“Berhenti atau aku akan membunuhmu,” ancam Myungsoo dingin. 

Myungsoo tak bisa tinggal diam melihat semua yang lelaki itu lakukan pada Amber. Bagaimana pun juga Amber adalah seorang wanita. Sesering apapun ia berkelahi ataupun mempermainkan wanita namun ia tak pernah memukul seorang wanita. 

Myungsoo pun pasang badan untuk melindungi Amber. Dengan sigap ia memberikan bogem mentahnya pada lelaki itu. Scott yang tak terima kembali menghajar Myungsoo.“Dasar bocah tengik!” makinya. Perkelahian di antara keduanya tak terelakan lagi. Tentu saja Scott tak berdaya menghadapi seorang L. Ditambah lagi dirinya dipengaruhi oleh minuman keras sehingga kesadarannya berkurang. Scott pun terjatuh setelah tendangan Myungsoo bersarang di perutnya. 

Amber berusaha menghentikan Myungsoo. Ia tak ingin sesuatu terjadi padanya. Seburuk apapun Myungsoo, Amber tak ingin membuat orang lain terkena masalah karenanya.

“Hentikan Myungsoo!” Amber memegangi lengan Myungsoo. Namun, pria itu tetap berusaha untuk memukul Scott. 

Amber akhirnya memeluk tubuh Myungsoo dari belakang sembari menangis. “Hentikan, aku mohon.”

Myungsoo yang tak tega melihat Amber pun akhirnya berhenti. “Pergi dari sini sebelum aku habisi nyawamu!” katanya pada Scott. Dengan tertatih-tatih, Scott pun memilih untuk pergi dengan menahan rasa nyeri yang luar biasa di sekujur tubuhnya. 

Selepas Scott pergi, Myungsoo yang melihat Amber masih menangis sembari memeluk dirinya pun agak bergetar hatinya. Ia tak tahan melihat seorang wanita menangis apalagi karena seorang yang menurutnya tak pantas untuk ditangisi. 

Myungsoo melepaskan pelukan Amber dan menghadapkan dirinya pada gadis itu. “Ya, berhentilah menangis, kau jelek kalau seperti itu. Mana sosok Amber yang ku kenal yang berani menjatuhkanku di kantin?” canda Myungsoo.

Tak pelak Amber pun menyunggikan senyumnya setelah mendengarnya. Gadis itu menghapus air matanya dan berusaha tegar. Ia menatap Myungsoo dengan mata yang sembab. “Terima kasih.”

“Ya, ya, ya tapi itu tidak gratis. Kau harus membayarnya, aku ini bukan orang baik. Dan jangan menatapku seperti itu, aku tak akan kasihan padamu.”

Amber tertawa kecil mendengar perkataan Myungsoo. “Yah tentu saja apa yang bisa kuharapkan dari ketua geng SMA Kirin yang tidak naik kelas,” ejek Amber.

“Kau juga mengulang dari tingkat 1 kan. Jangan berkata seolah hanya aku saja yang seharusnya ada di tingkat 2,” bela Myungsoo. Dalam hatinya, Myungsoo lega karena melihat Amber kembali seperti semula. Ia pun memutuskan untuk pulang. “Sepertinya kau baik-baik saja, baiklah aku pulang. Ah, ya aku juga tidak mau tahu apa urusanmu dengan pria barusan, jadi jangan bawa aku ke dalam masalahmu. Aku tadi hanya merasa tak tega padamu.”

Amber lagi-lagi dibuat tersenyum oleh Myungsoo. “Baik, baik, aku mengerti. Sekali lagi terima kasih, Myungsoo.”

Myungsoo menatap sebal Amber. “Kau tahu? Hanya kau yang berani memanggil namaku begitu. Ah, sudahlah terserah kau saja. Aku pulang,” Myungsoo pun memakai helmnya dan menaiki motornya. Tak lama suara motornya pun berderu meramaikan suasana malam di jalanan rumah Amber. Bersamaan dengan itu, Myungsoo melajukan motornya dan menghilang di balik kegelapan. 

Amber menghirup napasnya dalam-dalam. Ia memutuskan untuk segera tidur dan melupakan kejadian malam ini. 

Hampir seluruh murid sekolah menengah atas di Korea Selatan sedang sibuk-sibuknya menghadapi ujian semester ganjil. Begitu pula dengan Amber. Baginya ini adalah kesempatan pertamanya untuk mendapatkan nilai terbaik. 

Selama seminggu penuh, ia selalu membawa buku pelajaran kemana-mana, belajar siang-malam, bahkan saat bekerja pun di waktu senggangnya ia habiskan untuk membaca. Dan hasilnya pun sangat memuaskan. Saat tiba waktunya pengumuman hasil ujian Amber mendapatkan nilai yang lumayan tinggi meskipun ia gagal merebut posisi juara umum dari tangan Kim Nam Joon, salah satu murid terbaik di SMA Kirin. 

Amber berjalan lesu ke kelasnya, ia merasa bebannya bertambah. Ternyata tak mudah memang mendapatkan beasiswa di SMA Kirin. Karena semua murid juga berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Belum lagi hanya tiga orang terbaik yang dapat menerima beasiswa tersebut.

Sudah hampir dua minggu ini hubungan antara L.Joe dan Chanyeol merenggang. Hal itu membuat Mark pusing