Part 1

Thank You (Bahasa Indonesia)

 

Krringgg!!! Krriiinggg!!!

BRAK!

            “Alarm brengsek! Terlalu berisik!” aku membanting jam weker di meja dan mengumpat. Kepalaku masih sakit, tentu saja. Aku baru bisa tertidur jam 5 pagi, dan sekarang waktu sudah menunjukkan jam 7, tentu saja aku harus bangun.

Aku melangkah gontai menuju kamar mandi. Ku harap air dingin di pagi hari musim gugur ini akan membuat mataku terbuka.

^^^

Aku masih saja menguap... dan hal itu tertangkap oleh Jongjin, teman di cafe tempatku bekerja.

          “Ya! Hyesung-ah! Kelihatannya kau kurang tidur, eh? Apa yang terjadi semalam? hahaha!” Jongjin menggodaku

          “Diam! Nenek tua itu datang lagi, mengeluhkan suaminya yang masih saja sibuk dengan kerjaannya. Kalo memang tidak mau jadi istri pengusaha sebaiknnya sejak awal dia tidak usah menikah dengannya bukan? Babo..”

          “ Ckckck, kau memang suka menggerutu ya? Salah kau sendiri kenapa kerja jadi seorang host”

          “ Salahkan takdir kenapa membuatku menjadi orang miskin yang bahkan dibuang oleh keluarganya!” ujarku kesal dan berdiri. Aku menuju meja pelanggan yang baru saja pergi dan membersihkannya.

          “ Ya! Hyesung-ah! Jangan marah terus, kau akan cepat tua. Kau itu tampan! Sebaiknya kau jadi aktor saja! hahaha!”

Suara Jongjin yang tertawa keras membuat kepalaku semakin sakit. Aku berusaha tidak meladeni ucapannya dan terus membereskan meja.

Kring!

Suara bel angin berbunyi pertanda pelanggan masuk. Seorang gadis membawa buku-buku di tas dan tanggannya duduk di meja kosong tepat di samping meja yang sedang aku bersihkan. Aku menoleh dan tersenyum (pura-pura) ramah.

          “ Selamat datang. Maaf, saya membereskan meja ini dulu ya?” ujarku (sok) ramah

Gadis itu mengangguk tanpa menoleh. Cih. Menyebalkan.

Aku segera membawa piring-piring kotor di dapur. Aku segera memanggil Jongjin yang sibuk dengan smartphone barunya di meja kasir. Sepertinya, saking asyiknya dia dengan ‘mainan’ baru itu, lupa jika ada pelanggan yang datang.

          “Ya, Jongjin! Ada pelanggan!” seruku sambil berbisik ketus.

          “ Ah! Baiklah my lovely Hyesung~” ujarnya berlagak imut

          “ Menjijikkan...” umpatku.

Aku segera masuk ke dapur dan menaruh piring-piring kotor ke dalam bak cuci piring. Di sana ada Sungjin yang sedang tertidur. Aku menjitak kepalanya pelan dan dia terbangun dengan terkejut.

          “ Ya! Tukang tidur! Cuci piring ini” ujarku

          “ Ahh...kau... mengganggu saja. Baru sedikit, biarkan aku tidur sebentar...” Sungjin pun kembali tertidur dan itu membuatku kesal.

Hha... kurang tidur ini benar-benar membuat emosiku naik turun. Tapi mau bagaimana lagi.. Aku harus bekerja di cafe kecil ini di pagi hingga siang, lalu menjadi host di malam hari. Kalau tidak, bagaimana bisa aku menghidupi diriku di kota sebesar Seoul ini. Hidupku sepertinya sebuah lelucon untuk orang tak berharga sepertiku ini. Sial.

^^^

          Jam 3 siang, waktuku bekerja berakhir. Aku sedikit bernafas lega. Apalagi hari ini tidak terlalu banyak pelanggan yang datang sehingga membuatku sedikit tidak kerepotan. Aku segera mengganti baju seragam dengan kaos putih dan jaket biru kesukaanku. Aku segera menuju parkiran motor dan menemukan Jongjin sedang berbincang dengan seorang wanita. Aku melihat wanita itu tertawa dan pergi meninggalkannya.

          “ Siapa?” tanyaku sambil mengambil helm

Jongjin tampak terkejut dengan kedatanganku dan menoleh. “ Ah.. apakah Hyesungku cemburu?”

          “ Menjijikkan...” ujarku sambil menghidupkan mesin motor.

          “ Hahaha, baiklah...baiklah... bukan siapa-siapa. Hanya seorang wanita cantik yang mengajakku kenalan. Kau tau kan, aku begitu populer di kalangan wanita muda yang masih fresh. Hahaha” Jongjin tertawa terkekeh. Sepertinya dia sangat menikmati hidupnya. Yah..memang kuakui dia tampan, sayangnya dia belum memiliki pacar dan terkadang sifatnya yang sangat suka memuji dirinya sendiri itu...menyebalkan.

          “ Sesukamu lah. Aku mau pulang dulu. Tidur..kau tau..aku sangat lelah hari ini. Dan jam 8 malam nanti aku harus datang ke bar itu lagi... Bye”

          “ Byee.. My Hyesungie~”

BRMM!!!

Aku memacu cepat motorku, bukan hanya untuk menghindari suara menjijikan Jongjin, tetapi aku butuh sedikit waktu untuk....tidur.. ya..tidur... dan harus segera pulang.

Aku merasakan kantuk yang luar biasa. Namun, aku terus berusaha untuk tetap sadar dan membuka mataku lebar-lebar agar tidak terjatuh. Dasar, kantukku benar-benar tidak mau kalah dan pada akhirnya membuatku sedikit menutup mata, hingga tiba-tiba ku lihat ada seorang wanita di depanku. Astaga! Aku telah tanpa sadar membuat motorku menjadi agak ke pinggir jalan dan dengan sekuat tenaga serta kesadaran yang tersisa aku berusaha menghindari gadis tersebut! Sukses! Namun sialnya motorku menjadi oleng dan..

BRAK!

Motorku terlempar dan tentu juga tubuhku berguling menghantam aspal. Kaki kiriku tertimpa badan motorku yang memang termasuk ukuran besar itu. Sakit. Sial. Sial. Sial!!!

          “OMO!” terdengar teriakan seorang wanita. Aku rasa itu wanita yang aku hindari tadi. Terdengar langkah kakinya yang cepat dan menuju ke arahku.

          “ Hei! Kau tidak apa-apa?!” tanyanya cemas.

Aku ingin menjawab namun entah kenapa aku tak bisa menjawab. Pandanganku gelap, namun aku masih bisa mendengar suaranya. Dengan sekuat tenaga ku usahakan agar suaraku keluar. Namun, hanya rintihan yang bisa ku lepaskan.

          “Engghh......enghhhh” rintihku.

Lalu, aku merasakan kakiku yang tertimpa badan motor menjadi agak sedikit ringan, tapi tetap saja terasa sakit.

          “ Errrghh! Ah! Berat sekali motor ini!” suara wanita itu membuatku menyadari bahwa dia sedang mengangkat motor ku.

Br! BRM! BRMMM!

Bunyi mesin motor dihidupkan. Hei, mau apa dia? Mencuri motorku dan meninggalkanku terkapar sendirian di sini?

          “ Baiklah... sekarang giliranmu” ujar wanita itu, dan aku merasakan tubuhku diangkat. Kekuatan wanita itu... tidak terlalu kuat sesungguhnya. Beberapa kali dia terjatuh mengangkat tubuhku namun pada akhirnya dia sukses membuatku duduk di motorku. Pandanganku masih gelap, lebih tepatnya aku tidak bisa membuka mataku. Sungguh, akupun tidak mengetahui pasti mengapa aku tak bisa menggerakkan tubuhku, terutama kelopak mataku!

          “ Yah.. tidak salahnya kemarin minta oppa mengajariku naik motornya. Oke, laki-laki asing yang tampan, pegang erat-erat dan aku segera membawamu ke rumah sakit!”

Hah? Apa? Apa yang dia bilang? Membawaku ke rumah sakit?

Belum sempat aku memikirkan lebih jauh, kedua tanganku terasa ditarik dan dipaksa untuk melingkarkan di pinggang. Ah.. pinggangnya ramping.. hah?! Tunggu dulu!

          “ Yup! Pegang erat-erat ya... kita berangkat!”

Dan... lagi-lagi tanpa membuatku sempat berpikir ini pinggang siapa, motor pun melaju dengan cukup kencang.

^^^

Pada akhirnya aku dapat membuka mataku ketika aku sedang di rawat oleh dokter di rumah sakit. Ruangan yang putih dan bau obat membuatku sedikit mual.

          “ Ah... akhirnya kau sadar?” ujar seorang dokter wanita paruh baya

Aku menggeleng. Tidak..tidak..aku bukan baru sadar..tapi baru bisa membuka mataku.

          “ Oh ya.. siapa namamu?” tanya dokter itu

          “ Hye....Hyesung.. Shin Hyesung...” ujarku pelan

          “Ah... Hyesung-ssi, apa yang mengantarmu ke sini pacarmu? Dia kuat sekali kelihatannya, hahaha”

          “Bukan...” jawabku

          “ Ah... baiklah. Nah, sepertinya aku sudah selesai mengobatimu. Luka luarmu tidak terlalu parah, namun sepertinya kaki kirimu retak sedikit. Kau harus istirahat selama 6 minggu dan jangan melakukan aktifitas yang terlalu berat ya?”

Aku mengernyitkan dahi. Istirahat 6 minggu? Itu hal konyol yang pernah ku dengar. Sayang sekali, aku akan mengabaikannya. Bagaimana mungkin aku tidak bekerja dan hanya duduk bengong di rumah?

Aku berusaha untuk bangun dan dokter itu membantuku duduk.

          “ Duduk saja dahulu. Itu ada teh hangat, diminum dulu biar kau sedikit segar. Aku akan membuat resep obatmu sambil memanggil pacar..ah.. maksudku wanita yang mengantarmu ke sini”

Dan..dokter itu pun pergi.

Hhhaaaa....

Aku menghela nafas. Bagaimana bisa aku sampai mengalami kecelakan dan mengalami keretakan di kaki kiriku? Malam ini aku harus bekerja...tidak mungkin aku libur yang berarti gajiku harus di potong 2,5%? Tidak akan!

Aku memejamkan mataku. Hha... lelah... hari ini melelahkan sekali. Aku ingin tidur..

Tiba-tiba tanganku merasa disentuh oleh seseorang. Aku membuka mataku dan ku lihat seorang wanita yang rasanya tak asing bagiku.

          “ Kau sudah sadar?! kau tidak apa-apa?” tanya wanita itu

          “ Eh? Ah.. iya... kau.. kau yang mengantarku ke sini?”

Wanita itu mengangguk dan tersenyum.

          “ Iya... oh ya, apa kau yang bekerja di cafe R.o.S ?”

Aku mengangguk sekaligus heran bagaimana dia bisa tahu aku bekerja di sana.

          “ Hahaha, ternyata benar. Tadi pagi aku singgah di sana sebentar. Ku dengar cokelat hangat di sana enak, dan ternyata benar sekali!”

Oh... ternyata dia pelanggan yang tadi pagi. Pantas saja aku merasa tak asing dengannya.

          “ Sepertinya aku belum memperkenalkan diri. Namaku Ji Hyunjung” wanita itu menjulurkan tangannya seraya tersenyum hangat

          “.... Shin Hyesung” jawabku sambil menjabat tanggannya

          “ Shin Hyesung? Nama yang bagus! Baiklah.. apa kau punya kenalan? Maaf aku tak bisa mengantarmu pulang karena aku ada acara sore ini..”

          “ Oh..iya..tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengantarkanku ke sini” jawabku

          “ Bukan masalah. Sampai jumpa lagi, dan cepat sembuh Hyesung-ssi!” seru wanita yang bernama Ji Hyunjung tersebut sambil melambai dan meninggalkan sendiri.

          “ Wanita yang...aneh? Hhaa.. sudahlah.. aku harus menghubungi Junjin untuk membawaku pulang” gumamku seraya mengambil handphone dan menelpon Junjin.

^^^

          “ Hyung...apa kau yakin malam ini tetap datang ke bar?” tanya Junjin sambil memapahku menuju kamar.

          “ Tentu saja. Aku tak sudi jika harus kehilangan 2,5% dari gajiku”

          “ Tapi..dengan kondisimu yang bahkan berjalan saja sulit ini....bagaimana bisa...ah Hyung... lebih baik kau istirahat saja” bujuk Junjin yang kini membantuku duduk di tempat tidur.

          “ Jin-ah... kau ini bodoh sekali. Justru dengan kondisi seperti ini, tamu akan tampak simpati dan tentu saja akan menaikkan appeal ku bukan?” ujarku sambil tersenyum

          “ Wooo.. Shin Hyesung... kau memang benar-benar berbakat dalam mengambil keuntungan” Junjin menepuk pelan pundakku

          “ Hahaha, tentu saja. Oh ya, tolong ambilkan aku minum. Haus sekali”

Junjin mengangguk dan menuju dapur untuk mengambil air minum. Hha... beruntungnya aku mempunyai Junjin. Walau kami tidak berhubungan darah, namun dia sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. Junjin lah yang mengajakku menjadi host dengan bermacam bujuk rayuannya. Pertemuan kami pun cukup unik, dia dengan kepribadian yang cerah sedangkan diriku yang sedikit murung mampu membuatku menyadari bahwa di dunia ini ada orang yang benar-benar menyayangiku.

          “ Hyung? Hyesung hyung?”

Aku tersentak.

          “ Ah.. Junjin...”

          “ Ini minumnya... hei.. kau sedang memikirkan apa?” tanyanya sambil duduk di sampingku.

Aku meminum air yang diambilkan Junji dengan cepat.

          “Ah.. segarnya... Hm.. aku memikirkan kamu Jin-ah” jawabku sambil tersenyum simpul.

          “ Hahaha, kau memang tak bisa hidup tanpaku Hyung” ujar Junjin sambil merangkulku

          “ Benar.. kau yang paling berarti bagiku di dunia ini. Lebih dari keluarga dan diriku sendiri...”

Junjin diam, dan suasana menjadi hening beberapa saat. Ia kemudian menepuk pundakku pelan dan berdiri.

          “ Baiklah, aku akan membiarkanmu istirahat dan jam 8 malam nanti kau harus segera siap ketika ku jemput. OK?”

Aku mengangguk dan Junjin pun keluar meninggalkanku yang entah kenapa tiba-tiba termenung dan membayangkan wajah omma ku.

          “ Persetan semuanya...” aku pun merebahkan tubuhku ke kasur dan menutup mataku dengan lengan kanan. Mencoba menghilangkan wajah itu dan memilih untuk tertidur agar segala rasa sakit di tubuh dan di hatiku pudar sesaat.

^^^

Aku berjalan tertatih dengan bantuan Junjin sambil menahan sakit di kaki kiriku ketika berjalan menuju bar Brand New tempatku bekerja menjadi host. Sebuah bar yang cukup besar dan mewah. Pemiliknya masih sangat muda dan seumuran denganku. Eric. Namanya memang kebarat-baratan dan itu membuatku agak sedikit risih. Bukan.. bukan karena aku iri dengannya yang kaya raya dan pernah sekolah di Amerika, hanya saja namanya yang terdengar sangat keren dan cool itu sangat tidak sesuai dengan sikapnya yang menurutku terlalu kekanak-kanakan. Yah...walaupun di depan klien dia akan berubah 180 derajat.

          “Hyesung-ah!!” terdengar suara teriakan yang sangat menyebalkan di belakangku dan sosok itu tiba-tiba muncul di depanku.

          “ Ya! Kau kenapa??!” seru orang tersebut

Dengan tampang sebal aku menjawab “ Apa kau punya mata? Kau tidak lihat kondisiku?”

          “ Mana ku tahu jika kau tidak menyebutkan alasannya!” seru orang itu

          “ Hyesung hyung kecelakaan, Eric hyung. Kaki kirinya retak dan yah...seperti yang kau lihat hyung, jadinya..ya...begini” jelas Junjin

          “ Harusnya kau tak usah datang saja malam ini, Hyesung. Kau sangat bodoh!” sahut Eric yang serta merta membuatku menjadi emosi

          “ Dan gajiku akan dipotong 2,5%? Tidak akan pernah!”

          “ Hhaaa.... aku tak tahu seberapa pentingnya uang dalam hidupmu daripada tubuhmu sendiri...” ujar Eric

          “ Sangat penting dan kau tak pernah tahu mengapa hal itu sangat penting bagiku” sahutku cepat

          “ Ah.... aku bosan mendengar kalian yang selalu saja bertengkar. Hei..hei.. ada aku loh di sini. Sudahlah, Hyesung hyung, Eric hyung, sebaiknya kita masuk saja” seru Junjin mendorong kami berdua masuk.

Aku mencoba untuk meredakan emosiku. Hhaa... rasanya lelah sekali jika harus setiap hari selalu menjadi pemarah gara-gara Eric. Yah... aku tidak membencinya sih.. hanya.. yah..begitulah..

Di dalam sudah ada Minwoo, Dongwan dan Andy. Seperti biasa Minwoo akan bercermin dan merapikan pakaiannya, Dongwan yang sedang memainkan gitar dan memilih musik yang akan dia mainkan malam ini, dan Andy yang sedang sibuk di mini-bar menjadi seorang bartender. Selain kami berenam, ada sekitar 7 orang yang diantaranya 4 orang koki dan 3 orang pemain musik. Selain mereka, kami semua merupakan host tak terkecuali Eric.

Aku dipapah Jinnie duduk di sofa terdekat. Kakiku aku biarkan lurus untuk mengurangi rasa sakitnya.  Junjin pun pergi ke ruang ganti untuk menata rambutnya yang sedikit ikal itu.

          “ Hyesung-ah, kau kenapa?” tanya Minwoo yang kemudian duduk di sampingku

          “ Kecelakaan... menyebalkan” ujarku sambil memejamkan mata

          “ Kecelakan?? Kau harus lebih hati-hati. Cepat sembuh” ucapnya sambil menepuk bahuku

          “ Pakai ini” terasa sesuatu seperti bungkusan plastik yang di tempel di pipiku. Aku membuka mata dan ku lihat Dongwan dengan senyum khasnya memberikanku sesuatu.

          “ Apa ini?” tanyaku sambil mengambil benda tersebut.

          “ Plester pereda nyeri. Aku sering menggunakan ini. Yah.. kau tahu, punggungku akhir-akhir ini sering sakit, hahaha”

Aku tersenyum. “ Terima kasih”

          “ Mau ku pasangkan?” tawar Minwoo

Aku mengangguk. Hha.. di saat seperti ini aku menyadari dan bersyukur bahwa aku memiliki orang yang masih menerima dan memperhatikanku. Sembari Minwoo memakaikan plester di kakiku, aku menatap sekeliling ruangan dan ku temukan Eric sedang melihat ke arahku. Tiba-tiba saja dia pergi dan menuju ke arah Andy dan membisikkan sesuatu. Ada sedikit perasaan bersalah padanya, tapi.. salah dia sendiri kenapa bertanya dengan nada dan suara yang menyebalkan itu.

          “ Selesai!” seru Minwoo

          “ Wow..hangat.. terima kasih Minwoo-ya” ucapku

          “ Bobo?” ucar Minwoo sambil menyodorkan pipinya

          “ Menjijikkan!” sahutku sambil menyingkirkan pipinya

          “ Ya! Kau ini..” serunya sambil berdiri

          “ Hahaha, sudahlah.. sebentar lagi klien akan datang, sebaiknya kalian mulai bersiap-siap” ucap Dongwan dan membuat aku serta Minwoo mengangguk.

Ku lirik arloji di tanganku menunjukkan jam 9 malam. Yah.. sebentar lagi aku akan menjadi Hyesung The Host.

^^^

          “ Oh My God! Hyesunggie sayang.. kau harus lebih hati-hati lagi.. jangan biarkan dirimu cidera sayang.. kau tahu.. tubuhmu itu terlalu berharga untuk mengalami hal yang menyakitkan” ujar Nyonya Park

Aku melemparkan senyum (palsu) terbaikku dan berkata, “ Yah..mau bagaimana lagi darling, kejadian seperti ini mau tidak mau suatu saat pasti akan terjadi padaku..” ujarku sambil merebahkan diri dan memejamkan mata

Ekspresi Nyonya Park berubah menjadi lebih iba dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Aku penasaran dan mengintip sedikit. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang dan aku langsung menutup mataku kembali.

          “ Hyesungie, aku tidak tahu kalau kau sakit jadi aku tidak bisa membawamu obat. Ah... aku akan memberimu uang saja ya sayang? Beli obat yang terbaik dan cepatlah sembuh...” ujar Nyonya Park sambil mengenggam tanganku yang sudah penuh dengan lembaran uang.

          “ Ah darling, tapi ini....”

          “ Sudah, terima saja.”

Aku tersenyum dan memasukkan uang tersebut ke dalam saku celanaku. Mission complete. Ku lihat Junjin mengerling ke arahku dan melemparkan senyum. Aku mengedipkan mataku dan membalas senyumannya.

^^^

Malam semakin larut dan menunjukkan jam setengah satu. Klien yang harus ku layani semuanya sudah pergi. Mereka bilang hal ini karena aku terluka dan harus segera istirahat. Yah.. lumayanlah...

          “ Hyung, kau akan pulang?” tanya Andy sambil memberiku minuman

          “ Iya..dan..ah..minuman apa ini? Hitam pekat” ujarku

          “ Obat. Eric hyung yang menyuruhku memberikannya padamu. Minumlah. Ku dengar obat ini manjur loh”

Eric? Ah..orang itu.

          “ Baiklah, terima kasih” sahutku dan langsung meminum obat itu. Pahit..tapi aku harus menghabiskannya, kalau tidak..aku akan mendapatkan masalah dengan mendengar omelan Andy yang meskipun pendiam dia sangat cerewet soal kesehatan.

          “ Cepat sembuh hyung. Kau pulang bersama siapa?”

          “ Junjin. Dia akan mengantarku pulang dan kembali lagi ke sini”

          “ Oke. Hati-hati di jalan hyung” ucap Andy sambil mengangguk dan ku balas dengan senyuman.

Aku berjalan ke luar dan ku lihat Junjin sedang mengeluarkan mobilnya dari parkiran.

          “ Besok.. tak usah masuk saja. Istirahatlah..” terdengar suara seseroang dari belakangku. Aku menoleh dan itu adalah Eric.

Aku menjadi agak canggung dan tidak tahu harus berbuat apa sehingga memilih diam sambil menatap wajahnya.

          “ Aku tak akan memotong gajimu. Peraturan itu hanya ku buat agar tidak ada yang berani bolos dan memberikan alasan sakit. Kau tahu, aku percaya bahwa kau itu tidak akan pernah bohong. Istirahatlah sampai kau benar-benar sembuh” ucap Eric dengan senyum tipisnya.

Aku mengangguk. “ Thanks”. Dan kemudian berbalik membelakanginya. Aku berjalan dengan tertatih dan kemudian Junjin segera membantuku. Aku masuk ke dalam mobil dan merebahkan tubuhku. Lelah sekali.

          “ Merasa baikan?” tanya Junjin yang sudah duduk di bangku pengemudi di sampingku.

          “ Oleh?”

          “Yah... bukan oleh Eric hyung tentunya. Hahaha. Berapa tips yang kau terima hari ini?”

          “ Tidak akan ku sebutkan. Yang jelas, ini 4 kali lipat dari yang biasanya ku terima, haha”

          “ Woo..Shin Hyesung merasa sangat bahagia. Hahaha” seru Junjin

          “ Ya! Tentu saja, hahaha. Sudahlah, tolong segera antarkan aku pulang. Aku butuh istirahat lebih”

          “ Siap tuan muda!”

Dan mobil pun meluncur dengan cukup cepat. Aku memejamkan mataku sambil mendengarkan musik yang diputar oleh Jinnie. Perasaan tenang dan damai tiba-tiba menyelemuti diriku. Ahh... aku ingin hidup seperti ini terus..

^^^

Krrrinnggg!!! Kringggg! Kriiinggg!!

Sial! Lagi-lagi alarm yang menganggu itu berbunyi. “Hyesung, kau harus segera mematikannya!” gumamku dalam hati. Ku coba untuk mengangkat tanganku, akh! Sakit! Selain sakit yang nyeri, tanganku juga terasa kaku. Ku coba sekuat tenaga dan berhasil menggapai alarm di samping kiri tempat tidur di atas meja kecil.

          “ Hhaaa.... apalagi ini....” desahku.

Aku merasakan kaku di sekujur tubuhku, dengan kata lain, tubuhku hampir sempurna tidak mau bergerak! Oh, bagus sekali....

          “ Hhaa... bagaimana ini.... apa aku harus izin saja?” aku menutup mataku dan merasakan sensasi di tubuhku. Sayangnya, tidak terasa apa-apa, kaku, mati rasa. Aku membuka mata dan tangan kananku ku usahakan bergerak untuk menggapai handphone di dekat bantalku. Yah... setidaknya tanganku masih ingin diajak kerja sama, dan mulutku masih mau bicara tentunya.

Aku membuka kontak dan menemukan nama Manejer Park lalu menelponnya.

          “ Halo, Hyesungie ada apa?” tanya suara dari seberang sana

          “ Ah..halo Manejer Park.. aku ingin mengabari kalau hari ini aku izin tidak datang ke cafe...maaf...”

          “ Oh.. kau kenapa? sakit? demam? suaramu juga terdengar lemah sekali” tanya Manejer Park.

          “ Ah..bukan.. hanya saja kemarin aku kecelakaan dan sekarang..yah...tubuhku terutama kakiku tidak mau bergerak..maafkan aku..”

          “ Ya ampun.. parahkah?”

          “ Tidak..hanya saja kaki kiriku retak sedikit,haha”

          “ Ya.. kau ini, masih bisa tertawa. Ya sudah, kau istirahat saja sampai benar-benar sembuh, jangan terlalu memaksakan diri. OK?”

          “ Baik..baik.. terima kasih, maaf merepotkanmu...”

Klik! Telepon terputus.

          “ Hhaa.. baiklah tubuh Shin Hyesung yang manja, aku akan membiarkanmu beristirahat hari ini” aku pun memejamkan mata dan terlelap kembali.

^^^

          “ Hah! Lihatlah! Dia tidak meminum obatnya sama sekali...orang ini,ckckckck!”

          “ Hei nona, kenapa kau ikut masuk? Kau ini siapa sih?”

          “ Kau sendiri siapa? Seenaknya saja masuk ke rumah orang lain yang sedang terkapar”

          “ Aigoo..wanita ini.. hei, dengar, dia ini hyungku, dan tentu saja aku bisa sesuka hatiku masuk ke rumahnya. Dan ini, lihat! Aku punya kunci rumah ini!”

          “ Hyung?? di lihat darimana pun kalian tidak mirip satu sama lain”

          “ Eiiii... kami memang tidak punya hubungan darah..hhaa.. sudahlah, yang penting kau ini siapa sih?”

          “ Calon dokter. Kemarin aku... wow! Lucu sekali! Ini foto Hyesung-ssi masih kecil ya? Aigooo lucunyaaa!”

          “ Ya! ya! Jangan seenaknya membongkar laci orang lain!”

Suara berisik di luar kamarku membuatku terbangun. Ada siapa di sana? Terdengar seperti suara laki-laki dan perempuan. Junjin kah? Dan siapa wanita itu? Pacarnya? Mana mungkin.. dua hari yang lalu dia bilang putus dari pacarnya.

          “ Jin-ah... kau kah itu?” ujarku dengan suara yang agak dikeraskan.

Terdengar langkah kaki dan terlihat dua orang muncul di pintu kamarku.

          “ Hyung! kau sudah bangun!” seru Junjin

Aku menyipitkan mataku, berusaha melihat jelas siapa yang ada di samping Junjin. Mataku otomatis langsung terbelalak, kaget.

          “ Kau?!” seruku

          “ Hai, Hyesung-ssi. Apa kabar?” ujar wanita itu dan tersenyum lebar

-TBC-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinfly
i don't know will update "hyung and I" story or not..because..i'm not to motivate to write it :'(

Comments

You must be logged in to comment
feelgyo #1
Chapter 17: Akhirnya bs komen pnjang2 disni~ hihihihi~~ c:
dah kangen berat sama fic yg satu ini >.<

okay, waktunya komentar~~ ♬..╰(′▿`)╮ ♬..╰(′▿`)╮ ♬

*ambil ancang2*

HUEEEEEEEEEEEE......TIDAAAAAAAKKKK.....TIDAAAAAKKKK.....TIDAAAAKKKKK....KENAPAAAA???? KENAPAAAA YIM?? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
Apa salahnya Hyesung? Kenapa bs begini?? Maknya kn udh ngasi darah...kenapa yim?? Kenapa??? (۳˘̩̩̩Д˘̩̩̩)۳
kn kesian Junjinnya Yim....kesian jg ama host yg lain....hikss hiksss *salahfokus*

Ini pst gara2 Hyunjung!!!!! Щ(ºДºщ)

Aku ga prcaya bs nangis bolak/i dihari valentine OTL
knp di 2crita yg kubaca hari ini (satunya pnya junu), syungnya hrs mati dgn tragis???? (TДT)

Btw ini masi ada episode trakhir ya? Aku udh ga sanggup ngebacanya yim.....sedih bgt suer....
Kamu hrs bayar ini pake The Host Yim. Harus! (҂˘̀^˘́)9

Anyway, makasi deh yim buat airmata ini. Makasi udh bikin mewek dihari yg cerah tnpa hujan. Makasi kamu udh buat maknya Hyesung nangis nyesel (puas bgt dibagian ini xD). And lastly, makasi udh update Ayim~ <3
Liya_Heartless
#2
baru nemu ini fanfic, dan alhamdulilah bukan yay! jarang ada fic yg straight, indonesia lagi xd
clumsyblue
#3
Chapter 16: Woohooo sinetronnya berlanjuutt~~~

HantuSyung imut banget cobaa... Sini nak, main sama kakak, hantuin kakak aja boyeeh XDDD #ditendang
Idem sama ipil buat emaknya syung. Kenapa sadar di detik2 terakhiiirrrr? jdsakgdsakjdgska!!! Kenapaaaaaaaa? ? ? Terus syung kenapa menghilang? Kenapaaaaaaaaaaaaaaaa? ? ? ? ?

*cough*
Ayiimm, tengkiu udah diapdet yaaa~~~ *tjium panas*
feelgyo #4
Chapter 16: Tjih! Akhirnya nie sinetron ada kelanjutannya juga *tatap sinis penulisnya*

Sejujurnya Yim, diawal chapter aku ngakak bgt. Hyesung bener2 polos ya. Dicuekin belalang aja bs sedih(?). Pffttt...
And....... I love this chapter!!! So much!!!! Much!! Much!! Much!!! Kecuali dibagian ending. :P

Omaigottt, ini cerita bs bikin jantung mau copot! Pelis jgn 'tamatin' Hyesung dulu!!! The host yg lain blm sempat marah2 ke Syung, perkara doi bawa motor ga hati2. TT^TT
Huuuhh, maknya Hyesung (ato Hyunjung) ngeselin bgt deh! Knp hrs sadar didetik-detik trakhir?? Knp??? Knp??? *goncang2 penulisnya* *bakar rumah sakitnya* #anarkis

Pelis emaknya aja, jgn Syung... *maap, trlalu bias* XDD
Eniweyyyy, I hope this sinetron(?) tidak melakukan pembunuhan, sebab pembunuhan itu adalah tindakan keji, tindakan kriminal yang melanggar undang-undang yang berlaku dinegara kita. Ganbatte!! XD

PS: Ayim yg baikhati, baikbudi, rajin menabung, dan tidak sombong, pelis update secepatnya yak. Peluk cium dari rider paporit(?) <3
Elreya
#5
Chapter 16: Yeay~ You're come back Unnie :) Ah jangan bikin Hyesung meninggal, Kasian Hyunjung sama Ommanya let them be happy Unnie. Ayolah masa aku mau UN harus liat Angst mulu sih jadi please banget Yaaaa Unnie~ Kangen juga ga liat Unnie update kekeke
shin-pads
#6
Chapter 15: Duuuh ><

Jangan dibikin angst dong. Jangan dimatiin Pilkyo-nyaa ㅠㅠ
shin-pads
#7
Chapter 2: Akhirnya nemu juga fict dengan bahasa Indo! Huraaayyyy! *lemparbuketkamboja*


Duh duh duh... Eric perhatian banget, beliin tongkat ama bawain makanan juga~

Tapi ini bukan ya~???
Elreya
#8
Chapter 15: Yo Unnie~ Aku udah lama ga komen didini ya hahaha~ Aku liat update langsung ngeliat adegan kayak gini... malah galau sendri didepan laptop *pundung* yosh! Hyesung harus selamat! dan akhirnya hyunjung tau kenyataanya , now now how would the plot give us the ending~(gini nih orang abis stres ngerjain tugas)
clumsyblue
#9
Chapter 15: H... Hyesung aaahhhh.... Nooooooooooooooooo!!!! Kenapa golongan darahku b kenapaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Hyesungieeeeeeeeeeeeeeeee!!!

Idem sama ipil.. aku juga langsung inget mvnya syung... huaaaaaaaaa T^T
Ayiiiiimmmmmmm ;A;

Eniwei, thank you for updatiing~^^
hyuu_hikari #10
Chapter 15: aku.... semua yang mau aku bilang uda diwakilin ama Pil dibawah xDD
btw, kamu tega yah.... kemaren udah begitu, sekarang hyesung dibikin kecelakaan parah.... tapi ntah kenapa aku suka banget ama chapter yg ini...