3 [삼]
TROUBLE
Please Subscribe to read the full chapter
Maaaaaf updatenya agak lama, banyak tugas soalnya.. maklum mahasiswa baru pulang malem terus :") /curhat/
Terima kasih yang udah baca, komen, suscribe ataupun cuma numpang lewat doang........ Insyaallah bakal updatenya seminggu dua kali (sabtu-minggu) soalnya ga bisa ngepost di hari - hari biasa. lol
Enjoy yaaaa ^^
Amber melihat bangunan besar nan megah di hadapannya. Ia meyakinkan dirinya untuk melangkah ke dalam gedung itu. Ia harus melakukannya demi melunasi hutang-hutang ayahnya. Ini merupakan salah satu saran yang diberikan oleh pengacara Jang. Ia tersenyum mengingat kebaikan hati pria tua itu. “Tapi Amber-ssi, saya mempunyai sebuah rekomendasi. Jangan salah paham, ini diluar dari perusahaan. Dan ini merupakan inisiatif saya sendiri.” “Apa itu pengacara Jang?” tanya Amber. Pengacara Jang tersenyum lembut pada Amber. Ia menatap Amber dengan pandangan yang berbeda dari sebelumnya. “Di SMA Kirin sedang dilangsungkan program pendidikan, dimana siswa yang berhasil mendapatkan nilai A di semua mata pelajaran pada akhir semester nanti akan mendapatkan uang sebesar seratus lima puluh juta won ditambah beasiswa ke Inggris,” papar Pengacara Jang. Amber dengan heran menatap pria tua itu. “Tapi maaf pengacara Jang, untuk apa anda memberitahukan hal ini kepada saya? Kalau anda berpikir kalau saya akan bersekolah disana untuk melunasi hutang itu tidak mungkin. Untuk membeli seragam saja uang gajian saya pun tak akan cukup. Untuk dapat masuk kesana biayanya cukup mahal,” pengacara Jang lagi-lagi kembali tersenyum. Rupanya gadis di depannya ini belum menyadari maksudnya. Ia mencoba melepaskan keformalannya yang sedari tadi ia tunjukkan. “Aku yang akan membayarnya Amber, aku bersedia membiayai keperluanmu selama kamu bersekolah di SMA Kirin,” tentu saja mendengar hal itu Amber sangat kaget. Ia menganggap hanya menjadi bahan lelucon pria itu,“Anda jangan bercanda, ini bukanlah hal yang dapat dijadikan lelucon.” “Aku serius, nak. Bagaimana pun juga ayahmu adalah sahabatku dulu. Ia yang membantuku untuk mendapatkan pekerjaan, dan karena ayahmu lah aku menjadi orang yang sukses sekarang. Oleh karena itu ini adalah saatnya aku membalas budi, mungkin aku memang tidak bisa melunasi semua hutang ayahmu dan membiayai seluruh biaya sekolahmu, tapi setidaknya kau bisa mengajukan beasiswa dan aku yang akan membayar sisa keperluanmu nanti,” jelasnya. Pengacara Jang lalu mengambil sebuah kartu nama di dompetnya. “Ini kartu namaku, jika kau perlu sesuatu hubungi nomor ini, simpanlah baik-baik.” Selang beberapa hari kemudian, tak seperti biasanya Amber sudah siap mengenakan seragam dan atribut lengkap khas SMA Kirin. Ya, Amber memutuskan untuk mengikuti saran dari Pengacara Jang. Sebenarnya Amber tidak nyaman menggunakan rok sependek itu, karena Amber adalah wanita yang sedikit tomboy. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena itu merupakan peraturan sekolah. Amber sibuk melihat-lihat sekolah barunya itu sehingga ia tak menyadari bahwa di depannya ada seseorang yang berlari tergesa-gesa menuju kearahnya. Hingga tabrakan antara keduanya pun tak terelakkan lagi. BRUKK “AAHH!!” Sontak Amber dan orang itu terjatuh bersamaan. Amber hampir saja memarahi orang itu karena tidak hati-hati, tapi ia segera menyadari itu juga merupakan kesalahannya yang tidak melihat jalan. “Eh, maafkan aku!” ujar orang itu. Tak lama seorang remaja laki-laki yang merupakan teman dari orang yang menabrak Amber tadi menghampiri mereka, “Maafkan sahabatku yang ceroboh ini, apa kau tidak apa-apa?” katanya sambil membantu Amber berdiri. “Aku tidak apa-apa, terima kasih.” “Yak Peniel! Kenapa kau tak membantuku juga?” “Kau sudah besar Ailee, tak perlu kubantu juga bisa bangun sendiri, kan?” ejek laki-laki yang bernama Peniel itu. Amber merasa tak asing dengan nama itu, “Ailee?” Ailee membelalakkan matanya begitu melihat siapa sebenarnya gadis yang barusan ditabraknya, “Amber? Kau Amber kan?” kata Ailee. Ia langsung memeluk Amber erat. Peniel yang tidak mengerti apa-apa hanya diam dengan memandang heran kedua gadis itu. “Kau sekolah disini? Sejak kapan? Kenapa aku tak pernah melihatmu? Kemana saja kau selama ini? Ya Tuhan aku rindu sekali padamu!” Ailee memberondong Amber dengan berbagai pertanyaan sambil mengajaknya pergi ke tempat duduk terdekat agar lebih nyaman. Dengan sabar Amber jawab sabar Amber jawab satu persatu. Tak ketinggalan ia pun menjelaskan mengapa ia dapat bersekolah disana. “Jadi, kalian saling kenal?” tanya Peniel akhirnya. Sedari tadi ia hanya menjadi penonton setia kedua gadis itu melepas rindu. “Oh iya, aku sampai lupa. Amber, kenalkan dia temanku disini namanya Peniel. Peniel, kenalkan ini Amber, sahabatku saat SMP dulu.” Ya memang Ailee merupakan sahabat Amber sejak mereka berdua duduk di bangku kelas 7. Namun, sayangnya Ailee hilang kontak dengannya semenjak kejadian bangkrutnya perusahaan milik kelu
Please Subscribe to read the full chapter
Comments