Tak lama motor itu berhenti di tepian sungai Han. Amber pun turun dan hendak mengucapkan terima kasih pada penyelamat hidupnya. Tapi ucapan terima kasih yang telah di ujung lidah pun harus ditelannya kembali saat pria itu membuka helm full facenya.

“KAU?!” belum sempat Amber meneruskan ucapannya pria itu telah menyemburnya dengan makian, “APA KAU SUDAH GILA BERDIRI DISANA SEPERTI ORANG BODOH?!”

“Aku kan tidak tahu kalau akan seperti itu. Lagi pula temanku tadi..”

“BAGAIMANA KALAU AKU TIDAK ADA DISANA? KALAU BUKAN KARENA KAU SAHABAT CHAN YEOL, AKU TAK AKAN SUDI MENYELAMATKANMU!”

“Heh aku kan sudah bilang kalau aku tidak tahu, oke terima kasih tuan L.Joe karena sudah berbaik hati menyelamatkanku, kau puas?” Amber tak terima dibentak seperti itu. Ia kan memang tidak tahu menahu kalau akan terjadi pertempuran disana. Salahkan saja Ailee yang terlambat memberitahunya. Lagipula siapa juga yang mau nyawanya terancam hilang.

L.Joe berusaha menenangkan dirinya sebelum ia menyadari ada sesuatu yang janggal dari gadis yang baru diselamatkannya ini. Ia membelalakkan matanya saat menyadari bahwa Amber memakai seragam SMA Kirin, “KAU SEKOLAH DI SMA KIRIN?!”

“HEI BERHENTILAH BERTERIAK! Aku ini tidak tuli, kalau iya memang kenapa?”

“Argh! Kau itu ya, sudahlah kalau kau ku beritahu kau juga tak akan mengerti, lebih baik sekarang kau pulang!” Amber mendelik kesal. Jadi sekarang dia mengusirnya?

“Kau tidak mengantarku? Hei kalau membantu orang itu jangan setengah-setengah!” kata Amber.

“Sudah untung kau ku selamatkan. Aku masih banyak urusan dan harus kembali kesana, jadi kau pulanglah,” kata L.Joe sembari memakai helmnya kembali. Ia pun menyalakan motornya dan melesat pergi meninggalkan Amber yang sibuk memaki-makinya.

Entah kenapa sejak pertemuan pertama mereka, Amber sudah tidak menyukai pria itu. Chanyeol mengenalkannya dengan L.Joe dan Mark saat mereka berdua berkunjung ke Café Lee Ahjussi. Pada hari itu, L.Joe langsung bersikap sinis padanya. Berbeda dengan L.Joe, Mark lebih ramah menyapanya. L.Joe pun demikian, ia tidak menyukai gadis itu karena merasa Amber hanya akan menyusahkan Chanyeol saja.

Dalam sekejap, L.Joe sudah kembali bergabung dengan kawan – kawannya di arena pertarungan. Dengan sigap, pria itu meninju seorang murid Kirin yang hendak menyabet Chanyeol, “Thanks,” kata Chanyeol.

“Tak perlu berterima kasih, perhatikan saja kemana arah pukulanmu,” balasnya.

Tiba – tiba seseorang berseragam SMA Kirin menyikut L.Joe dari belakang, “ARGH!” Untungnya L.Joe memiliki gerak refleks yang sangat baik, sehingga dengan mudah ia menghindar dan balik membanting orang tersebut ke tanah.

“Sepertinya semakin hari seranganmu semakin baik, L.Joe,” entah darimana, kini Myungsoo telah berada di hadapannya, “tapi tetap saja, kau tak akan bisa mengalahkanku,” lanjutnya.

“Hentikanlah ocehanmu itu, L.”

Myungsoo tersenyum sinis, “Oh ayolah aku hanya berbasa – basi saja,” tanpa menunggu Myungsoo menyelesaikan ucapannya, L.Joe langsung menghadiahinya dengan bogem mentah. Namun sayangnya, Myungsoo bukan orang yang mudah untuk dikalahkan, bahkan untuk seorang L.Joe sekalipun.

Terjadilah pertarungan sengit antara kedua ketua masing – masing sekolah tersebut. Kecepatan L.Joe dalam mengelak mulai menurun, dan Myungsoo yang melihat kesempatan itu pun dengan sigap langsung meninju rahang bawah pria itu. Kali ini L.Joe terjatuh, darah segar mulai mengalir dari bibirnya yang sempat terkena tinjuan Myungsoo, “Argh, sial,” umpatnya.

Tanpa ampun, Myungsoo menendang perut L.Joe dan menginjaknya, “Kau sudah kalah, menyerahlah.”

Namun L.Joe tak semudah itu dipermalukan oleh musuhnya. Ia memegang pergelangan kaki Myungsoo dan menariknya sehingga pria itu ikut terpelanting ke aspal. Kali ini, L.Joe yang menduduki perut Myungsoo. Ia balas meninju pipi mulus milik Myungsoo. Pria yang biasa dipanggil L itu pun tak tinggal diam, ia menahan tangan L.Joe dengan sekuat tenaga dan dipelintirnya tangan yang sedari tadi membuat memar di wajahnya. Dengan tenaga yang mulai terkuras, Myungsoo berusaha kembali memukul L.Joe.

Pertarungan antara keduanya terus berlanjut. Mereka tak henti – hentinya saling memukul. Tak lama, suara sirine mobil polisi terdengar, “Sial, tikus – tikus pengganggu datang. SEMUANYA MUNDUR KITA SUDAH MENANG!” perintah Myungsoo. Ya, jika dilihat dari korban yang jatuh, SMA Jaeguk lebih banyak ketimbang SMA Kirin. Sehingga hal itu membuat SMA Kirin kini lagi – lagi dianggap menang.

Sama halnya dengan Myungsoo, L.Joe pun memerintahkan pasukannya untuk mundur. Seluruh siswa SMA Kirin maupun Jaeguk dengan serentak menghentikan perkelahian mereka dan segera berlarian menuju sekolah masing – masing, demikian pula L.Joe dan Myungsoo. Dengan wajah tak puas, mereka mengikuti kawan – kawannya yang lain.

Dua hari setelah kejadian itu, Amber dibuat panik saat melihat kedatangan Chan Yeol dan dua temannya ke cafe Lee Ahjussi. Amber benar-benar lupa kalo L.Joe merupakan salah satu orang terdekat Chan Yeol. Bisa saja laki-laki itu membocorkan rahasianya pada Chan Yeol. Amber merutuki dirinya sendiri yang tak sempat memikirkan hal itu. Ia belum menyiapkan alasan kalau-kalau Chan Yeol melabraknya. Dan kini ketiga bocah itu telah duduk manis di salah satu meja di sudut café itu.

Pria tinggi dengan senyum lebar itu melambaikan tangannya pada Amber, memintanya untuk mendatangi meja mereka. Amber dengan gugup mendatangi mereka sambil membawa baki.

“Ma.. mau pesan apa?” Chan Yeol melihat Amber dengan heran. Ia merasa sahabatnya itu seperti tak biasanya, “hei kau kenapa?” tanyanya.

“Aku tidak apa-apa,” ia melirik kearah L.Joe. Sementara L.Joe hanya tersenyum meledek pada gadis itu.

“Kau akhir-akhir ini sibuk  ya? Aku jarang bertemu denganmu disini, kau kemana saja?” tanya Chan Yeol lagi.

‘Sepertinya L.Joe tak memberitahu Chan Yeol tentang peristiwa kemarin, syukurlah,’ pikir Amber.

“Aku.. aku memiliki pekerjaan paruh waktu yang lain,” bohongnya. Sebenarnya ia tak sampai hati untuk berbohong pada Chan Yeol, tapi kalau Chan Yeol sampai tahu Amber bersekolah dimana maka ia akan marah besar.

“Kau itu jangan terlalu banyak bekerja, kalau kau sakit aku juga yang repot.”

“Iya, maafkan aku kalau aku banyak merepotkanmu.”

“Bukan begitu maksudku, aku hanya mengkhawatirkanmu Amb.”

“Hei kalian kalau ingin bermesraan sebaiknya jangan disini, kau tak tahu disampingku ini ada fakir asmara?” gurauan Mark itu tak lama mendapat respon dari orang yang dimaksud. Sebuah jitakan keras melayang di kepala Mark, “Aduh! Hei hei aku kan hanya bercanda, makanya cari pacar sana!”

Amber menggeleng – gelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka, “jadi kalian mau pesan apa?”

“Seperti biasa, Americano 3!” jawab Chanyeol.

“Baiklah aku buatkan dulu, permisi.”

Setelah A