!!!” Aku sangat kesal, dan juga malu! Apa yang akan dipikirkan oleh Hyunjung nanti??? Arrrgghhhh!!!

          “ Hyung~~! Ma..maafkan aku... tapi..itu hal yang wajar bukan?? Aku sering menggunakan emoticon hati padamu, kau juga sebaliknya Hyung. Ah...tolong lepaskan tanganmu di leherku..aku benar-benar tidak bisa bernafas...huhu” Aku menatap wajah Junjin dengan garang, sedangkan orang ini menampilkan ekspresi mengiba dan ingin menangis. Aku mendengus kesal dan melepaskan tanganku.

          “ Pembohong... jika kau tidak bisa bernafas, mana mungkin kau berhasil berkata-kata dengan kalimat panjang tersebut.” Dan Junjin hanya menyengir bodoh. Aku berdiri dan mengambil jaket dan handphoneku. Ku lirik jam dinding dan 30 menit lagi waktu pergantian shift habis. Aku belum makan siang, sepertinya aku harus segera kembali ke cafe.

          “ Hyesung-ah, mau kemana kau?” Dongwan yang telah berhasil berhenti tertawa, memanggil ke arahku yang berjalan menuju pintu luar.

          “ Kembali ke cafe, aku belum makan siang....” ucapku pelan dan mendorong pintu kaca di depanku.

          “ Oh baiklah, sampai jumpa nanti malam, Hyesung-ah!” seru Dongwan

          “ Hyung! Kau tidak marah padaku ‘kan? Hyung, aku benar-benar mencintaimu~!” Junjin ikut berseru dan aku membalikkan wajahku untuk melihat keduanya. Mereka tersenyum (bodoh) dan aku kembali menghela nafas.

          “ Sampai jumpa...”

Klik

Aku pun berjalan menuju motorku dan menaikinya. Hm...setidaknya, aku sudah tahu satu kesukaan Hyunjung....

**

Waktu, ketika mereka ingin akan terasa sangat mengerikan... Bagaimana bisa waktu aku untuk bertemu dengan keluarga Hyunjung hanya tinggal 1 jam!!! Seminggu ku lalui dengan datang ke toko Dongwan untuk menerima petuahnya. Sesekali Junjin datang bersama Andy (yang entah tahu darimana) untuk membantuku.

Aku kembali mematut diriku di cermin entah untuk keberapa kalinya. Pakaianku sudah oke menurutku, rambut sudah tertata rapi, tubuhku sudah wangi masculine dari cologne yang ku pakai. Aku melirik ke tumpukan barang atau sebut saja, hadiah, di atas mejaku.

Akhirnya aku membelikan Hyunjung sebuah pembatas buku dari perak dengan hiasan tali ornamen tradisional Korea. Dua hari yang lalu, aku bersama Andy ke toko buku untuk mencari buku apa yang harus ku beli sebagai hadiah, tetapi kami hanya kebingungan. Andy menyarankanku untuk membeli pembatas buku saja dengan dalih Hyunjung pasti sangat memerlukannya karena dia suka membaca. Yah... untung saja aku punya Andy yang pintar.

Aku membelikan orang tua Hyunjung satu paket ginseng merah (asal kau tahu saja, uangku habis cukup banyak!) dan untuk hyung, erm.. maksudku, oppa-nya Hyunjung, aku membelikan sebuah dompet kecil untuk gantungan kunci motor. Aku mengetahui dari Hyunjung (setelah Junjin bertanya lewat pesan lagi) bahwa oppa-nya sangat suka sekali dengan motor.

Aku mengecek sekali lagi, dan... yap.. sama seperti 10 menit yang lalu, semuanya lengkap. Aku hanya tinggal menunggu Dongwan yang sebentar lagi datang untuk mengantarkan buket bunga.

............

Tik tok tik tok tik tok

Hmm...

Tik tok tik tok

Hhaa... Ya Tuhan.... Aku bahkan tidak pernah tahu bahwa bunyi detik jam bisa membuat kacau diriku dan lama-lama aku bisa gila mendengar suara itu! Kim Dongwan, ku mohon cepatlah kau datang......!

Teng Tong

Syukurlah....

Aku segera berlari dan secepat mungkin membuka pintu depan.

Klek

Hm?

          “ Hai Hyesungie~” aku menemukan dua orang bertubuh pendek muncul di hadapanku. Satunya memiliki tubuh yang cukup berotot dengan membawa sebuket bunga, dan satunya lebih pendek, berambut merah dan matanya terlihat segaris karena tersenyum.

Aku melirik ke arah Dongwan, mencoba mencari tahu apa maksudnya membawa orang ini?

          “ Minwoo tadi datang ke tokoku dan bilang ingin ikut ke rumahmu....” Dongwan memberikan jawaban dan terus memasang senyumnya. Aku hanya bisa menghela nafas, terlalu lelah untuk mengomentari kedatangan Minwoo.

          “ Hyesung-ah, aku bisa membantumu dalam waktu yang singkat ini!” seru Minwoo, riang.

Aku mengangkat alis, “ Membantuku?”

Dia mengangguk dan segera mendorongku masuk ke dalam kamarku.

          “ Pakaianmu kurang pas, Hyesung-ah. Kesan pertama terlihat dari caramu berpakaian, OK?”

Dan..aku pun hanya bisa pasrah jika Minwoo sudah berkata seperti itu..

**

Kini aku sudah berada di depan rumah Hyungjung. Masih tersisa waktu 5 menit sebelum jam 5. Aku kembali merapikan rambut dan bajuku, semuanya terlihat makin sempurna setelah Minwoo datang. Aku masih di dalam mobil yang lagi-lagi ku pinjam dari Junjin, menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali. Aku gugup, dan kini tanganku mulai dingin. Sama halnya dengan kakiku... Jantungku berdetak lebih kencang dan aku merasa bibirku agak kering.

Aku melirik jam tanganku, dan tinggal 3 menit lagi. Aku memutuskan keluar dari mobil dan menuju pagar rumah Hyunjung. Bel di pinggir pagar ini entah mengapa seperti sebuah tombol bom yang siap meledak kapapun ditekan! Aku kembali menghela nafas, menjilati bibirku yang terasa kering, merapikan kembali rambutku.. Ya Tuhan...aku sangat sangat sangat gugup sekali.

“Ingat, Hyesung! Jangan lupa, senyum! Lalu sapa kedua orang tua Hyunjung terlebih dahulu, terutama ayahnya!”

Ucapan Dongwan kembali terngiang di telingaku. Ya..aku harus segera bersiap..

Teng Tong

Oh Tuhan!!!! Aku menekan tombol bom ini jugaaaa!!!

Aku panik, tetapi lega. Aneh! Sungguh aneh!

Klek

Pintu terbuka dan aku melihat Hyunjung keluar dari pintu rumahnya dan segera menemuiku. Dia membuka pagar dan menyambutku dengan senyum cerahnya. Hari ini Hyunjung tampak luar biasa, kali ini rambutnya digelung menyisakan sedikit rambutnya jatuh ke telinga.  Sepasang anting emas putih menghiasi telinganya. Hyunjung mengenakan sebuah dress berlengan panjang berwarna pastel dan..hmm..memakain make up tipis. Terdapat kalung dari emas putih juga menghiasi leher jenjanngnya. Sangat cantik. Gadis di depanku ini terlihat luar biasa cantik...

          “ Oppa! Kau datang tepat waktu!” serunya, ceria

Aku tersenyum, “ Tentu...”

Aku memberikannya buket bunga dan kado yang sejak tadi ku sembunyikan di belakang punggungku.

          “ Selamat ulang tahun, Hyunjung-ah...” Aku bersyukur suaraku tidak bergetar ketika mengucapkan itu. Aku melihat Hyunjung tersipu malu dan menerima buket serta kado dari tanganku. Sedetik tangan kami bersentuhan dan aku merasakan getaran listrik mengalir di seluruh tubuhku dan membuat perutku terasa aneh. Lalu detakan jantungku pun berpacu semakin kencang.

          “ Terima kasih, oppa...” dia mencium buket bunga mawar merah muda dan tersenyum lembut. Sempurna...

          “ Oppa.. ayo segera masuk, kau sudah di tunggu di dalam” ucapnya kemudian

Aku meneguk ludah. Akhirnya...aku harus bertemu mereka juga.

          “ Sebentar” sahutku dan kembali ke mobil untuk mengambil 2 buah tas kertas yang berisi bingkisan untuk orang tua dan oppa-nya.

          “ Apa itu?” Hyunjung bertanya ketika aku menenteng dua tas tersebut.

          “ Untuk orang tua dan oppa-mu..” jawabku dan tersenyum. Dia terlihat sedikit terkejut, namun kembali tersenyum senang,

          “ Terima kasih...”

Lalu kami pun berjalan menuju pintu rumahnya yang entah mengapa terasa begitu jauh, dan...menakutkan.

Klek

Pintu terbuka dan aku melihat dua orang laki-laki dan satu orang wanita berdiri untuk menyambutku. Aku merasa gugup dan juga malu. Tetapi dengan segera aku membungkuk, memberi hormat.

          “ Selamat sore, aku Shin Hyesung”

Lalu ketika aku mengangkat wajahku, aku memandang laki-laki paruh baya yang kini berdiri di hadapanku sambil menepuk pundakku dan tersenyum. Wajahnya ramah dan mirip sekali dengan Hyunjung.

          “ Oppa, ini appa-ku...” suara Hyunjung seperti berbisik pelan di telingaku.

Aku kembali membungkuk memberi hormat.

Dan sekarang aku pun melirik ke arah wanita di sampingnya yang melihatku dengan penuh ketakutan. Wajahnya memucat...dan begitu pula denganku. Seketika duniaku berputar, jantungku berhenti untuk beberapa saat dan membuatku lemas. Ekspresi wanita itu mengeras, dia menggenggam kedua tangannya dengan sangat erat.

          “ Oppa...ini, omma-ku...” untuk pertama kalinya, aku benci mendengar suara Hyunjung...

Wanita di hadapanku masih terus memandangku, sama halnya dengan diriku. Aku merasa benci, sangat benci. Kemarahanku yang ku pendam selama 25 tahun seakan ingin keluar dan meledak sekarang juga! Bagaimana bisa aku melupakan wajah orang di depanku ini? Bagaimana bisa aku melupakan raut dinginnya ketika meninggalkanku? Bagaimana bisa aku melupakan punggung angkuh yang tak pernah berbalik arah untuk melihatku? Bagaimana bisa aku melupakan orang yang sangat ku benci di dunia ini.

Omma.....

Bagaiamana bisa aku melupakan wanita yang dulu pernah ku panggil dengan sebutan, omma?

------------------------------------

Drama??!! Weird plot?? Okay... I'm sorry.... *bow* T____T

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...