Amber tak tinggal diam begitu gadis itu mengetahui bahwa hari ini akan terjadi perkelahian kembali antara SMAnya dan SMA Chanyeol. Ia tahu bahwa perkelahian kali ini tak lepas dari kejadian tempo hari. Apalagi hal itu menyangkut dirinya.

Amber berusaha menghentikan Myungsoo sebelum pria itu dan puluhan murid SMA jaeguk lain keluar dari lingkungan sekolah. Namun rupanya Myungsoo tak menghiraukan larangannya dan lebih memilih untuk meladeni tantangan duel dari SMA seberang itu.

Tak ingin menyerah, Amber pun memutuskan untuk menyusul Myungsoo ke arena pertarungan. Ailee dan Peniel pun melarangnya habis-habisan. 

“Bodoh, jangan coba-coba untuk pergi ke sana disaat seperti ini!” kata Ailee.

Peniel pun mengamini perkataan Ailee. Ia sangat khawatir pada Amber, ia juga takut sesuatu yang buruk akan menimpa Amber.

“Tapi aku tak mungkin diam saja melihat mereka berkelahi karena aku.”

Tentu saja, segala larangan yang Ailee dan Peniel berikan tak di dengar Amber. Gadis itu tetap nekat menyusul Myungsoo. Dengan cepat Amber berlari menuju ke tempat dimana pertarungan sedang terjadi. Suara-suara riuh mulai didengarnya. Ia pun semakin dekat ke tempat tujuan yang jaraknya tak jauh dari sekolahnya itu.

Setelah tiga menit berlari, terlihatlah orang-orang dengan dua almamater berbeda saling beradu jotos. Mata Amber mulai mencari-cari keberadaan Myungsoo serta Chanyeol diantara murid-murid SMA Jaeguk dan Kirin itu.

Ia tersenyum begitu menemukan Myungsoo, namun senyumnya segera luntur begitu melihat siapa yang menjadi lawan Myungsoo. Dengan sigap, gadis itu segera menghampiri keduanya dan bermaksud untuk menghentikan perkelahian mereka. Amber semakin bergerak cepat begitu melihat Chanyeol yang akan memukul Myungsoo.

Myungsoo pun sangat terkejut begitu Amber telah berdiri dihadapannya. Baru saja pria itu akan menarik Amber untuk pergi dari sana, namun sedetik kemudian Amber telah terjatuh dihadapannya. Jantungnya seolah berhenti berdetak begitu Amber telah tak sadarkan diri.

“A, AMBER!”

Kedua tangan serta kaki Chanyeol bergetar hebat. Jantungnya berdegup cepat begitu melihat sahabat yang sangat ia cintai tergeletak di hadapannya. Perasaan bersalah yang amat sangat mulai menyelimutinya. Seketika tubuhnya roboh karena kedua kakinya yang lemas tak kuasa menahan beban tubuhnya.

Tak lain halnya dengan L.Joe yang juga melihat kejadian tersebut. Ia terkejut bukan main. Dihiraukannya salah satu murid SMA Jaeguk yang sedari tadi menjadi lawannya.

“HENTIKAN! SEMUANYA HENTIKAN!” teriak L.Joe. Seketika itu juga semua yang ada disana menghentikan perkelahian mereka.

Baru saja L.Joe akan menghampiri Amber untuk menolongnya, Myungsoo dengan sigap telah membopong Amber. Langkahnya pun terhenti. Ia mengepalkan tangannya kesal.

Leo melempar kunci mobilnya pada Taehyung. “Cepat ambil mobilku sekarang!”

Tanpa banyak omong, Taehyung pun langsung berlari ke arah parkiran SMA Jaeguk. Tak kurang dari lima menit Taehyung telah kembali beserta dengan mobil milik Leo. Leo pun segera membantu Myungsoo membawa Amber masuk ke mobilnya.

“SEMUANYA KEMBALI KE MARKAS MASING-MASING!” perintah Myungsoo sesaat sebelum dirinya masuk ke dalam mobil Leo dan melesat pergi ke rumah sakit. L.Joe pun mengisyaratkan kepada pasukannya untuk mengikuti perintah Myungsoo.

Mark menghampiri Chanyeol. “Bodoh! Ayo cepat kita susul mereka!”

L.Joe dan Mark menarik Chanyeol. Dengan susah payah, akhirnya mereka dapat membuat Chanyeol bangkit untuk pergi menyusul Myungsoo ke rumah sakit.

Amarah Myungsoo memuncak begitu melihat kedatangan Chanyeol. Pria itu menarik kerah Chanyeol. “SAHABAT MACAM APA KAU HAH?!”

Chanyeol diam, ia tak membalas perkataan Myungsoo. Pria itu benar-benar pasrah jika Myungsoo akan melepaskan pukulan ke wajahnya, karena ia memang layak untuk itu.

“Hentikan L, ini rumah sakit,” lerai L.Joe. Ia berusaha untuk melepaskan cengkraman Myungsoo pada Chanyeol.

“L.Joe benar, ini bukan arena duel,” lanjut Leo. Myungsoo pun dengan terpaksa melepaskan cengkramannya pada kerah Chanyeol.

“Bagaimana keadaan Amber?” tanya Mark kemudian. Leo menggeleng pelan. “Kami belum tahu, dokter sedang memeriksanya di dalam.”

Myungsoo menyenderkan dirinya di dinding. Dengan was-was ia menunggu hasil pemeriksaan Amber. Sementara itu, ketakutan mulai memburu Chanyeol. Ia benar-benar tak bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada Amber.

Begitu pintu ruangan kamar dimana Amber berada terbuka, dengan perasaan cemas menunggu dokter untuk keluar dan mengetahui keadaan Amber. Myungsoo adalah orang pertama yang menghampiri sang dokter dan menanyainya dengan berbagai pertanyaan.

Dokter Oh, dokter yang menangani Amber tersenyum melihat kekhawatiran enam pria itu. “Tenanglah, ia baik-baik saja. Hanya memar di bahu kanannya. Ia pingsan karena terkejut akibat pukulan keras di bahunya.”

 Penjelasan dr. Oh membuat semuanya menghembuskan napas lega. Namun tentu saja Chanyeol masih dihantui rasa bersalah.

“Apa kami sudah dapat menjenguknya?” tanya Taehyung.

“Boleh saja, tapi sebaiknya beri waktu untuk gadis itu beristirahat terlebih dahulu. Kalaupun kalian ingin melihat keadaannya sekarang, lebih baik satu atau dua orang saja.”

Please Subscribe to read the full chapter